Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: info@tazkiyahtour.co.id
Maret 27, 2020

Corona dan Harapan ke Tanah Suci

DARI Wuhan, sebuah kota di provinsi Hubei, Tiongkok, virus itu menyebar. Berpindah dari beberapa orang ke beberapa orang. Melewati bandara demi bandara. Kemudian ke tempat-tempat lainnya.

Dan kini, sudah tiba di lebih dari 175 negara. Data John Hopkins University & Medicine memperlihatkan, hingga Jumat, 27 Maret 2020, Corona telah menginfeksi tubuh 531.708 orang dan membuat 24.053 orang di antaranya meninggal. Kabar baiknya, 122.203 di antaranya kini sembuh.

Corona kemudian memukul banyak hal di dunia. Bukan hanya menitip kecemasan tingkat tinggi, namun membuat banyak sektor terpuruk. Tidak ada apa-apa. Tidak ada transaksi. Tidak ada perjalanan. Banyak yang tidak ada untuk sementara waktu.

Pariwisata dan penerbangan tentu saja ikut terpukul. Bahkan cenderung KO. Nyaris semuanya terhenti. Pesawat-pesawat diparkir dan IATA sudah menghitung potensi kerugian sektor penerbangan akan sangat besar. Bisa mencapai USD29,3 miliar sepanjang tahun ini dan wilayah Asia Pasifik paling kena; USD27,8 miliar.

Perjalanan umrah termasuk yang terimbas. Arab Saudi menutup akses. Terakhir 27 Februari 2020 dan diyakini tak ada lagi perjalanan umrah hingga musim haji tiba. Padahal, rata-rata ada 80 ribu orang per bulan dari Indonesia yang berangkat ke tanah suci.

Biro perjalanan umrah, termasuk tentu saja PT Tazkiyah Global Mandiri harus menjadwal ulang semua agenda pemberangkatan. Itu pun belum bisa dilakukan sebab semua masih serba tidak pasti.

Tetapi seperti badai, Corona juga diyakini akan berlalu. Dan contoh datang dari Wuhan, tempat lahir virus itu sebelum migrasi ke kota lain, negara lain, benua lain.

ChannelAsia mengabarkan, kota mati telah hidup kembali. Warga Wuhan kembali bekerja dan mulai menggunakan transportasi publik setelah dua bulan lockdown. Orang-orang sudah bisa berkeliling kota, minum kopi di kedai-kedai.

Harapan itu ada. Nyata. Mudah-mudahan dari kota yang sama keberhasilan melewati pandemi itu juga menyebar. Ke seluruh dunia. Ke semua tempat yang sempat dihinggapi mikroorganisme itu.

Asa juga ditunjukkan para pelaku usaha biro perjalanan umrah dan haji khusus. Pendaftaran umrah ditutup, namun pendaftaran haji jalan terus. Apalagi untuk haji khusus misalnya, daftar tunggu memang 5-6 tahun.

Untuk pemberangkatan tahun ini pun segalanya bisa terjadi dan di dalam segalanya itu ada kemungkinan wabah selesai sebelum bulan haji tiba. Lalu Saudi siap untuk menerima tamu lagi.

Kementerian Agama RI juga memasang radar kuat-kuat, memantau situasi Arab Saudi setiap saat. Terutama terkait penyelenggaraan haji 1441 H/2020 M.

Menteri Agama RI, Fachrul Razi hari ini di Jakarta membeberkan bahwa pihaknya menyiapkan dua opsi dan keduanya cukup untuk menghadapi keputusan apapun yang akan ditempuh Saudi.

Hingga saat ini, kata Fachrul, persiapan layanan haji di Arab Saudi terus berjalan. Layanan akomodasi, transportasi darat, hingga katering disiapkan.

Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) masih on the track. Hingga hari ini, sudah ada 83.337 jemaah yang melakukan pelunasan. Untuk tahap awal, pelunasan Bipih akan berlangsung hingga 30 April 2020.

“Jika ternyata haji tahun ini dibatalkan, dana yang disetorkan saat pelunasan, dapat dikembalikan lagi ke jemaah,” ujar Fachrul.

Itu, imbuhnya, adalah opsi terakhir. Yang utama adalah tetap memberangkatkan calon jemaah haji. Tentu saja ketika semuanya sudah baik, saat Corona benar-benar sudah pergi dan tak kembali lagi.

Makanya, manasik haji 2020 tetap akan dilakukan. Buku manasik akan didistribusi, termasuk literasi memanfaatkan media televisi dan radio untuk proses pembelajaran, menggunakan sarana pembelajaran daring, hingga edukasi dan sosialisasi melalui media sosial.

Kepada para jemaah, Menag mengimbau tetap mengikuti setiap tahapan haji 2020. Sembari tak henti berdoa dan menjaga kesehatan. Dia menjamin keputusan yang akan diambil atas dasar kebaikan bagi semua orang, semua pihak. (tim media tazkiyah)

Bagikan :