Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: info@tazkiyahtour.co.id
Februari 27, 2022

Gunung Uhud, Gunung yang Mencintai dan Dicintai Rasulullah SAW

Gunung Uhud atau Jabal Uhud bukanlah gunung biasa. Gunung ini merupakan gunung yang paling besar di kawasan Madinah.

Tak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud merupakan gunung yang tunggal dan tidak berdampingan dengan gunung – gunung lain disekitarnya. Sehingga, penduduk menamakan gunung tersebut dengan Jabal Uhud yang artinya ‘gunung atau bukit menyendiri.

Gunung Uhud ini sarat akan nilai dan makna spiritual. Selain itu Gunung ini juga merupakan saksi sejarah akan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan dan mempertahankan agama Islam di Kota Suci Madinah. Simak ulasan lengkap tentang Gunung Uhud berikut ini.

Lokasi Gunung Uhud

Gunung Uhud atau jabal Uhud terletak di sebelah utara Kota Madinah. Jarak antara uhud dan kota Madinah sekitar 5 Kilometer. Setiap Jemaah haji atau umrah sudah bisa melihat gunung Uhud ini disekitar Masjid Nabawi.

Gunung Uhud memiliki tinggi sekitar 1.050 meter, panjangnya sekitar sekitar 7 kilometer dan terdiri batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia lainnya.

Gunung yang Mencintai Nabi Muhammad SAW

Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik dinyatakan bahwa suatu waktu Rasulullah SAW menaiki gunung uhud bersama dengan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Ketika sudah sampai di atas, tiba – tiba gunung uhud bergetar dan bergoyang.

Rasulullah SAW kemudian menghenttakkan kakinya sambil berkata “Diamlah wahai Uhud, bukanlah siapa – siapa kecuali seorang Nabi dan bergelar dapat dipercaya serta kedua pejuang Syuhada”.

Dalam Riwayat yang lain diceritakan bahwa Rasulullah SAW memandang gunung Uhud kemudian bersabda: “Sesungguhnya Uhud adalah bukit yang mencintai kita dan kita pun mencintainya.”

Baca Juga:  Sejarah berdirinya Masjid Nabawi : Kisah Keikhlasan 2 Anak Yatim
gunung uhud
Foto : jemaah umrah tazkiyah

Keistimewaan Gunung Uhud

Jabal Uhud ini memiliki keistimewaan tersendiri. Gunung ini merupakan salah satu gunung yang kelak akan ada di syurga.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Jika kita hendak melihat gunung yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud. Gunung Uhud ialah salah satu bukit yang terdapat di syurga”.

 Perang Uhud.

Salah satu peristiwa atau sejarah yang paling monumental di Madinah adalah perang uhud yang terjadi lembah Gunung Uhud.

Perang uhud terjadi pada bulan Syawal tepatnya 15 Syawal tahun ke 3 Hijriyah. Perang uhud dilatar belakangi oleh keinginan kaum kafir untuk balas dendam atas kekalahan mereka di Perang Badar. Jumlah kaum muslim pada saat itu sekitar 700 orang sementara jumlah pasukan kaum musyrik sebanyak 3.000 orang.

Dikutip dari Buku Ensiklopedia Islam, dikisahkan bahwa setelah mendengarkan kabar bahwa kaum kafir akan menyerbu balas Kota Madinah sebagai aksi balas dendam atas kekalahan mereka di perang badar, Rasulullah SAW mengadakan rapat dengan para sahabatnya membahas strategi perang.

Akhirnya disepakatilah untuk menyambut pasukan musyrik diluar Madinah, dan dipilihalah Uhud sebagai benteng pertahanan pasukan muslim. Sebagai ahli strategi, Rasulullah SAW menempatkan 50 orang pasukan pemanah di Jabal Rumat (gunung pemanah) yang dipimpin oleh ‘Abdullah bin Zubair Al- Anshari’.

Rasulullah SAW memberikan perintah khusus kepada pasukan pemanah dengan bersabda “Jika kamu melihat kami memperoleh kemenangan jangan sekali-kali turun dan jika kamu melihat kami dibunuh, jangan turun untuk menolong kami. Jangan tinggalkan posisi kalian meski kalian melihat tentara Islam dipatuk oleh burung – burung”. Rasulullah SAW juga memerintahkan mereka untuk membidikkan anak panahnya ke arah pasukan kuda kaum Musyrik.

Baca Juga:  Mau Umrah, Setor Uang di Bank, Bukan di Travel

Karena strategi ini pasukan muslim berhasil memukul mundur pasukan berkuda kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh ‘Khalid bin Walid’ dan ‘Ikrimah bin Abu Jahal.

Melihat kaum musyrik mundur, pasukan pemanah turun meninggalkan tempat mereka karena tergoda untuk mengumpulkan harta rampasan perang. Yang tetap tinggal diposisinya karena mengingat pesan Rasulullah SAW hanya sekitar 10 orang salah satunya adalah ‘Abdullah Bin Zubair’.

Melihat hal ini, Khalid bin Walid (yang saat itu belum memeluk agama Islam) memerintahkan kembali pasukan musyrik untuk menyerbu pasukan pemanah dan berhasil membunuh semua pasukan pemanah.

Pasukan musyrik berhasil mendesak pasukan Islam sehingga sebagian pasukan Islam ada yang memilih menyerah dan ada yang memilih lari meninggalkan Rasulullah SAW.

Hal tersebut tidak menurunkan semangat Rasulullah SAW, beliau dengan gigih terus berteriak dan mengarahkan pasukan Islam yang masih bertahan. Pasukan Quraisy berhasil melukai Rasulullah SAW. Rasulullah terkena anak panah, gigi depan dan bibir beliau terluka. Darah bercucuran di muka Rasulullah SAW yang menyebabkan padangangan beliau kabur dan terjatuh dan menyebabkan luka di bagian lutut.

Sekitar 11 sahabat anshar melindungi Rasulullah dari kepungan pasukan musyrik dengan mengorbankan nyawa mereka. Pasukan muslim semakin banyak yang gugur. Namun hal tersebut tidak membuat Rasulullah SAW menyerah.

Rasulullah SAW terus berjuang dan mengumpulkan sahabat dan pasukan yang tersisa. Rasulullah memberi arahan untuk mencari tempat perlindungan yang tinggi di atas Gunung Uhud. Tempat perlindungan ini disebut dengan sebutan ‘Al-Maharis’ oleh Penduduk Madinah.

Tempat perlindungan ini memberikan perlindungan tentara Islam dari tiga arah. Pasukan Islam pun mampu melindungi Rasulullah SAW dan mempertahankan diri dari musuh. Dan akhinrya mampu memukul mundur pasukan musyrik.

Baca Juga:  Masjid Al-Jumu’ah, Tempat Rasulullah SAW Shalat Jumat Pertama di Madinah

Makam Syuhada Uhud

Dalam perang Uhud, sebanyak 70 pasukan muslim gugur sebagai syuhada. Salah satunya adalah ‘Hamzah bin Abdul Muttalib’ paman Nabi Muhammad SAW. Hamzah bin Abdul Muttalib dibunuh oleh ‘Wahsyi Alhabsyi’ yang dibayar oleh ‘Hindun binti Utbah’. Hindun sangat dendam kepada Hamzah bin Abdul Muttalib karena Hamzah membunuh ayahnya di Perang badar.

Para syuhada yang gugur termasuk paman Nabi Muhammad SAW dimakamkan di dekat lokasi perang di Uhud yang dikenal dengan ‘Makam Syuhada Uhud’. Sebelum dimakamkan para syuhada ini dishalatkan satu persatu. Adapun Hamzah bin Abdul Muttalib dishalatkan sebanyak 70 kali (dikutip dari republika).

Lokasi pemakaman syuhada perang uhud sangat sederahana dan dikelilingi pagar setinggi 1.75 meter. Tidak terdapat batu nisan atau tanda – tanda khusus dalam areal pemakaman. Hanya ada tanda berupa batu – batu disekeliling areal pemakaman.

Rasulullah SAW selalu setiap tahun mengunjungi dan mendoakan para syuhada perang uhud. Dan sampai sekarang makam syuhada uhud ini sangat ramai oleh pengunjung khususnya jamaah haji atau jamaah umrah.

Demikianlah sejarah dan keistimewaan gunun uhud, serta kisah pilu peperangan uhud. Semoga hal ini dapat menambah cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Sumber Berita : https://www.republika.co.id/berita/q9p39m440/kisah-pilu-perang-uhud

Bagikan :