Rangkaian dan urutan ibadah haji sangat perlu dipahami dengan baik dan benar mulai dari awal sampai akhir, sehingga ibadah haji dilaksanakan dengan sempurna. Rangkaian dan urutan ibadah haji terdiri dari rukun haji dan wajib haji itu sendiri.

Berdasarkan dari buku Tuntunan Manasik Haji dan Umroh yang diterbitkan oleh kementerian agama, berikut ulasan rangkaian dan urutan ibadah haji yang benar mulai dari awal sampai akhir.
- Niat Ihram Haji
Pada tanggal 08 dzulhijjah Jemaah haji mengawali pelaksanaan ibadah haji dengan melaksanakan niat ihram haji dengan mengambil miqat di tempat tinggalnya yaitu di hotel – hotel Mekkah.
Adapun niat haji adalah “Labbaika allahumma hajjan” yang artinya “Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji”
Atau “Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillahi ta’ala”, artinya “Aku berniat haji dengan berihram karena Allah ta’ala” - Melaksanakan Tarwiyah
Setelah melaksanakan niat ihram haji, Jemaah berangkat menuju Mina untuk melaksanakan tarwiyah. Tarwiyah adalah berdiam di mina sebelum menuju Arafah. Tarwiyah bermakna berfikir atau merenung.
Jadi, selama melaksanakan tarwiyah, Jemaah hendaknya mengisi waktu mereka dengan ibadah atau kegiatan yang bermanfaat seperti membaca talbiyah, membaca Al-Qur’an, perbanyak zikir dan istighfar, merenung dan bertaubat atas segala kesalahan yang sudah diperbuat, mendengarkan pengajian, dan melaksanakan shalat malam.
Hukum Tarwiyah adalah sunnah. Jadi apabila karena sesuatu dan lain hal Jemaah tidak bisa melaksanakan tarwiyah tidak mempengaruhi keabsahan haji. - Wukuf di Padang Arafah
Pada tanggal 09 Dzulhijjah setelah shalat subuh dan sarapan pagi Jemaah meninggalkan tenda Mina menuju Arafah. Selama menunggu waktu wukuf Jemaah hendaknya berdzikir, bedoa, membaca Al-Qur’an, atau membaca talbiyah.
Waktu wukuf dimulai setelah matahari tergelincir (Ba’da Zawal). Jemaah melaksanakan Wukuf sampai hingga maghrib.
Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang tidak bisa ditinggalkan, tidak sah hajinya seseorang apabila tidak hadir di arafah melaksanakan wukuf. - Mabit di Muzdalifah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah malam, setelah melaksanakan shalat maghrib dan isya dengan cara Jama’ Qashar, Jemaah berangkat menuju Muzdalifah dengan bus. Jarak dari Arafah ke Muzdalifah sekitar 10 kilometer, namun ditempuh dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan semua umat Islam yang ada di Arafah melakukan pergerakan yang sama sehingga menyebabkan kemacetan yang luar biasa.
Selama dalam perjalanan, Jemaah hendaknya bersabar dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara berdzikir, berdoa, atau membaca kalimah talbiyah.
Setelah Jemaah tiba di Muzdalifah, jemaah diarahkan untuk melaksanakan mabit dan mengumpulkan batu kerikil untuk lontar jumrah di Mina.
Hukum Mabit di Muzdalifah adalah wajib. Adapun waktu pelaksanaannya adalah mulai awal malam sampai hingga sebelum terbitnya fajar di tanggal 10 dzulhijjah. - Melontar Jumrah Aqabah
Setelah lewat tengah malam, Jemaah diberangkatkan menuju Mina untuk pelontaran jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah. Waktu pelontaran untuk Jemaah Haji diatur oleh maktab, sehingga Jemaah begitu tiba di Mina diarahkan memasuki tenda dan menunggu waktu pelontaran. Adapun tempat pelontaran bagi Jemaah Indonesia adalah lantai 3 (tiga).
Melontar Jumrah Aqabah (Kubra) sebanyak 7 (tujuh) kali lontaran setiap lontaran 1 (satu) kerikil.
Setelah melontar, Jemaah memotong rambut yang disebut Tahallul Awal. Jemaah sudah dapat menanggalkan pakaian ihramnya dan sudah terbebas dari larangan – larangan ihram kecuali melakukan hubungan suami istri. - Mabit di Mina dan Melontar Jumrah
Setelah tahallul awal, Jemaah kembali kembali ke tenda di Mina untuk melaksanakan Mabit. Hukum Mabit di Mina adalah wajib.
Bagi Jemaah yang melaksanakan nafar awal, Jemaah menginap di Mina selama 2 (dua) malam yaitu tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah. Adapun program Nafar Tsani, Jemaah menginap selama 3 (tiga) malam yaitu tanggal 11 sampai 13 dzulhijjah. Setiap hari selama di Mina Jemaah melontar ketiga jamarat (Sughra, Wustha, dan Kubra) masing – masing sebanyak 7 kali lontaran.
Bagi Jemaah yang mengambil program nafar awal, diharuskan meninggalkan mina menuju mekkah sebelum matahari terbenam. - Thawaf Ifadhah
Rangkaian dan urutan ibadah haji selanjutnya adalah thawaf ifadah dan sa’i. thawaf ifadah termasuk rukun haji.
setelah selesai melaksanakan mabit dan melontar Jemaah menuju mekkah untuk melaksanakan tawaf ifadah dan sa’I. Dengan berakhirnya sa’I berarti Jemaah telah tahallul tsani dan sempurnalah rangkaian pelaksanaan haji tamattu’ - Thawaf Wada’
Rangkaian dan urutan haji yang terakhir adalah thawaf wada. Thawaf Wada berarti thawaf perpisahan dilaksanakn sebanyak 7 (tujuh) kali putaran tanpa sa’i. jadi, Sebelum meninggalkan kota suci Mekah menuju tanah air atau kota suci Madinah, Jemaah wajib melaksanakan thawaf wada.
Demikianlah rangkaian dan urutan ibadah haji yang benar. Semoga bermanfaat dan bisa membantu Jemaah dalam proses pelaksanaan ibadah haji.
Sumber Berita : https://haji.kemenag.go.id/v4/sites/default/files/2020-04/Buku%20Tuntunan%20Manasik%20Haji.pdf