Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: info@tazkiyahtour.co.id
Oktober 9, 2019

Kisah Jemaah Selalu Bawa 5 Kg Kacang Hijau ke Tanah Suci dan Keajaiban yang Dialaminya

MEKAH – Anda yang pernah umrah atau haji pasti pernah melihat kawanan burung merpati. Baik di sekitaran Masjid Nabawi di Madinah maupun Masjidilharam di Mekah. Anda bahkan mungkin pernah ikut memberi makan kepada burung-burung berwarna megan itu.

Darwis Syamsu Alam, jemaah yang pergi umrah bersama Sint Travel (Tazkiyah Tour Group) pekan lalu, termasuk yang senang membagikan biji-bijian kepada merparti di Haramain.

Tetapi yang berbeda, bukan jagung atau biji-bijian yang biasa anak-anak berwajah Arab jual yang Darwis berikan. Melainkan kacang hijau yang dia bawa khusus dari Makassar.

Rupanya, aksi membawa kacang hijau itu sudah jadi kebiasaan lelaki kelahiran Ujungpandang, 27 Juli 1959 itu, setiap kali ke tanah suci.

“Ini sudah kali ketiga. Pernah juga bareng istri dan anak, saya titipkan juga kacang hijau semua. Dan selalu ada cerita di baliknya,” ujarnya, Rabu, 9 Oktober 2019.

Cerita yang dimaksud Darwis adalah beberapa keajaiban yang dia alami. Terbaru, pria berkacamata itu bahkan merasakan rentetan nikmat, yang dia yakini salah satu penyebabnya adalah keberkahan memberi makan kepada “merpati Rasulullah”.

Pembimbing umrah Sint Travel pemberangkatan 26 September-6 Oktober 2019, KH Anwar Sadat merinci beberapa pengalaman yang dia saksikan dialami Darwis.

“Pak Haji Darwis beberapa kali kehilangan barang selama di tanah suci. Tetapi selalu muncul kembali. Lalu di Singapura, tiba-tiba ada orang yang kasih uang 100 dolar,” tutur Anwar.

Mantan anggota DPRD Sulsel itu menambahkan, ponsel milik Darwis pernah ketinggalan di tempat wudu. “Baru beliau ingat sekitar 45 menit kemudian. Alhamdulillah ternyata masih ada di tempat. Padahal orang lalu lalang di situ,” timpal Anwar.

Dan masih ada lagi. Darwis sempat menitip tasnya kepada seseorang di lintasan sai lantaran kelelahan mondar-mandir. Setelah sai tuntas, orang yang dia tak kenal itu sudah tidak ada di tempat. Eh, malam orang itu yang keliling mencari Darwis dan akhirnya menemukan.

Baca Juga:  Sejarah Pembangunan Mimbar Rasulullah Setinggi 5 Meter

Darwis pun semakin yakin akan keberkahan ikhlas, apalagi dilakukan di tempat yang sudah pasti pula keberkahannya.

Dalam riwayat memang disebutkan, meski burung merpati di Mekah maupun Madinah tidak mempunyai keistimewaan khusus, namun ada kisahnya.

Merpati itu ada kaitannya dengan sejarah hijrah Nabi Muhammad saw. Saat itu Rasulullah bersama Abubakar ash Shiddiq dikejar kaum Quraisy. Mereka lalu bersembunyi di Gua Hira. Tiba-tiba di pintu gua bersarang laba-laba dan pada saat yang sama ada burung merpati sedang bertelur. Melihat itu, pasukan Quraisy memastikan tidak mungkin seseorang bisa bersembunyi di dalam gua. Loloslah Rasulullah dan Abubakar.

Beberapa penulis sejarah Arab menduga bahwa merpati yang berada di sekitar Baitullah, Mekkah dan Madinah adalah keturunan sepasang merpati yang dulu pernah membangun sarangnya di depan gua tempat Rasulullah dan Abubakar bersembunyi.

Pada cerita lain disebutkan bahwa sepasang merpati itu dipelihara Aisyah, istri Rasulullah.

Sampai kini, merparti-merpati di Mekah-Madinah berkembang biak dengan baik. Ada semacam larangan tidak resmi untuk tak berbuat macam-macam, semisal menangkap.

Merpati bahkan hidup tenang di antara lalu lalang jemaah. Sebab mereka mendapat kasih sayang dari para tamu Allah. (fit-sur)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan