PERBEDAAN cuaca antara Indonesia dengan Arab Saudi yang cukup
signifikan kerap menjadi masalah bagi jemaah haji asal Indonesia. Baca Lebih Lanjut

PERBEDAAN cuaca antara Indonesia dengan Arab Saudi yang cukup
signifikan kerap menjadi masalah bagi jemaah haji asal Indonesia. Baca Lebih Lanjut
Jamaah haji yang akan melaksanakan Arbain berupa salat 40 waktu dengan berjamaah di Masjid al Haram Nabawi untuk selalu menjaga kesehatan.
“Jangan sampai mengejar sunah tapi mengesampingkan kesehatan,” pesan Plt Kepala Daker Madinah, Amin Handoyo di Madinah, Senin (8/7/2019).
Pasalnya rangkaian ibadah haji yang akan dilakukan cukup panjang. Masih ada rangkaian wajib haji saat di Mekkah yang butuh cukup tenaga. “Jaga tenaga, jangan terlalu diforsir,” ucap Amin.
Selain itu, dia meminta jamaah haji yang baru sampai di hotel pemondokan Madinah diharapkan segera mengenali tempatnya menginap. Hal itu untukl mengantisipasi kemungkinan agar jemaah tidak kebingungan mencari tempatnya menginap.
“Bisa difoto papan nama hotelnya. Atau minta kartu pada pihak hotelnya. Pertama yang dilakukan orientasi lapangan agar ketika jalan dapat mengenali,” ucap Amin.
Orientasi lapangan juga mesti dilakukan di Masjid al Haram Nabawi dengan mengetahui melalui pintu berapa ketika masuk. Dengan demikian akan lebih aman ketika harus kembali ke tempat semula.
Amin juga meminta jamaah untuk mengenali petugas haji Indonesia yang sudah dilengkapi atribut khusus. Mereka ini bisa ditemui di area sekitar Masjid Nabawi dan siap membantu jamaah yang membutuhkan pertolongan.
Para calon jemaah haji kloter pertama embarkasi Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mulai memasuki Asrama Haji Sudiang. Mereka diingatkan untuk menjaga kesehatan karena suhu di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.
“Kita imbau mereka untuk menjaga kesehatan dan tidak terlalu berkeliaran di luar karena suhu di sana itu 50 sampai 60 derajat Celsius. Apalagi kebanyakan dari mereka ini sudah berusia lanjut,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Sulsel, Anwar Abu Bakar, di Makassar, Sulsel, Sabtu (6/7/2019).
Ada 450 calon jemaah haji kloter pertama embarkasi Makassar. Mereka bakal dilepas oleh Pemkot Makassar serta menjalani pemeriksaan biometrik dan kesehatan sebelum berangkat ke Tanah Suci.
“Kloter pertama semuanya sudah masuk sore ini. Jumlahnya 450 orang, termasuk petugas haji. Tadi pelepasan dari Pemkot Makassar dan langsung pemeriksaan biometrik dan kesehatan,” ucap Anwar.
Calon jemaah haji dari satu embarkasi nantinya ditempatkan berdasarkan zonasi selama di Arab Saudi. Hal ini ditujukan untuk memudahkan pengaturan petugas haji dan jemaah selama berada di sana.
“Kalau dulu kan itu bercampur. Nanti ini sistemnya zonasi. Jadi jemaah dari embarkasi sini, misalnya, itu disatukan di satu zona. Ini memang untuk lebih memudahkan jemaah dan juga petugas haji,” pungkasnya.
Bagi Tazkiyah Tour sendiri untuk tema layanan haji tahun ini adalah Haji Sehat dan Mabrur untuk itu Tazkiyah Tour sebagai Agen Resmi Penyelenggara Haji Khusus dan Umrah yang Berkelas dan Teruji telah menyiapkan Pemeriksaan Kesehatan Berbasis Lab bagi jamaahnya dan juga pemeriksaan ulang kesehatan pada H-1 Pemberangkatan dengan menyiapkan berbagai macam Obat dan Multi Vitamin dan selain itu bagi jamaah Haji Khusus tahun ini juga telah menyiapkan Dokter Pendamping yang akan melayani jemaah.
Jamaah haji kehilangan sandal di Masjid Nabawi, Madinah bukan hal yang aneh lagi. Terkait hal ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Pelaksana Tugas Kepala Daerah Kerja Madinah Amin Handoyo menyebutkan, yang sering terjadi bukan sandal hilang, tetapi jamaah lupa di mana meletakkan sandalnya.
“Makanya ditandai, jamaah taruh di mana sandalnya,” jelas dia, Sabtu (6/7/2019).
Jamaah, kata dia, sering lupa pintu Masjid Nabawi yang dia masuki, di mana dia meletakkan sandalnya. Ada kalanya, jamaah sudah berada di pintu yang benar, tetapi loker tempat meletakkan sandal yang salah.
“Hal-hal itu yang harus kita ingat,” kata dia.
Dia mengimbau, agar para jamaah membawa minimal plastik untuk membawa sandalnya, dan menaruhnya di loker yang disediakan.
Atau, jika memungkinkan, jamaah agar membawa tas kecil untuk tempat sandalnya. Jika sandal dibawa dalam tas, kata dia, silahkan dibawa ke dalam.
“Tapi kalau pakai plastik jangan. Ditaruh saja di loker. Tapi harus ingat posisi lokernya,” jelas dia.
Kalau pakai plastik dibawa ke dalam masjid, menurut dia, walaupun tidak ditegur petugas, tapi tidak enak dengan orang yang salat di sebelahnya. “Membuat tidak nyaman,” tuturnya.
Tulisan ini di Kutip dari https://haji.okezone.com/read/2019/07/06/398/2075460/ke-masjid-nabawi-ini-tips-jamaah-haji-agar-tidak-kehilangan-sandal
Pelaksanaan ibadah haji tinggal menghitung bulan. Dalam hal ini, calon haji perlu mempersiapkan diri baik itu dari segi fisik maupun mental untuk melaksanakan ibadah yang merupakan rukun Islam ke-5 itu.
Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Bidang Kesehatan, dr Abidinsyah Siregar, mengatakan ada hal yang prinsip selain persiapan ibadah dalam rangka menjalankan ibadah haji, yakni persiapan terkait kesehatan jamaah itu sendiri.
Oleh karena itu, pemerintah menerapkan Istithaah kesehatan haji. Ia menjelaskan, Istithaah adalah kondisi kesehatan jamaah yang dipersiapkan sedemikian rupa, yang dengan kesehatannya itu seluruh faktor resiko sakit dapat terkendali dan ia bisa melaksanakan ibadah secara mandiri.
Ia mengatakan, jamaah perlu mempersiapkan kesehatan tubuhnya dengan baik, karena mereka akan menghadapi suatu kondisi baru yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari.
Apalagi, cuaca saat musim haji di Arab Saudi akan sangat panas dan kelembapan udara begitu tipis. Di samping itu, jamaah akan dihadapkan pada rendahnya oksigen karena tanaman hijau di Saudi yang kurang, dan lingkungan manusia yang sedemikian banyaknya.
Ditambah, aktivitas ibadah bukan dilakukan di kamar, melainkan bergerak menuju tempat-tempat ibadah yang telah ditentukan di dalam tata aturan ibadah yang juga telah ditentukan.
“Artinya, jamaah membutuhkan kesiapan fisik, psikis, mental, dan sosial yang benar-benar dalam kondisi terbaik. Untuk mempersiapkan hal itu, pemerintah menyediakan pendekatan pelayanan kesehatan haji dimulai dari sebelum keberangkatan,” kata Abidinsyah, saat dihubungi.
Dalam hal ini, Abidinsyah mengimbau agar calon jamaah haji memeriksakan kesehatannya dengan sungguh-sungguh ke seluruh fasilitas kesehatan. Calon jamaah juga diimbau tidak menyembunyikan masalah kesehatan mereka. Karena tidak menutup kemungkinan, penyakit atau faktor resiko sakit jamaah bisa muncul saat berada di Tanah Suci.
Karena faktor cuaca, misalnya, dengan cuaca yang sangat panas tubuh bisa mengalami dehidrasi. Selanjutnya, jelas Abidinsyah, dehidrasi bisa menimbulkan kelelahan luar biasa. Kondisi dehidrasi atau kekurangan cairan ditambah kelelahan akan mengundang munculnya penyakit yang selama ini bisa dikendalikan atau yang memang tidak diketahui selama ini.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya memeriksakan kesehatan haji yang secara berulang-ulang ke puskesmas dan pada waktunya nanti ke rumah sakit untuk mencapai level Istithaah.
Dokter resmi Tazkiyah Tour, dr Muhammad Rusli menuturkan, pemeriksaan kesehaan jemaah Tazkiyah Tour adalah hal yang rutin mereka lakukan sebelum keberangkatan jemaah, adapun pemeriksaan tersebut meliputi cek tekanan darah, denyut jantung, dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas layanan yang diberikan Tazkiyah Tour sebagai penyelenggara Umrah dan Haji Khusus yang Berkelas dan Teruji.
“Intinya kami deteksi keluhan penyakit jemaah. Agar bisa kita antisipasi penanganan maupun obat-obatannya,” ujarnya kepada tazkiyahtour.co.id.
Dokter juga menyarankan jemaah menjaga pola makan, minum banyak air putih, istirahat cukup, olahraga ringan.
“Jemaah bisa langsung berkoordinasi dengan pembimbing bila ada keluhan, seminim apapun,” tambah Rusli.
Para jemaah juga diberikan suplemen-suplemen, semisal multivitamin untuk menjaga kondisi tubuh.