Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: info@tazkiyahtour.co.id

Blog

March 21, 2022

Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Tata cara umroh sesuai sunnah Rasulullah SAW wajib diketahui oleh setiap Jemaah umroh. Karena syarat diterimanya suatu ibadah salah satunya adalah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Olehnya itu artikel ini akan mengulas secara terperinci tata cara umroh sesuai sunnah Rasulullah SAW mulai dari mengambil miqat sampai melaksanakan tahallul, dengan mengambil titik keberangkatan dari Kota Madinah Menuju Kota Suci Mekkah.

Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah SAW sebagai berikut:

  1. Hotel tempat tinggal

Sebelum meninggalkan hotel atau tempat tinggal menuju Masjid Bir ‘Ali (tempat pengambilan miqat), Jemaah dianjurkan untuk melakukan berapa hal sebagai berikut :

    • Mandi ihram

Mandi Ihram bisa dilakukan di hotel atau di tempat miqat. Namun dengan beberapa pertimbangan seperti pertimbangan efisiensi waktu Jemaah Indonesia lebih banyak melaksanakan mandi ihram di hotel.

Mandi Ihram di hotel ini dibolehkan sesuai hadis yang diriwayatkan Turmidzi dari Zaid bin Tsabit berkata “Saya melihat Nabi SAW melepaskan pakaiannya dan mandi untuk ihlal”.

    • Memotong kuku atau kumis

Memotong kuku, kumis, rambut atau bulu – bulu yang ada di badan itu dilarang ketika sudah dalam keadaan ihram. Makanya dianjurkan untuk dilakukan sebelum meninggalkan hotel.

    • Memakai farfum atau deodorant

Memakai parfum atau wangi – wangian dilarang ketika sudah berihram. Untuk menghindari bau atau aroma yang bisa mengganggu orang lain, maka dianjurkan kepada setiap Jemaah untuk memakai wangi – wangian atau deodorant sebelum berniat ihram.

  1. Masjid Bir ‘Ali

Ketika sudah tiba di Masjid Bir ‘Ali,  jemaah disunnahkan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

    • Mandi atau berwudhu

Bagi Jemaah yang belum mandi ihram di hotel, maka disunahkan untuk mandi ihram di Masjid Bir’ ‘Ali. Setiap Jemaah harus memastikan bahwa mereka sudah berwudhu atau wudhunya tidak batal sebelum memasuki masjid.

Sebelum memasuki Masjid, Jemaah harus memastikan telah memakai pakaian ihram dengan benar, dan bagi laki – laki tidak ada pakaian berjahit seperti pakaian dalam kecuali 2 (dua) lembar pakaian ihram.

    • Shalat sunnah ihram

Selanjutnya Jemaah melaksanakan shalat sunnah ihram dua rakaat. Dalam sebuah riwayat dari Imam Muslim dikatakan bahwa “Nabi SAW melakukan shalat dua rakaat di Dzulhulaifah tempat dimana Nabi memulai ihramnya” (HR Muslim)

    • Niat ihram

Setelah melaksanakan Shalat sunnah ihram, Jemaah melafalkan niat umrah :

Labbaika Allahumma Umrotan atau

Nawaitul UmrotanWa Ahramtu bihaa lillahi Ta’ala

Setelah Jemaah kembali ke bus, Jemaah kembali melafalkan niat umrah bersama – sama dibimbing oleh pembimbing.

  1. Perjalanan Menuju Mekkah

Setelah niat Ihram Jemaah melanjutkan perjalanan menuju Mekkah. Hal­hal yang dilakukan jemaah selama dalam perjalanan sebagai berikut;

    • Selama dalam perjalanan, jemaah sangat dianjurkan untuk terus membaca talbiyah, shalawat, doa dan dzikir
    • Menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat mengakibatkan terjadinya pelanggaran larangan ihram
    • Berdo’a ketika tiba di gerbang kota Makkah
    • Hendaklah memasuki kota Suci Makkah dengan hati yang khusyu’, dan usahakan untuk tetap membaca talbiyah dan berdoa sepenuh hati
  1. Tiba di Hotel Mekkah dan Persiapan Thawaf

Setelah tiba di hotel,

    • Jemaah diarahkan ke kamar masing – masing sambil melakukan orientasi pengenalan hotel khususnya lobbi hotel, pintu masuk, lokasi lift, lokasi restaurant dan tempat berkumpul.
    • Selanjutnya Jemaah beristirahat di kamar masing, sambil menunggu waktu pelaksanaan ibadah umrah.
    • Selama istirahat Jemaah harus tetap menghindari perbuatan – perbuatan yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap larangan – larangan ihram.
  1. Masuk ke dalam Masjidil Haram dan melihat ka’bah

Setelah cukup istirahat Jemaah berkumpul ditempat yang sudah ditentukan. Beberapa hal yang harus dilakukan adalah:

    • Berwudhu karena syarat sah melaksanakan thawaf adalah harus ada wudhu.
    • Hendaklah mendahulukan kaki kanan ketika memasuki Masjidil Haram
    • Ketika melihat Ka’bah disunahkan untuk berdoa dan mengangkat tangan
    • Menuju tempat thawaf dengan bersikap santun, tidak terburu­buru. Jika kondisi penuh dan berdesakan agar bersabar. Jika terdorong orang lain agar memaafkan seraya terus menyadari bahwa dirinya sedang berada di tempat yang suci dan sedang menjadi tamu Allah,
    • Sebelum meemulai thawaf Jemaah harus memastikan dirinya dalam keadaan bersih atau suci dari hadats, serta pakaiannnya suci dari najis dan auratnya tertutup.

Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah

  1. Thawaf
    • Jemaah disarankan thawaf beregu atau berombongan
    • Jemaah dapat melakukan thawaf di lantai satu, dua, tiga, dan lantai empat. Tapi sebagian besar Jemaah lebih suka melakukan thawaf di lantai 1.
    • Thawaf dilakukan sebanyak 7 kali putaran, dimulai dan diakhiri di sudut Hajar Aswad yang ditandai dengan lampu hijau di sebelah kanan.
    • Setelah tiba di rukun Hajar Aswad, jemaah disunahkan untuk menyentuhnya, beristilam dan menciumnya apabila kondisi memungkinkan. Karena Jemaah dilarang atau tidak boleh menyakiti dan melukai orang lain hanya karena ingin menyentuh atau mencium Hajar Aswad.

Apabila karena kondisi yang sangat padat jemaah tidak dapat menyentuh Hajar Aswad, maka jemaah tidak perlu memaksakan diri. Jemaah cukup beristilam dengan melambaikan tangan ke arah Hajar Aswad lalu mencium tangannya dengan mengucapkan:

Bismillahi Allahu Akbar Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

    • Selanjutnya, pada thawaf putaran kedua sampai putaran ke tujuh, jemaah cukup menghadapkan muka ke arah Hajar Aswad dengan mengangkat tangan dan mengecupnya sambil membaca:

Bismillahi Allahu Akbar

Artinya:Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

    • Selama thawaf tidak ada doa khusus yang disunatkan kecuali di dari Rukun Yamani ke Rukun Hajar Aswad. Jemaah disunahkan untuk terus berdzikir dan berdoa (doa apa saja) atau membaca Al­Qur’an, yang dibaca dengan suara lirih agar lebih khusyu’ dan tidak mengganggu jemaah lain,
    • Setiap Jemaah sampai di Rukun Yamani, disunahkan untuk mengusap Rukun Yamani (istilam), apabila kondisi tidak memungkinkan, cukup dengan mengangkat tangan tanpa mengecup dan mengucapkan:

Bismillahi Allahu Akbar

Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar

    • Antara rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad jemaah disunahkan membaca doa yang artinya;
      • “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat Jemaah laki­laki disunahkan melakukan lari­ lari kecil pada tiga putaran pertama”
    • Kondisi tempat tawaf khususnya lantai satu terkadang sangat padat, sehingga semua jemaah harus bersabar dan mengendalikan diri agar untuk tidak berusaha menghalang­ halangi dan mendahului orang lain. Jemaah tetap focus pada doa dan zikir kepada Allah SWT.
    • Selama melaksanakan thawaf jemaah dilarang atau tidak boleh menyentuh dinding Ka’bah, Hijir Ismail, dan Syadzarwan (pondasi Ka’bah). Karena menyentuh bagian­bagian itu membatalkan putaran thawaf yang sedang dilaksanakan, sehingga Jemaah harus memulai kembali putaran thawafnya di rukun Hajar Aswad. Sedangkan putaran sebelum dan sesudahnya tetap sah.
    • Apabila jemaah merasa ragu dengan jumlah putaran tawaf yang sudah dilakukan, maka Jemaah harus mengambil hitungan yang paling sedikit. Untuk menghindari hal ini terjadi Jemaah sebaiknya menghitung dengan baik atau menyiapkan alat hitung.
    • Sesudah thawaf disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim atau tempat manapun di Masjidil Haram kemudian berdoa,
    • Setelah itu Jemaah disunnahkan berdoa di Multazam, yaitu tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Namun jika kondisinya tidak memungkinkan karena padat, jemaah bisa berdoa dengan mengambil tempat yang searah dengan Multazam,

Selanjutnya, setelah jemaah selesai melaksanakan salat sunah thawaf, dan berdoa di Multazam, jemaah disunahkan minum air Zamzam yang diambil dari tempat yang telah disediakan di galon atau kran air Zamzam kemudian berdoa.

  1. Sa’i

Setelah Jemaah selesai melaksanakan thawaf dan semua rangkaiannya, jemaah selanjutnya:

    • Menuju ke tempat sa’i (mas’a) untuk melaksanakan sa’i yang dimulai dari bukit safa
    • Ketika Mendaki bukit safa, jemaah sambil berdzikir dan berdoa.
    • Setiba di atas bukit shafa, Jemaah menghadap kiblat dengan berdzikir dan berdoa
    • Sa’I dilakukan sebanyak 7 kali perjalanan antara bukit safa dan marwah.
    • Perjalanan dari safa menuju marwah terhitung 1 kali perjalanan, dan perjalanan dari marwah ke safat terhitung 1 kali perjalanan. Jadi sa’I dimulai di bukit shafa dan berakhir di bukit marwah.
    • Jemaah dapat melakukan sa’I dengan berjalan kaki. Tapi bagi Jemaah yang uzur atau sakit boleh menggunakan kursi roda atau skuter matik
    • Melakukan sa’i disunahkan suci dari hadats dan berturut­turut tujuh putaran, tetapi dibolehkan diselingi lama atau sebentar untuk melakukan shalat fardhu atau lainnya
    • Ketika Jemaah tiba di lampu hijau, disunnahkan untuk berlari – lari kecil bagi Jemaah laki – laki, sedangkan Jemaah perempuan cukup berjalan biasa.
    • Jemaah disunnahkan untjk berdzikir dan berdoa selama melakukan sa’i
    • Setelah cukup 7 kali perjalanan Jemaah membaca doa di bukit Marwah. Tahallul atau Bercukur
  1. Tahallul

Setelah selesai melaksanakan sa’i Jemaah melakukan tahallul atau memotong rambut dengan ketentuan sebagai berikut:

    • Laki­laki dibolehkan mencukur habis rambutnya (gundul), atau memotong sebagian rambut kepala sambil membaca doa mencukur rambut
    • Perempuan cukup memotong sebagian rambut kepala minimal tiga helai
    • Bagi jemaah yang kepalanya botak, tahallul dilakukan dengan menempelkan pisau cukur atau gunting di kepala sebagai isyarat mencukur rambut
    • Setelah jemaah selesai bercukur/memotong rambut kepala, maka ibadah umrah yang dia lakukan sudah selesai dan ia terbebas dari larangan­larangan ihram (tahallul).

Demikianlah tata cara umroh sesuai sunnah Rasulullah SAW, untuk menjadi pegangan bagi setiap Jemaah yang ingin menunaikan ibadah umroh.

Sumber Berita : https://www.academia.edu/45165975/TUNTUNAN_MANASIK_HAJI_DAN_UMRAH_KEMENTERIAN_AGAMA_RI

Bagikan :