SUBARTI Lasadi Manja sehari-hari adalah ibu kantin di SMK 3 Pinrang. Menjual kerupuk, es krim, jalangkote dan gorengan lainnya. Mulai berjualan sejak 2006.
Suaminya seorang petani. Keduanya hidup sederhana namun dengan impian yang tidak sederhana.
Subarti ingin naik haji!
Sejak 2013, dia mulai menabung. Kadang Rp100.000, kadang juga lebih sedikit. Tergantung pemasukan di hari itu.
Uang dia masukkan ke sebuah ember cat setiap selesai menutup dagangannya. Dia rawat cita-citanya di hati dan ember itu.
Subarti tidak ingin mendaftar jemaah haji reguler sebab tahu akan menunggu puluhan tahun. Makanya pada 2017, dia memutuskan mendaftar Jemaah haji khusus atau yang dulu dikenal dengan ONH Plus di Tazkiyah Tour.
Tentu saja biaya yang dibutuhkan jauh lebih besar. Namun setiap kali membuka kantinnya, dia menguatkan tekadnya dan yakin bisa berangkat dengan pertolongan Allah.

Subarti menjaga asanya dengan terus berikhtiar. Sembari selalu menjaga salat Tahajud dan Duha-nya. Dia percaya panggilan ke Baitullah bukan hanya menyangkut isi tabungan, namun juga kekuatan tekad dan rahmat dari Yang Maha Kuasa.
Dan pada 2025 ini, saat usianya 55 tahun, Subarti benar-benar bisa berangkat. Dia kini sudah berada di Makkah, bersama 169 jemaah haji khusus lainnya dari Tazkiyah Tour.
Saat kami mewawancarainya, Minggu, 25 Mei 2025, Subarti duduk di lobi Makkah Hotel yang sejuk, dengan mukena hitam. Di lehernya tergantung ID Card jemaah haji dan Kartu Nusuk, kartu yang menandakan dia adalah jemaah haji resmi dengan visa haji yang terlindungi.
Dari Subarti si ibu kantin, kita bisa belajar bahwa impian boleh setinggi langit, sesulit apapun keadaan. Sebab sang pemilik langit tidak akan tinggal diam melihat hamba-Nya yang betul-betul ingin.
Sumber Berita : Hamra News



