Hi, How Can We Help You?
Juni 10, 2021

Perjuangan seorang wanita penderita kanker otak menuju Baitullah

“Luangkan waktu sejenak untuk membaca tulisan ini, kiranya bisa menjadi motivasi untuk berjuang menuju rumah-Nya”
Kisah ini datang dari seorang wanita salah satu Alumni Jemaah Haji Khusus kami Tazkiyah Global Mandiri
Namanya Ibu Karmila, seorang wanita yang hidup dari keluarga yang serba kekurangan, sejak kecil ia telah bekerja keras sebagai seorang penjual kue sebab Ia merupakan tulang punggung keluarganya.
“ Saya ingin sekali naik ke tanah suci dari kecil, tapi saya berasal dari keluarga yang tidak mampu, masih kecil orang tua saya sudah meninggal, saya cuma penjual kue” begitu katanya.

Ujian demi ujian datang silih berganti yang bagi orang lain mungkin itu sangatlah berat, bahkan bisa jadi menyerah dan pasrah dengan keadaan.
Namun tidak dengan ibu Karmila,ujian yang datang silih berganti membuatnya tetap tegar menghadapinya, begitu banyak penyakit yang ia derita tapi tidak mebuatnya mengeluh dan berputus asa, apa lagi berhenti berusaha.
“Ia punya mimpi yang harus Ia wujudkan ke Baitullah”.
Ia berprinsip bahwa “tidak mungkin saya berusaha namun tidak mendapatkan apa-apa”.
Kanker Otak yang dideritanya membuatnya tidak punya rambut lagi bahkan sering kali ia pingsan sampai kurang lebih 4 jam lamanya.
Namun sekali lagi itu tak mematahkan semangatnya, tabungan haji yang bertahun-tahun sejak kecil ia sisihkan terus ia usahakan sampai cukup untuk melakukan setoran awal biaya hajinya.
Dan pada akhirnya tabungan untuk setoran awal biaya hajinyapun cukup, ucap syukur tak henti-hentinya Ia lantunkan.
Jarak menunggu dengan pelunasan hajinya ia gunakan untuk menambah usaha baru dengan berjualan pakaian keliling dari rumah ke rumah.
“Hari ini tidak laku InsyaAllah besok diusahakan lagi” begitu prinsipnya.
Iapun tak henti-hentinya bermunajat kepada Allah disepertiga malam untuk mencurahkan segala pinta dan mimpinya menuju Baitullah.
Dan pada akhirnya penantian daftar tunggu pelunasan biaya hajinyapun tiba, meski sempat merasa cemas karena tabungannya belum cukup, namun lagi-lagi Allah menunjukkan Kasih sayangnya. Usaha yang selam ini ia ikhtiarkan nyatanya cukup untuk melakukan pelunasan biaya hajinya.
Rasa bahagia seakan memeluknya dengan begitu ramah, “Terimakasih Ya Allah”.
Menjelang pelunasan, tiba-tiba Ia harus menjalani operasi karena penyakit kanker otak yang sudah lama ia derita.
Orang-orang di sekelilingnya bahkan ada yang menganggap usianya sudah tidak lama lagi, namun sekali lagi Ia percaya bahwa penyakit apapun yang dideritanya semua atas kehendak-Nya, Ia telah siap kapanpun Allah memanggil-Nya untuk kembali.
Saat keberangkatan bekas operasinya belum kering, tapi semangatnya yang begitu besar mebuatnya kuat untuk tetap berangkat menunaikan ibadah haji, sembari berdoa “apapun rezeki yang engkau berikan berupa makan dan minum semoga Engkau menjadikannya obat untuk kesembuhanku”.
Allah Maha kuasa atas segala sesuatu, sakit yang Ia derita yang masih Ia rasakan sebelum berangkat Haji berangsur-angsur membaik, Ia melaksanakan segala rukun haji sampai kepada puncak wukuf di Padang Arafah.
Dari Ibu Karmila kita belajar tentang sebuah keyakinan , kegigihan , dan tekad yang kuat untuk menggapai sebuah niat suci menuju Baitullah melaksanakan ibadah Haji. (HF*)
Bagikan :