Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Blog

September 11, 2024

Saat menunaikan ibadah haji atau umrah, salah satu momen yang sangat dinantikan oleh setiap jamaah adalah kesempatan untuk menyaksikan peninggalan bersejarah yang menunjukkan kebesaran Allah.

Salah satu peninggalan tersebut adalah Maqam Ibrahim, yang sering kali menjadi objek perhatian dan kekaguman di Masjidil Haram.

Namun, perlu diluruskan bahwa Maqam Ibrahim bukanlah makam atau kuburan Nabi Ibrahim, melainkan batu pijakan yang digunakan oleh beliau saat membangun Ka’bah.

Apa Itu Maqam Ibrahim?

maqam ibrahim
Source image: inews.id

Maqam Ibrahim (bahasa Arab: مقام إبراهيم) adalah batu tempat Nabi Ibrahim berpijak ketika membangun Ka’bah.

Dari sudut bahasa, “al-maqam” berarti “tempat pijakan”. Maka maqam Ibrahim merupakan sebuah bangunan dengan batu kecil yang dibawa oleh Ismail AS ketika membangunkan Ka’bah, digunakan sebagai pijakan Ibrahim AS untuk berdiri guna melengkapi bongkahan-bongkahan batu untuk membangun Ka’bah.

Pada awalnya, batu ini menempel di dinding Ka’bah, tetapi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, al-Maqam Ibrahim dipindahkan beberapa meter dari Ka’bah untuk mempermudah jamaah yang sedang melaksanakan tawaf dan salat.

Batu tersebut kini dilindungi dalam struktur seperti sangkar dan dilapisi perak untuk melindunginya dari kerusakan.

Secara linguistik, “maqam” berarti tempat berpijak. Oleh karena itu, Maqom Ibrahim. merujuk pada sebuah bangunan yang melingkupi batu kecil yang digunakan oleh Nabi Ibrahim sebagai tempat berdiri.

Ismail, putra Nabi Ibrahim, membantu ayahnya dengan memberikan bongkahan batu untuk membangun Ka’bah, dan Ibrahim menggunakan batu pijakan ini untuk mencapai ketinggian yang dibutuhkan dalam penyusunan batu-batu Ka’bah.

Letak Maqam Ibrahim

Ada beberapa pendapat mengenai lokasi awal Maqam Ibrahim. Menurut Said Muhammad Bakdasy dalam bukunya Fadhlu Hajar Aswad wa Maqam Ibrahim, Maqam ini pada masa Nabi Ibrahim dan Rasulullah SAW terletak di tempat yang sama seperti sekarang.

letak maqam ibrahim
Source image: islamislogic.wordpress.com

Namun, saat terjadi banjir besar pada masa Khalifah Umar bin Khattab, al-Maqam Ibrahim terseret arus dan tertimbun di bawah Kota Makkah.

Ibnu Hajar al-Asqalani meriwayatkan bahwa banjir besar tersebut menyeret Maqom Ibrahim dari posisinya dan menghanyutkannya hingga ditemukan di bawah Kota Makkah.

Khalifah Umar bin Khattab pun memerintahkan untuk mengembalikan Maqam ke tempat semula. Sejak saat itu, Maqam Ibrahim tetap berada di tempat yang kita lihat saat ini.

Pendapat lain disampaikan oleh Ibnu Katsir yang menyebutkan bahwa Maqom Ibrahim awalnya menempel di dinding Ka’bah.

Namun, Khalifah Umar memutuskan untuk memindahkannya ke sebelah timur Ka’bah agar tidak mengganggu orang-orang yang melakukan tawaf dan agar mereka yang ingin salat di dekat Maqom Ibrahim dapat melakukannya dengan lebih leluasa.

Keutamaan Maqam Ibrahim

Salah satu keutamaan Maqam Ibrahim adalah tempat ini dijadikan sebagai lokasi khusus untuk menunaikan salat setelah melakukan tawaf. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim sebagai tempat salat.” (QS. Al-Baqarah: 125)

Hadis dari Jabir RA juga menyebutkan bahwa Nabi Muhammad ﷺ setelah mencium Hajar Aswad, beliau melaksanakan tawaf sebanyak tujuh putaran, lalu menuju Maqom Ibrahim untuk menunaikan salat dua rakaat.

Nabi ﷺ membaca ayat di atas dan menjadikan Maqam sebagai tempat yang berada di antara beliau dan Ka’bah saat salat.

Keutamaan lain yang disebutkan oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah bahwa Maqom Ibrahim dan Hajar Aswad berasal dari surga.

Nabi bersabda, “Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim adalah batu yakut dari surga. Seandainya Allah tidak menghilangkan cahaya keduanya, maka ia akan menerangi Timur dan Barat secara keseluruhan.” (HR. Ahmad)

Doa di Maqam Ibrahim

doa di maqam ibrahim
Source image: syaamilquran.com/

Setelah menyelesaikan tawaf, jamaah dianjurkan untuk melaksanakan salat dua rakaat di sekitar Maqom Ibrahim. Selain itu, terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca saat melintasi Maqam Ibrahim:

رَبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ سَدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ سَدْقٍ وَاجْعَلْ لِى مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

Rabbi adkhilnii mudkhala shidqin wakhrijnii mukhraja shidqin waj’al lii min ladunka sulthaanan nashiiran wa qul jaa’al haqqu wa zahaqal baathila innal baathila kaana zahuuqa.

Artinya: “Wahai Tuhanku, masukkanlah aku secara benar dan keluarkanlah pula aku secara benar, berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong. Dan katakanlah, ‘yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil adalah sesuatu yang pasti lenyap.”

Keajaiban Batu Maqam Ibrahim

Salah satu hal yang membuat Maqom Ibrahim begitu istimewa adalah bekas telapak kaki Nabi Ibrahim yang masih terlihat di atas batu tersebut.

Konon, ketika Nabi Ibrahim menggunakan batu tersebut sebagai pijakan untuk menyusun batu-batu Ka’bah, batu ini secara ajaib meninggi mengikuti ketinggian Ka’bah yang semakin bertambah.

Menurut riwayat dari Imam al-Baihaqi, batu ini adalah salah satu dari batu surga yang memiliki cahaya luar biasa. Bahkan, jika bukan karena dosa-dosa manusia, cahaya dari batu ini akan menerangi seluruh Timur dan Barat.

Penutup

Maqom Ibrahim bukan sekadar batu biasa, tetapi merupakan saksi bisu dari perjuangan dan ketaatan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah untuk membangun Ka’bah.

Keberadaan Maqam ini di Masjidil Haram menjadi pengingat betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam menaati perintah Allah.

Selain itu, Maqam Ibrahim juga memiliki keutamaan khusus bagi umat Muslim, karena dijadikan tempat untuk melaksanakan salat setelah tawaf dan dipercaya sebagai salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa.

Sebagai salah satu situs bersejarah yang penuh makna, Maqom Ibrahim tetap menjadi bagian penting dalam rangkaian ibadah haji dan umrah.

Setiap jamaah yang menunaikan ibadah di Masjidil Haram dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan mengingat kebesaran-Nya yang tergambar melalui peninggalan-peninggalan suci seperti Maqom Ibrahim.

September 6, 2024

Dalam kalender Islam, terdapat dua belas bulan yang memiliki makna dan keistimewaan tersendiri. Bulan-bulan dalam kalender Hijriah dihitung berdasarkan siklus bulan (lunar), berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan siklus matahari (solar).

Oleh karena itu, setiap tahunnya, bulan Hijriah bergeser sekitar 10 hingga 12 hari lebih awal dibandingkan kalender Masehi.

Keistimewaan bulan Hijriah bukan hanya terletak pada sistem perhitungannya, tetapi juga pada peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalamnya, yang sangat berpengaruh bagi umat Islam di seluruh dunia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang dua belas bulan Hijriah dan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di masing-masing bulan tersebut.

12 Nama Bulan Hijriah

1. Muharram: Bulan Pembuka yang Suci

Bulan Hijriah diawali dengan Muharram, bulan yang dianggap sebagai salah satu bulan paling suci dalam Islam.

“Muharram” berasal dari kata yang berarti “diharamkan” atau “dilarang,” karena pada zaman pra-Islam, peperangan dilarang selama bulan ini.

bulan hijriah
Source image: canva.com

Bulan ini juga disebut sebagai bulan yang penuh keberkahan, terutama pada hari Asyura yang jatuh pada 10 Muharram. Pada hari ini, disunnahkan untuk melaksanakan puasa Asyura yang dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.

Peristiwa penting: 1 Muharram: Tahun Baru Islam dan 10 Muharram: Asyura, peristiwa yang dikenang atas selamatnya Nabi Musa dan umatnya dari kejaran Firaun.

2. Safar: Bulan Penuh Tradisi

Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah. Nama “Safar” berasal dari kata Arab yang berarti “kosong” atau “berangkat,” yang merujuk pada kebiasaan suku Arab di masa lalu yang melakukan perjalanan jauh pada bulan ini.

Dalam beberapa tradisi, Safar dianggap sebagai bulan penuh cobaan, namun tidak ada dasar kuat dalam Islam yang mendukung keyakinan ini.

Peristiwa penting: Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar dari Makkah ke Madinah.

3. Rabiul Awal: Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Rabiul Awal adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sehingga bulan ini memiliki makna yang sangat istimewa bagi umat Islam.

Selain itu, bulan ini juga dikenal sebagai bulan di mana berbagai peristiwa bersejarah terjadi, termasuk pembangunan masjid pertama dalam Islam, Masjid Quba.

Peristiwa penting: 12 Rabiul Awal: Hari kelahiran dan wafatnya Nabi Muhammad SAW.

4. Rabiul Akhir: Bulan Akhir Musim Semi

bulan hijriah 2024
Source image: canva.com

Bulan keempat dalam kalender Hijriah adalah Rabiul Akhir atau Rabiul Tsani, yang merupakan lanjutan dari bulan Rabiul Awal.

Nama bulan ini masih berkaitan dengan musim semi di Arab, namun bulan ini lebih dikenal sebagai waktu untuk memperingati beberapa perang penting dalam sejarah Islam.

Peristiwa penting: Perang Buhran dan Perang Damsyik.

5. Jumadil Awal: Awal Musim Panas

Jumadil Awal menandai awal musim panas di Jazirah Arab. Nama “Jumadil” mengacu pada kondisi tanah yang kering dan keras akibat musim panas. Pada bulan ini, banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi, termasuk kelahiran beberapa tokoh penting.

Peristiwa penting: Kelahiran ulama besar seperti Imam Ghazali.

6. Jumadil Akhir: Penutup Periode Musim Kering

Jumadil Akhir adalah bulan keenam dalam kalender bulan Hijriah yang menandai akhir musim kering.

Dalam bulan ini, banyak peristiwa bersejarah terjadi, termasuk wafatnya sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ash Shiddiq, dan kelahiran Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad.

Peristiwa penting: Wafatnya Fatimah Az-Zahra dan Abu Bakar Ash Shiddiq.

7. Rajab: Bulan Haram yang Mulia

Rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender bulan Hijriah dan termasuk dalam empat bulan haram, yaitu bulan yang diharamkan untuk melakukan peperangan.

Bulan ini sangat dimuliakan dalam Islam, terutama karena peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi pada bulan ini, yaitu perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian naik ke langit.

Peristiwa penting: 27 Rajab: Isra’ Mi’raj.

8. Syaban: Bulan Persiapan Ramadan

Bulan Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriah dan dianggap sebagai bulan persiapan menuju Ramadan. Pada pertengahan bulan ini, umat Islam memperingati malam Nisfu Syaban, yang dipercaya sebagai malam penuh ampunan dan berkah.

Peristiwa penting: Malam Nisfu Syaban.

9. Ramadan: Bulan Penuh Berkah dan Pengampunan

Bulan yang paling dinantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia adalah Ramadan, bulan kesembilan dalam kalender Hijriah.

Selama bulan ini, umat Muslim diwajibkan untuk menjalankan puasa sebagai salah satu rukun Islam. Ramadan juga dikenal sebagai bulan di mana Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa penting: 17 Ramadan: Turunnya ayat Al-Qur’an pertama (Nuzulul Qur’an) dan Lailatul Qadar: Malam seribu bulan di salah satu malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan.

10. Syawal: Bulan Kemenangan

nama bulan hijriah dalam bahasa arab
Source image: canva.com

Setelah Ramadan, umat Muslim merayakan Syawal dengan perayaan Idul Fitri. Bulan ini dianggap sebagai bulan kemenangan karena Muslim telah berhasil menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan ketakwaan.

Peristiwa penting: 1 Syawal: Idul Fitri dan Puasa enam hari di bulan Syawal.

11. Dzulqa’dah: Bulan Perdamaian

Bulan Dzulqa’dah adalah bulan yang masuk dalam kategori bulan haram, di mana peperangan dilarang. Bulan ini juga dianggap sebagai bulan persiapan bagi umat Muslim yang hendak menunaikan ibadah haji di bulan berikutnya.

Peristiwa penting: Perjanjian Hudaibiyah antara umat Muslim dan kaum Quraisy.

12. Dzulhijjah: Bulan Haji dan Idul Adha

Bulan terakhir dalam kalender bulan Hijriah adalah Dzulhijjah, bulan yang paling dinantikan oleh umat Islam yang melaksanakan ibadah haji.

Di bulan ini pula, umat Muslim merayakan Idul Adha dan memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim AS.

Peristiwa penting: 8-13 Dzulhijjah: Pelaksanaan ibadah haji dan  10 Dzulhijjah: Idul Adha.

Penutup

Bulan Hijriah memiliki keistimewaan dan makna yang mendalam dalam kehidupan umat Islam. Setiap bulan dalam kalender Hijriah tidak hanya membawa keistimewaan tersendiri tetapi juga peristiwa-peristiwa penting yang membentuk sejarah Islam.

Dengan memahami dan mengenal lebih jauh tentang bulan Hijriah, kita bisa semakin memperkuat iman dan menambah kecintaan terhadap agama kita.

September 3, 2024

Janji Allah Tentang Umroh – Ibadah umroh memiliki tempat yang istimewa di hati umat Muslim. Dalam Al-Qur’an dan hadis, Allah menjanjikan berbagai pahala dan keberkahan bagi mereka yang menunaikan umroh dengan penuh keikhlasan.

Janji Allah tentang umroh ini mendorong umat untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya, memantapkan niat untuk bisa beribadah di Baitullah, dan meraih rahmat serta ampunan-Nya.

Tak heran, jutaan umat Muslim dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong ke Mekkah untuk melaksanakan umroh. Meski tidak wajib seperti haji, umroh memiliki keutamaan yang luar biasa.

Melalui umroh, seorang Muslim bukan hanya memperkuat keimanannya, tetapi juga memperoleh berbagai janji Allah tentang umroh yang tak ternilai harganya.

Berikut ini 7 janji Allah tentang umroh bagi mereka yang menunaikan ibadah umroh dengan penuh keikhlasan dan taqwa.

7 Janji Allah Tentang Umroh

Berikut Adalah Janji Allah Tentang Umroh yang Wajib Anda Ketahui:

1. Umroh Sebagai Bentuk Jihad Bagi Perempuan

Dalam Islam, jihad sering kali dikaitkan dengan perjuangan fisik di jalan Allah. Namun, bagi perempuan yang tidak diwajibkan untuk ikut dalam peperangan, umroh adalah salah satu bentuk jihad yang diberikan kepada mereka.

janji allah
Source image: canva.com

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jihad bagi orang tua, orang lemah, dan perempuan adalah haji dan umroh.” (HR. An-Nasa’i).

Melalui umroh, perempuan dapat meraih pahala besar layaknya seorang mujahid, karena umroh dianggap sebagai jihad yang tidak melibatkan perang tetapi tetap memiliki nilai yang sangat tinggi sesuai janji Allah tentang umroh.

2. Meraih Rahmat Allah

Salah satu janji Allah tentang umroh yang paling didambakan umat Muslim adalah rahmat-Nya. Mereka yang menjalankan umroh memiliki kesempatan besar untuk memperoleh rahmat Allah. Janji Allah tentang umroh dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 218, firman Allah tentang umroh:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Rahmat Allah sangat melimpah di Baitullah. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat di Ka’bah: 60 rahmat untuk mereka yang bertawaf, 40 rahmat untuk mereka yang shalat, dan 20 rahmat untuk mereka yang hanya memandang Ka’bah.

Dengan demikian, ibadah umroh menjadi salah satu cara untuk meraih rahmat Allah yang sangat berlimpah seperti dalam janji Allah tentang umroh dalam Hadits dan Ayat Alquran.

3. Penghapusan Dosa

Salah satu keutamaan umroh atau janji Allah tentang umroh yang sangat dinanti adalah penghapusan dosa. Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

janji allah tentang umroh
Source image: canva.com

“Antara satu umroh dengan umroh berikutnya adalah penghapus dosa di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Melalui ibadah umroh, setiap dosa kecil yang pernah dilakukan di antara dua umroh akan dihapuskan, memberi kesempatan bagi hamba-Nya untuk memulai kehidupan baru yang lebih bersih dan suci di hadapan Allah.

4. Menghilangkan Kekafiran

Selain menghapus dosa, umroh juga membantu menghilangkan kekafiran dan kemiskinan. Dalil janji Allah tentang umroh dalam hadis Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam disebutkan:

“Ikutkanlah umroh kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat dari besi, emas, dan perak.” (HR. An-Nasa’i dan Tirmidzi).

Hadis ini menegaskan bahwa umroh tidak hanya membersihkan jiwa dari dosa, tetapi juga dapat mengangkat derajat seseorang dari kemiskinan, baik secara spiritual maupun material.

5. Ketenangan Hati

Ibadah umroh tidak hanya bermanfaat secara fisik, tetapi juga memberikan ketenangan hati yang luar biasa. Setelah menunaikan umroh, banyak jamaah yang merasakan kedamaian batin dan ketentraman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dalam kitab Tuhfatul Ahwazi, disebutkan bahwa haji dan umroh tidak hanya menghilangkan kefakiran secara lahiriah, tetapi juga menjadikan hati lebih kaya dan damai.

6. Doa yang Dikabulkan

Bagi mereka yang berdoa dengan khusyuk selama umroh, ada janji Allah tentang umroh yang sangat luar biasa yaitu doa-doa mereka akan diijabah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

janji allah
Source image: canva.com

“Orang yang melakukan haji dan umroh adalah tamu Allah. Jika mereka memohon kepada-Nya, Dia akan mengabulkannya, dan jika mereka memohon ampunan, Dia akan mengampuni mereka.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Dengan demikian, umroh menjadi waktu yang sangat istimewa untuk memohon segala kebaikan kepada Allah, karena doa yang dipanjatkan di tanah suci memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

7. Dijanjikan Surga

Janji Allah tentang umroh yang paling utama bagi mereka yang melaksanakan adalah surga. Umroh yang dilaksanakan dengan niat yang tulus dan ikhlas serta mengikuti tata cara yang benar dapat menjadi jaminan untuk masuk ke dalam surga.

Bahkan, bagi mereka yang meninggal dalam perjalanan menuju atau melaksanakan ibadah umroh janji Allah tentang umroh adalah menjanjikan pahala yang besar hingga hari kiamat.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa keluar untuk melaksanakan haji lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala haji sampai hari kiamat. Barangsiapa keluar untuk melaksanakan umroh lalu ia mati, niscaya dicatat baginya pahala umroh sampai hari kiamat.” (HR. Thabrani).

Kesimpulan

Ibadah umroh adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat istimewa di mata Allah. Janji Allah tentang umroh yaitu mencakup penghapusan dosa, rahmat yang melimpah, pengabulan doa, hingga surga sebagai balasannya.

Ibadah ini tidak hanya membersihkan jiwa dari segala dosa, tetapi juga memberi kedamaian dan ketenangan dalam hidup.

Bagi umat Muslim, umroh adalah kesempatan untuk meraih rahmat dan ampunan Allah serta mendapatkan ketenangan batin yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Maka dari itu, bagi yang berkemampuan, menjalankan umroh menjadi salah satu cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih janji-janji-Nya yang mulia.

Agustus 28, 2024

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang banyak dikisahkan dalam Al-Qur’an, dikenal dengan mukjizat yang luar biasa.

Putra Nabi Daud AS ini dikaruniai kerajaan yang luar biasa besar, kekayaan tak tertandingi, serta kemampuan berbicara dengan hewan dan bangsa jin.

Nabi Sulaiman pun dikenal karena doa-doanya yang penuh kekuatan dan hikmah. Dalam Al-Qur’an, doa-doa Nabi Sulaiman yang dipanjatkan menjadi bukti kebesaran Allah SWT dan keberkahan yang diberikan kepada hamba-Nya yang taat.

Kumpulan Doa doa Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman AS adalah contoh bagi umat Islam dalam hal ketakwaan dan keikhlasan dalam berdoa.

Di antara doa-doa yang dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman adalah doa untuk mendapatkan kekayaan, diberi pemahaman, kemampuan untuk meluluhkan hati seseorang, hingga doa agar selalu bisa mensyukuri nikmat dari Allah SWT.

Semua doa Nabi Sulaiman ini menjadi pedoman bagi umat Islam untuk memohon kepada Allah dengan hati yang tulus.

1. Doa Nabi Sulaiman Untuk Kekayaan

doa nabi sulaiman
Source image: pinterest

Doa nabi sulaiman untuk mendatangkan uang adalah salah satu doa Nabi Sulaiman paling terkenal ketika beliau memohon kepada Allah SWT untuk diberi kerajaan yang tidak tertandingi oleh siapa pun. Doa ini terdapat dalam Surat Shad ayat 35:

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لَّا يَنْۢبَغِيْ لِاَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِيْۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak seorang jua pun miliki sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS Shad: 35)

Namun, ada perbedaan pendapat mengenai apakah doa ini boleh diamalkan oleh umat manusia. Beberapa ulama berpendapat bahwa karena Nabi Sulaiman meminta kerajaan yang tidak akan dimiliki orang lain, doa tersebut hanya boleh dipanjatkan oleh Nabi Sulaiman sendiri.

Meski demikian, inti dari doa ini adalah mendahulukan istighfar atau memohon ampunan sebelum meminta kekayaan. Nabi Sulaiman memohon kerajaan bukan untuk menumpuk harta, melainkan untuk kepentingan dakwah.

Syofyan Hadi dalam bukunya Tadabbur (2023) menjelaskan bahwa meminta ampunan sebelum memohon kekayaan menunjukkan ketakutan akan dosa dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT.

Hal ini mengisyaratkan bahwa harta yang dimiliki harus digunakan untuk kebaikan dan beribadah kepada Allah.

2. Doa Nabi Sulaiman untuk Meluluhkan Hati Seseorang

Nabi Sulaiman AS juga dikenal dengan kebijaksanaannya dalam meluluhkan hati orang lain. Salah satu peristiwa penting adalah ketika beliau mengirim surat kepada Ratu Bilqis, meminta agar sang ratu tunduk kepada Allah SWT.

Doa Nabi Sulaiman untuk meluluhkan hati ini terdapat dalam Surat An-Naml ayat 30-31:

إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ۙ أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ

“Sesungguhnya surat ini dari seseorang bernama Sulaiman, dan sesungguhnya (isinya) dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Janganlah kalian sombong kepadaku, tapi datanglah kepadaku sebagai orang yang berserah diri.” (QS An-Naml: 30-31)

Doa orang ini sering diamalkan sebagai cara untuk meluluhkan hati orang yang sombong atau keras kepala. Syamsuddin Noor dalam bukunya Dahsyatnya Doa Para Nabi (2008) menekankan kekuatan basmalah yang terkandung dalam doa ini.

Membaca basmalah dengan tulus dapat menjadi adab penting dalam berdoa agar doa terkabul.

3. Doa Nabi Sulaiman untuk Hewan

doa nabi sulaiman untuk hewan
Source image: pinterest

Nabi Sulaiman dianugerahi kemampuan memahami bahasa hewan, dan salah satu kisah yang terkenal adalah saat beliau berbicara dengan semut.

Dalam Surat An-Naml ayat 16, dikisahkan bagaimana Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk berhati-hati agar tidak menginjak semut:

وَوَرِثَ سُلَيْمَٰنُ دَاوُۥدَ ۖ وَقَالَ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمْنَا مَنطِقَ ٱلطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَىْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلْفَضْلُ ٱلْمُبِينُ

“Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: ‘Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.'” (QS An-Naml: 16)

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Sulaiman menunjukkan sikap penuh kasih terhadap makhluk-makhluk Allah, bahkan sekecil semut sekalipun.

Alfa Syah dalam bukunya Kisah Hewan-Hewan Pada Zaman Nabi dan Rasul (2018) menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman selalu bersyukur atas nikmat Allah, termasuk kemampuan untuk memahami bahasa hewan.

4. Doa Nabi Sulaiman untuk Mengusir Jin

Sebagai seorang nabi yang memiliki kekuasaan atas bangsa jin, Nabi Sulaiman AS juga memiliki doa khusus untuk mengusir jin dan setan yang mengganggu.

doa nabi sulaiman untuk mengusir jin
Source image: pinterest

Berikut adalah doa Nabi Sulaiman untuk mengusir jin:

يَارَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ وَعِزْرَائِيلَ وَمَلَكَ سُلَيْمَانَ مِنَ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ جِنًّا وَإِنسًا وَرِيحًا وَغَمَامًا تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَسُبْحَانَهُ وَتَعَالَى جَلَّ جَلَالِهِ وَكَمَالِهِ عَلِيمًا

“Wahai Tuhan, Jibril, Mikail, Israfil, dan Izra’il, serta malaikat Sulaiman dari timur ke barat, untuk jin dan manusia, angin dan awan dengan penuh kesejahteraan yang banyak. Maha Suci Dia yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna ilmu-Nya.”

Doa nabi Sulaiman ini menjadi salah satu cara bagi umat Islam untuk memohon perlindungan dari gangguan jin dan setan, mengikuti contoh yang diajarkan oleh Nabi Sulaiman AS.

Penutup

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang diberi banyak keistimewaan oleh Allah SWT. Doa-doa yang dipanjatkan oleh beliau menjadi bukti bahwa dengan ketulusan hati dan keikhlasan, Allah SWT akan mengabulkan setiap permintaan yang baik.

Baik itu doa Nabi Sulaiman meminta kekayaan, meluluhkan hati seseorang, atau memohon perlindungan dari gangguan makhluk halus, semua doa Nabi Sulaiman menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam.

Dengan mengikuti teladan Nabi Sulaiman, kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan, serta mengutamakan kebaikan dalam setiap doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.

Agustus 26, 2024

Nabi Musa AS adalah salah satu utusan Allah SWT yang dianugerahi mukjizat luar biasa. Salah satu mukjizat paling terkenal yang diberikan kepada beliau adalah kemampuannya untuk membelah lautan, peristiwa yang sangat dikenal dalam kisah Nabi Musa.

Kisah ini menjadi pengingat akan kekuasaan Allah SWT dan pelajaran bagi umat manusia tentang kesabaran, keteguhan, dan keimanan yang kuat.

Kisah Nabi Musa Singkat

Nabi Musa AS lahir di Mesir pada masa kekuasaan Firaun, seorang raja yang dikenal zalim dan sewenang-wenang. Firaun memperbudak Bani Israil dan menindas mereka tanpa belas kasihan.

Suatu ketika, Firaun bermimpi bahwa Mesir terbakar, sementara rumah-rumah Bani Israil tetap utuh. Para ahli sihir dan peramal menafsirkan mimpi tersebut sebagai tanda akan lahirnya seorang anak laki-laki dari kalangan Bani Israil yang kelak akan menghancurkan kekuasaan Firaun.

Karena ketakutan, Firaun memerintahkan pembunuhan massal terhadap bayi laki-laki Bani Israil yang baru lahir. Namun, dengan kehendak Allah SWT, Nabi Musa diselamatkan.

Ibunya, demi melindungi putranya dari ancaman tentara Firaun, meletakkan bayi Musa dalam peti yang kemudian dihanyutkan di sungai.

kisah nabi musa
Source image: (Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30)

Peti tersebut akhirnya sampai di istana Firaun dan ditemukan oleh Asiyah, istri Firaun, yang kemudian merawat Nabi Musa seperti anaknya sendiri.

Kisah Nabi Musa Membelah Laut

Seiring waktu, Nabi Musa tumbuh menjadi pria yang bijaksana dan mendapat wahyu dari Allah SWT untuk mengajak Firaun dan kaumnya menyembah Allah.

Namun, Firaun dengan sombong menolak ajakan tersebut, bahkan mengklaim dirinya sebagai tuhan. Nabi Musa tetap sabar dan terus berdakwah hingga akhirnya Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir menuju Syam.

Perjalanan tersebut tidak mudah, karena Firaun mengetahui rencana Nabi Musa dan memutuskan untuk mengejar beliau beserta pengikutnya dengan tentaranya yang kuat.

Saat Firaun hampir mendekat, Nabi Musa dan pengikutnya terhenti oleh lautan luas yang menghalangi jalan mereka. Pada saat genting inilah, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Musa yang berbunyi:

“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara Ayat 63).

Atas izin Allah, Nabi Musa memukul lautan dengan tongkatnya, dan seketika lautan terbelah, membentuk dua bagian seperti gunung besar, dan di tengahnya terbentuk jalan kering yang dapat dilalui.

kisah nabi musa membelah laut
Source image: Pinterest

Nabi Musa dan Bani Israil segera melintasi jalan tersebut menuju ke tempat yang aman.

Firaun yang tidak percaya pada mukjizat tersebut memerintahkan tentaranya untuk terus mengejar. Namun, begitu Nabi Musa dan kaumnya berhasil melintasi lautan, air kembali seperti semula.

Firaun dan bala tentaranya pun tenggelam dalam lautan tersebut, membinasakan mereka semua. Peristiwa ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah dan penyelamatan-Nya terhadap hamba-hamba yang beriman.

Kisah Nabi Musa Membelah Laut dalam Al Quran

Kisah Nabi Musa membelah lautan tercatat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Asy-Syu’ara ayat 63. Mukjizat ini adalah bukti nyata kuasa Allah SWT yang mampu menyelamatkan umat-Nya dari kejahatan dan penganiayaan.

Dalam berbagai hadist, kisah ini juga sering dijadikan pengingat akan pentingnya keyakinan dan kepasrahan kepada Allah dalam menghadapi cobaan hidup.

Fakta Ilmiah dari Kisah Nabi Musa Membelah Laut Merah

Selain menjadi bagian dari mukjizat ilahi, beberapa ilmuwan modern telah mencoba mencari penjelasan ilmiah terkait peristiwa membelah lautan dalam kisah Nabi Musa.

Salah satu penelitian yang menonjol adalah yang dilakukan oleh Carl Drews dan Weiqing Han dalam studi berjudul Dynamics of Wind Setdown at Suez and the Eastern Nile Delta.

Penelitian ini mengungkap bahwa untuk membelah air laut seperti dalam kisah Nabi Musa, diperlukan angin dengan kecepatan mencapai 384 km/jam.

Kecepatan angin yang sangat tinggi ini dapat menciptakan fenomena atmosfer yang dikenal sebagai “angin terbenam”, di mana angin tersebut mampu mendorong air laut hingga terbentuk jalur darat yang kering untuk beberapa waktu.

Fenomena ini diyakini bisa menjelaskan bagaimana lautan terbelah, memungkinkan rombongan Nabi Musa untuk menyeberangi laut dengan selamat sebelum air kembali ke posisi semula.

Menurut hipotesis ini, jalur darat yang terbentuk di tengah lautan dapat bertahan selama beberapa jam, cukup waktu bagi Nabi Musa dan Bani Israil untuk menyeberangi laut sebelum air kembali menutup dan menenggelamkan Firaun beserta tentaranya.

Hikmah Kisah Nabi Musa Membelah Lautan

Kisah Nabi Musa membelah laut mengajarkan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam. Pertama, kisah ini menekankan pentingnya keimanan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup.

Nabi Musa tidak pernah ragu akan kekuasaan Allah, bahkan di saat situasi tampak mustahil. Kesabaran dan keyakinan beliau membawa keselamatan bagi dirinya dan kaumnya.

Kedua, kisah ini mengingatkan kita akan keadilan Allah SWT. Firaun, yang telah melakukan kezaliman besar, akhirnya menerima hukuman yang setimpal atas kesombongan dan penolakannya terhadap kebenaran.

kisah nabi musa
Source image: partaipandai.id

Ini adalah pengingat bahwa tidak ada kekuasaan di bumi yang dapat menandingi kekuasaan Allah.

Kisah Nabi Musa membelah lautan juga menjadi bukti bahwa Allah SWT selalu bersama hamba-Nya yang beriman dan berusaha menegakkan kebenaran.

Mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa adalah salah satu dari banyak mukjizat yang menunjukkan kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya.

Penutup

Kisah Nabi Musa membelah lautan adalah salah satu peristiwa mukjizat yang luar biasa dalam sejarah kenabian. Dengan izin Allah, Nabi Musa mampu menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.

Peristiwa ini tidak hanya menegaskan keimanan Nabi Musa dan pengikutnya, tetapi juga menunjukkan keadilan Allah yang selalu berpihak pada kebenaran.

Penelitian ilmiah tentang fenomena ini, meskipun memberikan beberapa penjelasan ilmiah, tetap tidak dapat mengurangi keyakinan bahwa peristiwa tersebut adalah mukjizat dari Allah.

Kita sebagai umat Islam dapat mengambil banyak hikmah dari kisah Nabi Musa ini, terutama dalam hal kesabaran, keyakinan, dan penyerahan diri kepada kehendak Allah SWT.