Jumrah Aqabah adalah salah satu dari tiga jumrah yang dilakukan oleh jemaah haji saat menjalankan ibadah haji.
Jumrah ini menjadi yang pertama dilempar pada tanggal 10 Zulhijjah, yaitu pada hari raya Idul Adha, sebagai bagian dari rangkaian ibadah melontar jumrah.
Dalam pelaksanaan ibadah ini, jemaah haji melempar tujuh batu kecil ke tiang jumrah sebagai simbol melempar setan, yang menggoda Nabi Ibrahim AS saat ia hendak menyembelih putranya, Nabi Ismail AS.

Ibadah ini memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan Hadis. Dalam QS. Al-Hajj ayat 37, Allah SWT berfirman:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Dia menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat ini mengingatkan bahwa segala ritual dalam ibadah haji, termasuk pelemparan jumrah, adalah simbol ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Tata Cara Melempar Jumrah Aqabah
Batu yang dilempar harus mengenai tiang atau area yang ditentukan agar ibadah dianggap sah. Tidak ada ketentuan khusus terkait ukuran batu, namun para ulama sepakat bahwa batu tersebut harus berukuran kecil, seperti kacang atau kerikil.
Dalam HR. Bukhari, dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata: “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melempar jumrah dengan kerikil seukuran biji kacang.”
Pelaksanaan jumrah ini mengingatkan umat Muslim untuk meneladani keteguhan iman Nabi Ibrahim AS dan ketaatan Nabi Ismail AS yang bersedia menjalani perintah Allah dengan ikhlas.
Kapan Waktu Lempar Jumrah Aqabah
Waktu melontar Jumrah Aqabah dimulai sejak terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijjah dan berakhir pada fajar tanggal 11 Zulhijjah.
Terdapat beberapa kategori waktu dalam melaksanakan pelemparan jumrah ini, sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW dan panduan ulama:

1. Waktu Ada’ (tunai)
Waktu utama untuk melontar Jumrah Aqabah dimulai saat terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijjah hingga terbit fajar pada 11 Zulhijjah. Pada waktu ini, jemaah dapat melaksanakan ibadah sesuai tuntunan yang benar.
2. Waktu Sunnah
Waktu sunnah untuk melontar Jumrah Aqabah dimulai dari terbit matahari (05:40 waktu Arab Saudi) pada tanggal 10 Zulhijjah hingga zawal atau tergelincirnya matahari (sekitar pukul 12:30 waktu Arab Saudi). Ini adalah waktu yang paling dianjurkan, sesuai dengan sunnah Nabi SAW.
3. Waktu Mubah (Boleh)
Waktu ini berlangsung dari setelah zawal hingga terbenamnya matahari pada tanggal 10 Zulhijjah (sekitar pukul 19:00 waktu Arab Saudi).
Meskipun masih diperbolehkan, melontar jumrah pada waktu ini lebih baik dihindari oleh jemaah lansia atau mereka yang memiliki kondisi fisik lemah, karena cuaca panas yang mungkin bisa mempengaruhi kesehatan.
4. Waktu Makruh
Melontar jumrah sebelum terbit matahari pada tanggal 10 Zulhijjah (sekitar pukul 04:00-05:40 waktu Arab Saudi) atau setelah terbenamnya matahari (19:00-04:13 waktu Arab Saudi) dianggap makruh atau kurang dianjurkan.
Namun, dalam kondisi tertentu, misalnya jika terdapat kendala kesehatan atau keamanan, jemaah diperbolehkan melontar pada waktu ini.
Sebagaimana disebutkan dalam HR. Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Ambillah manasik (tata cara ibadah haji) kalian dariku.”
Hadis ini menekankan pentingnya mengikuti tata cara dan waktu yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW agar ibadah haji, termasuk melontar Jumrah Aqabah, diterima dengan sempurna.
Nilai Spiritualitas dalam Melontar Jumrah Aqabah
Melontar Jumrah Aqabah bukan hanya sekadar tindakan fisik melempar batu, tetapi merupakan simbol perlawanan terhadap godaan setan dan komitmen untuk menjauhi segala bentuk kejahatan.

Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk merenungkan makna di balik ibadah ini, yaitu ketundukan kepada Allah dan pengorbanan dalam menjalankan perintah-Nya.
Pelemparan jumrah juga menjadi pengingat bahwa setan selalu berusaha menggoda manusia untuk menjauh dari kebenaran, seperti yang terjadi pada Nabi Ibrahim AS.
Melalui tindakan melontar ini, jemaah haji menegaskan tekad mereka untuk tetap teguh di jalan Allah dan menolak segala bentuk godaan yang dapat menyesatkan.
Kesimpulan
Jumrah Aqabah adalah salah satu bagian penting dari ibadah haji yang memiliki makna mendalam dalam simbolik spiritual dan pengorbanan.
Waktu pelaksanaan ibadah ini harus diperhatikan dengan seksama agar sesuai dengan sunnah dan ajaran Rasulullah SAW.
Dengan memahami tata cara dan waktu yang tepat, jemaah haji dapat menunaikan ibadah ini dengan khusyuk dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
Semoga dengan pelaksanaan yang tepat dan sesuai sunnah, ibadah haji kita diterima dan menjadi bekal untuk kehidupan akhirat yang lebih baik.
Jumrah Aqabah adalah simbol keteguhan iman dan perjuangan melawan godaan setan, yang harus selalu kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.