Melempar Jumrah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan saat melakukan ibadah haji di tanah suci Makkah. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melempar batu kerikil saat berada di Mina. Lempar jumrah dilakukan tidak hanya sebagai simbolis saja, melainkan meniru contoh dari Nabi Ibrahim AS.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai sejarah melempar jumrah, tempat melempar jumrah, tata cara melempar jumrah, serta bacaaan dan doa melempar jumrah. Hal ini penting diketahui oleh umat muslim, terutama bagi calon jamaah haji yang akan berangkat.
Sejarah Melempar Jumrah
Sejarah melempar jumrah meneladani dari sikap Nabi Ibrahim di masa lampau. Dikisahkan, Nabi Ibrahim AS mendapatkan mimpi (wahyu) dari Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS.
Nabi Ismail AS yang meyakini bahwa mimpi tersebut adalah perintah Allah SWT lantas menyuruh Nabi Ibrahim AS untuk segera melaksanakannya.
Namun, Nabi Ibrahim AS terus mendapatkan godaan dari iblis untuk tidak melaksanakan perintah Allah, yaitu untuk menyembelih nabi Ismail AS.
Berdasarkan Imam al-Qurtubi menyebut sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, mengatakan bahwa iblis menghalang – halangi Nabi Ibrahim AS di al-Jamarat sebanyak 3 kali.
Setiap kali iblis menggodanya, Nabi Ibrahim akan melemparinya dengan batu. Begitupun seterusnya hingga Nabi Ibrahim AS tiba di Jumrah akhir. Peristiwa Nabi Ibrahim AS melempari batu ke iblis inilah yang kemudian disebut lempar jumrah.
Tidak berhenti disitu, iblis pun mendatangi Siti Hajar (istri Nabi Ibrahim AS) dan menyuruhnya untuk menghalangi Nabi Ibrahim AS. Namun, Siti Hajar tidak tergoda oleh bujuk rayu iblis dan melemparinya menggunakan batu.
Setelah gagal menggoda Nabi Ibrahim AS dan istrinya, iblis pun ganti mendatangi Nabi Ismail AS untuk melanjutkan niat jahatnya. Iblis yang menganggap Nabi Ismail AS masih belum kuat imannya merasa ia akan tergoda.
Justru sebaliknya, Nabi Ismail ternyata memiliki pendirian yang teguh bahwa perintah untuk menyembelihnya datang langsung dari Allah SWT.
Kemudian, Nabi Ismail AS pun melakukan hal yang sama dengan ayah dan ibunya, yaitu melempari iblis dengan batu.
Tempat Melempar Jumrah
Tempat melempar jumrah dilakukan di Jamarat, Mina yang terletak di sebelah timur Kota Mekah. Di lokasi tersebut, jamaah melakukan lempar jumrah di 3 pilar besar, yaitu Ula, Wustha, dan Aqabah.
Masing – masing pilar tersebut memiliki jarak sekitar 200 – 250 meter. Lempar jumrah dilakukan di ketiga pilar tersebut sebagai penanda bahwa disitulah iblis muncul.
Ketiga pilar tersebut memiliki maknanya sendiri. Pilar pertama atau pilar yang paling besar menunjukkan godaan iblis kepada Nabi Ibrahim AS agar tida menyembelih Ismail dan ingkar kepada perintah Allah SWT.
Pilar kedua menggambarkan godaan iblis kepada Siti Hajar yang mencoba menghentikan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya.
Sedangkan pilar ketiga menggambarkan godaan iblis kepada Nabi Ismail AS untuk menolak permintaan ayahnya agar tidak mau disembelih.
Tata Cara Melempar Jumrah
Berikut tata cara melempar jumrah saat haji.
- Melempar jumrah menggunakan batu kecil yang berukuran kurang lebih seruas jari kelingking.
- Melempar kerikil dan mengenai marma (tempat melempar jumrah) hingga masuk ke dalam lubang.
- Melempar kerikil satu per satu, jangan tujuh kerikil sekaligus.
- Melempar jumrah menggunakan tangan kanan.
- Membaca takbir setiap kali melemparkan kerikil.
- Urutan melempar jumrah harus benar, dimulai dari jumrah Ula, jumrah Wustha, hingga jumrah Aqabah.
Melempar jumrah dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh pemerintah Arab Saudi. Biasanya sesuai dengan negara asal jamaah. Sehingga, jamaah harus mengikuti peraturan yang berlaku.
Menurut buku Sejarah Ka’bah dari Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli, melempar jumrah dilakukan dari jumrah Ula yang berjarak paling jauh dari Mekah, kemudian lempar jumrah Wustha, dan yang terakhir lempar jumrah Aqabah.
Jamaah juga dianjurkan untuk berhenti sejenak dan berdo’a setelah melakukan lempar jumrah Ula dan jumrah Wustha. Saat itu adalah waktu yang mustajab, sehingga orang yang bersungguh – sungguh berdo’a mencari ridho Allah akan diijabah setiap doanya.
Urutan Melempar Jumrah
Lempar jumrah dilakukan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 10 – 13 Dzulhijjah. Hal ini berdasarkan pada Panduan Pintar Haji & Umrah karya Ust. H. Bobby Herwibowo & Hj. Indiya R. Dani.
Menurut pendapat ulama, hukum melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahr) dan pada 3 hari tasyriq adalah wajib. Bagi yang tidak melakukan lempar jumrah, maka wajib membayar dam (denda).
Berikut urutan melempar jumrah.
- Tanggal 10 Dzulhijjah
Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melakukan lempar jumrah yang pertama yaitu jumrah Aqabah. Waktu jumrah Aqabah dimulai sejak terbitnya matahari hingga terbitnya fajar keesokan harinya (11 Dzulhijjah). Jamaah melemparkan satu per satu kerikil dengan jumlah kerikil sebanyak 7 buah.
- Hari Tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)
Pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah (hari Tasyrik), jamaah melakukan 3 kali lempar jumrah yang dimulai dari Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Waktu melempar jumrah di hari Tasyrik dimulai setelah tergelincirnya matahari hingga matahari hingga terbitnya fajar. Jamaah melemparkan satu per satu kerikil dengan jumlah kerikil sebanyak 7 buah.
Berapa Kali Melempar Jumrah
Lempar jumrah dilakukan 4 hari, yaitu jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah, dan tiga jumrah lainnya (Ula, Wustha, dan Aqabah) pada hari Tasyrik. Setiap kali lempar jumrah, jamaah melakukan 7 kali melempar batu (dilakukan satu per satu, tidak 7 batu sekaligus).
Jumrah pertama yang dilakukan adalah jumrah Aqabah, yaitu dengan melemparkan 7 batu kerikil ke pilar yang dilontarkan satu per satu.
Jumrah kedua dilakukan pada 11 Dzulhijjah. Pada lempar jumrah kedua ini, jamaah melemparkan batu kerikil di 3 pilar jumrah Ula, jumrah Wustha, dan jumrah Aqabah. Pada setiap pilar, jamaah melempar 7 buah kerikil yang dilemoat satu per satu.
Jumrah ketiga dan keempat dilakukan pada 12 dan 13 Dzulhijjah. Untuk proses lempar jumrah ketiga dan keempat sama dengan lempar jumrah kedua, yaitu jumrah Ula, jumrah Wustha, dan jumrah Aqabah.
Bacaan Melempar Jumrah
Saat melempar jumrah, jamaah haji membaca bacaan doa lempar jumrah. Berikut do’a lempar jumrah menurut Imam Ghazali :
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلَّرْحْمَنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْياً مَشْكُورًا
Latin : Bismillaahi wallahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allhummaj’al hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Kasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima dan sa’iku ini disyukuri.”
Doa ini dibaca setiap kali jamaah melempar jumrah baik jumrah Ula, Wustha, dan ‘Aqabah.
Doa Setelah Melempar Jumrah
Setelah selesai melempar jumrah, jamaah haji dapat membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَبًّا مَبْرُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا
Latin: Allahummaj’alhu hajjan mabruuron wa dzanban maghfuuron
Artinya: “Ya Allah jadikanlah (melempar jumrah ini) sebagai sarana untuk meraih haji mabrur dan dosa yang terampuni.” (HR Ahmad).
Setelah menyelesaikan ketiga jumrah, Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyarankan untuk para jamaah dapat membaca doa berikut.
الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَفَضْتَ وَمِنْ عَذَابِكَ أَشْفَقْتُ َوإِلَيْكَ رَغِبْتُ وَمِنْكَ رَهِبْتَ فَاقْبِلْ نُسُكِي وَأَعْظِمْ أَجْرِي وَارْحِمْ تَضَرُّعِي وَاقْبَلْ تَوْبَتِي وَأِقلَّ عَثَرَتِي وَاسْتَجِبْ تَوْبَتِي وَأَعْطِنِي سُؤْلِى. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا
Alhamdu lillaahi hamdan kastiiran thayyiban mubaarakan fiih. Allahumma laa uhshii tsanaa’an ‘alaika arta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika. Allahumma ilaika afadhtu wa min ‘adzaabika asyfaqtu wa aqilla ‘atsaratii wastajib da’watii wa a’thinii su’lii. Allahummaj’alhu hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran
Artinya: “Segala puji bagi Allah, pujian yang banyak lagi baik dan membawa berkah di dalamnya. Ya Allah, sekali-kali kami tidak mampu mencakup segala macam pujian untuk-Mu, sesuai pujian-Mu atas diri-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah, dari siksa-Mu aku memohon belas kasihan, dan kepada-Mu aku berharap dan aku takut, terimalah ibadah ku, perbesarlah pahala ku, kasihanilah kerendahan hatiku, terimalah taubat ku, perkecil lah kekeliruanku, perkenankan lah permohonanku dan berikanlah permintaanku. Ya Allah, kabulkanlah, terimalah persembahan kami ini dan janganlah kami dijadikan orang-orang yang berdosa, tetapi masukkan lah kami dalam hamba-Mu yang saleh. wahai Tuhan Yang Paling Pengasih. Ya Allah, Tuhanku, jadikanlah haji ku ini haji yang mabrur dan sa’i ku ini sebagai sa’i yang diterima.”
Melempar Jumrah menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan saat ibadah haji. Lempar jumrah mengingatkan jamaah akan perjuangan Nabi Ibrahim AS dalam mentaati perintah Allah SWT.
Dengan memahami sejarah, tata cara, dan makna dari lempar jumrah, jamaah diharapkan dapat menjalankan setiap prosesnya dengan penuh khidmat dan kesadaran dalam mencari ridha Allah SWT.