Puncak ritual Ibadah Haji, Wukuf Di Padang Arafah.
Di Padang Arafah inilah Nabi Muhammad melaksanakan wukuf serta menerima wahyu terakhir sebelum Ia wafat. Di tempat ini pula Nabi Ibrahim memohon dikaruniai keturunan dan mendapat wahyu untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
Saat ini, tempat ini dijadikan oleh seluruh jamaah Haji sebagai bentuk perenungan dan bertafakur, meninggalkan segala aktifitas apapun untuk melakukan perenugan diri, berzikir, dan berdoa.
Apa yang telah kita berikan kepada-Nya sang Maha Pencipta?
Sudahkah kita melaksanakan segala perintah-Nya dan menjahuhi segala larangan-Nya?
dan bagaimana jika Allah mengambil segala nikmat yang telah ia berikan kepada kita?
Apa pernah kita mengucap syukur atas apa yang kita miliki saat ini?
Sibuk mengejar duniawi, namun untuk mengingat-Nya saja lisan terkadang lupa mengucapkannya.
Lupa bahwa maut akan tiba menyapa, kapan saja tanpa permisi dan tanpa memandang usia.
Harusnya kita sibuk mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat kelak, bukan justru sibuk mengejar kenikmatan duniawi yang fana ini.
Seorang hamba datang memenuhi panggilan Rabb-Nya dengan sejuta harapan, mengharap ridho-Nya.
mengingat segala dosa-dosa yang melekat ditubuh ini, bersujud memohon ampunan-Nya.
“Ampuni kami Yaa Rabbiii, kami hamba yang penuh dengan kesalahan, dan kehiklafan”.
Di Arafah, saat wukuf, seluruh hamba Allah hanya bisa duduk dengan pakaian ihram yang lusuh. Di padang Arafah juga, semua bangsa dan suku yang sedang berhaji, melebur menjadi satu.
Wukuf di Arafah menjadi simbol dari puncak kedekatan hamba dengan sang khaliq ketika berhaji.