Masjid Nabawi di Madinah tidak hanya merupakan pusat ibadah yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga sebuah monumen yang menyimpan cerita dan sejarah tentang Nabi Muhammad SAW, khususnya setelah Hijrah dari Makkah ke Madinah.
Salah satu aspek paling menonjol dari Masjid Nabawi adalah Al-(mimbar) atau mimbar rasulullah yang memiliki kisah unik dan penting dalam konteks sejarah Islam.
Sejarah Pembangunan Mimbar Rasulullah di Masjid Nabawi
Dalam buku “Al-Bait: Misteri Sejarah Ka’bah dan Hilangnya di Akhir Zaman” oleh Brilly El-Rasheed, dicatat bahwa Nabi Muhammad SAW awalnya berkhutbah sambil bersandar pada sebuah batang kurma di dalam Masjid Nabawi.
Selain itu, mimbar rasulullah ini menandai sebuah inovasi dalam praktik keagamaan, memungkinkan Nabi Muhammad SAW menyampaikan pesan-pesan penting kepada umatnya dengan lebih efektif.
Letak Mimbar Rasulullah di Raudhah
Mimbar Rasulullah, yang terletak di bagian barat dari area Raudhah, terletak di Masjid Nabawi, merupakan sebuah area yang sangat dihormati dan sering dikunjungi oleh umat Islam dari berbagai penjuru dunia.
Dengan tinggi lima meter, mimbar ini memiliki sebuah pintu masuk yang di atasnya terukir kalimat tauhid “Tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah nabi Allah”, menegaskan kembali prinsip dasar keimanan Islam.
Ukiran ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi tetapi juga sebagai pengingat akan prinsip-prinsip fundamental agama kepada semua yang memandangnya.
Bagian depan mimbar menampilkan dua anak tangga yang dilapisi karpet, memudahkan akses, sementara pintu dan tangga terbuat dari kayu berkualitas, dikelilingi oleh pagar berlapis emas yang menambah keindahan dan kemegahan.
Fungsi Mimbar Rasulullah
Mimbar Rasulullah tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk berkhutbah tetapi juga sebagai simbol kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan kemajuan dalam praktik keagamaan.
Melalui mimbar ini, Nabi Muhammad SAW tidak hanya menyampaikan pesan-pesan agama tetapi juga memimpin dan mengatur masyarakat, menunjukkan jalan ke arah yang lebih baik.
Hingga hari ini, mimbar tersebut terus digunakan dalam menyampaikan khutbah di Masjid Nabawi, mengikuti tradisi yang telah berlangsung selama lebih dari empat belas abad.
Keberadaannya mengingatkan umat Islam akan kepemimpinan spiritual Nabi Muhammad SAW dan pentingnya mengikuti ajaran Islam dengan penuh kesadaran dan komitmen.
Kesimpulan
Al-Minbar di Masjid Nabawi tidak hanya merupakan sebuah struktur fisik tetapi juga simbol dari evolusi keagamaan dan sosial dalam sejarah Islam.
Cerita di balik pembangunannya mengajarkan tentang pentingnya adaptasi dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan komunitas yang berkembang, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai inti dan kerendahan hati.
Sebagai bagian dari warisan Nabi Muhammad SAW, mimbar ini terus menginspirasi umat Islam untuk mengikuti jejaknya dalam kepemimpinan, kerohanian, dan komunitas.