Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Blog

Desember 15, 2024

Perang Badar: Pengantar dan Latar Belakang

Perang Badar
source image: kuyou

Perang Badar adalah salah satu pertempuran besar yang penuh makna dalam sejarah Islam. Sebagai peristiwa penting yang terjadi pada masa awal Islam.

Perang ini tidak hanya menjadi simbol kemenangan umat Muslim melawan penindasan, tetapi juga pelajaran tentang iman, keberanian, dan persatuan

Perang Badar Adalah

Perang Badar merupakan pertempuran pertama dan paling monumental dalam sejarah Islam yang terjadi antara kaum Muslimin dan kafir Quraisy.

Perang ini menjadi tonggak sejarah penting karena menunjukkan kekuatan baru umat Islam dalam menghadapi penindasan dan kezaliman yang dilakukan oleh kaum Quraisy.

Dengan kekuatan 313 pasukan Muslim melawan lebih dari 1.000 tentara Quraisy, Perang ini menjadi bukti nyata pertolongan Allah SWT kepada umat Islam.

Kisah Perang Badar

Peristiwa yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Awalnya, Nabi Muhammad SAW memimpin pasukan Muslim untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang membawa harta kekayaan melimpah.

Namun, rencana ini berubah menjadi pertempuran besar ketika pasukan Quraisy mengirim bala bantuan untuk melindungi kafilah tersebut.

Dalam situasi genting ini, Rasulullah SAW berdoa kepada Allah SWT, memohon kemenangan untuk kaum Muslimin.

Dengan izin Allah SWT, pasukan Muslim berhasil memenangkan pertempuran ini, meskipun jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan Quraisy.

Kemenangan ini menjadi bukti nyata pertolongan Allah melalui bantuan para malaikat yang turun ke medan perang.

Penyebab Perang Badar

Penyebab Perang Badar, pertempuran besar pertama dalam sejarah Islam, meliputi ketegangan antara kaum Quraisy Mekah dan kaum Muslimin.

Setelah hijrah ke Madinah, harta benda kaum Muslimin disita oleh Quraisy, memicu kemarahan dan keinginan untuk membalas.

Selain itu, upaya kaum Muslimin untuk menyergap kafilah dagang Quraisy dipimpin Abu Sufyan menjadi pemicu langsung, ditambah provokasi Quraisy yang mengirim pasukan besar untuk melindungi kafilah mereka.

Konflik ini juga dilatarbelakangi oleh upaya Quraisy menekan keberadaan Islam yang mereka anggap mengancam kekuasaan dan ekonomi mereka.

Perang Badar menjadi momen penting bagi kaum Muslimin untuk mempertahankan hak mereka dan membuktikan kekuatan.

penyebab perang badar
source image : okeinfo

Dengan strategi matang dan bantuan Allah SWT, kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan yang mengajarkan nilai keberanian, solidaritas, dan ketakwaan.

Perang yang menjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang tidak hanya mencerminkan keberanian kaum Muslim, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang strategi, keimanan, dan persatuan.

Perang Badar Terjadi Pada Tahun Berapa?

Perang yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, bertepatan dengan bulan Maret tahun 624 Masehi. Peristiwa ini terjadi di masa awal perkembangan Islam ketika umat Muslim menghadapi tekanan berat dari kaum Quraisy di Mekkah.

Perang Badar Terjadi Dimana?

Lokasi tejadinya peristiwa perang tersebut berada di Lembah Badar, sebuah wilayah strategis di dekat Madinah. Tempat ini dipilih karena merupakan jalur utama perdagangan antara Syam dan Mekkah. Posisi ini menjadi sangat penting untuk mengganggu dominasi ekonomi kaum Quraisy.

3 Fakta Perang Badar

1. Perang Badar Dipimpin Oleh

jumlah pasukan perang badar
source image : chayaislam

Dalam Perang yang  dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan penuh strategi, beliau memimpin pasukan Muslim dengan semangat jihad yang tinggi dan keyakinan penuh kepada pertolongan Allah SWT.

2. Perang Badar Dimenangkan Oleh Siapa?

Meskipun jumlah pasukan Muslim hanya 313 orang, mereka berhasil memenangkan pertempuran ini dengan izin Allah SWT. Kemenangan ini diraih dengan bantuan malaikat yang diutus Allah, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Anfal ayat 9.

3. Jumlah Pasukan Perang Badar

Pada peristiwa ini kaum Muslim berjumlah 313 orang yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Sebaliknya, pasukan Quraisy berjumlah lebih dari 1.000 orang, empat kali lipat lebih besar dari pasukan Muslim. Namun, semangat jihad dan pertolongan Allah SWT membuat kaum Muslim berhasil mengalahkan musuh.

Hikmah dan Sejarah Perang Badar

Pelajaran dari Perang Badar

Pada peristiwa ini memberikan banyak pelajaran berharga, di antaranya:

  1. Keyakinan pada pertolongan Allah: Kemenangan dalam Perang ini membuktikan bahwa pertolongan Allah SWT datang kepada mereka yang berjuang di jalan-Nya.
  2. Kepemimpinan yang bijaksana: Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa dalam mempersatukan umat Muslim untuk melawan musuh yang jauh lebih besar.
  3. Keberanian dan semangat jihad: Meskipun jumlah pasukan lebih kecil, keberanian dan semangat kaum Muslim menjadi kunci utama kemenangan.

Dalam peristiwa tersebut bukan hanya sebuah peristiwa bersejarah, tetapi juga inspirasi bagi umat Islam tentang pentingnya keimanan, keberanian, dan persatuan dalam menghadapi tantangan hidup.

Kesimpulan

Perang Badar adalah bukti nyata kekuatan iman, persatuan, dan strategi dalam menghadapi musuh yang jauh lebih besar.

Peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keyakinan kepada Allah SWT, keberanian, dan kepemimpinan yang bijaksana.

Kemenangan yang diraih umat Muslim pada saat itu menjadi tonggak sejarah bagi perkembangan Islam dan menjadi inspirasi sepanjang masa.

Ingin memperdalam perjalanan spiritual Anda? Tazkiyah Tour menawarkan Paket Umrah Khusus yang tidak hanya memberikan kenyamanan perjalanan tetapi juga kesempatan untuk menapak tilas sejarah Islam.

 

Desember 13, 2024

Pintu Masjid Nabawi adalah salah satu fitur yang sangat menonjol dari Masjid Nabawi di Madinah. Dengan total 43 pintu, masjid ini menawarkan akses yang luas dan terorganisir bagi jamaah dari berbagai penjuru dunia.

Setiap pintu memiliki desain arsitektur yang indah, menggambarkan seni Islam yang elegan dan penuh makna. Namun dibalik keindahan dan jumlah nya yang banyak, terkadang membuat banyak jamaah yang tersesat.

Karena pintu masjid nabawi sangat banyak dan mirip satu dengan yang lainnya, oleh karena itu penting untuk mengetahui nama gerbang, nomor pintu dan detail nya agar para jemaah tidak tersesat saat melaksanakan ibadah di masjid nabawi.

pintu masjid nabawi madinah
source image: detik

Sejarah Pintu Masjid Nabawi

Pintu-pintu di Masjid Nabawi telah berkembang secara signifikan sejak masjid ini pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.

Keunikan Pintu Masjid Nabawi
source image: kompas

Pada masa itu, masjid hanya memiliki pintu-pintu sederhana yang menghubungkan jamaah dengan ruang utama. Seiring waktu, khalifah dan penguasa Muslim menambahkan lebih banyak pintu untuk mengakomodasi jumlah jamaah yang terus meningkat.

Keunikan Pintu Masjid Nabawi

Masjid Nabawi terus mengalami perluasan selama berabad-abad, dan pintu-pintunya memainkan peran penting dalam memudahkan akses bagi jamaah, terutama selama musim haji dan umrah.

Di antara pintu-pintu ini, beberapa memiliki fungsi khusus untuk mengarahkan jamaah laki-laki dan perempuan agar lebih terorganisir selama beribadah.

Perkembangan Desain Pintu Masjid Nabawi

Desain pintu-pintu ini terus diperbarui untuk mencerminkan teknologi dan seni arsitektur modern. Misalnya, beberapa pintu kini dilengkapi dengan teknologi otomatis untuk memudahkan akses, terutama bagi lansia dan penyandang disabilitas.

10 Pintu Masjid Nabawi Wajib Diketahui Agar Tidak Tersesat!

Masjid Nabawi memiliki 43 pintu, yang tersebar strategis di seluruh kompleks masjid. Penempatan pintu-pintu ini dirancang untuk mengatur alur masuk dan keluar jamaah agar lebih efisien.

Gerbang ini masing-masing memiliki nama dan arti penting tersendiri, baik secara historis maupun spiritual. Berikut 10 pintu masjid nabawi di antaranya:

    1. Bab As-Salam (Pintu Salam)

      • Nomor: 1-6

      • Lokasi: Bagian selatan masjid

      • Gerbang: Gerbang 1

      • Fungsi: Salah satu pintu yang paling terkenal, sering digunakan oleh jamaah untuk memasuki area Raudah. Pintu ini memiliki arti spiritual karena jamaah sering memanjatkan doa keselamatan di sini.

    2. Bab Abu Bakar Ash-Shiddiq

      • Nomor: 7-8

      • Lokasi: Sisi timur masjid

      • Gerbang: Gerbang 2

      • Fungsi: Dinamai sesuai dengan sahabat Rasulullah.

    3. Bab Ar-Rahmah (Pintu Rahmat)

      • Nomor: 9-10

      • Lokasi: Sisi utara masjid

      • Gerbang: Gerbang 3

      • Fungsi: Simbol kasih sayang Allah kepada umat-Nya.

    4. Bab Al-Hijrah (Pintu Hijrah)

      • Nomor: 11-12

      • Lokasi: Bagian barat masjid

      • Gerbang: Gerbang 4

      • Fungsi: Pengingat perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.

    5. Bab Al-Quba

      • Nomor: 13-14

      • Lokasi: Dekat sisi selatan

      • Gerbang: Gerbang 5

      • Fungsi: Terinspirasi dari Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.

    6. Bab Imam Bukhari

      • Nomor: 15-16

      • Lokasi: Sisi timur

      • Gerbang: Gerbang 6

      • Fungsi: Menghormati Imam Bukhari, ulama besar Islam yang terkenal karena kitab hadisnya.

    7. Bab Bilal

      • Nomor: 17-18

      • Lokasi: Dekat sisi barat masjid

      • Gerbang: Gerbang 7

      • Fungsi: Didedikasikan untuk sahabat Nabi, Bilal bin Rabah, muazin pertama dalam Islam.

    8. Bab Jibreel (Pintu Malaikat Jibril)

      • Nomor: 19-20

      • Lokasi: Sisi timur laut masjid

      • Gerbang: Gerbang 8

      • Fungsi: Lokasi ini dipercaya sebagai tempat Malaikat Jibril sering menemui Rasulullah SAW.

    9. Bab Al-Baqi

      • Nomor: 21-22

      • Lokasi: Mengarah langsung ke pemakaman Jannat Al-Baqi

      • Gerbang: Gerbang 9

      • Fungsi: Memberikan akses ke pemakaman para sahabat Nabi.

    10. Bab Al-Nisa (Pintu Khusus Perempuan)

      • Nomor: 39-43

      • Lokasi: Sisi timur dan selatan

      • Gerbang: Gerbang 10

      • Fungsi: Dirancang khusus untuk jamaah perempuan agar lebih nyaman dan terorganisir saat beribadah.

Pintu Masjid Nabawi untuk Jamaah Perempuan

Untuk jamaah perempuan, terdapat pintu-pintu khusus yang dirancang demi kenyamanan mereka. Pintu-pintu ini mencakup nomor 13-16 dan 23-30.

Selain itu, pintu nomor 39 juga menjadi akses utama bagi perempuan yang ingin memasuki Raudah, salah satu tempat paling mustajab untuk berdoa.

Selain itu, ada pintu yang dinamai tokoh penting Islam, seperti Bab Umar Ibn Al-Khattab, Bab Utsman Ibn Affan, dan Bab Ali Ibn Abi Thalib.

Beberapa pintu lainnya dinamai sesuai dengan kontribusi para raja Arab Saudi dalam perluasan Masjid Nabawi, seperti Bab Raja Fahd dan Bab Raja Abdul Aziz.

Setiap pintu didesain dengan detail arsitektur Islami yang indah, menggabungkan seni klasik dengan fungsi modern untuk memudahkan jamaah.

Jumlah dan Lokasi Pintu Masjid Nabawi
source image: kompas

Tips Agar Tidak Tersesat di Pintu Masjid Nabawi

Pintu Masjid Nabawi bukan hanya elemen fungsional, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang mendalam. Mereka melambangkan keterbukaan dan keramahan masjid sebagai tempat ibadah bagi seluruh umat Muslim.

Dengan banyaknya pintu di Masjid Nabawi, tersesat bisa menjadi risiko yang dihadapi oleh jamaah. Berikut adalah beberapa tips untuk menghindarinya:

    1. Catat Nomor Pintu: Pastikan Anda mencatat nomor pintu masuk yang Anda gunakan sehingga Anda dapat keluar melalui pintu yang sama.

    2. Kenali Hotel Anda: Ingat nama, lokasi, dan alamat hotel Anda untuk berjaga-jaga jika tersesat.

    3. Bawa Identitas: Selalu bawa kartu identitas dan kartu hotel.

    4. Gunakan Tas untuk Alas Kaki: Simpan alas kaki Anda di dalam tas kecil agar mudah dibawa ke dalam masjid.

Penutup

Dengan sistem Pintu Masjid Nabawi yang terorganisir dan berbagai tips di atas, Anda dapat menikmati ibadah di Masjid Nabawi dengan lebih nyaman dan tanpa kebingungan.

Pastikan untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik, memahami pintu masuk yang Anda gunakan, serta membawa identitas agar pengalaman ibadah Anda menjadi lebih lancar.

Jika Anda ingin merasakan perjalanan ibadah yang nyaman, aman, dan terorganisir, percayakan rencana perjalanan umrah Anda kepada Tazkiyah Tour yang memiliki berbagai Paket Haji dan Umroh Terbaik.

Dengan pengalaman dan pelayanan terbaik, Tazkiyah Tour siap membantu Anda menjalani pengalaman spiritual yang tak terlupakan di Tanah Suci.

Desember 12, 2024

Melempar jumrah merupakan salah satu rukun wajib dalam pelaksanaan ibadah haji. Di antara tiga jenis jumrah, Jumrah Wustha memiliki keutamaan tersendiri.

Pengertian Jumrah Wustha

jumrah wustha
source image: pict-c.sindonews

Dalam rangkaian ibadah haji, melempar jumrah menjadi salah satu ritual penting yang sarat makna. Salah satu di antaranya adalah Jumrah Wustha, yang memiliki posisi unik dan makna tersendiri dalam simbolisasi perlawanan terhadap godaan setan.

Untuk memahami lebih dalam, mari kita pelajari apa itu Jumrah Wustha dan bagaimana pelaksanaannya sesuai syariat.

Jumrah Wustha Adalah

Jumrah Wustha adalah salah satu dari tiga lokasi jumrah yang dilakukan selama rangkaian ibadah haji, selain Jumrah Ula dan Jumrah Aqabah.

Jumrah Wustha secara harfiah berarti “jumrah tengah” karena letaknya berada di antara Jumrah Ula dan Jumrah Aqabah di Mina. Ritual ini menjadi simbol perlawanan terhadap godaan setan serta bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Waktu dan Tata Cara Melempar Jumrah Wustha

Pelaksanaan melempar Jumrah memiliki aturan khusus yang harus diikuti oleh jamaah haji. Mengetahui waktu dan tata cara yang tepat sangat penting untuk memastikan ibadah haji terlaksana dengan sempurna sesuai syariat. Berikut ini penjelasan mengenai waktu terbaik dan langkah-langkah melempar Jumrah.

Kapan Melempar Jumrah Wustha

Pelaksanaan jumrah dilakukan pada hari-hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Waktu pelaksanaannya dimulai setelah matahari tergelincir (waktu zuhur) hingga sebelum matahari terbenam.

kapan melempar jumrah wustha
source image: th.bing

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) sering membagi jadwal waktu untuk mencegah kepadatan jemaah.

Cara Melempar Jumrah Wustha yang Benar

  1. Persiapkan Kerikil
    Gunakan tujuh batu kerikil berukuran sebesar ruas jari kelingking, yang bisa dikumpulkan dari Muzdalifah. Pastikan kerikil baru dan tidak bekas digunakan.
  2. Posisi dan Niat
    Berdiri menghadap arah kiblat sambil memegang batu kerikil di tangan kanan. Berniat untuk melempar sebagai bagian dari pelaksanaan ibadah haji.
  3. Melempar Jumrah
    Lemparkan batu satu per satu ke tiang Jumrah Wustha, sebanyak tujuh kali. Setiap kali melempar, baca:بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَر
    Bismillaahi wallaahu akbar
    Artinya:

    Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.
  4. Berdoa
    Setelah selesai, berdoa memohon ampunan dan keberkahan kepada Allah SWT dengan doa yang diajarkan Imam Ghazali atau doa pribadi.

Doa Melempar Jumrah Wustha

Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyarankan membaca doa berikut ketika melempar Jumrah Wustha:

بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ رَجْمًا لِلشَّيَاطِينِ وَرِضًا لِلَّرْحْمَنِ اللَّهُمَّ اجْعَلْ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْياً مَشْكُورًا

Bismillaahi wallaahu akbar, rajman lisysyayaathiini wa ridhan lirrahmaani allahumma aj’al hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran.

Artinya:
Dengan nama Allah, Allah Maha Besar. Laknat bagi setan dan keridhaan bagi Allah yang Maha Pengasih. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini diterima dan sa’iku ini disyukuri.

Doa Setelah Melempar Jumrah

الْحَمْدُ لَِّلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. اللَّهُمَّ إِلَيْكَ أَفَضْتَ وَمِنْ عَذَابِكَ أَشْفَقْتُ َوإِلَيْكَ رَغِبْتُ وَمِنْكَ رَهِبْتَ فَاقْبِلْ نُسُكِي وَأَعْظِمْ أَجْرِي وَارْحِمْ تَضَرُّعِي وَاقْبَلْ تَوْبَتِي وَأَِقلَّ عَثَرَتِي وَاسْتَجِبْ تَوْبَتِي وَأَعْطِنِي سُؤْلِى. اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا

Artinya:
“Segala puji bagi Allah, pujian yang banyak lagi baik dan membawa berkah di dalamnya. Ya Allah, sekali-kali kami tidak mampu mencakup segala macam pujian untuk-Mu, sesuai pujian-Mu atas diri-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah, dari siksa-Mu aku memohon belas kasihan, dan kepada-Mu aku berharap dan aku takut, terimalah ibadahku, perbesarlah pahalaku, kasihanilah kerendahan hatiku, terimalah taubatku, perkecillah kekeliruanku, perkenankanlah permohonanku dan berikanlah permintaanku. Ya Allah, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur dan sa’iku ini sebagai sa’i yang diterima.”

Doa ini dapat diikuti dengan doa tambahan yang diucapkan setelah selesai melempar seluruh jumrah.

Gambar Jumrah Wustha dan Lokasi

Jumrah Wustha terletak di Mina, di antara lokasi Jumrah Ula dan Jumrah Aqabah. Jembatan khusus telah dibangun untuk memudahkan akses jemaah, lengkap dengan rambu dan petunjuk arah. Area sekitar Jumrah dilengkapi tempat aman bagi jemaah untuk melontar secara tertib.

gambar jumrah wustha
source image: image.slidesharecdn

Kesimpulan

Jumrah Wustha merupakan salah satu rangkaian wajib dalam ibadah haji yang memiliki makna simbolis dan spiritual, yaitu melawan godaan setan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pelaksanaan Jumrah harus dilakukan dengan memahami waktu yang tepat, tata cara yang benar, serta disertai doa yang dianjurkan agar ibadah ini berjalan khusyuk dan diterima. Dengan persiapan yang baik dan niat yang ikhlas, ibadah ini dapat menjadi bagian dari haji yang mabrur.

Bagi Anda yang ingin merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah haji, bergabunglah dengan Paket Haji Plus 2025.

Nikmati fasilitas terbaik dan pendampingan profesional untuk memastikan ibadah Anda berjalan lancar dan penuh berkah. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mewujudkan perjalanan spiritual Anda dengan lebih sempurna!

Desember 12, 2024

Dalil Tentang Haji, Setiap muslim pasti mendambakan dirinya bisa berangkat menunaikan ibadah haji. Hal tersebut bukan karena tanpa alasan melainkan karena ibadah haji adalah salah satu rukun islam yang ke-5 dan menjadi ibadah bagi umat islam yang besar ganjarannya. 

Ibadah haji tersebut menjadi wajib dilakukan setidaknya satu kali seumur hidup mereka sebagai orang islam yang mampu dalam ham finansial dan fisik. 

Itulah sebabnya Anda perlu mengetahui dalil tentang haji beserta artinya agar memahami hukumnya secara akurat sebagai kewajiban umat muslim. 

Dalam pelaksanaannya, ibadah haji tidak bisa dilakukan di sembarang waktu atau tanpa perencanaan. Ibadah haji kemudian hanya dilakukan sekali dalam satu tahun, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Itulah sebabnya sebelum memutuskan untuk berangkat ke Mekkah, jamaah harus memiliki persiapan yang matang untuk beribadah haji. 

dalil tentang haji
Image Source: tirto

Dalil Tentang Haji dari Al-Qur’an dan Hadist Shahih

Para ulama kemudian telah sepakat bahwa ibadah haji hukumnya wajib sesuai dengan dalil tentang haji dalam Al-quran dan hadits. Dalam dalil tentang haji tersebut kemudian dijelaskan juga kriteria orang yang wajib melaksanakan ibadah haji.

Berikut ini ringkasan dalil tentang haji bagi yang mampu yang berasal dari ayat suci Al-Quran dan beberapa hadits shahih, serta syarat: 

1. Dalil Tentang Haji Al Quran

Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imron: 97). Ayat ini adalah dalil tentang wajibnya haji.

Kalimat dalam ayat tersebut menggunakan kalimat perintah yang berarti wajib. Kewajiban ini dikuatkan lagi pada akhir ayat (yang artinya), “Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.

Di sini, Allah menjadikan lawan dari kewajiban dengan kekufuran. Artinya, meninggalkan haji bukanlah perilaku muslim, namun perilaku non muslim.

2. Dalil Tentang Haji As Sunnah

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بُنِىَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَالْحَجِّ ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan.

”(HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16). Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan wajibnya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata,

« أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ فَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ الْحَجَّ فَحُجُّوا ». فَقَالَ رَجُلٌ أَكُلَّ عَامٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَسَكَتَ حَتَّى قَالَهَا ثَلاَثًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَوْ قُلْتُ نَعَمْ لَوَجَبَتْ وَلَمَا اسْتَطَعْتُمْ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda, “Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah.”

Lantas ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti berhaji)?” Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya hingga tiga kali.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Seandainya aku mengatakan ‘iya’, maka tentu haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan belum tentu kalian sanggup.”

(HR. Muslim no. 1337). Sungguh banyak sekali hadits yang menyebutkan wajibnya haji hingga mencapai derajat mutawatir (jalur yang amat banyak) sehingga kita dapat memastikan hukum haji itu wajib.

3. Dalil Tentan Haji Ijma Ulama

Para ulama pun sepakat bahwa hukum haji itu wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Bahkan kewajiban haji termasuk perkara al ma’lum minad diini bidh dhoruroh (dengan sendirinya sudah diketahui wajibnya) dan yang mengingkari kewajibannya dinyatakan  kafir.

Syarat Wajib Haji 

dalil tentang haji
source image: okezone

Ada beberapa syarat dan ketentuan wajib bagi yang ingin melaksanakannya dimana syarat ini harus terpenuhi sebelum melakukan ibadah haji sesuai dengan dalil tentang haji mabrur yang dirangkum dari Al-quran dan juga Hadist Rasulullah, sebagai berikut:

  1. Islam
  2. Berakal
  3. Baligh
  4. Merdeka
  5. Mampu

Kelima syarat haji di atas adalah syarat yang disepakati oleh para ulama. Sampai-sampai Ibnu Qudamah dalam Al Mughni berkata, “Saya tidak mengetahui ada khilaf (perselisihan) dalam penetapan syarat-syarat ini.” (Al Mughni, 3:164)

Catatan Dalil Tentang Haji Lengkap:

  1. Seandainya anak kecil berhaji, maka hajinya sah. Namun hajinya tersebut dianggap haji tathowwu’ (sunnah). Jika sudah baligh, ia masih tetap terkena kewajiban haji. Hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’).
  2. Syarat mampu bagi laki-laki dan perempuan adalah: (a) mampu dari sisi bekal dan kendaraan, (b) sehat badan, (c) jalan penuh rasa aman, (d) mampu melakukan perjalanan.
  3. Mampu dari sisi bekal mencakup kelebihan dari tiga kebutuhan: (1) nafkah bagi keluarga yang ditinggal dan yang diberi nafkah, (2) kebutuhan keluarga berupa tempat tinggal dan pakaian, (3) penunaian utang.
  4. Syarat mampu yang khusus bagi perempuan adalah: (1) ditemani suami atau mahrom, (2) tidak berada dalam masa ‘iddah.

Syarat Sahnya Haji

dalil tentang haji
source image: kompas

Untuk memenuhi syarat sah haji, wajib memenuhi beberapa kriteria dibawah ini sesuai dalil tentang haji yang ada di Al-quran dan hadist Nabi, sebagai berikut:

  1. Islam
  2. Berakal
  3. Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya. ‘Abullah bin ‘Umar, mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya berkata bahwa waktu tersebut adalah bulan Syawwal, Dzulqo’dah, dan sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah.
  4. Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan di tempat tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan di daerah Arofah. Thowaf dilakukan di sekeliling Ka’bah. Sa’i dilakukan di jalan antara Shofa dan Marwah. Dan seterusnya. “sumber.rumaysho.com”

Penutup

Nah, itulah penjelasan dalil tentang haji yang perlu Anda ketahui untuk memahami keutamaan hukum haji. Beberapa hadits juga menyebutkan bahwa sakit utamanya ibadah ini juga bisa diwakilkan atau dibadalkan ke kerabat, sanak saudara yang masih mampu melakukan ibadah haji tersebut.

Jadi bagi para umat muslim segeralah melakukan kewajiban ibadah ini jika Anda sudah merasa mampu untuk melakukannya. Jika telah berniat melakukan ibadah haji ada baiknya untuk mengetahui juga amalan-amalan apa saja yang wajib saat beribadah haji.

 

Desember 12, 2024

Melempar jumrah merupakan salah satu rukun dalam ibadah haji yang tidak boleh terlewatkan. Dalam pelaksanaan ibadah haji, terdapat tiga titik jumrah yang harus dilempar oleh jamaah haji, yaitu Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah.

Apa Itu Jumrah Ula?

Jumrah Ula adalah jumrah pertama yang harus dilontarkan oleh jemaah haji dalam rangkaian ritual lempar jumrah di Mina.

Secara simbolis, Jumrah  melambangkan penolakan terhadap godaan setan yang pertama kali mengganggu hati dan pikiran manusia.

jumrah ula
source image : cdn1-kly.akamaized

Ritual ini mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim yang dengan tegas menolak godaan setan yang ingin menghalangi perintah Allah untuk mengorbankan putranya, Ismail.

Melempar Jumrah menjadi simbol tekad jemaah untuk menanggalkan sifat-sifat egoistik dan melawan segala bentuk godaan yang menghalangi jalan kebenaran.

Proses pelemparan dilakukan dengan melemparkan tujuh butir kerikil ke arah tugu jumrah yang telah disediakan, sebagai tanda perjuangan dan kesungguhan dalam menjalankan perintah Allah.

Jumrah Ula Adalah

Jumrah Ula adalah lemparan pertama dari tiga jumrah yang harus dilakukan oleh jamaah haji pada hari tasyrik, tepatnya pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Melempar Jumrah Ula merupakan simbol perlawanan terhadap godaan pertama dari setan, yang sering kali datang dalam bentuk godaan kecil atau rayuan halus.

Dalam konteks haji, lemparan Jumrah melambangkan tekad jemaah untuk menjauhkan diri dari dosa-dosa kecil dan untuk memperkuat keimanan mereka terhadap Allah.

Perbedaan Jumrah Ula Wustha dan Aqabah

Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah adalah tiga titik jumrah yang harus dilontarkan oleh jemaah haji di Mina. Ketiganya memiliki perbedaan berdasarkan urutan, lokasi, dan simbolismenya.

Jumrah Ula adalah jumrah pertama yang dilontarkan, diikuti oleh Jumrah Wustha dan terakhir Jumrah Aqabah. Perbedaan berdasarkan urutan ini sangat penting karena setiap jumrah melambangkan penolakan terhadap godaan setan yang semakin besar.

perbedaan jumrah ula wustha dan aqabah
source image: bincangsyariah

Dari sisi lokasi, Jumrah Ula terletak paling dekat dengan Makkah, sementara Jumrah Wustha dan Aqabah berada lebih jauh, dengan Aqabah menjadi titik terakhir.

Masing-masing jumrah juga melambangkan jenis godaan yang harus dihadapi jemaah, seperti godaan pertama (Ula) yang lebih kecil, hingga godaan yang lebih besar (Wustha dan Aqabah).

Setiap pelemparan merupakan simbol perjuangan jemaah dalam memperkuat iman dan menanggalkan sifat-sifat buruk yang menghalangi kesucian hati.

Perbedaan Berdasarkan Urutan

Jumrah Ula merupakan yang pertama dilontar, disusul dengan Jumrah Wustha dan terakhir Jumrah Aqabah. Urutan ini sangat penting untuk diikuti, karena setiap jumrah memiliki simbolisme dan makna tersendiri dalam perjalanan spiritual jemaah haji.

Perbedaan Berdasarkan Lokasi

Ketiga jumrah ini terletak di lokasi yang berbeda di Mina. Jumrah Ula terletak paling dekat dengan kawasan tempat tinggal jemaah, diikuti dengan Jumrah Wustha, dan yang terakhir Jumrah Aqabah. Meskipun letaknya berjauhan, jemaah harus melempar ketiga jumrah ini secara berurutan dengan tujuh batu kerikil untuk setiap titiknya.

Waktu dan Tata Cara Melontar Jumrah Ula

waktu melempar jumrah ula
source image: detik

Melempar Jumrah merupakan salah satu bagian penting dari rangkaian ibadah haji yang dilakukan di Mina pada hari-hari Tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Waktu untuk melontar Jumrah  dimulai setelah salat Dzuhur dan berlangsung sepanjang hari, hingga menjelang Maghrib.

Waktu Melempar Jumrah Ula

Melempar Jumrah  dilakukan pada hari-hari tasyrik setelah salat Zuhur. Waktu yang tepat untuk melontar adalah antara tengah hari hingga senja.

Jemaah haji harus mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh otoritas haji Arab Saudi untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan atau pelanggaran dalam pelaksanaan ibadah ini.

Cara Melontar Jumrah Ula yang Benar

Melontar Jumrah dilakukan dengan cara melemparkan tujuh batu kerikil ke tiang jumrah. Setiap kerikil harus dilempar satu per satu, dan jika jemaah melempar lebih dari satu kerikil dalam satu waktu, itu tidak dihitung sebagai satu lontaran.

Lontaran yang benar adalah yang mengarah ke marma (tiang jumrah) dan masuk ke dalam lubang yang ada di marma tersebut.

Doa Saat Melempar Jumrah Ula

Saat melempar Jumrah, sangat disarankan bagi jemaah haji untuk membaca doa. Doa ini bertujuan untuk memohon pertolongan dan perlindungan Allah, serta untuk menjauhkan diri dari godaan setan. Berikut adalah doa melempar jumrah ula yang bisa dibaca saat melontar:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ

Allahumma inni astakheeruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as’aluka min fadhlika al-azheem.

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang terbaik kepada-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku memohon kekuatan dengan kekuasaan-Mu, serta aku memohon kepada-Mu sebagian dari karunia-Mu yang agung.

Doa ini mengandung permohonan agar Allah memberi petunjuk terbaik bagi jemaah dalam setiap langkah hidup mereka, termasuk dalam melaksanakan ibadah haji.

Hikmah Melontar Jumrah Ula

Melempar Jumrah Ula bukan hanya sekadar prosesi fisik, tetapi juga merupakan manifestasi dari perjuangan spiritual untuk menghindari godaan setan. Berikut adalah beberapa hikmah dari prosesi ini:

  1. Meneladani Nabi Ibrahim: Melempar jumrah mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim yang melawan godaan setan dengan keberanian dan ketaatan kepada Allah.
  2. Simbol Pengendalian Diri: Proses melempar jumrah mengajarkan pengendalian diri, khususnya dalam menjaga ketenangan dan kekhusyukan di tengah kerumunan.
  3. Pembersihan Jiwa: Melalui prosesi ini, jemaah diingatkan untuk memurnikan diri dari dosa-dosa dan kembali ke jalan yang benar.

Gambar Jumrah Ula dan Sekitarnya

Berikut adalah beberapa gambar yang menggambarkan Jumrah Ula dan suasana di sekitarnya, memberikan gambaran visual yang jelas mengenai lokasi dan prosesi melempar jumrah.

melempar jumrah ula
source image: bincangsyaria

Kesimpulan 

Melempar Jumrah Ula merupakan salah satu amalan wajib dalam ibadah haji yang memiliki makna spiritual yang dalam, sebagai bentuk penolakan terhadap godaan setan.

Melaksanakan rangkaian lempar Jumrah secara tepat sesuai dengan urutan dan waktu yang telah ditentukan sangat penting untuk kesempurnaan ibadah haji.

Dalam rangka persiapan haji, penting bagi calon jemaah untuk merencanakan segala sesuatunya dengan matang. Untuk itu, jangan ragu memilih Harga Paket Haji Khusus 2025 yang menawarkan kenyamanan dan kemudahan selama pelaksanaan ibadah.

Dengan memilih paket haji yang sesuai, Anda dapat menjalani ibadah haji dengan tenang dan khusyuk, serta memastikan setiap langkah Anda di tanah suci berjalan lancar.

Pastikan perjalanan ibadah Anda berjalan dengan lancar dan sempurna dengan paket haji terbaik di tahun 2025.