ADAKAH perjalanan yang lebih indah dari pergi haji atau umrah? Tiba di Makkah dan larut dalam kekhusyukan ibadah. Apalagi, salat di Masjidilharam, seperti hadis Rasulullah saw, sangat istimewa.
Memang banyak hadis Nabi yang mengisyaratkan keistimewaan kota tempat kelahiran beliau itu. Di antaranya yang mengabarkan bila salat di Masjidilharam seorang mukmin akan mendapat balasan hingga 100 ribu kali lipat daripada salat di masjid-masjid lainnya.
Teks lengkap hadis itu adalah;
“Satu kali salat di masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah) lebih baik daripada seribu kali salat di masjid lain, kecuali di Masjid al-Haram. Satu kali salat di Masjid al-Haram lebih afdal (utama) daripada 100 ribu kali shalat di masjidku ini.” Diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Hibban.
Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam bukunya yang berjudul 66 Tanya Jawab Umrah (2019) menyayangkan jika hadis tersebut dipahami secara keliru. Seolah-olah, orang Islam cukup menyempatkan diri untuk salat di Masjidilharam, untuk kemudian “tidak perlu” lagi salat begitu kembali ke Tanah Air hingga akhir hayatnya.
Di satu sisi, lanjut UAS, hadis di atas termasuk sahih. Akan tetapi, di sisi lain, janganlah perkataan Rasulullah saw itu dimaknai secara literal belaka, melainkan ungkapan.
“Tidak boleh terlintas di pikiran kita bahwa salat satu hari di Masjid al-Haram sudah cukup sehingga tidak perlu lagi salat selama 100 ribu tahun. Makna ungkapan ‘sama dengan’ (dalam hadis tersebut) adalah balasan pahalanya,” ujar alumnus Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir itu.
Hadis tentang pahala salat di Masjidilharam lebih sebagai motivasi untuk seorang muslim agar selalu mencintai Tanah Suci. Dengan hadis tersebut, muslimin diimbau untuk memiliki tekad agar suatu hari bisa beribadah di sana. (tmt/bs)