Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Tag Archives: Kemenag

Desember 10, 2019

MADINAH – Standar pelayanan biro perjalanan umrah kepada jemaah tak cuma tertera di lembaran kertas akreditasi. Kemenag RI makin tegas. Pemantauan dan pengawasan dilakukan langsung ke Mekah dan Madinah.

Awal Desember ini, tim sudah turun. Dipimpin Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag, M Arfi Hatim.

“Kami melakukan pengawasan kepada PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) dalam menyediakan pelayanan kepada jemaahnya, sesuai dengan standar pelayanan dan perjanjian paket yang telah disepakati dengan jemaah,” jelas Arfi Hatim di Madinah, akhir pekan lalu, dikutip dari situs resmi Kemenag.

Semua dipantau. Mulai dari pelayanan bimbingan manasik, akomodasi, konsumsi, transportasi, penyediaan petugas, dan perlindungan jemaah.

Arfi mengatakan bahwa standar pelayanan minimal yang ditetapkan dalam bimbingan manasik wajib diberikan PPIU kepada jemaah, baik saat keberangkatan, dalam perjalanan, dan selama berada di Arab Saudi.

Untuk pelayanan akomodasi di Mekah, wajib disediakan PPIU pada hotel-hotel yang berjarak paling jauh 1.000 meter dari Masjidilharam. Jarak hotel jemaah bisa lebih dari itu, namun wajib diberikan transportasi shuttle ke/dari Masjidilharam selama 24 jam.

Untuk hotel di Madinah, jemaah ditempatkan di wilayah markaziyah (paling jauh 650 meter dari Nabawi).

“Hotel-hotel yang ditempati jemaah minimal berbintang tiga,” tegasnya.

“Sementara untuk konsumsi di Arab Saudi, jemaah wajib diberikan sebanyak tiga kali makan dalam sehari dalam bentuk prasmanan,” lanjutnya.

Terkait layanan transportasi udara dari Tanah Air ke Arab Saudi dan sebaliknya, Arfi mengatakan bahwa jemaah harus mendapat layanan penerbangan langsung atau maksimal satu kali transit.  Sedangkan untuk transportasi darat, jemaah diangkut dengan bus yang layak, aman, dan nyaman. Jemaah juga wajib mendapatkan perlindungan, baik perlindungan sebagai warga negara saat berada di luar negeri, pelayanan kesehatan, dan asuransi.

“Standar pelayanan minimal ini kami cek untuk memastikan jemaah mendapatkan hak-haknya,” tandasnya.

Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus, M Noer Alya Fitra, menambahkan, selain soal layanan, pemantauan juga dilakukan untuk memeriksa keberadaan Non-PPIU yang memberangkatkan ibadah umrah.

“Hasil pengawasan di lapangan, kami mencatat masih ada Non-PPIU yang difasilitasi oleh PPIU dalam memberangkatkan jemaah umrah. Hal tersebut melanggar regulasi, dan sesuai dengan amanah regulasi, kami akan tindak PPIU yang memfasilitasinya agar penyelenggaraan ibadah umrah menjadi lebih tertib dan aman,” papar Nafit.

Selain sebagai bagian dari pengendalian kualitas layanan dan penegakan regulasi, hasil pemantauan dan pengawasan ini menjadi salah satu bahan bagi penyempurnaan PMA tentang penyelenggaraan umrah. “Seiring dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, maka regulasi turunannya harus disempurnakan dan disesuaikan dengan Undang-Undang baru tersebut,” tutupnya.

Presiden Direktur PT Tazkiyah Global Mandiri, Ahmad Yani Fachruddin menyambut baik langkah Kemenag tersebut.

“Tazkiyah konsisten dan komitmen untuk selalu terdepan dalam memenuhi standar yg ditetapkan pemerintah. Mulai dari undang-undang sampai kepada peraturan pemerintah dan turunannya,” ucap dia, Selasa, 10 Desember 2019. (fit-sur)

Desember 9, 2019

JAKARTA – Kementerian Agama RI melimpahkan pelaksanaan akreditasi kepada lembaga profesional. Sebelas lembaga pun sudah ditunjuk untuk mengakreditasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Nizar merinci, lembaga yang mendapat mandat dari Kemenag adalah PT Tirta Murni Sertifikasi, PT Enhaii Mandiri 186, PT Trifos International Sertifikasi, PT Sucofindo, PT TUV Nord Indonesia, PT Intertek Utama Services, PT Mutuagung Lestari, PT Bureau Veritas Indonesia, PT Bhakti Mandiri Wisata Indonesia, PT Chesna, dan PT Inti Multima Sertifikasi.

“Penunjukan lembaga akreditasi ini merupakan amanat peraturan perundangan. Tugas LA PPIU ini akan mulai efektif per 1 Januari 2020. Sisa waktu yang ada, harus dimanfaatkan PPIU untuk menyiapkan diri,” ujar Nizar, dikutip dari website resmi Kemenag.

Kepada perwakilan LA PPIU, Nizar berpesan agar bekerja secara profesional dan amanah. “Kinerja lembaga akreditas akan terkait langsung dengan kredibilitas PPIU di mata masyarakat.”

Lantas, bagaimana kesiapan PT Tazkiyah Global Mandiri, PPIU kesayangan Anda? “Sangat siap,” ujar Presiden Direktur Ahmad Yani Fachruddin, Senin, 9 Desember.

Sejak Tazkiyah mulai dan kini telah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI), imbuhnya, manajemen sudah terbiasa dengan proses audit. Dari mutu layanan hingga keuangan sekalipun.

“Anak-anak (karyawan) rutin diaudit. Baik oleh lembaga eksternal maupun auditor internal yang sudah kami latih khusus juga,” tambah Ahmad Yani.

Makanya terkait akreditasi oleh lembaga yang ditunjuk Kemenag, pihak Tazkiyah sudah mengirim surat. “Kami ingin menjadi PPIU pertama yang diakreditasi,” ucap pria yang dua pekan lalu menerima trofi SNI Award 2019 di Jakarta itu. Tazkiyah menjadi perusahaan perjalanan pertama yang mendapatkan penghargaan tertinggi pemerintah Indonesia untuk para penerap SNI tersebut.

Pihaknya menargetkan mendapat nilai akreditasi A. Artinya harus mendapatkan nilai antara 188 hingga 219. Akreditasi B memiliki rentang nilai 166-187. Akreditasi C 144-165. Sedangkan Akreditasi D di bawah 144 dan bakal membuat sebuah PPIU tak mendapat perpanjangan izin.

“Kami sudah melakukan simulasi internal dan nilai yang dicapai 203. Insyaallah bisa kami capai juga di akreditasi sesungguhnya,” tutur Adnan Syahruddin, Managing Director PT Tazkiyah Global Mandiri.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus M Arfi Hatim menyebut bahwa penunjukan LA PPIU merupakan peristiwa bersejarah karena baru kali pertama dilakukan. Selama ini, proses pembinaan dan akreditasi dilakukan oleh internal Ditjen PHU.

“Penunjukan LA PPIU ini juga merupakan puncak dari serangkaian upaya Kemenag untuk memperbaiki layanan PPIU sejak Mei 2018 atau setelah terbitnya PMA 8 Tahun 2018 yang mengamanatkan penunjukan pihak ketiga ini,” ujarnya. (fit-sur)

Juli 21, 2019

MAKASSAR – Menghitung jam menuju perjalanan suci itu, Minggu (21/7/2019), 126 jemaah haji khusus Tazkiyah Tour berkumpul di Dalton Hotel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar. Makan malam dan doa bersama sebelum berangkat Senin pagi (22/7/2019).

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama RI, M Arfi Hatim, yang melepas jemaah mengucapkan selamat. Sebab, katanya, mereka adalah orang-orang pilihan.

“Bersyukurlah karena yang mengundang bapak dan ibu berhaji itu adalah langsung Allah Swt.,” ujarnya.

Arfi berpesan tiga hal. Jaga niat, jaga kondisi, jaga nama baik Indonesia.

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Sulsel, Anwar Abubakar menyebut, haji khusus Tazkiyah Tour ini sangat membantu. Sebab, bisa mengakomodasi orang-orang yang tak bisa berhaji lewat jalur reguler dalam waktu singkat.

“Di Bantaeng misalnya, kalau kita daftar sekarang, 41 tahun ke depan baru bisa berangkat,” tutur Anwar.

Dalam tausiahnya, Ketua PWNU Sulsel, KH Hamzah Harun Al Rasyid, juga menitikberatkan pada kelebihan para jemaah calon haji ini. Sudah beruntung mendapat porsi haji, punya punya keistimewaan.

“Dalam hadis disebutkan, doa orang yang berhaji pasti dikabulkan. Permohonan maafnya kepada Allah pasti diwujudkan.”

Tazkiyah Tour mengusung tema “Haji Sehat dan Mabrur”. Tim dokter serta pembimbing benar-benar dimaksimalkan untuk melayani jemaah.

“Selama tiga bulan ini, dokter kita bekerja keras untuk mengantar para jemaah ke kondisi prima,” ucap Ahmad Yani Fachruddin, Presiden Direktur Tazkiyah Tour.

Dalam rombongan jemaah haji khusus Tazkiyah Tour ikut serta dua orang dokter, dr Wachyudi Muchsin dan dr Dewi Setiawati Muchsin. Dua bersaudara itu menyiapkan dua koper obat-obatan dan nomor ponsel yang bisa setiap saat ditekan jemaah yang membutuhkan bantuan

Pelepasan jemaah haji khusus Tazkiyah Tour juga dihadiri Vice President PT Mutu Agung Lestari, Irham Budiman. Mutu Agung adalah lembaga yang menerbitkan sertifikat ISO 9001:2015 untuk layanan umrah dan haji khusus Tazkiyah Tour. (fit)