Laki salatnya di masjid, tetapi sarapannya boleh di mana saja. Hehehe.
Usai salat Subuh di Masjidilharam, Mekah, Arab Saudi, Jumat (8/3/2019), kru tazkiyahtour.co.id langsung mencari jalan keluar dari sebuah persoalan serius; lapar.
Kami menyusuri Ibrahim Al Khalil Road, jalan di utara kawasan Haram. Tujuannya Albaik, sebuah gerai cepat saji yang menjual ayam krispi hingga burger, layaknya KFC.
Albaik ini sangat populer di Saudi. Bahkan relatif melebihi KFC. Seorang bocah Arab yang pandai bahasa Inggris juga bilang begitu kepada kami.
“Saya kira ayamnya lebih renyah dan segar,” ucapnya di bangku tembok trotoar.
Albaik yang kami cari ini di Jabal Omar. Tak apa jalan kaki, sekalian olahraga pagi.
Tetapi Albaik ternyata tak buka cepat. Gerai masih tergembok.
Kami putar balik. Menuju tempat serupa namun dengan brand berbeda. Alfarooj namanya. Logonya hampir sama dengan Albaik. Sama-sama anak ayam yang memakai topi.
Kami terlebih dahulu memesan teh susu di pintu masuk. Hanya 2 Riyal dan minuman panas nan menyegarkan sudah didapatkan. Saudi memang surganya teh susu. Di mana-mana ada.
Sebagai pengganjal perut, kami memilih burger isi ayam, porsi jumbo. Tak mahal juga, 6 Riyal atau kira-kira Rp24 ribu.
Kami makan dengan penuh gelora dan rasa syukur. Matahari belum terbit tetapi ramai bukan main di Alfarooj ini.
“Di Indonesia, kami makan ayam dengan nasi. Bukan roti,” ujar kami kepada Mostafa, lelaki asal Kairo, Mesir yang keroncongan setelah tawaf.
“Ya, seperti di China dan Filipina juga kan,” Mostafa tertawa sambil menghabiskan roti pertamanya.
Pekan lalu di Madinah, kami juga makan di Albaik, di kompleks pusat perbelanjaan Aljazeera. Depan Gate 1 Masjid Nabawi.
Saat itu pukul 23.00, lewat. Antrenya luar biasa. Kami mendapat nomor 845 saat giliran baru di angka 792.
Budi Prakoso Ramadhan membayar 13 Riyal untuk paket 1. Kira-kira Rp52 ribu. Tetapi isi kotak yang dibalut kertas aluminium yang dia dapat, cukup banyak; empat biji ayam, satu roti, dan segepok kentang goreng. Bonus saus tomat dan garlic; saus bawang putih. Serta sebotol jus apel.
Namun Budi mengalami pengalaman menarik. Untuk pertama kalinya dia ditolak masuk gerai makanan cepat saji hanya karena dia tak membawa pasangan.
“Harus bersama istri, juga anak,” kata karyawan Albaik dalam bahasa Inggris.
Ternyata jemaah Tazkiyah Tour asal Makassar itu memasuki area Family Section, khusus pelanggan yang datang bersama keluarga.
Kalau jomlo (KBBI; bukan jomblo), harus naik ke lantai atas. Area Single Dine-In.
Begitulah umrah. Selain sarat pengalaman spiritual, juga kesan mengenai sendi-sendi kehidupan di negeri unta ini. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan? (luzd)