MADINAH – Adakah yang lebih sakit dari kehilangan? Sepertinya tidak ada. Rasnah A Majid Muntu, jemaah haji khusus Tazkiyah Tour, benar-benar sedang merasakan sakit itu.
Saat dia tengah menjalankan ibadah haji, Marzuki bin Juraij, suaminya, meninggal dunia di Barru, Sulawesi Selatan, Rabu (31/7/2019) malam Wita, atau sore waktu Saudi.
Rasnah masih di Masjid Nabawi melaksanakan salat Asar saat pembimbing Tazkiyah Tour mendapat kabar duka itu. Pihak keluarga meminta tolong agar pembimbing menyampaikannya, pelan-pelan.
Ketua rombongan, Salahuddin Ayyub Fakhruddin akhirnya mempercayakan dr Wachyudi Muchsin, dokter Tazkiyah Tour, untuk memberi tahu Rasnah. Namun Yudi, sapaan akrab Wachyudi Muchsin, mesti menunggu Rasnah tiba di Nozol Royal Inn, tempat jemaah menginap.
Bakda Asar, para jemaah berkumpul di lantai 13, di depan kamar 1312, untuk mengikuti pengajian rutin. Termasuk Rasnah, perempuan 43 tahun itu.
Di sela pengajian, Yudi memanggil Rasnah ke kamar yang juga difungsikan sebagai “klinik kesehatan” jemaah Tazkiyah Tour. Yudi mengaku sangat berat dan berpikir keras bagaimana cara paling tepat untuk menyampaikan.
Karena kebetulan Rasnah sedang tidak begitu sehat, Yudi sekalian memeriksa. Nah, setelah memberikan obat, pria yang juga dijuluki Dokter Koboi itu akhirnya memberi tahu Rasnah.
Tangis pun pecah. Jemaah lain mendekat, memeluk dan menepuk-nepuk pundak Rasnah.
Suasana makin sedih ketika Rasnah kemudian bercerita. Dia dan almarhum begitu saling mencintai. Bertahun-tahun menikah, mereka tak juga dikaruniai anak. Namun Marzuki menolak untuk menikah lagi karena amat menyayangi Rasna.
“Almarhum nda pernah mau beratkan saya. Sejak 2014 kena serangan stroke yang kedua, tetapi setelah itu membaik masih bisa bawa mobil,” kisahnya kepada Yudi dan beberapa jemaah. Pengajian lalu ditutup dengan doa bersama, mendoakan almarhum husnulkhatimah dan keluarga diberi kelapangan hati.
Marzuki ternyata masuk rumah sakit di Barru tiga hari belakangan. Namun pihak keluarga tidak memberi tahu Rasnah karena tak ingin kekhusyukannya beribadah terganggu.
Namun Rasnah sebenarnya juga sudah tidak begitu tenang. Dua hari sebelum kepergian suaminya, dia mimpi bertemu dan di situ dia diberi isyarat oleh kekasih hatinya itu.
Saat berita ini diketik, kira-kira pukul 10.38 Wita atau selepas salat Subuh di Madinah, tangis Rasnah kembali menyeruak.
Melalui video call, dia menyaksikan proses pemandian jenazah suaminya di kediaman di Jalan Andi Bau Massepe, Barru. Rasnah yang masih mengenakan mukena, duduk di sebuah sofa, ditemani beberapa jemaah yang bersiap menopangnya ketika tidak kuat.
Namun Rasnah tetap kuat. Air matanya berlinang; sangat banyak, suaranya serak, tetapi insyaallah dadanya sanggup menerima takdir Ilahi ini. (*)
Imam Dzulkifli untuk
tazkiyahtourco.id