Sahabat Tazkiyah, perlu kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk Allah SWT yang dimuliakan yang asalnya dari Nabi Adam dan Hawwa. Keduanya diciptakan di syurga. Ini berarti tempat asalnya manusia adalah syurga, jadi manusia itu adalah penduduk surga bukan penduduk neraka
Tulisan ini akan mengupas tentang asal usul tentang manusia, Yaitu surga bukan neraka.
Ketua Yayasan Pesantren Haji Indonesia, DR. H. Salahuddin Ayyub, LC., MA, mengatakan penting bagi kita sebagai manusia untuk mengetahui dari mana sebenarnya kita berasal, sehingga kita mengetahui kemana kita akan kembali. Ibaratnya, apabila seseorang berasal dari Kampung Makassar, maka orang yang tinggal diluar Makassar akan mudik ke Makassar.
“Mudiknya (kembalinya) manusia ada dua macam yaitu mudik jasmani dan mudik rohani. Ketika manusia meninggal, maka jasadnya akan kembali ke bumi karena asal penciptaannya dari tanah (mudik jasmani). Sementara ruh akan kembali ke tempatnya yaitu surga (mudik rohani), karena manusia adalah penduduk surga”, jelasnya.
Hal ini sebagaiman terdapat pada firman Allah SWT yaitu pada Pada surah Al-Baqarah ayat 38 Allah SWT Berfirman :
“Qulnahbithū minhā jamī ‘an, fa immā ya’tiyannakum minnī hudan. Fa man tabi‘a hudāya fa lā khaufun ‘alaihim, wa lā hum yahzanūna”.
Artinya: “Kami katakan, ‘Turunlah kalian semua dari surga itu! Lalu jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka siapa saja yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak mereka bersedih hati,’” (Surah Al-Baqarah ayat 38).
Begitu juga pada Pada surah Thaha ayat 123 Allah berfirman:
“Qālahbiṭā min-hā jamī’am ba’ḍukum liba’ḍin ‘aduww, fa immā ya`tiyannakum minnī hudan fa manittaba’a hudāya fa lā yaḍillu wa lā yasyqā”.
Artinya: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka”.

Menurut Dr KH. Salahuddin Ayyub, LC., MA, dua ayat itu menegaskan bahwa asal orisinal manusia itu adalah tempat yang tinggi yaitu surga. Nabi adam diturunkan ke bumi hanya bersifat sementara. Nabi adam diperintahkan untuk kembali ke asalnya. Karena sesungguhnya beliau diturunkan hanya sementara dan harus kembali ke kampung halamannya dimana dia berasal yaitu surga. Perintah ini tidak hanya diperuntukkan untuk Nabi Adam tapi berlaku juga untuk seluruh anak cucu Adam. Jadi manusia sesungguhnya adalah penduduk Surga bukan penduduk Neraka.
Lantas bagaimana supaya kita bisa kembali ke tempat asal kita yaitu menjadi penduduk surga? Untuk kembali ke tempat asalnya maka Nabi Adam dan anak cucunya diperintahkan untuk mengikuti petunjuk dari Allah SWT (Al-Qur’an). Karena Allah SWT menjamin barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Nya maka mereka akan menemukan jalannya untuk kembali ke asalnya yaitu menjadi penduduk surga. Tapi sebaliknya siapa yang tidak mengikuti petunjuk Allah SWT, maka mereka tidak akan kembali ke asalnya yaitu penduduk surga.
Selanjutnya DR. KH. Salahuddin Ayyub menekankan pentingnya bagi yang mau menunaikan ibadah haji untuk memahami konsep rukun Islam. Menurut beliau “seluruh Rukun Islam dan syariatnya ditetapkan sebagai jalan untuk membiasakan dan melatih manusia untuk kembali ke tempat asalnya”.
5 (lima) Rukun Islam, merupakan pondasi sebuah bangunan yaitu agama Islam. Menurut beliau, itu merupakan suatu kesatuan proses yang tidak boleh ditinggalkan salah satunya. Hal ini penting dipahami bagi yang mau menunaikan ibadah Haji. Karena jangan sampai ada yang mau menunaikan ibadah haji atau melaksanakan Rukun Islam yang ke lima tapi mereka tidak melaksanakan rukun Islam yang pertama atau rukun Islam yang lain.
Jangan sampai pergi haji tapi belum memahami konsep keesaan Tuhan dalam dua kalimah syahadat. Jangan sampai mau berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah Haji, tapi belum melaksanakan shalat. Padahal Rasulullah SAW bersabda yang artinya “amalan yang paling pertama dihisab pada hari kiamat adalah shalat, jika amalan shalat seseorang baik, maka seluruh amalan orang tersebut pun baik, jika amalan shalat seseorang buruk, maka amalan orang tersebut pun buruk”.
jadi shalat merupakan titik sentral seluruh ibadah, apabila ibadah shalat tertolak maka tertolaklah seluruh ibadah. Tapi bila sholatnya diterima maka diterimalah amal ibadah yang lain.
“Jadi untuk melaksanakan haji secara sempurna dengan harapan pahala haji mabrur harus melaksanakan rukun – rukun Islam yang sebelumnya”, jelasnya. 5 (lima) rukun Islam juga merupakan latihan pembiasaan untuk kembali kepada alam asal manusia.
Simak ulasan Dr. KH. Salahuddin Ayyub Fachruddin (Ketua Yayasan Pesantren Haji Indonesia) yang disiarkan lansung pada tanggal 11 November 2021 di facebook dan youtube PT. Tazkiyah Global Mandiri.
Sahabat Tazkiyah, Pesantren Haji Indonesia akan tayang setiap hari kamis pada minggu ke dua, minggu ketiga, dan minggu keempat setiap bulan, jam 16.00 WITA di di facebook dan youtube PT. Tazkiyah Global Mandiri.
Sumber Berita : https://www.facebook.com/TazkiyahTour/videos/190584179908873