Sunnah haji menjadi amalan yang dilakukan oleh para jama’ah haji untuk menambah pahala. Sunnah haji dilakukan saat memasuki Makkah, tawaf, sa’i, dan ketika keluar dari Mina.
Penting bagi Anda sebelum berangkat haji untuk mengetahui sunah – sunnah haji. Apa saja sunnah haji? Berikut ini penjelasannya
Pengertian Sunnah Haji
Sunnah haji adalah amalan – amalan yang dilakukan untuk menyempurnkakan ibadah haji. Karena bersifat sunnah, maka tidak wajib dilakukan.
Seseorang yang melakukan sunnah haji akan mendapatkan pahala yang berkali – kali lipat, jika tidak dilakukan pun tidak akan berdosa.
Sunnah Haji Apa Saja
Secara umum ada beberapa sunnah saat melakukan haji, antara lain:
- Sunnah Ihram
- Sunnah ketika masuk Makkah
- Sunnah Thawaf
- Sunnah Sa’i
- Sunnah ketika keluar Mina
Pada setiap sunnah haji tersebut juga terdapat sunah – sunah lain yang perlu dilakukan.
Sunnah Ihram Saat Haji
Berikut 7 sunnah haji saat ihram.
- Mandi sebelum ihram
Seseorang yang hendak melakukan ihram disarankan untuk mandi, baik laki – laki maupun perempuan (keadaan suci ataupun haid). Apabila tidak ada air, maka disunnahkan untuk bersuci dengan cara tayamum.
- Memakai minyak wangi
Memakai minyak wangi disunnahkan saat ihram. Hal ini juga dilakukan Rasulullah sebagaimana yang dikatakan ‘Aisyah bahwa ia memakaikan nabi SAW wewangian sebelum berihram dan ketika sebelum thawaf.
Penggunaan minyak wangi hanya boleh di badan, bukan di pakaian ihram. Jika minyak wangi digunakan di jenggot hingga menetes ke pakaian ihram, maka hal tersebut diperbolehkan.
- Melakukan ihram menggunakan kain ihram berwarna putih
Menggunakan kain ihram berwarna putih disunnahkan saat melakukan ihram. Pakaian ihram laki – laki berupa dua kain putih tidak berjahit yang digunakan untuk mentup aurat bagian atas dan bawah.
Sedangkan pakaian ihram wanita berupa pakaian biasa yang menutup aurat (menyerupai mukena).
Sebenarnya boleh saja menggunakan pakaian selain putih namun hukumnya makruh. Hal ini disampaikan oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Raudhah.
- Sholat di Lembah ‘Aqiq
Mayoritas ulama berpendapat sunnah untuk melaksanakan sholat dua raka’at di lembah ‘Aqiq. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah SAW melalui hadits Umar berikut:
“Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda di lembah ‘Aqiq: Tadi malam, telah datang kepadaku utusan Rabb-ku dan berkata, ‘Shalatlah di lembah yang diberkahi ini dan katakan (niatkan) umrah dalam haji’”.
- Mengeraskan suara ketika membaca Talbiyah
Mengeraskan suara ketika talbiyah disunahkan dalam ihram. Hal ini juga dilakukan oleh sahabat Rasulullah yang berteriak saat berihram hingga suaranya parau.
Mengeraskan suara saat ihram sesuai dengan sabda SAW yang diriwayatkan dalam hadits as-Saib bin Khalladi.
- Membaca tahmid, tasbih, dan takbir sebelum ihram
Sebelum melakukan ihram, jama’ah disunnahkan untuk membaca tasbih, takbir, dan tahmid atau yang berbunyi Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Waallahuakbar. Bacaan ini sangat disukai oleh Allah dan juga dilakukan oleh Rasulullah SAW.
- Ihram menghadap kiblat
Hadits Nafi’ menjelaskan bahwa ketika Ibnu ‘Umar selesai sholat shubuh di Dzul Hulaifah, ia memerintahkan rombongan untuk berjalan.
Ketika semua rombongan sudah rata, Ibnu ‘Umar kemudian menghadap kiblat sambil bertalbiyah. Hal ini pun dilakukan oleh Rasulullah SAW dan dijadikan sebagai sunnah ihram.
Sunnah Ketika Memasuki Makkah Saat Haji
- Menginap di Dzu Thuwa, mandi, dan memasuki kota Makkah di siang hari
Ketika Ibnu ‘Umar mendekati kota Makkah, ia menghentikan talbiyah dan menginap di Dzu Thuwa. Kemudian, ia sholat subuh dan mandi.
Hal ini pun juga dikerjakan oleh Rasulullah SAW, sehingga menjadikannya sebagai sunnah ketika memasuki Makkah.
- Memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-‘Ulya (jalan atas)
Diriwayatkan dalam hadits Ibnu ‘Umar, Rasulullah saat masuk ke Kota Makkah untuk melaksanakan haji dilakukan melalui ats-Tsaniyah al-‘ulya atau jalan atas. Sedangkan Rasulullah keluar dari ats-Tsaniyah as-Sufla (jalan bawah).
- Mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke masjidil haram
Saat masuk ke masjidil haram, dahulukan kaki kanan sambil membaca doa berikut:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ، اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung, dengan wajah-Nya Yang Mahamulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari syaitan yang terkutuk. Dengan Nama Allah dan semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Muhammad, Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
Sebaliknya saat hendak keluar masjidil haram, hendaknya dahulukan kaki kiri.
- Mengangkat tangan ketika melihat Ka’bah
Ibnu ‘Abas meriwayatkan saat melihat Ka’bah disunahkan untuk mengangkat tangan sambil berdo’a:
اَللّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ.
“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan dan dari-Mu keselamatan, serta hidupkanlah kami, wahai Rabb kami dengan keselamatan”
Sunnah Tawaf Saat Haji
Berikut sunnah haji saat tawaf.
- Al-Idhthiba’
Al-Idhthiba’ dilakukan oleh laki – laki. Caranya dengan memasukkan tengah – tengah kain ihram ke bawah ketiak kanan dan menyelempangkannya ujungnya ke pundah kiri, sehingga pundak kanan terbuka.
Hal ini sesuai dengan hadits Ya’la bin Umayyah bahwa Rasulullah Shallallahu SAW juga melakukan idhtiba’ saat tawaf
- Mengusap Hajar Aswad
Mengusap hajar aswad dilakukan ketika sampai di Makkah. Kemudian diikuti dengan lari – lari kecil di 3 putaran pertama dari total 7 putaran thawaf.
Hal ini sesuai dengan riwayat Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma yang pernah melihat Rasulullah SAW melakukan hal tersebut.
- Mencium Hajar Aswad dan sujud di atasnya
Mencium hajar aswad dilakukan saat tawaf, kemudian disunnahkan untuk sujud di atasnya. Mencium dan sujud di atas hajar aswad bisa jama’ah lakukan jika kondisinya memungkinkan.
Jika tidak bisa, maka bisa mengusapnyan menggunakan tongkat dan mencium tongkat tersebut sebagai isyarat.
- Takbir setiap melewati Hajar Aswad
Saat melakukan tawaf, jama’ah haji harus mengelilingi Ka’bah selama 7 kali. Di setiap putaran tersebut, jama’ah disunnahkan untuk membaca takbir setiap kali melewati hajar aswad.
- Berlari kecil di 3 putaran pertama thawaf
Pada 3 putaran pertama thawaf, jama’ah disunnahkan untuk berlari – lari kecil.
Hal ini seperti yang dilakukan Rasulullah SAW dalam hadits Ibnu ‘Umar : “Bahwasanya Rasulullah SAW ketika thawaf mengitari Ka’bah, thawaf yang pertama kali, beliau berlari-lari kecil tiga putaran dan berjalan empat putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir kembali di Hajar Aswad.”
- Mengusap rukun Yamani
Saat tawaf, jama’ah disunahkan untuk mengusap Yamani dengan tangan kanan sambil mengucap “Bismillah Wallahuakbar”. Menurut Ibnu Umar, sunnah ini bisa menghapus dosa – dosa.
- Berdo’a di antara dua rukun (rukun Yamani dan Hajar Aswad)
Ketika jamaah sampai di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad (pada putaran pertama) disunnahkan membaca doa:
رَبَّنَآ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa Neraka.”
- Shalat dua raka’at di belakang maqam Ibrahim setelah thawaf
Setelah selesai thawaf, sunnah haji selanjutnya adalah sholat 2 rakaat di belakang makam Ibrahim.
Hal tersebut didasarkan pada hadits Ibnu ‘Umar yang melihat Rasulullah melakukan sholat di belakang makam Ibrahim setelah tawaf selesai.
Sebelum melaksanakan sholat di belakang makam Ibrahim hendaknya membaca do’a berikut.
وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّىٰ.
“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu tempat shalat.”
Selanjutnya, Rasulullah juga membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kaafirun saat melakukan sholat di belakang makam Ibrahim, seperti halnya yang disampaikan hadits Jabir.
- Iltizam di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah
Iltizam dilakukan dengan cara menempelkan dada, tangan, dan pipi pada Ka’bah. Sunnah ini dilakukan ketika meninggalkan Makkah dan jika kondisinya memungkinkan.
Hal ini dilakukan oleh Rasulullah seperti yang diungkapkan dalam hadits Jabir Radhiyallahu anhu.
- Minum air zamzam dan mencuci kepala dengannya
Minum air zam – zam dan mencuci kepala menggunakan air merupakan hal yang pernah dilakukan oleh Rasulullah. Hal ini sesuai dengan hadits Jabir yang dan bisa dijadikan sebagai sunnah saat tawaf haji.
Sunnah Sai Saat Haji
Sa’i merupakan proses mengelilingi bukit Shafa dan Marwah yang dilakukan saat haji. Berikut sunnah haji Sa’i yang dilakukan saat haji.
- Mengusap Hajar Aswad
Mengusap hajar aswad juga dilakukan saat Sa’i, sama halnya dengan proses saat tawaf.
- Membaca do’a ketika Sa’i
Saat mendekati Shafa ketika mau melakukan sa’i, jama’ah membaca do’a berikut.
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullaah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu ke-bajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Mahamen syukuri kebaikan lagi Mahamengetahui.” (Al-Baqarah 2: 158).
Kemudian membaca do’a berikut:
نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ.
“Kami mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah”
- Membaca do’a di Shafa
Ketika berada di Shafa, jam’ah menghadap kiblat dengan membaca do’a berikut.
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ.
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan, bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata. Yang melaksanakan janji-Nya, membela hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.”
- Berlari – lari kecil di antara dua pilar hijau
Saat menuju ke Bukit Shafa, jama’ah akan menemukan pilar hijau yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari Bukit Shafa. Pada saat itu, disunnahkan untuk berlari – lari kecil sambil membaca do’a berikut:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَالاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الاَعَزُ الاَكْرَمُ.
“Tuhanku, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui. Sesungguh Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya Engkaulah Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah”
- Lakukan hal yang yang sama di Marwah dengan di Shafa
Sunnah Keluar Mina Saat Haji
Berikut sunnah haji saat keluar Mina.
- Ihram di hari Tarwiyah
Bagi jama’ah yang melaksanakan haji saat Tarwiyah, maka disunnahkan untuk ihram di tempat tinggal masing – masing baik di Makkah atau di luar Makkah.
- Bermalam di Mina
Jama’ah yang melaksanakan haji pada tanggal 8 Dzulhijah (pada hari Tarwiyah) disunnahkan untuk bermalam di Mina hingga shubuh atau matahari terbit.
Jama’ah haji biasanya melakukan Shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, dan ‘Isya’ di Mina dan dilanjutkan menginap di sana. Perbanyak baca doa Talbiyah saat menuju Mina dan lakukan kegiatan seperti lempar jumrah aqabal, tahalul awal, dan kegiatan lainnya.
- Menjamak shalat Zhuhur dan ‘Ashar di ‘Arafah
Menjamak shalat zhuhur dan ‘ashar saat berada di ‘Arafah hukumnya sunnah. Para ulama’ sepakat akan hal ini dan berdasarkan pada perilaku Rasulullah SAW yang melaksanakan sholat Dzuhur kemudian berdiri kedua kalinya untuk melaksanakan sholat Ashar (HR Bukhari).
- Tidak meninggalkan ‘Arafah sebelum matahari tenggelam
Mayoritas ulama’ berpendapat bahwa seseorang yang meninggalkan ‘Arafah sebelum matahari diwajibkan untuk membayar kifarat, yaitu menyembelih kurban dan dibagikan kepada orang-orang miskin di tanah suci.
Tapi jika dia kembali lagi ke Arafah pada malam harinya, maka kifarat tersebut batal.
Jama’ah haji yang berada di Arafah disarankan untuk memperbanyak dzikir, do’a, membaca al-Qur’an untuk menyempurnakan pahala yang didapat.
Penutup
Melaksanakan sunnah – sunnah haji merupakan kesempatan untuk menambah pahala. Dengan melakukan sunnah – sunnah haji, maka diharapkan ibadah haji yang dilakukan akan lebih berkah dan menjadi penyempurna ibadah haji.