Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Tag Archives: Tazkiyah Tour

Februari 12, 2019

JAKARTA – Minat masyarakat Indonesia untuk berumrah semakin besar. Data Kemenag, jemaah umrah 1440 H saja misalnya, dalam rentang September 2018 sampai Januari 2019, mencapai 508.180 jemaah. Tiga tahun sebelumnya, jumlahnya tidak pernah kurang dari 500 ribu.

Pemerintah pun merasa harus semakin maksimal melakukan pengawasan. Gelombang orang yang begitu besar mesti diurus hanya oleh mereka yang berkompeten.

Akhir pekan lalu, sembilan pimpinan kementerian dan lembaga negara menyepakati nota kesepahaman atau MoU tentang Pencegahan, Pengawasan, dan Penanganan Permasalahan Penyelenggaraan Ibadah Umrah. Ini dilakukan untuk memberi jaminan perlindungan bagi masyarakat yang melaksanakan ibadah umrah.

Nota Kesepahaman ini ditandatangani pimpinan Kementerian Agama, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Polri, PPATK, dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional.

“Terima kasih yang sebesarnya-besarnya kepada seluruh kementerian lembaga yang telah bersedia menandatangai nota kesepahaman ini. Ini hakikatnya adalah bukti sekaligus peneguhan penegasan bagi semua kalangan bahwa negara, pemerintah serius menangani penyelenggaraan ibadah umrah,” kata Lukman Syaifuddin, Menteri Agama RI, seperti dilansir Detik.

Lukman menjelaskan, ini babak baru pembinaan penyelenggaraan umrah. Tujuannya sebagai pedoman sinergi bagi para pihak dalam rangka pencegahan, pengawasan, pelindungan, dan penanganan permasalahan penyelenggaraan ibadah umrah.

Kini, para pihak dalam MoU tersebut bisa melakukan pertukaran data dan atau informasi di bidang pencegahan, pengawasan, pelindungan, dan penanganan permasalahan penyelenggaraan ibadah umrah. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

“Umrah ini begitu kompleks, kami merasa kami tidak bisa sendiri bagaimana memberikan perlindungan kepada jamaah umrah kita. Itulah mangapa kami merasa memerlukan bantuan dari sejumlah kementerian dan lembaga yang ada,” ujar Lukman.

Nanti juga akan dibentuk satuan tugas (satgas) khusus.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim menambahkan bahwa Nota Kesepahaman ini menjadi upaya lanjutan dalam penataan penyelenggaraan umrah. Secara teknik, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan para pejabat di level teknis untuk menyusun format kerja sama.

Kemenag sebelumnya juga sudah membuat pemetaan/mitigasi dan memantau PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah). PPIU juga sudah mulai diaudit, sebab sudah ada standarisasi. (fitri)

Februari 4, 2019
Februari 4, 2019

SAHAR terbang ke Jeddah, Kamis, 31 Januari 2019 lalu dengan bekal beberapa koper serta dua jenis asuransi. Pria asal Soppeng itu pun semakin yakin tidak salah menjatuhkan pilihan ke PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour).

“Ini kali ketiga saya umrah bersama Tazkiyah,” ucapnya, sehari sebelum berangkat, Rabu, 30 Januari 2019. Kru tazkiyahtour.co.id mewawancarainya di Arthama Hotel, sebuah hotel dekat Pantai Losari, tempat calon jemaah umrah diinapkan semalam sebelum ke bandara esok paginya.

Sahar bersama seluruh jemaah dalam rombongannya, serta semua jemaah Tazkiyah Tour memang semakin dilengkapi asuransinya. Masing-masing asuransi perjalanan dan asuransi jiwa. Semua tertera jelas di lembaran akad yang diteken jemaah dan perusahaan travel yang sudah memasuki tahun ke-18 beroperasinya itu.

Asuransi perjalanan misalnya, mencakup banyak item. Mulai dari perlindungan kecelakaan diri, biaya medis darurat, evakuasi medis darurat, dan lainnya.

“Bahkan untuk keperluan yang mengharuskan keluarga jemaah diterbangkan ke Arab Saudi, juga ditanggung,” ujar Ahmad Yani Fachruddin, Presiden Direktur Tazkiyah Tour.

Asuransi perjalanan juga meliputi ganti rugi kehilangan uang hingga keterlambatan bagasi.

Sedangkan asuransi jiwa menjamin klaim meninggal karena sebab apapun. Misalnya sakit atau kecelakaan. Asuransi ini berlaku sebulan, bahkan hingga jemaah pulang kembali ke tanah air.

Ahmad Yani menjelaskan, umrah itu sebuah perjalanan yang cukup panjang. Juga terkait banyak layanan. Makanya perlu mitigasi risiko. Setidaknya menjadi subtitusi jika ada item yang tidak berjalan sesuai rencana.

“Intinya kenyamanan jemaah,” ucapnya.

Tazkiyah Tour kini menjadi agen travel umrah dan haji khusus yang bersertifikasi ISO 9001:2015. Saat meraih ISO 9001:2008 lalu, Tazkiyah Tour tercatat sebagai perusahaan travel umrah dan haji khusus pertama di Indonesia yang mendapat label ISO. Sebuah jaminan soal kualitas layanan, diaudit oleh lembaga eksternal tepercaya.

Dan sekarang Tazkiyah Tour melengkapi layanannya dengan garansi. Uang kembali jika ada detail layanan yang tak sesuai akad. Besarannya disesuaikan item. (fitri)

Januari 25, 2019

JAUH dari tempat kelahirannya di Maros, Sulawesi Selatan, Paccing mengerjakan banyak hal di Nabire, Papua. Mulai dari jaga kios hingga menemani cucu-cucunya.

Dia menabung sedikit-sedikit. Pemberian dari anak-anaknya yang juga merantau di tanah yang sama, diirit sebisa mungkin. Ratusan ribu, jutaan, belasan juta terkumpul.

Dan hasrat untuk ke Baitullah tak tertahankan. Dia mulai menghubungi sanak saudaranya di kampung untuk mendaftarkan umrah, 2017 lalu. Dapatlah agen travelnya. Paccing kaget karena biayanya sangat murah, apalagi jika dibandingkan jika mendaftar di perantauannya.

Paccing tak memikirkan banyak hal lagi. Yang ada di kepalanya hanya bayang-bayang Baitullah.

Paccing menanti sambil menikmati nostalgia di Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. Meresapi detik demi detik bersama ibu kandung, Ci’nong, yang masih cukup bugar di usia senja. Sesekali dia menelepon ke Nabire.

Namun hingga waktu yang dijanjikan tiba, tak kunjung ada panggilan ke bandara. Ditunda, katanya. Paccing sabar menunggu. Ditunda lagi, dia masih sabar. Ditunda untuk ketiga kali, dia terus sabar.

Sampai kemudian terkuak memang ada masalah besar di tempatnya menitipkan uang dan harapan untuk berumrah. Paccing pulang ke Papua. Sambil terus bersiap, kali saja ada panggilan tiba-tiba.

Setahun berlalu lagi, kabar yang diharap tak datang-datang. Paccing pun pasrah. Sembari menunggu janji pengembalian uang Rp16,5 juta itu.

Di tengah ketidakpastian itu, keinginan untuk berumrah tak tertahan lagi. Pikirannya terus-terusan mengarah ke Kakbah. Dia ingin menyentuh kubus suci itu.

Nurmi, putrinya, melihat itu sebagai peluang untuk berbakti. Dia menelepon ke Maros. Minta tolong ke kerabat agar ibunya dicarikan agen travel lain. “Kalau perlu bintang lima. Yang penting mamak nyaman,” titipnya lewat udara.

Sementara semua dalam pengurusan, Paccing terbang lagi ke Maros. Sepupunya, Nurbaeti Lanti, yang sudah pernah umrah pada 2016 yang akan mengantarnya menitipkan harapan kedua.

Tibalah mereka di Kompleks Ramayana Pettarani Ruko Diamond no.11, Jumat (18/1/2019) lalu. Sebuah kantor berlantai empat yang sejuk dan harum. “Ibu Nurbaeti sudah merasakan umrah pakai travel ini, makanya saya mau,” akunya.

Betapa kaget Paccing ketika menerima selembar kertas yang bertulis “Tiket Umrah”. Padahal dia baru membayar tanda jadi Rp5 juta. Keberangkatan pun nanti pada 28 Februari 2019, tetapi semuanya sudah terjadwal rapi.

Terlampir bersama “Tiket Umrah” itu kertas HVS yang berisi akad, perjanjian antara Paccing sebagai calon jemaah dengan PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour), perusahaan penyedia jasa umrah yang sudah memasuki tahun ke-18 beropeasi.

Paccing tersenyum. Sebab di akad itu, sudah tertera semua hal yang akan didapatkannya sebagai konsumen. Nama, tipe, dan nomor penerbangan sudah ada, Begitu pun dengan merek bus yang akan digunakan selama di Jeddah, Madinah, dan Mekah. Bahkan hingga jam ibadah dan ziarah selama di Tanah Suci. Misalnya insyaallah pada Senin (4/3/2019) nanti, dia dan jemaah lain akan melakukan miqat di Bir ‘Aly, kira-kira pukul 08.45 waktu Saudi. Kamis (7/3/2019), mereka dijadwalkan menginjakkan kaki di tanah tempat Nabi Ibrahim dahulu hendak menyembelih Ismail, putranya.

Paccing kembali menerawang. Dia kemudian mengaku terkenang pengalaman pahit saat mendaftar sebelumnya. Segala biaya sudah dilunasi tetapi tidak satu pun ada kepastian agenda. Jangankan jadwal kegiatan selama di Tanah Suci, sekadar nomor penerbangan pun tak dikantongi.

Kini Paccing kembali menikmati liburan di kampung. Dia dengan sabar menanti 28 Februari 2018. Saat itu Kamis. Tetapi sehari sebelumnya, Rabu (27/2/2019), dia dan jemaah lain akan diinapkan semalam di Arthama Hotel, Makassar, dekat Pantai Losari. Istirahat dan manasik terlebih dahulu.

Paccing jauh lebih tenang. Tiket umrah dan akad sudah dia pegang, lembaran yang disebutnya menjadi penanda perjalanan umrah berkualitas. Istimewanya lagi, semuanya distempel tulisan garansi. Jadi bila nanti ada item yang tak sesuai dengan penjelasan di akad, akan ada ganti rugi.

Tetapi Paccing tak memikirkan banyak hal lagi. Yang ada di kepalanya hanya bayang-bayang Baitullah. Dia berdoa selalu sehat dan dianugerahi kesempatan untuk benar-benar bisa menjalankan ibadah umrah. Labbaik allahumma labbaik. (luzd)

September 20, 2017

Di awal tahun 2024, PT Tazkiyah Global Mandiri, yang lebih dikenal sebagai Tazkiyah Tour, mengambil langkah berani dengan melakukan rebranding.

Berbasis di Makassar, perusahaan ini telah lama dikenal sebagai penyedia layanan haji dan umrah. Kini, dengan transformasi ini, Tazkiyah Tour mengarahkan fokusnya pada segmen umrah premium, menandai era baru dengan layanan yang lebih holistik.

Ahmad Yani Fachruddin, CEO Tazkiyah Group, mengungkapkan bahwa perubahan ini tidak hanya terbatas pada logo, huruf, dan identitas visual lainnya, tetapi juga mencakup transformasi yang lebih dalam dan mendasar.

“Kami menargetkan pasar umrah premium karena kami melihat ada permintaan spesifik dari jemaah kami yang menginginkan layanan berkualitas tinggi tanpa kekhawatiran tentang biaya,” ujarnya dalam acara soft launching brand baru Tazkiyah Group di Sky Lounge, Arthama Hotel, Makassar.

Sebelumnya, Tazkiyah Tour beroperasi di segmen pasar umum. Namun, dengan rebranding, perusahaan ini kini menargetkan segmen menengah ke atas.

Ahmad Yani menambahkan, “Ini adalah langkah kami untuk lebih fokus pada kebutuhan spesifik segmen pasar kami.”

Untuk menjawab kebutuhan segmen pasar lainnya, khususnya jemaah yang menginginkan layanan berkualitas namun terkendala biaya, Tazkiyah Group meluncurkan Sint Travel.

Inisiatif ini merupakan bukti kepedulian Tazkiyah Group terhadap keberagaman kebutuhan pasar, dengan menawarkan pilihan yang berbeda namun tetap mempertahankan standar kualitas Tazkiyah Group.

Konsep layanan holistik yang diusung Tazkiyah Tour mencakup layanan umrah yang lengkap dan menyeluruh. Ahmad Yani menjelaskan, “Kami tidak hanya fokus pada fasilitas, tetapi juga pada bimbingan yang diberikan kepada jemaah, untuk memastikan pengalaman umrah yang tidak hanya memenuhi, namun melebihi ekspektasi.”

Transformasi ini menandai komitmen Tazkiyah Tour dan Sint Travel dalam menyediakan layanan yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan beragam jemaah.

Dengan langkah ini, Tazkiyah Group dan sint travel berharap dapat memperkuat posisinya di industri travel haji dan umrah, sekaligus memberikan pengalaman yang lebih berarti dan memuaskan bagi jemaahnya