Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Tag Archives: Travel Umrah Makassar

Januari 2, 2020
Januari 2, 2020

MEKAH – Momen unik dirasakan 48 jemaah umrah Tazkiyah Global Mandiri. Mereka melakukan dua kali umrah di tahun yang berbeda namun hanya interval tiga hari.

Umrah pertama pada Senin, 30 Desember 2019. Umrah berikutnya dilakoni setelah tahun berganti. Tepatnya hari ini, Kamis, 2 Januari 2020.

Saat berita ini diturunkan pukul 19.35 Wita atau siang waktu Saudi, rombongan baru saja bergerak dari hotel menuju pelataran Kakbah. Setelah menjalani serangkaian tur di antaranya ke Jabal Tsur, Jabal Rahmah, hingga Arafah, jemaah balik ke hotel kemudian lanjut ke lokasi tawaf.

IMG 20200102 194825 Sekali Berangkat, Umrah "Dua Tahun" Sekaligus

Di sela tur Kota Mekah, jemaah mengambil miqat umrah di Ji’ranah.

Grup umrah kali ini berasal dari dua kota pemberangkatan. Makassar dan Jakarta. Mereka berangkat pada Kamis, 26 Desember 2019.

Setelah empat hari di Madinah, rombongan menuju Mekah. Pergantian tahun masehi pun dirasakan di kota kelahiran Nabi Muhammad saw itu.

Rombongan dijadwalkan tiba kembali di tanah air pada 5 Januari 2020. Mereka memilih Paket Umrah Gold 11 hari. (fit-sur)IMG 20200102 195057 Sekali Berangkat, Umrah "Dua Tahun" Sekaligus

Desember 31, 2019

MEKAH – Ada nama Kamaruddin Amin dalam daftar rombongan umrah Tazkiyah Global Mandiri yang saat ini sudah di Mekah. Kemarin waktu Saudi sudah menjalankan umrah yang pertama.

Kamaruddin sosok yang tidak asing. Seorang akademisi. Profesor yang saat ini menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Islam di Kementerian Agama RI. Putra Bugis, asal Bone.

Dengan segala portofolio tersebut, juga dengan domisilinya di Jakarta, Kamaruddin bisa saja berangkat lewat biro travel ibu kota. Namun dia memilih Tazkiyah yang notabene berbasis di Makassar.

Ternyata, Kamaruddin tertaut oleh pengalaman mondok masa lalu bersama Ahmad Yani Fachruddin, presiden direktur sekaligus owner Tazkiyah Global Mandiri.

“Beliau kakak tingkat saya di pesantren, tetapi kami bersahabat,” ujar Ahmad Yani, Rabu, 31 Desember 2019.

Persahabatan itulah yang membuat Kamaruddin mempercayakan layanan umrah kepada perusahaan travel yang baru saja meraih penghargaan SNI Award 2019 itu. Berbaur dengan jemaah lain.

Kamaruddin berangkat bersama istrinya Sinarliati (berasal dari pondok pesantren yang sama) dan buah hati mereka, Adrian Isnadi.

IMG 20191231 110312 Pilih Travel Umrah Makassar, Pak Dirjen Teringat Masa-masa Mondok

“Beliau juga memberikan edukasi spiritual kepada putranya sejak dini. Sebagai calon pemimpin di masa depan, apalagi mendidik anak tunggal yang punya cukup fasilitas tentu menjadi tantangan tersendiri,” imbuh Ahmad Yani. (fit-sur)

Desember 28, 2019

SINGAPURA – Pernahkah Anda makan nasi lemak di atas ketinggian 35.000 kaki? Ribuan jemaah umrah serta haji khusus Tazkiyah Global Mandiri kemungkinan besar pernah mencobanya.

Nasi lemak adalah salah satu menu yang bisa dipilih di dalam kabin Silk Air, maskapai yang merupakan anak perusahaan Singapore Airlines, mitra airlines Tazkiyah selama bertahun-tahun. Maskapai dengan reputasi internasional namun selalu memahami selera personal penumpangnya.

Selain nasi lemak (nasi yang dimasak dengan santan, jahe, dan daun pandan lalu ditambahkan aneka lauk itu), ada beberapa pilihan menu khas Melayu muslim lainnya. Di antaranya mi bihun atau orang Singapura terbiasa menyebutnya mee bee hoon, nasi ayam, dan nasi ikan.

Jika pesawat sudah mengudara dari Makassar, dalam hitungan beberapa menit ke depan, pramugari akan mendatangi kursi-kursi Anda, menanyakan apa yang hendak Anda nikmati. Menu-menu tersebut belum termasuk buah-buahan, teh atau kopi, dan air mineral.

Khusus untuk jemaah umrah Tazkiyah, makanan di kabin Silk Air selalu menjadi menu makan siang. Sebab setiap pemberangkatan dilakukan pukul 11.45 Wita. Pulangnya pun begitu, siang, hanya waktunya yang sedikit berbeda.

“Saya sudah dua kali umrah bersama Tazkiyah. Makan di pesawat dengan makanan melayu jadi salah satu pengalaman tak terlupakan,” ujar Nurbaeti Lanti, warga asal Kabupaten Maros. Dia umrah menggunakan layanan Tazkiyah pada 2016 dan 2018.

IMG 20191228 195854 Serba-serbi Perjalanan Umrah; Lezatnya Kuliner Khas Melayu di Pesawat

Makan di udara, apalagi dengan pilihan menu melayu memang pantas dikenang. Apalagi bagi Anda yang sudah pernah pula mengunjungi pusat-pusat kuliner di Singapura atau Malaysia. Sebab cita rasa yang hidung dan lidah Anda rasakan di pesawat tak jauh berbeda dengan yang bisa Anda rasakan jika sedang berburu penganan di dua negara serumpun itu.

“Opsi makanan ala melayu muslim seperti itu untuk menyesuaikan dengan selera penumpang kami dari Indonesia, termasuk tentu saja jemaah umrah Tazkiyah,” ujar Sales Representative Silk Air Makassar, Muhammad Yunus, Sabtu, 28 Desember 2019.

“Kalau tidak ada pesanan makanan khusus, pilihan di atas pesawat adalah nasi lemak, mee bee hoon goreng, nasi ayam, dan nasi ikan itu,” imbuhnya.

Menu seperti itu juga menjadi “pemanasan” bagi para jemaah sebelum tiba di Arab Saudi. Sebab selama di sana, mereka akan disuguhkan makanan yang tetap “Indonesia” namun sudah ada perpaduan melayu pada beberapa bumbu dan camilan. (fit-sur)

Desember 26, 2019

SINGAPURA – Tazkiyah Global Mandiri memberangkatkan jemaah umrah di pengujung tahun. Kamis, 26 Desember 2019, 48 jemaah berangkat ke tanah suci.

Ada sedikit perbedaan kali ini. Jemaah start dari dua kota berbeda. Sebanyak 28 orang via Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar dan 20 orang lewat Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.

IMG 20191226 145251 Bareng ke Jeddah, Jemaah dari Dua Kota Kumpul di Singapura

Dua rombongan ini akan berjumpa di Singapura, untuk sama-sama terbang dengan pesawat Singapore Airlines Group menuju Jeddah, Arab Saudi.

Direktur Operasional dan Layanan Tazkiyah Global Mandiri, Suriyani menuturkan, pihaknya memang cukup sering memberangkatkan jemaah dari kota di luar Makassar. Termasuk Jakarta.

“Ada juga dari Kendari, Palu, dan beberapa kota lain,” tuturnya.

Grup umrah kali ini mengambil paket gold 11 hari. Mereka dijadwalkan tiba kembali di tanah air pada 5 Januari 2020.

Saat berita ini diturunkan pukul 15.34 Wita, jemaah asal Jakarta dan Makassar sudah sama-sama tiba di Changi Airport, Singapura. Istirahat sejenak lalu lanjut penerbangan ke King Abdul Azis Airport, Jeddah. Memulai misi mulia, mengunjungi Baitullah. (fit)

IMG 20191226 153410 Bareng ke Jeddah, Jemaah dari Dua Kota Kumpul di Singapura

IMG 20191226 145602 Bareng ke Jeddah, Jemaah dari Dua Kota Kumpul di Singapura

IMG 20191226 145337 Bareng ke Jeddah, Jemaah dari Dua Kota Kumpul di Singapura

IMG 20191226 145616 Bareng ke Jeddah, Jemaah dari Dua Kota Kumpul di Singapura

Desember 25, 2019

MAKASSAR – Bukan cuma sidak ke Mekah dan Madinah. Kementerian Agama juga menerjunkan Tim Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) di beberapa daerah di Indonesia. Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi yang pertama.

Dilansir situs resmi Kemenag, setelah melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag Provinsi Sulsel, Satgas yang dipimpin Kasubdit Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Ibadah Haji Khusus, Ditjen PHU, Kementerian Agama, M Noer Alya Fitra (Nafit) langsung mendatangi beberapa PPIU di Makassar, termasuk AB dan MT.

Kedua PPIU tersebut menurut Satgas menyalahi aturan karena menggunakan nama berbeda dalam memasarkan paket umrah. Dinilai akan membuat masyarakat akan beranggapan namanya itu nama terbaru. Padahal yang didaftarkan di Kemenag berbeda. Lagipula, nama baru itu tidak terdaftar di Sistem Komputerisasi Pengawasan Haji Khusus dan Umrah (Siskopatuh).

“Kami beri waktu 3×24 jam untuk PPIU tersebut mengubah nama menjadi seperti yang didaftarkan di Kemenag. Kalau melewati batas waktu, akan kami tindak pidana sesuai hukum. Kebetulan Polda dan Mabes Polri juga di sini, sekalian melihat situasi lapangan. Surat pernyataan di atas materai sudah ditandatangani supaya pelanggaran ini tidak terjadi lagi,” tegas Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Sulsel, Kaswad Sartono, Senin, 23 Desember 2019.

Salah satu pemilik PPIU mengakui kesalahannya dan berjanji segera menindaklanjuti saran dari Satgas dan Kemenag.

Sementara itu, pemilik PPIU yang lain menginginkan Satgas dan Kemenag mengunjungi seluruh PPIU yang ada di Sulsel. “Kami ingin semua PPIU di Sulawesi Selatan juga diperiksa mengenai hal yang sama,” katanya.

Selain Sulsel, Satgas Pengawasan PPIU ini juga akan diterjunkan ke sejumlah daerah lain, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara.

Satgas beranggotakan personel lintas kementerian dan lembaga negara (K/L) sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani bersama.

Selain Kementerian Agama, ada dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pariwisata, PPATK, POLRI, Kementerian Hukum dan HAM, serta BPKN. (*/fit-sur)