MAKKAH menjadi kota paling dirindukan saat ini. Namun pandemi membuat kunjungan ke sana masih sangat terbatas.
Mari mengobati sedikit kerinduan itu dengan membahasnya dari satu topik dari sekian banyak hal yang bisa diulas soal kota itu.
Makkah adalah pusat bumi.
Berbagai riset menunjukkan itu. Termasuk publikasi The Egyptian Scholar of the Sun and Space Reserch Center yang berpusat di Kairo. Hasil penelitian Prof Hussain Kamel juga menemukan sebuah fakta bahwa Makkah adalah pusat bumi.
Padahal awalnya penelitian itu hanya untuk mengetahui arah kiblat di kota-kota besar dunia dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah yang disebut “spherical triangle”.
Hussain mulai menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebuah titik pusatnya dan garis luar lingkaran adalah benua-benuanya. Dia dibantu topografi tahun 90-an yang telah menjadi teori yang mapan bahwa secara ilmiah lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab.
Lempengan-lempengan itu secara terus-menerus memusat ke arah Makkah. Berdasarkan hasil penelitian ini, Arab Saudi meresponsnya dengan memulai proyek besar untuk mengganti rujukan waktu dunia dari GMT (Greenwich Mean Time) menjadi Makkah Mukarromah Time ( MMT).
Jelaslah bahwa Kota Makkah bukan hanya sekadar arah kiblat, tetapi juga sebagai pusat koordinasi hitungan waktu. Jika waktu MMT ini diterapkan, akan memudahkan bagi setiap Muslim untuk mengetahui waktu salat.
Bagi umat Islam, menghadap kiblat merupakan syarat sah shalat karena adanya perintah dalam Alquran surah Albaqarah ayat 144-149.
Kalau kita berada di Masjidilharam dan dekat dengan Ka’bah, ulama mengharuskan kita menghadap secara tepat ke bangunan Ka’bah. Dan, kalau kita berada di dalam Ka’bah, kita boleh menghadap ke mana saja kecuali ke arah pintu Ka’bah (menghadap keluar). Ini yang dicontohkan Rasulullah ketika beliau salat di dalam Ka’bah. Beliau diriwayatkan berjalan ke arah dinding dan salat dua rakaat.
Dr. Abdul Basith Muhammad as-Sayid, salah satu anggota Haiah al-I’jaz al-ilmi lil Quran wa as-Sunah (Majelis Keajaiban Ilmiyah Alquran dan sunah) di Makkah pun pernah mengemukakan perihal Makkah adalah pusat bumi.
Pria yang menyelesaikan studi doktoral di bidang biofisika di Universitas Stockholm Sverige, Skandinavia itu memulai penjelasan dengan membacakan beberapa ayat Alquran. Salah satunya Surat As Sura ayat 7, yang artinya: Demikianlah kami wahyukan kepadamu Alquran yang berbahasa Arab, agar kamu memberi peringatan kepada penduduk ummul qura (kota Makkah) dan orang-orang yang berada di sekitarnya.
Menurut ilmuwan tersebut, ayat ini menunjukkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Karena pengikut Rasulullah harus berada di radius yang sama dari berbagai arah mata angin.
Beberapa ulama sekaligus ilmuan Arab lainnya sudah dahulu meneliti hal tersebut, baik secara keilmuan fisika, astronomi, dan keilmuan Islam.
Dalam Alquran, Makkah disebut dengan istilah “Ummul Qura” (ibu atau induk dari kota-kota). Allah Swt pun menyebut daerah lain selain Makkah dengan kalimat “ma haulahaa” (negeri-negeri sekelilingnya)?
Secara bahasa, “Umm” yang artinya ibu adalah sosok yang menjadi sumber keturunan. Maka bila Makkah disebut sebagai Ummul Qura, artinya Makkah adalah sumber dari semua negeri lain. (tmt)