Hi, How Can We Help You?
Februari 7, 2022

Balasan Orang Yang Tawadhu : Kisah Cinta Sahabat Abu Ayyub Al Anshari.

Tawadhu merupakan salah satu ajaran yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Dan Allah SWT memberikan ganjaran yang luar biasa pada orang memiliki sikap tawadhu.

Tulisan ini akan membahas apa itu sikap tawadhu, dan apa balasan bagi orang yang tawadhu. Dengan mengulas kisah Sahabat Nabi yaitu Abu Ayyub Al Anshari, ketika Nabi Muhammad SAW meninggalkan perkampungan Quba dan tiba di Kota Madinah.

Dikisahkan bahwa, Setelah Rasulullah dan sahabatnya menyelesaikan pembangunan masjid Quba, Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju kota Madinah yang dulu bernama Yathrib.

Setibanya dipintu gerbang Kota Madinah, Rasulullah dan sahabatnya sudah ditunggu – tunggu oleh segenap kaum Anshar (sebutan untuk penduduk Kota Madinah) yang memang sudah lama menanti kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Kaum Anshar mengelu – elukan nama Nabi Muhammad SAW, dan mereka berebutan untuk melihat sosok yang sudah sangat dirindukan. Merekapun berebutan untuk menarik tali kekang unta Nabi Muhammad SAW.

Tidak hanya itu, Penduduk Kota Madinah juga berebutan menawarkan rumahnya untuk menajdi tempat tinggal sementara Nabi Muhammad SAW. Semua ini dilakukan sebagai bukti cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Namun di antara kerumunan kaum Anshar ada seseorang yang tidak ikut berebutan menarik tali kekang unta Nabi Muhammad dan juga tidak menawarkan rumahnya untuk ditinggali. Beliau adalah Abu Ayyub Al Anshari.

Tawadhu
Foto : Jemaah Haji Tazkiyah Global Mandiri

Tidak seperti yang lain, Abu Ayyub Al Anshari membantu membawakan barang bawaan Nabi Muhammad SAW dan rombongannya. Dia tidak ikut menawarkan rumahnya untuk ditempati oleh Rasulullah meskipun ia tentu sangat ingin rumahnya ditempati oleh sang kekasih Allah SWT. Hal ini dikarenakan Abu Ayyub Al Anshari merasa bahwa rumahnya sangat sederhana dibandingkan dengan rumah – rumah yang lain.

Mendapatkan sambutan yang luar biasa tentu membuat Nabi Muhammad SAW sangat berbahagia, hal seperti ini tidak pernah di dapatkan di kota kelahirannya yaitu Kota Mekah. Namun Nabi Muhammad kebingungan menentukan dimana ia akan tinggal untuk sementara. Beliau merasa khawatir apabila menentukan satu rumah akan menimbulkan rasa iri terhadap yang lain.

Maka beliau menyerahkan keputusan tersebut kepada untanya. Beliau mengatakan akan tinggal sementara di rumah dimana unta kendaraanya berhenti dan duduk. Maka dengan bimbingan Allah SWT unta itu berjalan menyusuri kota Madinah dan rumah – rumah penduduk Madinah, terus berjalan melewati rumah – rumah mewah dan bangunan – bangunan kokoh. Tanpa diduga ternyata unta itu berhenti di sebuah rumah yang sangat sederhana, dan ternyata rumah itu adalah rumah Abu Ayyub Al Anshari.

Sahabat Abu Ayyub Al Anshari adalah orang yang sangat tawadhu atau rendah diri. Orang yang merasa dirinya tidak semulia bangsawan Kota Madinah atau penduduk yang lain. Beliau merasa kediamannya paling buruk dan sangat tidak pantas untuk disinggahi orang semulia Nabi Muhammad SAW. Jangankan menawarkan rumahnya untuk disinggahi sebagaimana yang dilakukan peduduk madinah yang lain, merasa layak pun ia tidak berani.

Namun sesuai sabda rasulullah barang siapa yang senantiasa merendahkan dirinya (bersifat tawadhu), Allah SWT akan menaikkan derajatnya. Begitu pun sebaliknya, barang siapa yang senantiasa bersifat sombong atau merasa paling hebat , Allah lah yang akan menjatuhkannya.

Dilansir dari Nu online, sifat tawadhu merupakan sikap batin yang merendah. Sifat tawadhu ini akan melahirkan tata karma dan sikap sosial yang wajar. Karena ini sikap batin, maka tidak ada yang bisa mengukur ketwadhuan seseorang kecuali manusia itu sendiri. Hanya mereka sendiri yang dapat menyadari apakah mereka merasa lebih tinggi atau istimewa dibanding orang lain atau tidak.

Oleh karena itu, tidak banyak orang yang bersikap tawadhu. Hanya mereka yang berjiwa besar dapat mencapai derajat mutawadhi‘in. Karena hanya mereka yang siap melawan arus demi hak dan harkat hidup manusia, sebagaimana kisah sahabat Nabi yaitu Abu Ayyub Alanshari. Maka pantaslah Allah SWT memberikan balasan yang sangat besar bagi orang – orang yang memiliki sikap tawadhu.

Nabi Muhammad SAW tinggal selama beberapa waktu di tempat tersebut sampai selesai pembangunan Masjid Nabawi dan Rumah Rasulullah SAW. Nantikan dikisah selanjutanya.

Sahabat Tazkiyah, sungguh indah kisah cinta para sahabat kepada Rasul SAW. Semoga kita semua diberikan nikmat oleh Allah SWT untuk mengunjungi rumah dan masjid nabawi serta menziarahi kubur Nabi Muhammad SAW. Sosok yang kita rindukan, sosok yang cinta kita kepadanya tidak pernah berkurang bahkan semakin bertambah. Sosok yang setiap saat mengisi relung – relung ingatan kita dan senantiasa namanya mengikuti setiap tarikan nafas kita. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Sumber Berita : https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/tawadhu-dan-pembelaan-harkat-hidup-manusia-menurut-ibnu-athaillah-3hS2V

Bagikan :