Masjid Bir Ali adalah tempat miqat makani (tempat berniat umrah/haji). Masjid ini menjadi tempat miqat makani karena Rasulullah SAW bermiqat di tempat ini.
Semua Jemaah haji atau jamaah umrah yang berangkat dari Madinah Menuju Mekkah harus singgah di Bir Ali untuk berniat umrah atau berniat haji. Apabila ada Jemaah haji atau umrah yang melewati Bir Ali mereka diharuskan kembali untuk miqat di Masjid Bir Ali. Dan apabila mereka terus sampai ke Mekkah maka mereka diharuskan membayar denda atau dam.
Untuk mengetahui dan mengenal lebih dalam tentang Masjid Bir Ali simak artikel ini yang akan membahas hal menarik seputar Bir Ali seperti letak dan kedudukan, nama – nama lain dan maknanya, sejarah, dan kondisi masjid saat ini.
Letak dan kedudukan
Masjid Bir Ali terletak di sebelah barat Wadi ‘Aqiq (Lembah Aqiq), di wilayah Abyar Ali, dengan jarak 14 kilometer dari Masjid Nabawi, atau sekitar 8 kilometer sebelah selatan Kota madinah. Kawasan Masjid ini merupakan kawasan yang dikelilingi pohon – pohon kurma.
Nama – Nama dan Maknanya.
Majib Bir Ali dikenal dengan beberapa nama seperti Masjid Bir Ali, Masjid Dzul-Hulaifah, Masjid Asy-Syajarah, dan Masjid Miqat.
- Masjid Bir Ali.
Nama yang paling masyhur dikalangan Jemaah Indonesia adalah Masjid Bir Ali. Disebut Bir Ali karena di tempat ini Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA ketika menjadi khalifah menggali banyak sumur untuk mengairi atau menyirami pohon – pohon kurma yang ada dikawasan ini. Jadi Bir merupakan kata jamak untuk sumur dan Ali ditujukan untuk Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
Bekas – bekas sumur sudah tidak nampak lagi saat ini karena sudah tertutup oleh masjid dan bangunan – bangunan yang ada di sekitar masjid
- Masjid Asy-syajarah
Asy-syajarah berarti pohon. Dinamakan Masjid Asy-syajarah karena masjid ini dibangun di tempat dimana Nabi Muhammad SAW pernah berteduh di bawah sebuah pohon (sejenis pohon akasia).
Dikutip dari Buku Ensiklopedia Islam, Ibnu Zubalah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW selalu duduk dibawah pohon tersebut ketika beliau mengadakan perjalanan ke Makkah untuk untuk menunaikan ibadah haji dan umrah.
Abu Hurairah RA juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW shalat berdekatan dengan tiang tengah Masjid Asy-syajarah.
- Masjid Dzul-Hulaifah
Sebagian orang menyebut masjid ini dengan Masjid Dzul-Hulaifah, karena masjid ini terletak di Distrik Dzul Hulaifah.
- Masjid Miqat
Disebut Masjid Miqat karena ini merupakan tempat Miqat bagi yang ingin berangkat dari Kota Madinah menuju Kota Suci Makkah.
Sejarah Masjid Bir Ali
Masjid ini pertama kali dibangun oleh Umar bin Abdul Azis ketika menjadi gubernur Kota Madinah pada masa 87 – 93 Hijriyah. Selanjutnya direnovasi pada masa Abbasiyah oleh Zaini Zainuddin Al Istidar pada tahun 861 Hijriyah (1456 Masehi). Lalu direnovasi lagi pada jaman Dinasti Utsmaniah pada masa pemerintahan Sultan Mehmet IV dengan dibantu seorang muslim dari india pada tahun 1090 Hijriyah (1679 Masehi).
Pada saat itu masjid ini masih sangat kecil dan terbuat dari batu, dan belum ada jemaah haji dan umrah yang singgah di masjid ini. Kemudian Raja Fahd bin Abdul Azis memerintahkan untuk merenovasi dan memperluas Masji Bir Ali.
Kondisi Masjid Bir Ali Saat Ini
Masjid ini sudah beberapa kali diperluas untuk memenuhi dan memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh Jemaah haji atau umrah yang jumlahnya terus bertambah. Sehingga masjid ini menjadi sebuah masjid yang sangat cantik, dan menjadi tempat persinggahan yang sangat nyaman serta dapat dinikmati oleh setiap Jemaah yang singgah.
Masjid ini di bangun dengan bentuk persegi dengan luas sekitar 6.000 meter persegi. Masjid Bir Ali dapat menampung sampai 5000 jemaah salat. Masjid ini memiliki kubah yang tingginya 16 meter dari permukaan tanah dan memiliki satu menara adzan dengan bentuk tangga spiral yang tingginya sekitar 62 meter
Masjid ini juga dilengkapi fasilitas – fasilitas seperti tempat wudhu, toilet dan kamar mandi. Terdapat 566 kamar mandi yang disiapkan bagi Jemaah yang ingin mandi di masjid, serta 512 toilet. Beberapa kamar mandi dan toilet di rancang khusus untuk Jemaah yang memiliki kekurangan fisik (difable).
Bagi Jemaah yang ingin berbelanja kebutuhan – kebutuhan untuk perjalanan ke Mekkah dapat membeli di penjual – penjual yang berada di sebelah timur masjid.
Untuk memberikan kenyamanan bagi Jemaah petugas kebersihan senantiasa membersihkan bagian – bagian masjid. Seluruh bagian masjid mulai dari daun pintu, karpet, hingga toilet dan kamar mandi berbau wangi dan harum.
Demikian ulasan menarik tentang Masjid Bir Ali, semoga bermanfaat. Semoga Allah SWT memberikan kita nikmat untuk mengunjungi Kota Suci Madinah dan berkunjung di Bir Ali
Sumber Berita : https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Dzulhulaifah