Hi, How Can We Help You?
Desember 10, 2020

Pahala Memandang Ka’bah; Terbebas dari Dosa Laksana Baru Keluar dari Rahim Ibu

BAYANGKAN jika waktunya telah tiba. Anda berjalan memasuki Masjidilharam, mengarah ke bawah, dan tiba di pelataran Ka’bah.

Di depan Anda, bangunan berbentuk kubus yang suci itu, berdiri kokoh. Anda menatapnya. Melepas hasrat ingin “bertemu” yang sudah lama terpendam. Bertambah lama karena adanya pandemi.

Dan memandang Ka’bah ternyata memiliki keutamaan. Ganjarannya tidak main-main. Aisyah meriwayatkan, Rasulullah bersabda. “Memandang Ka’bah adalah sebuah ibadah.” (HR. Abu Syaikh).

Ibnu Abbas pun menyebut bahwa di antara sekian banyak rahmat yang tercurah dari beragam ibadah di Ka’bah, memandanginya mendapatkan porsi dua puluh rahmat.

Ulama salaf banyak menyebutkan bilangan pahala keutamaan melihat Ka’bah. Seluruhnya berorientasi kepada kriteria menjiwai, memahami, dan meyakini keagungannya.

“Memandang Ka’bah adalah inti iman,” kata Ibnu Abbas.

Sedangkan Sa’id bin Musayyab bertutur, siapa saja yang memandang Ka’bah dengan penuh iman dan kepercayaan, dia akan terbebas dari dosa laksana baru keluar dari rahim ibunya.

Ibnu Saib Al Madani mengatakan, siapa saja yang memandang Ka’bah dengan penuh iman dan kepercayaan seluruh dosanya akan berguguran, laksana dedaunan yang berguguran dari pepohonan.

Ibnu Said juga berkata derajat pahala ibadah memandang Ka’bah setara dengan pahala seorang yang berpuasa, salat istiqamah, tawadu, dan berjuang di jalan Allah.

Ternyata bukan hanya melepas rindu. Menatap Ka’bah adalah cara untuk meraih keutamaan-keutamaan. Dosa berguguran. Pahalanya berlipat ganda. (tmt)

Bagikan :