Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Tag Archives: tazkiyah global mandiri

November 8, 2019

Saat berhaji atau umroh salah satu kegiatan yang paling iconic ialah minum air zamzam , selain menikmatinya langsung dari sumbernya tentu kita ingin membawa pulang ke tanah air untuk dibagi-bagikan kepada keluarga, sanak saudara, dan lainnya. Sebelumnya, apakah Anda yang membaca artikel ini, sudah pernah berhaji belum? sudah minum air zamzam langsung dari sumbernya? kalau belum admin doakan agar segera dilekaskan berangkat hajinya atau minimal umroh, mau tau rahasia cepat berangkat haji? baca ini deh, daftar haji langsung berangkat tanpa antri

Baca Selengkapnya

November 6, 2019
November 6, 2019

MEKAH – Museum ini dibangun belum begitu lama. Baru 20 tahun lebih. Tetapi keberadaannya mampu mempertautkan masa ke masa.

Lokasinya di Mekah. Museum Imarat Al-Haramain Asy-Syarifain namanya. Senin, 6 November 2019 pagi waktu Saudi atau siang waktu Indonesia, jemaah umrah Tazkiyah Global Mandiri mengunjungi tempat ini.

Begitu bersemangat jemaah berkeliling. Melihat benda-benda yang menjadi tanda perkembangan Masjidilharam dan Masjid Nabawi.

Museum seluas 400 meter persegi ini terbagi dalam dua ruang besar, ruang koleksi Mekah dan Madinah.

Koleksi Masjidilharam seperti menara-menara tempo dulu yang terbuat dari tembaga hingga tangga masuk Kakbah. Ada pula contoh potongan kayu penyangga kubus suci itu dari tahun 65 Hijriah. Itu koleksi tertua museum ini.

Jemaah juga akhirnya tahu bahwa dahulu orang mengambil air zamzam dengan cara menimba. Belum dengan alat penyedot canggih seperti sekarang.

Untuk koleksi Nabawi ada foto-foto Kota Madinah tempo dulu dan pembangunan Masjid Nabawi. Juga sejumlah koleksi manuskrip dan salinan manuskrip Alquran. Ada salinan mushaf zaman Utsman yang hurufnya belum ada titik dan harakatnya.

Dibimbing KH Anwar Sadat, jemaah begitu antusias hingga tak terasa waktunya kembali ke hotel. Besok, agendanya tur kota Mekah. Mengunjungi beberapa lokasi, di antaranya Jabal Tsur dan Jabal Rahmah. (fit-sur)

November 3, 2019

MAKASSAR – Perjalanan cukup panjang itu tuntas jua. Rombongan Umrah Plus Turki Tazkiyah Global Mandiri kembali ke tanah air setelah 22 hari berada di luar negeri.

Minggu, 3 November 2019, malam, pesawat Silk Air yang mereka tumpangi mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros.

Di grup WhatsApp, jemaah saling mengirim pesan ketika masing-masing sudah tiba di rumah. Ucapan terima kasih kepada para pembimbing dan pendamping, maupun maaf-maafan dengan teman satu grup.

“Terima kasih untuk semuanya dan maaf lahir batin ya, Say,” ujar Andi Tenri Rawe, salah seorang jemaah.

Rombongan berangkat pada 13 Oktober lalu. Rute pertama adalah Turki. Selama sepekan, mereka berkeliling. Menikmati Istanbul hingga Kapadokia. Meneguk Turkish Coffee. Mencoba Turkish Delight. Berburu safron dan karpet.

Di negeri sangat indah ini, rombongan didampingi Arzu, warga negara Turki. Perempuan berhidung mancung itu menjadi guide yang baik. Bahkan saat rombongan hendak bertolak ke Jeddah, ada sesi perpisahan yang haru.

Rombongan kemudian menetap di Madinah selama lima hari, lalu di Mekah sepekan.

Sungguh perjalanan yang berkesan. Wisata dan beribadah. Melepaskan diri dari penat jiwa dan raga. (ama)

November 1, 2019

MADINAH – Usianya 94 tahun. Lahir tahun 1925 di Masamba, Luwu Utara. Tetapi dia masih sanggup berjalan tanpa tongkat. Penglihatan dan pendengarannya pun masih baik.

Saudi Ambo San namanya. Saat ini, Saudi sudah berada di Arab Saudi. Baru saja tiba beberapa saat lalu di Madinah. Ketika berita ini diketik, Saudi usai menunaikan salat Subuh di Masjid Nabawi.

Saudi masuk grup umrah bersama Tazkiyah Global Mandiri, periode 31 Oktober-10 November 2019.

Saudi berangkat ke tanah suci ditemani cucunya, Yayu Rimba Sucipto. Tetapi Yayu tak bakal direpotkan. Sang nenek tergolong perempuan tangguh. Hampir segalanya masih bisa dilakukan sendiri.

Saat kru tazkiyahtour.co.id mengobrol dengannya, Saudi bisa menyimak semua yang kami ucapkan. Dijawab pula dengan fasih. Dia mengaku sudah lama mendamba pergi umrah.

“Alhamdulillah bisa berangkat bersama Tazkiyah,” ucapnya.

Grup ini akan berada di Madinah selama empat hari. Senin depan, mereka bertolak ke Mekah.

Di Mekah saat ini masih ada jemaah Tazkiyah yang tergabung dalam grup Umrah Plus Turki. Hari Minggu lusa rombongan akan bertolak ke tanah air. Pulang setelah melakoni tur yang menyenangkan selama tiga pekan. (sur-fit)

Oktober 31, 2019

TAIF – Jemaah umrah asal Indonesia mungkin pernah mendengar nama Kota Taif. Tetapi barangkali tidak semua sempat ke sana. Selain memang tak gampang mendapat akses, Taif bukanlah rute reguler bagi travel umrah Indonesia.

Tetapi jemaah Umrah Plus Turki Tazkiyah merasakannya, kemarin waktu setempat. Lima belas jemaah bergerak dari teriknya Mekah menuju Taif di dataran tinggi.

Taif ini memang unik. Menjadi pembeda dari suhu pada umumnya di Arab Saudi. Letaknya 1.700 meter di atas permukaan laut di lereng pegunungan Sarawat. Pada puncak musim panas, para pejabat dan kalangan keluarga kerajaan akan meninggalkan teriknya Riyadh untuk menepi sejenak ke Taif. Menjalankan pemerintahan dengan belaian angin sejuk.

Ahmad Made Ali, pendamping jemaah Tazkiyah menuturkan, para jemaah yang dalam empat hari terakhir sudah melakukan dua hingga tiga kali umrah begitu menikmati Taif.

Dari Mekah, rombongan menempuh perjalanan darat. Jarak 80 kilometer dilalui dalam waktu sekitar dua jam. Perlahan pemandangan berubah dari padang pasir dan bebatuan menjadi hamparan pepohonan.

Dan itulah ciri dari Taif. Tanaman tumbuh sangat subur di wilayah berjuluk Qaryah Al Mulk atau Desa Para Raja itu. Perkebunan kurma, semangka, anggur, stroberi, delima, anggrek, ambar, melati, misik, hingga peternakan madu ada di sini.

Begitu tiba, rombongan naik mobil ke ketinggian, kemudian turunnya meluncur menggunakan cable car.

Cable car atau sky lift atau kereta gantung menjadi solusi bagi mereka yang ingin seutuhnya memandangi Taif dari udara. Bila di tempat lain Sky Lift berjalan lurus, di Taif justru naik turun melewati bebatuan besar dan tanah kosong yang menghijau diselimuti rumput tipis.

Istimewanya, bagi yang masih ingin melaksanakan umrah, bisa juga mengambil miqat di Taif. Tepatnya di Wadi Sair Kabir.

Di pusat kota, juga terdapat masjid yang sangat bersejarah. Salah satunya adalah Masjid Ibnu Abbas, yaitu masjid peninggalan paman Rasullulah, Abdullah bin Abbas dan Masjid Ku’un, masjid di mana Nabi Muhammad saw dilempari batu oleh penduduk Taif.

Taif memang menorehkan sejarah yang pahit dalam perjalanan awal dakwah Nabi. Tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah melakukan perjalanan ke Taif untuk berdakwah dan mengajak Kabilah Tsaqif masuk Islam. Misi yang tak mudah. Beliau mendapat cacian, umpatan, hingga lemparan.

Tetapi Nabi tak dendam. Nabi tidak meminta agar Taif diazab. Kini, Taif malah menjadi negeri yang subur. (ama)