JAKARTA – Empat perusahaan mencatatkan sejarah. Menjadi pemenang pada penyelenggaraan perdana Raksa Nugraha Award yang dihelat Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI).
Dan kabar gembiranya lagi, satu dari empat perusahaan tersebut berasal dari Makassar; PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour). Tazkiyah Tour meraih trofi dan piagam kategori silver bersama PT Pelindo Husada Citra (PHC).
Dua lainnya adalah perusahaan yang juga sudah malang melintang; PT Pembangunan Jaya Ancol (gold) dan PT Petrokimia Gresik (platinum).
“Selamat kepada para penerima anugerah. Para pelaku usaha yang sudah berhasil menerapkan standar tinggi perlindungan konsumen,” ujar Ardiansyah Parman, Ketua BPKN RI dalam sambutannya pada malam penganugerahan Raksa Nugraha Indonesian Consumer Protection Award 2019, Rabu, 16 Oktober 2019.
Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin, mengaku bangga bisa berada di deretan penerima anugerah. “PT Petrokimia adalah BUMN raksasa, peraih double platinum SNI Award. PT Pembangunan Jaya BUMD kawakan di DKI. PHC anak usaha Pelindo,” ucapnya.
“Dan kami tidak akan berhenti melakukan inovasi yang terkait kenyamanan konsumen. Fokus kami di situ,” imbuh Ahmad Yani.
Malam penganugerahan digelar di Double Tree by Hilton, Jakarta Pusat. Managing Director Tazkiyah Tour, Adnan Syahruddin, naik ke panggung menerima trofi dan piagam dari Ketua BKPN RI dan Dirjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kemendag RI, Veri Anggrijono.
Koordinator Komisi Komunikasi dan Edukasi BPKN RI, Arief Safari, menjelaskan, hanya Tazkiyah Tour dan tiga perusahaan lain yang direkomendasikan panelis.
“Raksa Nugraha ini baru kita awali akan menjadi agenda tahunan sebab sangat penting untuk dilakukan,” ucapnya.
Ardiansyah menambahkan, Raksa Nugraha akhirnya dihelat sebab BPKN menilai, sejak berlakunya UU Perlindungan Konsumen 20 tahun lalu, hak-hak konsumen belum maksimal terjamin.
“Di negara-negara maju, produk yang berorientasi perlindungan konsumen dan perlindungan lingkungan, mendapat tempat strategis,” tutur dia.
Mulai tahun depan, Raksa Nugraha tidak hanya akan menilai pelaku usaha tetapi juga pemerintah daerah. (fit-sur)
PAMUKKALE – Ini uniknya Turki. Anda bisa berada di masa lalu dan masa kini sekaligus. Menjejaki peradaban kuno hingga perkembangan fashion paling modern.
Itu juga yang dirasakan jemaah Umrah Plus Tazkiyah Tour sepanjang Selasa, 15 Oktober kemarin waktu setempat.
Mereka ke Ephesus, sebuah kota kuno. Mirip Pompeii di Italia. Kota ini pernah hilang akibat gempa bumi, namun dibangun kembali.
Rombongan berfoto di antara reruntuhan bangunan di kota tempat lahir Heraclitus, seorang filsuf.
Ephesus awalnya memang merupakan kota Yunani kuno, tetapi direbut dan mengalami kejayaannya pada masa kerajaan Romawi.
Kota ini juga salah satu yang diprediksi para ahli sejarah tempat tujuh orang dalam kisah Ashabul Kahfi tertidur lebih dari 300 tahun.
Eh, rombongan juga ke Hierapolis, kota tua lainnya. Terletak di mata air panas di Phrygia klasik di Anatolia barat daya. Bangunan-bangunannya dibangun pada era Romawi kuno, abad ke-2 SM.
Di sini rombongan juga bertemu dengan sisa-sisa bangunan yang sangat fotogenik. Lihat saja hasilnya. Ada yang berpose romantis juga loh. Dan ada yang sampai bergaya melompat!
Pada hari yang sama, mereka sekaligus bisa berada di semaraknya era terkini. Di Leather Factory Outlet, tempat Anda bisa membeli jaket kulit terbaik namun terlebih dahulu menyaksikan model memeragakannya di catwalk.
Bahkan bukan cuma model. Rombongan pun ikut berlenggak-lenggok layaknya di acara peragaan kelas dunia. Ini mungkin pengalaman membeli jaket paling unik yang pernah mereka alami.
“Alhamdulillah semuanya happy. Wisata halal yang menyenangkan,” tutur pendamping Ahmad Made Ali.
Rombongan masih akan berada lima hari di Turki sebelum bertolak ke Jeddah, Arab Saudi. Menuju Madinah, lalu Mekah. (ama)
BURSA – Lima belas orang yang tergabung dalam rombongan Umrah Plus Tazkiyah Tour memulai petualangannya di Turki, kemarin waktu setempat. Begitu tiba di kota bernama Bursa, tak jauh dari Istanbul, kuliner yang kepikiran.
Dan memang kuliner yang menyambut. Arzu, perempuan Turki yang memandu perjalanan, langsung menawarkan Turkish Coffee. Tidak ada yang menolak.
“Memang wajib dicoba,” ujar Andi Muhammad Taofik, salah satu anggota rombongan.
Kopi Turki atau dalam bahasa lokal disebut Türk Kahvesi memang sebaiknya tak dilewatkan. Biji kopi terlebih dahulu dihancurkan di dalam lesung. Ditumbuk dengan alu hingga biji berubah menjadi gilingan halus ang disebut Kahves Değirmeni.
Panci yang digunakan untuk memasak kopi Turki juga berbeda. Panci ini disebut dengan cezve dan memiliki pegangan yang panjang. Kopi Turki dihidangkan dalam cangkir yang dinamakan fincan.
Kopinya sudah ada, sisa camilannya. Pilihan jatuh pada Turkish Delight. Mirip permen. Terbuat dari tepung dan gula bubuk kemudian disiram air mawar atau lemon.
Arzu tak lupa membawa rombongan ke Munira Shop. Hampir segala yang internet tulis soal oleh-oleh Turki ada di sana. Dari baklava, penganan sari kacang walnut atau pistache yang dicincang dan diberi pemanis serta dibungkus adonan roti tipis, hingga safron; rempah khas Turki yang kaya manfaat.
Banyak anggota rombongan yang memborong safron. Selain terkenal, Arzu juga sudah menulis 15 manfaat safron untuk kesehatan di grup WhatsApp.
Lalu apa yang dilakukan di antara semua prosesi itu? Foto-foto tentu saja. Pengalaman ini amat menyenangkan untuk tidak diabadikan. (ama)
MADINAH – Subuh terakhir di Masjid Nabawi telah tiba bagi rombongan jemaah Tazkiyah Tour yang berangkat pada tanggal 10 Oktober 2019.
Momen ini menjadi sangat emosional bagi setiap anggota rombongan yang telah menghabiskan delapan hari terakhir di Madinah, salat fardhu sebanyak 40 kali dalam ibadah arbain di masjid ini, sebuah rutinitas yang sangat berarti dan mendalam bagi mereka.
Perjalanan Berkesan Rombongan Jemaah Umroh
Foto : Jemaah Haji Tazkiyah Global Mandiri
Kota Madinah, dengan udaranya yang sejuk dan lingkungan yang damai, telah membuat mereka betah.
“Sedih sekali rasanya mau meninggalkan Madinah Al Munawarah yang penuh berkah,” ujar salah satu jemaah dengan mata berkaca-kaca.
Khususnya meninggalkan Masjid Nabawi, tempat dimana mereka telah menghabiskan waktu-waktu berharga, membuat perpisahan ini terasa lebih berat.
Senin, 14 Oktober 2019, menjadi hari yang penuh haru saat rombongan Tazkiyah Tour bersiap meninggalkan kota suci ini menuju Mekah.
Ustaz Muhammad Amin, pembimbing jemaah, mengingatkan semua untuk memanfaatkan momen perpisahan ini dengan sebaik-baiknya.
“Gunakan waktu yang tersisa untuk merenung dan berdoa,” pesannya.
Ketika saat keberangkatan tiba, doa dan zikir menggema di masjid.
“Assalamu alaika ya Rasulallah, assalamu alaika ya Nabiyallah, Assalamu alaika ya Habiballah… Sudah beberapa hari kami bersamamu di kota dan masjidmu ini. Sekarang tibalah saatnya kami meninggalkanmu dengan sangat berat. Semua demi melaksanakan perintah Allah yang lain,” kata Ustaz Amin, menyampaikan doa perpisahan yang penuh dengan harapan dan kerinduan.
Air mata bercucuran saat jemaah mengucapkan doa, berharap diberi kesempatan untuk kembali lagi ke Masjid Nabawi.
“Allahumma Yaa Allah.. janganlah jadikan kedatangan kami menziarahi Nabi dan Rasul yang Engkau sangat cintai, Muhammad SAW, sebagai kedatangan yang terakhir. Melainkan saya ingin datang berkali-kali dan berikanlah rezeki kepada kami. Begitu juga istri, anak-anak, dan sanak saudara kami, agar mereka bisa beruntung seperti kami,” tambah Ustaz Amin.
Menggunakan bus Qaid tipe terbaru, rombongan melanjutkan perjalanan mereka ke Mekah, dengan rencana mampir di Bir Aly untuk mengambil miqat umrah, melanjutkan perjalanan ibadah mereka.
Kesedihan menyelimuti saat jemaah meninggalkan masjid, memakai pakaian berlapis-lapis untuk menghangatkan tubuh di pagi yang dingin, dan membawa tas yang lebih ringan untuk memudahkan perjalanan ke bandara.
Suasana di mahtab, tempat sarapan, penuh dengan kesibukan dan persiapan. Jemaah bergandengan tangan, saling memberi semangat dan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan ke Mekah.
Di lobi, teman-teman jemaah telah berkumpul, bersiap-siap untuk berangkat ke bandara.
Suhu dingin Madinah membuat pagi itu terasa lebih melankolis, namun kehangatan dari baju berlapis dan kebersamaan sesama jemaah membawa kehangatan tersendiri.
“Terasa hangat, dan saya siap membelah dinginnya kota Madinah pagi ini,” ungkap salah seorang jemaah sambil menyesuaikan lapisan bajunya.
Setelah semua pemeriksaan keamanan, jemaah diantar dengan bis menuju pintu pesawat.
Kesempatan mendapatkan tempat duduk di dekat jendela memungkinkan beberapa jemaah untuk menatap keluar, melihat suasana bandara, dan mengabadikan momen terakhir mereka di Madinah.
Sebagai rombongan jemaah meninggalkan kota suci, doa dan harapan dibisikkan dalam hati setiap jemaah, mengharapkan akan ada kesempatan lain untuk beribadah di dua tanah suci ini lagi, Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawarah.
“Semoga kami bisa diberikan kesempatan untuk kembali lagi,” harap salah seorang jemaah.
Pesawat meninggalkan tanah suci, membawa jemaah Tazkiyah Tour jauh dari Madinah menuju tanah air.
Setiap orang dalam rombongan itu merenung tentang pengalaman spiritual yang mereka alami.
Perjalanan ini bukan hanya sebuah perpindahan fisik dari satu kota ke kota lain, tetapi juga perjalanan hati yang mendekatkan mereka pada iman dan pemahaman yang lebih dalam tentang agama mereka.
Dalam getaran mesin pesawat dan kilauan terakhir sinar matahari di atas padang pasir, tersembunyi harapan dan doa untuk kembali.
Mereka meninggalkan Madinah dengan hati yang lebih berat namun semangat yang lebih kuat, membawa pulang kenangan dan pelajaran yang tak terlupakan.
Image Source: okezone.com
Kebersamaan di Masjid Nabawi, zikir dan doa bersama, serta kehangatan rombongan yang mereka rasakan, telah memberi mereka perspektif baru tentang kehidupan dan spiritualitas.
Setiap langkah yang mereka ambil ke depan, diharapkan akan selalu diiringi dengan kasih dan tuntunan yang mereka peroleh selama di tanah suci.
Dan di suatu tempat di kedalaman hati setiap jemaah, ada janji yang tak terucap untuk kembali lagi, untuk sekali lagi merasakan kedamaian dan keagungan Madinah dan Mekah.
MAKASSAR – Tazkiyah Tour kembali berangkatkan rombongan jemaah umrah. Namun kali ini, tidak langsung ke Arab Saudi. Lima belas jemaah dengan layanan khusus ini bakal mampir di Turki.
Public Relation Tazkiyah Tour, Helfitri menuturkan, para jemaah memanfaatkan paket umrah plus.
“Plus-nya ke Turki. Fasilitas bintang 5. Total waktu perjalanan 22 hari,” ujarnya, Minggu (13/10/2019).
Rombongan berangkat malam ini. Dijadwalkan pukul 18.55 Wita, menggunakan pesawat Silk Air. Transit di Singapura, rombongan akan langsung bertolak ke Istanbul, Turki, dengan armada Singapore Airlines SQ 392.
Rombongan diagendakan tiba di Istanbul pada 07.45 besok waktu setempat dan langsung bisa menikmati kuliner khas di sana. Juga berwisata religi ke Green Mosque. Termasuk melancong ke Turkish Delight Shop.
Setelah itu menuju hotel, istirahat, untuk mempersiapkan diri mengelilingi berbagai destinasi. Rombongan akan berada di negara yang sebagian wilayahnya masuk Asia sebagian Eropa itu selama sepekan. Kita nantikan pengalaman para jemaah untuk dibagi kepada pembaca setia tazkiyahtour.co.id. (fit-sur)