MAKKAH – Mungkin Anda baru tahu sekarang. Hajar Aswad, batu surga yang menempel di Ka’bah itu pernah lepas dari tempatnya. Dicuri Abu Tahir al-Qarmati.
Abu Tahir adalah seorang penguasa Qarmati dari Bahrain kuno. Saudaranya, Abu Said Hasan ibn Bahram al-Jannabi adalah pendiri negara Qarmatian.
Hajar Aswad dijarahnya pada Januari 930 Masehi dan dibawa ke markas mereka (sekarang Bahrain).
Usai menginvasi Basra pada 923 dan Kufah pada 927, dia juga ingin mengambil alih Baghdad dan merampok sebagian besar Irak.
Hingga pada 930, pemimpin Qarmatian menjalankan aksi yang mengerikan. Menyerang Makkah.
Saat tiba, Abu Tahir tidak diizinkan masuk. Dia pun mengucap sumpah yang menjamin dia akan tetap damai di Makkah. Janji yang kemudian terbukti palsu. Pada hari pertama musim haji kala itu, orang-orang Qarmati menyerang Makkah. Tentara Qarmati datang dengan kuda mereka dan memasuki Masjidilharam.
Mereka mulai membantai para peziarah dengan brutal. Laporan yang juga dikutip About Islam menyebut sekitar 30 ribu jemaah haji tewas saat mereka salat di sekitar Ka’bah.
Pasukan Qarmati juga menjarah Ka’bah, menghancurkan gedung-gedung, rumah-rumah. Budak-budak disita dan mayat-mayat peziarah dilempar ke dalam sumur zamzam, sementara yang mati lainnya dibiarkan di jalan-jalan sampai membusuk.
Abu Tahir lalu mengambil Hajar Aswad dan menahannya. Ia membawanya ke Masjid al Dirar agar bisa ditempatkan di sana. Dia ingin menjadikan masjid itu sebagai tempat suci dan mengarahkan jemaah haji pindah lokasi tujuan ibadah. Tapi dia pernah bisa mewujudkan itu.
Dia meninggal dengan kematian yang juga mengerikan. Tubuh dan dagingnya dimakan cacing. Batu hitam pun akhirnya bisa diambil 23 tahun kemudian dengan membayar sejumlah besar uang tebusan.
Khalifah Abbasiyah membayar dalam jumlah yang besar untuk mendapatkan kembali Hajar Aswad. Batu itu disebut-sebut dipecah menjadi tujuh bagian selama penyanderaan dan pemindahannya. (tmt)