MAKASSAR – Satu lagi bukti bahwa panggilan ke tanah suci bisa datang kepada siapa saja yang mau. Bahkan ketika ia tampak tidak mampu.
Adalah seorang lelaki penjaga masjid di Barru yang kali ini merasakannya. Muhiddin Lakade Labasire namanya.
Saat tulisan ini dibuat, Kamis, 26 September 2019 pukul 21.20 Wita, pria 86 tahun itu sedang di dalam pesawat grup Singapore Airlines. Tujuan Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
Muhiddin tergabung dalam rombongan umrah Sint Travel, anak grup Tazkiyah Tour.
Keberangkatannya ini adalah jawaban dari doa-doanya selama puluhan tahun. Tak lelah-lelah dia merawat impian menuju Baitullah. Walau umur tak muda lagi dan penghasilan sehari-hari sekadar cukup untuk makan.
Muhiddin adalah salah satu penjaga Masjid Islamic Center di Kabupaten Barru. Hari itu, Minggu, 6 Januari 2019, dia ikut memasukkan nama ke kotak undian acara Tablik Akbar Tazkiyah Tour di tempatnya bekerja.
Bupati Barru, Suardi Saleh hadir. Sang orang nomor satu juga yang mencabut undian untuk hadiah utama; satu paket umrah.
Semua hening sampai pembawa acara menyebut nama pemenang. Seseorang dari arah belakang lalu melangkah ke depan. Pelan dan gugup.
Berlinang air matanya. Bibirnya melafalkan hamdalah. Berulang-ulang.
Dan orang itu adalah Muhiddin, sang penjaga masjid yang sudah lama mendambakan salat di Masjidilharam, di depan Kakbah.
“Lama sekali mi saya mau,” katanya dengan mata memerah dan basah.
Jika semuanya lancar, Muhiddin sudah akan tiba di Madinah, Jumat dini hari waktu Saudi, atau Jumat siang waktu Indonesia.
Empat hari di Madinah, Muhiddin dan rombongan akan menuju Mekah. Menjalani prosesi umrah.
Sekali lagi kita belajar tentang dahsyatnya kekuatan impian dan doa. Siapa sangka seorang Muhiddin bisa pergi umrah.
Dia orang kecil, tetapi niatnya besar. Dan Rabb-nya mahabesar. (*)
Imam Dzulkifli
untuk tazkiyahtour.co.id