Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Blog

Maret 13, 2024

Haji dan Umrah menjadi salah satu ibadah utama bagi umat islam. Tidak sekadar ibadah saja, haji dan umrah juga memiliki hikmah yang mendalam dan memberikan dampak positif bagi orang yang melakukannya.

Bahkan, hikmah haji dan umrah bagi umat islam yang dirasakan oleh orang yang melakukan yaitu dapat mengubah perspektif hidupnya. Apa saja hikmah haji dan umrah? Berikut ini penjelasan secara lengkapnya.

Tiga Hikmah Haji dan Umrah

3 hikmah haji dan umrah memiliki manfaat dari segi rohani, ekonomi, dan politik yang dapat mengubah perspektif seseorang terhadap hidup. Hikmah haji dan umrah perlu ditekankan untuk mengukur tingkat ketaatan semua manusia kepada tuhannya.

Haji dan umrah mengajarkan pada semua umat manusia bahwa Tuhan maha penyayang dan adil kepada manusia yang mau menaati-Nya. Haji merupakan pengalaman yang membuat seseorang merasakan kedekatan dengan Allah SWT.

Saat melaksanakan haji dan umrah, jamaah haji akan fokus untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Ibadah haji dan umrah yang dilakukan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah, maka balasannya tak lain adalah surga.

hikmah haji dan umrah
Source Image: detikcom

Jika di sebutkan tiga hikmah haji dan umrah maka berikut ini tiga hikmah haji dan umrah dari aspek rohani, ekonomi, dan politik.

1. Hikmah Haji dan Umrah dari Aspek Rohani

Pelaksanaan haji dan umrah mengedepankan perdamaian dan keselamatan. Hal ini dikarenakan orang yang melaksanakan haji berasal dari ras, suku, gender, usia, dan latar belakang yang berbeda-beda.

Semua orang berkumpul bersama dalam sebuah tempat untuk berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT. Dalam melaksanakan haji dan umrah, jamaah akan merasakan kedekatannya dengan Allah SWT.

Jamaah akan menghilangkan fokus keduniaan serta ego mereka untuk fokus beribadah. Hal ini membuat para jamaah merasakan bahwa tidak ada penghalang antara dirinya dengan Allah, sehingga menimbulkan rasa yang tenang, damai, dan berserah.

Ibadah haji dan umrah juga menjadi bentuk kepatuhan umat muslim kepada Allah SWT. Melaksanakan ibadah haji dengan khusyuk dan ikhlas dapat meningkatkan iman dan taqwa seseorang yang melakukannya.

Tidak hanya itu, perjalanan yang penuh tantangan dan melelahkan membuat para jamaah belajar tentang kesabaran dan kerendahan hati.

Oleh sebab itu, ketakwaan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan haji dan umrah. Tanpa ketakwaan, seseorang akan mudah emosi hingga menyebabkan perbedaan pendapat.

Ketakwaan yang dimiliki seseorang dapat mencegah terjadinya pertikaian yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti perbedaan suku, budaya, hingga bahasa.

Ibadah haji juga menjadi dasar untuk memperkuat ikatan dengan Allah SWT. Ibadah haji dan umrah itu sendiri dilaksanakan di Mekah, tempat suci umat islam. Hal ini dapat membantu seseorang untuk memahami makna dari ibadah itu sendiri.

hikmah haji dan umrah
Source Image: umroh.com

2. Hikmah Haji dan Umrah dari Aspek Ekonomi

Pada dasarnya, semua ibadah seperti sholat, zakat, puasa, hingga haji akan lebih bernilai jika setelah menjalankan ibadah tersebut memunculkan ketakwaan pada diri seseorang.

Untuk menunaikan haji, ketaqwaan pada diri seseorang akan diuji saat mereka memiliki kekayaan dan kelimpahan rezeki. Melaksanakan ibadah haji berkaitan erat dengan kekayaan dan ketaqwaan.

Setiap muslim yang ingin berangkat haji harus mempersiapkan bekal baik materi serta ketaqwaan. Hal ini tercantum pada Q.S Al-Baqarah ayat 197 yang artinya:

“..Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS al-Baqarah: 197)

Ibadah haji juga berkaitan erat dengan ekonomi. Pelaksanaan haji dan umrah tidak lepas dari transaksi jual beli, peminjaman, titipan, hingga transaksi keuangan seperti travel dan biaya antar negara.

Semua transaksi ekonomi tersebut bisa berjalan dengan ketakwaan yang dimiliki seseorang. Tidak hanya bagi pelaksananya, ibadah haji dan umrah juga memiliki dampak ekonomi bagi para pedagang.

Mereka semua menyiapkan kebutuhan yang diperlukan bagi jamaah haji ataupun kepentingan ekonomi lainnya. Hal ini membuktikan bahwa ibadah haji memberikan gambaran tentang urusan agama tidak selalu bertentangan dengan akhirat.

Selama aktivitas dunia yang dilakukan tidak mengganggu rukun dan wajib haji, maka hal tersebut boleh dilakukan. Ibadah haji dan umrah juga menjadi ujian bagi seseorang.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya oknum yang tidak jujur dalam pengelolaan biaya haji dan merugikan bagi orang lain. Kesalahan ini tentu berkaitan dengan tingkat ketaqwaan seseorang.

3. Hikmah Haji dan Umrah dari Aspek Politik

Hikmah haji dan umrah juga dapat dirasakan dari aspek politik. Hal tersebut terlihat dari urusan administrasi negara dalam pelaksanaan haji.

Pelaksanaan ibadah haji membutuhkan persiapan yang cukup kompleks dan dukungan dari berbagai pihak yang terjadi melalui politik.

Tanpa adanya kerja sama politik, pelaksanaan haji dan umrah tidak bisa terlaksana dengan baik. Pada jaman dulu, perjalanan haji dilaksanakan menggunakan alat transportasi pelayar untuk jalur perdagangan.

Hal ini berkaitan erat dengan masuknya islam di Indonesia dan menjadi faktor bermulanya perjalanan haji di Indonesia.

Meskipun belum diketahui siapa orang Indonesia yang pertama kali berangkat haji, namun diketahui orang tersebut adalah para pedagang, utusan sultan, musafir, dan para pencari ilmu.

hikmah haji dan umrah
Source Image: muslimah news

Selain itu, hikmah haji dan umrah pada umat islam pada umumnya yaitu menjadi momen semua muslim dari seluruh dunia berkumpul di sebuah tempat, yaitu Mekah.

Semua orang dari berbagai latar belakang tersebut harus mentaati aturan serta kebijakan yang telah ditentukan di Arab Saudi, selaku negara tempat pelaksanaan haji.

Penutup

Hal ini menjadi bukti bahwa hikmah haji dan umrah adalah bukti persatuan seluruh kaum muslim di seluruh dunia. Ibadah haji menjadi sebuah kegiatan yang mempersatukan seluruh umat muslim dan meningkatkan rasa persaudaraan.

Pelaksanaan haji tidak sekedar perjalanan menuju ke tanah suci untuk beribadah, namun  banyak sekali hikmah yang bisa diambil. Dalam kenyataannya, pelaksanaan haji tidak lepas dari aspek luar seperti politik dan ekonomi.

Dengan melaksanakan ibadah haji dan umrah, seseorang bisa memahami hikmah haji dan umrah  yang terkandung di dalamnya dan meningkatkan pandangan hidup serta kedamaian hidupnya.

Maret 12, 2024

Uwais Al Qarni merupakan seorang pemuda yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dia terkenal akan ketaatannya kepada Allah SWT dan ibunya.

Perilaku Uwais Al Qarni menjadi salah satu contoh teladan bagi seluruh umat islam dan menjadikannya sebagai tokoh inspirasi.

Bagi Anda yang ingin mengetahui kisah Uwais Al Qarni dengan lengkap, silahkan baca pembahasannya di bawah ini.

Biografi Uwais Al Qarni

Uwais Al Qarni merupakan seorang pemuda miskin yang tinggal di Yaman.

Uwais adalah anak yatim yang sudah lama ditinggal wafat oleh ayahnya.Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bersama dengan ibunya. Kesehariannya, Uwais Al Qarni merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan.

Ibu Uwais sudah lumpuh dan pandangannya sudah mulai kabur.Uwais bekerja sebagai seorang penggembala kambing untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi ibunya.

Meskipun sibuk, ia tetap taat beribadah kepada Allah SWT. Ia rajin melakukan puasa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Sebenarnya, Uwais adalah pemuda  yang tampan. Matanya biru, rambutnya merah, dadanya bidang, dan kulitnya kemerah-merahan. Namun, ia memiliki penyakit sopak yang membuat warna kulitnya tidak merata.

Selain itu, ia hanya memiliki dua lembar pakaian saja yang membuat tampilannya sangat kumal.

Penduduk di sekitarnya tidak ada yang peduli dan tidak pernah menghiraukannya. Bahkan karena miskin dan hidupnya tidak jelas, ia sering menjadi bahan olokan dan tertawaan orang-orang.

Siapa Uwais Al Qarni

Uwais Al Qarni sebenarnya merupakan seorang wali Allah. Ia sangatlah sholeh. Setiap kali dia mengangkat tangan untuk berdo’a kepada Allah SWT, pasti semua do’anya akan dikabulkan.

Namun, tidak ada seorang pun yang mengenal dia sebagai wali Allah sampai di hari wafatnya.

Semua perkataannya mungkin tidak didengar oleh manusia di bumi. Tapi setiap zikir dan do’a dari Uwais Al Qarni selalu didengarkan oleh para penghuni langit.

Karena itulah, Rasulullah SAW menjuluki Uwais Al Qarni sebagai pemuda yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tetapi sangat dikenal oleh para penduduk langit.

uwais al qarni
Source Image: hayatun tour

Menurut Rasulullah SAW, kelak pada hari kiamat dimana orang-orang yang ahli ibadah sudah dipanggil satu-persatu untuk masuk surga, justru Uwais disuruh untuk menunggu di depan pintu surga.

Bukan karena tidak ada tempat baginya, melainkan ia diminta untuk memberikan syafaat bagi orang lain agar mereka bisa masuk surga.

Uwais Al Qarni Hidup Pada Masa

Uwais Al Qarni hidup satu zaman dengan Rasulullah SAW. Namun ia belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW.

Uwais tinggal di Yaman, sementara Rasulullah SAW tinggal di Madinah. Jarak antara Yaman dan Madinah kurang lebih 400 km.

Kisah Uwais Al Qarni

Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, ajaran islam mulai menyebar ke seluruh jazirah Arab hingga sampai ke Yaman. Ajaran islam sangat menarik bagi Uwais Al Qarni hingga membuatnya masuk islam.

Saat itu, seluruh orang yang masuk islam pergi ke Madinah untuk mendengarkan nasehat langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Nasehat nabi itu pun disebar luaskan ke Yaman, sehingga penduduknya bisa memperbarui kehidupannya sesuai dengan ajaran islam.

Pada saat itu, Uwais Al Qarni merasa sedih. Di lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Ia juga belum pernah melaksanakan ibadah haji. Hal tersebut dikarenakan ia tidak punya biaya untuk pergi ke Madinah. Selain itu, ia tidak mungkin meninggalkan ibunya seorang diri di rumah.

Suatu hari, Uwais memberanikan diri untuk berbicara kepada ibunya mengenai keinginannya untuk bertemu Rasulullah SAW. Sang ibu pun mengizinkan Uwais untuk pergi ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW.

Uwais pun mulai mengumpulkan bekal yang cukup dan menyiapkan semua keperluan ibunya. Setelah semuanya terpenuhi, ia meminta tolong kepada tetangganya untuk menjagakan ibunya.

uwais al qarni
Source Image: idn times

Singkat cerita, sampailah Uwais Al Qarni di Madinah. Ia pun mendatangi rumah Rasulullah SAW dan mengetuk pintunya.

Namun, yang membuka pintu bukanlah Rasulullah SAW, melainkan Aisyah Radhiyallahu Anha.

Uwais pun menyampaikan maksudnya untuk bertemu dengan nabi. Namun, saat itu nabi sedang pergi untuk mempimpin kaum muslimin berjihad di jalan Allah SWT.

Mendengar hal tersebut, Uwais Al Qarni sangat kecewa. Ia jauh-jauh datang dari Yaman demi bertemu dengan Rasulullah SAW yang ternyata gagal.

Sebenarnya, ia ingin menunggu kedatangan nabi. Namun ia teringat pesan ibunya untuk segera kembali ke Yaman setelah sampai di Madinah.

Karena Uwais mengkhawatirkan kondisi ibunya, ia pun kembali ke Yaman dengan perasaan dilema.

Hadist Tentang Uwais Al Qarni

Berikut ini hadits tentang Uwais Al Qarni.

  1. Berbuat baik kepada ibu

Ada sebuah hadits yang menyuruh kita untuk berbuat baik kepada ibu, berikut bunyinya:

نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ

Artinya : “Sesungguhnya Allah berwasiat sebanyak 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR. Ibnu Majah, shahih dengan sawahid-nya).

  1. Dikenal penduduk langit karena ketaatannya kepada ibu

إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم

Artinya : Sesungguhnya tabiin yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian” (HR. Muslim).

  1. Ibu adalah orang yang paling layak mendapatkan perlakuan baik

الأم أحق الناس بحسن الصحبة

Artinya : Ibu adalah orang yang paling layak untuk mendapatkan perlakuan yang baik.

Cerita Uwais Al Qarni Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Suatu hari, ibunya mengatakan sebuah permintaan kepada Uwais bahwa ibunya ingin berangkat haji. Uwais pun langsung termenung mendengarkan permintaan ibunya.

Perjalanan dari Yaman ke Madinah sangatlah jauh. Dibutuhkan bekal yang cukup serta kendaraan. Sedangkan Uwais hanya pemuda miskin yang tidak punya apa-apa.

Akhirnya, Uwais memiliki jalan keluar. Ia membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit.

Setiap pagi, Uwais bolak-balik menggendong lembu tersebut dari bawah ke puncak bukit. Bahkan orang-orang yang melihat tingkahnya sampai mengatainya gila.

Semakin hari, anak lembu Uwais semakin besar. Setelah 8 bulan berlalu, lembu Uwais sudah mencapai bobot 100 kg.Begitupun dengan otot Uwais yang semakin kuat.

Ternyata, Uwais membeli lembu tersebut untuk melatih ototnya agar kuat menggendong ibunya berangkat haji.

Uwais Al qarni Menggendong Ibunya Naik Haji

Setelah sampai di musim haji, Uwais pun berniat untuk memberangkatkan haji ibunya dengan cara menggendongnya. Selama ini, ia sudah melatih ototnya dengan cara menggendong lembu miliknya setiap pagi.

Uwais pun menggendong ibunya dan berjalan kaki dari Yaman ke Mekah untuk memberangkatkan haji ibunya.

Sungguh besar rasa cinta Uwais kepada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dengan medan yang sulit demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais pun menggendong ibunya untuk wukuf di Ka’bah. Sambil bercucuran air mata, Uwais dan ibunya berdo’a di depan Ka’bah.

uwais al qarni
Source Image: jala pantura

Ya Allah, ampunilah dosa ibu”, do’a Uwais di depan Ka’bah.

Ibunya pun bertanya, “Bagaimana dengan dosamu?”

Uwais pun menjawab pertanyaan ibunya dengan mengatakan bahwa dengan terampuni dosa ibunya, maka ibunya akan masuk surga. Uwais berkata bahwa ridha dari ibunya sudah cukup untuk membawanya ke surga.

Seketika itu, penyakit sopak yang diderita Uwais langsung sembuh. Hanya menyisakan bulatan putih di tengkuknya.Bulatan putih tersebut ternyata sebagai tanda untuk Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib mengenali Uwais.

Sebelumnya, Rasulullah SAW sudah berpesan bahwa ada seorang manusia dari Yaman yang do’anya sangat makbul.

Rasulullah SAW pun memerintahkan Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari Uwais dan meminta do’a kepadanya.

Uwais Al Qarni Meninggal

Setelah nabi Muhammad SAW wafat, Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib pun pergi mencari Uwais sesuai dengan perintah nabi.

Setelah bertemu Uwais, kedua sahabat itupun bersalaman dan membalik tangan Uwais untuk memastikan adanya tanda putih seperti yang dikatakan Rasulullah SAW. Dan ternyata orang tersebut memang Uwais yang mereka cari.

Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib pun senang melihat Uwais yang pernah dibicarakan oleh Rasulullah SAW. Kedua sahabat itupun meminta Uwais untuk berdo’a dan membacakan istighfar.

Kemudian, Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib berniat memberikan uang untuk Uwais. Namun ia menolaknya.

Uwais pun berkata bahwa cukup hari ini saja ia diketahui oleh orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah dia tidak diketahui oleh orang-orang lagi.

Setelah nama Uwais lama tidak terdengar, tiba-tiba muncul kabar bahwa Uwais Al Qarni telah wafat. Namun ada kejadian aneh saat wafatnya Uwais.

uwais al qarni
Source Image: ramadhan-republika

Meskipun ia tidak dikenali oleh orang-orang, tiba-tiba banyak orang yang berebutan ingin memandikan jenazahnya.Ketika Uwais dibawa untuk dipakaikan kain kafan, disana sudah ada orang-orang yang menunggunya.

Ketika jenazah Uwais akan disholatkan, sudah banyak orang yang akan mensholatkannya. Begitupun ketika jenazah Uwais akan dikubur, sudah ada orang yang menggali kuburnya hingga selesai.

Meninggalnya Uwais Al Qarni sangat menggemparkan masyarakat Yaman. Begitu banyak orang yang mengurus jenazah Uwais, padahal ia bukanlah siapa-siapa.

Bagaimana bisa seorang fakir miskin dan penggembala kambing yang tidak pernah dihiraukan masyarakat tiba-tiba didatangi oleh banyak orang dan mengurus pemakamannya hingga selesai.

Ternyata, orang-orang yang membantu pemakaman jenazah Uwais adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi oleh Allah SWT.

Dengan ketaatannya kepada Allah dan ibunya, Uwais Al Qarni tidak terkenal di bumi melainkan terkenal di kalangan penduduk langit.

Hikmah Cerita Uwais Al Qarni

Melalui cerita Uwais Al Qarni, terdapat beberapa hikmah yang bisa diambil. Berikut hikmah cerita Uwais Al Qarni.

  • Uwais sangat menunjukkan ketaatan kepada ibunya. Ia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang dan selalu berusaha memenuhi seluruh keinginan ibunya.
  • Ketulusan dan kesederhanaan Uwais menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan seseorang tidak selalu dilihat dari materi. Meskipun ia seorang yang miskin dan sederhana, hatinya sangat tulus dan penuh kasih hingga membuatnya dikenal oleh penduduk langit.
  • Do’a dan pengampunan dari Allah SWT dan ridha dari orang tua dapat membawa berkah besar bagi kehidupan.

Kisah Uwais Al Qarni  menjadi teladan bagi seluruh umat manusia terutama dalam hal  berbakti kepada orang tua, hidup sederhana, serta ikhlas dan taat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Semoga kita semua bisa mencontoh sifat teladan dari Uwais Al Qarni.

Maret 6, 2024

Kisah Abu Thalhah, sahabat Rasulullah yang dikenal akan keteguhan imannya, merupakan salah satu kisah yang mempesona dari era keemasan Islam.

Abu Thalhah, dengan dedikasi dan kesetiaannya kepada agama Islam, telah menorehkan jejak yang mendalam dalam sejarah umat Muslim.

Salah satu aspek yang menonjol dari kehidupan Thalhah adalah kecintaannya terhadap ibadah puasa.

Setiap hari, kecuali pada hari-hari tertentu yang diharamkan untuk berpuasa, Abu Thalhah dengan konsisten menjalankan ibadah puasa.

Keutamaan ini bukan hanya menunjukkan kesungguhan Thalhah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga sebagai bukti akan komitmennya terhadap agama Islam.

Selain itu, Abu Thalhah juga dikenal dengan semangatnya dalam berpartisipasi dalam jihad fi sabilillah.

Meskipun usianya sudah lanjut, semangatnya untuk berjuang demi agama Allah SWT tidak pernah pudar. Ia selalu siap mempertaruhkan segalanya dalam membela Islam dan umat Muslim.

Kisah Abu Thalhah

abu thalhah

Ketika umat Islam bersiap untuk berperang melawan musuh-musuh Islam, Abu Thalhah tidak ragu untuk ikut serta. Meskipun usianya sudah senja, semangatnya dalam berjihad tetap menyala dan menginspirasi para sahabat lainnya.

Kesediaannya untuk berkorban demi agama Allah SWT menjadi contoh yang patut diteladani oleh umat Islam di seluruh dunia.

Pada suatu ketika, ketika umat Islam bersiap untuk melakukan perang, Thalhah juga bersiap ikut serta. Namun, takdir berkata lain, saat dalam perjalanan, ia jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Meskipun meninggal di tengah medan perang, jenazahnya tidak segera dikuburkan karena sulitnya menemukan daratan yang layak di tengah lautan yang luas.

Jasad Abu Thalhah Al Anshari

Keajaiban terjadi setelah tujuh hari, meskipun jenazahnya terbuka tanpa penguburan yang layak, tubuh Thalhah tetap utuh dan tidak mengalami pembusukan.

Keutuhan jasadnya selama periode tersebut dianggap sebagai tanda dari keberkahan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang setia.

Kisah Abu Thalhah adalah cerminan dari keberkahan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang taat. Dedikasinya dalam ibadah dan semangatnya dalam berjuang bagi agama Islam telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Pesan dari kisah Thalhah tidak hanya mengajarkan tentang ketekunan dalam beribadah, tetapi juga tentang keberanian dan kesediaan untuk berkorban demi agama Allah SWT.

Dengan menggali lebih dalam tentang kehidupan Abu Thalhah, umat Islam diharapkan dapat menemukan inspirasi dan motivasi untuk meningkatkan kualitas iman dan amal ibadah mereka.

Kisah-kisah seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya memperjuangkan agama Allah dengan penuh dedikasi dan kesetiaan.Setiap detil dalam kehidupan Abu Thalhah memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam.

Dari kecintaannya pada ibadah puasa hingga semangatnya dalam berpartisipasi dalam jihad, setiap tindakan dan sikapnya menjadi teladan yang patut diikuti.

kisah abu thalhah
Source Image: republika.id

Keutuhan jenazahnya yang tetap utuh selama tujuh hari tanpa penguburan yang layak juga menjadi bukti nyata akan keberkahan dan keistimewaan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang setia.

Kisah Abu Thalhah tidak hanya memperlihatkan bagaimana seorang sahabat Rasulullah menjalani kehidupannya dengan penuh keimanan dan keberanian.

Tetapi juga menggambarkan betapa besar keajaiban dan keberkahan yang Allah anugerahkan kepada hamba-Nya yang taat.

Meskipun Thalhah telah meninggalkan dunia ini, warisannya yang berharga tetap hidup dalam bentuk inspirasi dan teladan bagi generasi umat Islam selanjutnya.

Hikmah Dibalik Kisah Abu Thalhah

Selain itu, kisah Thalhah juga menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya memperjuangkan agama Allah dengan sepenuh hati.

Keberanian dan keteguhan dalam menghadapi rintangan dan cobaan merupakan nilai-nilai yang sangat ditekankan dalam Islam.

Melalui kisah-kisah para sahabat, kita diajak untuk meneladani semangat mereka dalam mempertahankan dan menyebarkan ajaran Islam.

abu thalhah dan ummu sulaim
Source Image: inews.id

Dalam konteks ini, Abu Thalhah adalah contoh yang sangat nyata tentang bagaimana seorang Muslim sejati harus hidup.

Dedikasi dan kesetiaannya kepada agama Allah tidak pernah goyah, bahkan di tengah-tengah tantangan dan kesulitan yang besar, seperti yang dicontohkan oleh Abu Thalhah.

Keberanian untuk berjuang demi kebenaran dan kebenaran agama Allah membuatnya menjadi teladan yang patut diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia.

Kisah Abu Thalhah juga mengajarkan kita tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai Islam di tengah-tengah pergumulan dan tantangan zaman.

Dengan mengingat dan meneladani semangat serta dedikasi Abu Thalhah, kita diharapkan dapat menjadi umat Islam yang kuat dan teguh, siap menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan hidup ini.

Dengan demikian, kisah Thalhah adalah bukti nyata akan keajaiban dan keberkahan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang taat.

Keutuhannya yang tetap terjaga selama tujuh hari tanpa penguburan yang layak menjadi bukti yang mempesona akan kebesaran dan kemurahan Allah SWT.

Semoga kisah Thalhah senantiasa memberi inspirasi dan motivasi bagi umat Islam di seluruh dunia untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada agama Allah SWT.

 

Maret 5, 2024

Kabah menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi oleh seluruh umat islam yang melakukan ibadah haji.

Salah satu rukun haji yang dilakukan oleh para jamaah adalah tawaf, yaitu berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran.

Kabah bukan hanya sekedar bangunan saja, melainkan tempat yang penting dan bersejarah bagi umat islam.

Sejarah Ka’bah Menurut Al Quran

Ka’bah diperkirakan sudah ada bahkan sebelum Nabi Adam AS turun ke bumi. Hal ini tercantum dalam Q.S Ali Imran ayat 96 – 97 yang berbunyi:

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ

Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ

ٱلْعَٰلَمِينَ

Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”

Awalnya, Kabah memiliki ukuran dengan tinggi 7 hasta, lebar 22 hasta, dan panjang 30 hasta. Saat itu, Ka’bah masih tidak memiliki atap.

Pembangunan Kabah berlangsung dari masa ke masa, termasuk Nabi Ibrahim AS hingga kaum Quraisy.

Kabah sempat mengalami kerusakaan saat terkena banjir bandang pada zaman Nabi Nuh AS.

Banjir tersebut membuat bagian atas Kabah hancur hingga menyisakan pondasinya saja yang disebut qaa’idah atau qawaa’id (bentuk jama’).

Kemudian, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS untuki merenovasi Kabah. Hal ini tercantum dalam Q.S Al-Baqarah ayat 127 yang berbunyi:

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya: “dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar- dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Saat Nabi Ibrahim AS melakukan renovasi Kabah, beliau melakukan pijakan di batu pertama yang dia bawa. Kini, batu pijakan tersebut dikenal dengan makam Ibrahim AS.

Setelah Ka’bah selesai dibangun, Nabi Ismail AS dan Nabi Ismail AS pun langsung memanjatkan do’a kepada Allah SWT.

ka'bah
Source Image: konsultasi syariah

Siapa yang Pertama Kali Membangun Ka’bah

Banyak para ulama’ yang menafsirkan bahwa Kabah dibangun oleh malaikat dengan kuasa dan izin Allah SWT.

Karena, dilihat dari sejarah dan bukti pada ayat Al-Qur’an, Ka’bah sudah ada sebelum zaman Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail.

Hanya saja, Kabah dibangun kembali oleh mereka berdua karena rusak terkena banjir di zaman Nabi Nuh AS.

Ka’bah Zaman Nabi Ibrahim

Berdasarkan Q.S Al-Baqarah ayat 127, Nabi Ibrahim AS bersama dengan Nabi Ismail AS meninggikan pondasi Ka’bah. Kabah itu sendiri dibangun di satu dataran tinggi yang menonjol daripada dataran di sekitarnya.

Dataran ini menjadi tempat yang ditinggikan dan dimuliakan sejak sebelum datangnya Nabi Ibrahim AS hingga beliau membangun Kabah di sana bersama dengan Nabi Ismail AS.

Nabi Ibrahim AS dibantu dengan Nabi Isma’il kemudian membangun kembali Kabah menggunakan tumpukan batu dengan ukuran yang sedikit lebar dari awalnya.

Berikut ukuran Kabah yang dibangun Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS :

  • Tinggi Ka’bah 9 hasta dan lebar Ka’bah 32 hasta (dari rukun Aswad hingga rukun Syami)
  • Antara rukun Syami dengan rukun Gharbi menjadi 22 hasta
  • Antara rukun Gharbi dengan rukun Yamani menjadi 31 hasta
  • Antara rukun Yamani dengan rukun Aswad menjadi 20 hasta

Nabi Ibrahim AS juga membuat dua pintu Kabah dengan ukuran yang sama. Pintu tersebut terletak di dekat Hajar Aswad (dari arah timur) dan dekat rukun Yamani (dari arah barat).

Selain itu, beliau juga membuat lubang di dalam Kabah.

Raja Yang Ingin Menghancurkan Ka’bah

raja yang ingin menghancurkan ka'bah
Source Image: liputan6.com

Terdapat peristiwa besar yang terjadi pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu penghancuran Ka’bah yang dipimpin oleh Raja Abrahah.

Menurut sejarah, Abdul Muthalib (pemimpin Mekah) kala itu mendapatkan kabar bahwa ada pasukan yang ingin menghancurkan Ka’bah.

Pasukan yang ingin menghancurkan Ka’bah tersebut dipimpin oleh Raja Abrahah, seorang gubernur Yaman yang datang beserta dengan pasukan gajahnya.

Pasukan tersebut berasal dari Yaman di dalam kekuasaan Abessinia (sekarang dikenal Ethiopia).

Mengapa Abrahah Ingin Menghancurkan Ka’bah

Abrahah ingin menghancurkan Ka’bah karena ia merasa iri. Dia tidak senang Ka’bah menjadi tempat yang dikunjungi oleh banyak orang dari seluruh penjuru Arabia hanya untuk berziarah atau haji.

Abrahah ingin tempat ziarah yang dikunjungi banyak orang seharusnya berada di Yaman, bukan di Mekah.

Bahkan mereka membangun gereja megah bernama al-Qalis yang dibangun di Sana’a dengan tujuannya agar gereja tersebut bisa menyaingi Mekah.

Meski begitu, semua orang tetap memilih datang ke Ka’bah dibandingkan ke gereja yang telah mereka buat. Itulah alasan mengapa Abrahah berusaha menghancurkan Ka’bah.

Kisah Ka’bah Diserang Pasukan Gajah

kisah ka'bah diserang pasukan gajah
Source Image: sindonews.com

Abrahah yang saat itu ingin menyerang Kabah mengutus Hunathah al-Himyari menemui Abdul Muthalib (selaku pemimpin Mekah) untuk menyampaikan tujuannya merobohkan Kabah, bukan untuk perang.

Abdul Muthalib yang saat itu menyadari bahwa pasukan tentara Abrahah sangat kuat hanya bisa pasrah. Ia kemudian menemui Abrahah dan hanya meminta agar unta-unta yang telah dirampas Abrahah agar dikembalikan.

Abrahah pun mengabulkan permintaan Abdul Muthalib. Ia pun memberi tahu seluruh kaum Quraisy tentang tujuannya menghancurkan Ka’bah dan menyuruh mereka untuk mengungsi di puncak dan lereng gunung.

Di pengungsian tersebut, semua orang berdo’a kepada Allah untuk menurunkan bantuannya dalam mengalahkan pasukan Abrahah.

Saat itu, Abdul Muthalib memegang rantai pintu Kabah sambil mengucap “Bukan mereka, sesungguhnya ada hamba yang mencegah untanya, maka cegahlah tanah suci-Mu. Salib dan tipu daya mereka tidak dapat mengalahkan tipu daya-Mu esok. Jika Engkau hendak membiarkan mereka dan kiblat kami, perintahkanlah yang semestinya Engkau perintahkan.

Kemudian, Abdul Muthalib memegang mata rantai pintu Ka’bah dan melepasnya. Ia pun pergi menyusul kaum Quraisy lainnya untuk berlindung ke puncak gunung.

Saat Abrahah dan pasukannya tiba di Kabah, tiba-tiba muncul keajaiban, pasukan gajah tersebut berhenti dan tidak mau berjalan meski dipaksa.

Sebaliknya, saat pasukan gajah tersebut diminta kembali ke Yaman justru langsung berlari-lari kecil.

Selain itu, keajaiban berikutnya ialah Allah SWT mengutus rombongan burung yang bernama Burung Ababil untuk menghancurkan pasukan gajah Abrahah.

Burung tersebut datang dari arah laut dengan membawa tiga buah batu kecil yang diletakkan di kaki dan paruhnya.

Burung-burung tersebut langsung melempari pasukan Abrahah menggunakan batu kecil dan seluruh pasukan Abrahah langsung binasa.

Peristiwa hancurnya pasukan gajah Abrahah oleh Burung Ababil ini diabadikan dalam Q.S Al-Fil.

Peristiwa ini juga terjadi pada tahun 571 Masehi, tepat di tahun Nabi Muhammad SAW lahir. Seperti diketahui, Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Mekah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal di tahun Gajah.

Ka’bah menjadi tempat yang penuh sejarah bagi umat islam.

Dengan memahami sejarah Kabah, Anda bisa mengetahui bagaimana kuasa Allah SWT bisa melindungi tempat ini hingga dijadikan sebagai tempat suci bagi seluruh umat islam.

3 Keajaiban Ka’bah

Tempat sakral ini menyimpan banyak keajaiban yang menginspirasi umat Islam di seluruh dunia sebagai berikut:

  1. Pusat Bumi: Dipercaya sebagai pusat gravitasi bumi yang menghubungkan spiritualitas umat Islam di seluruh dunia.
  2. Kiblat Umat Islam: Menjadi arah shalat bagi jutaan Muslim, menyimbolkan persatuan dan keharmonisan dalam ibadah.
  3. Sejarah Abadi: Dengan berbagai ujian yang terjadi ditempat ini, namun tetap kokoh sebagai simbol perlindungan Allah dan keajaiban dalam Islam.

Penutup

Demikianlah kisah menakjubkan dari salah satu tempat bersejarah dalam islam yaitu ka’bah, jika Anda ingin berkunjung kesana bisa menggunakan travel haji dan umroh tazkiyah tour yang sudah terdaftar dan terjamin di kemenag.

Maret 1, 2024

Bagi Anda yang akan berangkat haji perlu memahami perbedaan antara rukun haji dan wajib haji. Meskipun keduanya merupakan bagian dari ibadah haji, namun terdapat perbedaan antara rukun haji dan wajib haji dalam pelaksanaan serta hukumannya.

Jangan sampai saat melakukan ibadah haji nanti terdapat salah satu rukun haji dan wajib haji yang tidak Anda lakukan hingga menyebabkan haji menjadi tidak sah.

Lalu, apa perbedaan rukun haji dan wajib haji? Berikut penjelasannya.

Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji

Rukun haji merupakan segala kegiatan yang wajib dilakukan sebagai syarat sah ibadah haji. Apabila meninggalkan salah satu rukun haji, maka ibadah haji menjadi tidak sah dan tidak bisa digantikan oleh apapun (termasuk dam).

Sedangkan wajib haji merupakan segala hal yang dilakukan saat ibadah haji dan bila ada salah satu yang ditinggalkan, maka harus diganti dengan dam (denda). Sementara itu, hajinya tetap sah.

Apa Saja Rukun Haji?

Ada beberapa perbedaan pendapat menurut para ulama’. Sebagian menyebutkan rukun haji ada 4, dan sebagian lagi ada 5.

Abu Syuja dalam Taqrib menyebut bahwa rukun haji ada 4, yaitu Ihram serta niat, Wukuf di Arafah, Tawaf, serta Sa’i antara Shafa dan Marwa.

وأركان الحج أربعة الإحرام مع النية و الوقوف بعرفة والطواف و السعي بين الصفا والمروة

Artinya, “Rukun haji ada empat: ihram beserta niat, wukuf di Arafah, tawaf, dan sa’i antara Shafa dan Marwa.”

Sedangkan menurut Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Buysral Karim mengatakan rukun haji ada 5, yaitu Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf, Sa’i, dan cukur.

وأركان الحج خمسة الإحرام و الوقوف بعرفة والطواف والسعي والحلق

Artinya: “Rukun haji ada lima: ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, dan cukur,” (Lihat Syekh Bafadhal Al-Hadhrami, Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah pada Hamisy Buysral Karim, [Beirut, Darul Fikr: 2012 M/1433-1434 H], juz II, halaman 516).

rukun haji dan wajib haji

KH Afifuddin Muhajir dalam karyanya Fathul Mujibil Qarib sempat menyinggung perbedaan pendapat antara rukun haji dan wajib haji tersebut. Beliau menjelaskan cukur termasuk rukun haji, sedangkan Taqrib menganggapnya sebagai wajib haji.

Dengan begitu, mengikuti Syekh Ba’asyin, rukun haji ada 5 yaitu Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf, Aa’i, dan cukur. Berikut masing-masing penjelasannya.

  1. Ihram

Ihram merupakan niat seseorang untuk melaksanakan haji serta mencegah jamaah melakukan hal-hal yang dilarang saat melakukan ibadah haji. Berikut niat haji jika diucapkan.

نَوَيْتُ الحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ اللَّهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُم حَجَّا

Artinya: Aku niat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala. Aku sambut panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji.

  1. Wukuf di Arafah

Wukuf yaitu berhenti di padang Arafah yang dilakukan di waktu Dzuhur tanggal 9 Dzulhijjah hingga Subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Dalam rentang waktu tersebut, jamaah bisa memilih antara siang sampai setelah maghrib atau malam harinya sampai menjelang subuh.

  1. Tawaf

Setelah wukuf di Arafah, Jamaah pergi ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf. Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran dimulai dari Hajar Aswad. Tawaf dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, setelah melakukan lempar jumrah dan tahallul.

  1. Sa’i

Sa’I merupakan kegiatan yang dilakukan jamaah haji berupa lari-lari kecil dari bukit Shafa ke Marwah sebanyak 7 kali putaran. Sa’I dilakukan setelah Tawaf dan dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah.

  1. Tahallul atau cukur

Tahallul merupakan proses cukur rambut yang dilaksanakan setelah rangkaian ibadah haji selesai dilakukan, sekurang-kurangnya setelah tanggal 10 Dzulhijjah.

Apa Saja Wajib Haji ?

Menurut Syeikh Sa’id dalam Kitab Busyral Karim, wajib haji ada 6 antara lain Mabit di Muzdalifah, lempar jumrah aqabah, lempar jumrah di hari tasyriq, mabit di malam tasyriq, ihram dari miqat, dan Tawaf wada.

Berikut penjelasan tentang wajib haji.

  1. Mabit di Muzdalifah

sebutkan rukun haji dan wajib haji

Berhenti di Muzdalifah dilakukan sesudah tengah malam, tepatnya di malam hari raya haji setelah hadir di Padang Arafah.

  1. Lempar jumrah aqabah tujuh kali

Lempar jumrah aqabah dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, dimulai sejak terbitnya matahari hingga terbitnya fajar keesokan harinya (11 Dzulhijjah). Pada lempar jumrah aqabah, jamaah melontarkan satu per satu kerikil dengan jumlah 7 buah.

  1. Lempar tiga jumrah di hari tasyriq (11, 12, dan 13 Zulhijah)

Lempar jumrah di hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) dilaksanakan setelah tergelincirnya matahari hingga terbitnya fajar. Lempar tiga jumrah di hari Tasyriq dimulai dari Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Jamaah melempar kerikil sebanyak 7 buah yang dilemparkan satu per satu.

  1. Mabit pada malam tasyriq

Setelah bermalam di Muzdalifah, jamaah melakukan mabit di Mina pada malam tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).

  1. Ihram dari miqat

Ihram dari miqat yaitu niat seseorang untuk melaksanakan ibadah haji yang dilakukan pada saat miqat.

Niat haji dilakukan dengan memperhatikan waktu (miqat zamani) dan tempat (miqat makani). Untuk Miqat Zamani, niat harus dilakukan di bulan Syawal, Dzulqa’dah, dan awal Dzulhijjah.

Untuk Miqat Makani bagi orang Indonesia dilakukan sesuai dengan gelombang. Untuk jamaah gelombang pertama, miqat dimulai dari Dzulhulaifah (Bir Ali).

Sedangkan untuk jamaah gelombang dua, miqat dilakukan saat berada di atas pesawat pada garis sejajar dengan Qarnul Manazil atau di Bandara King Abdul Azis Jeddah.

  1. Tawaf wada

Tawaf Wada merupakan tawaf perpisahan yang dilaksanakan sebelum meninggalkan Mekkah. Tawaf Wada dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran.

Lalu Apa Perbedaan Rukun Haji dan Wajib Haji?

pengertian rukun haji dan wajib haji

Perbedaan rukun haji dan wajib haji terdapat dalam pelaksanaan serta hukumannya. Rukun haji terdiri dari 5 hal antara lain Ihram, Wukuf di Arafah, Tawaf, Sa’I, cukur. Jika salah satu rukun haji tersebut ditinggalkan, maka ibadah haji menjadi tidak sah.

Sedangkan wajib haji terdiri dari 6 hal antara lain Mabit di Muzdalifah, lempar jumrah aqabah, lempar tiga jumrah di hari tasyriq, mabit pada malam tasyriq, Ihram dari miqat, dan Tawaf wada.

Jika salah satu wajib haji ditinggalkan, ibadah haji tetap sah namun jamaah harus menggantinya dengan dam (denda).

Meskipun meninggalkan salah satu wajib haji tetap membuat ibadah haji sah, namun meninggalkan wajib haji tanpa uzur dapat membuat jamaah mendapatkan dosa

Penutup

Itulah penjelasan mengenai perbedaan rukun haji dan wajib haji. Bagi calon jamaah yang akan berangkat haji jangan sampai salah dalam memahami keduanya.

Dengan memahami perbedaan antara rukun haji dan wajib haji, para jemaah bisa melaksanakan ibadah haji dengan benar sesuai dengan ketentuan dan syariat islam.

Jika ingin mendapatkan bimbingan dan mengetahui lebih dalam tentang tata cara haji yang baik dan benar bisa menggunakan travel haji khusus tazkiyah tour yang menjamin proses ibadah haji anda terlaksana dengan baik dan memperoleh ibadah haji yang InsyAllah mabrur.