Umrah atau haji yang menyenangkan menjadi hal yang selalu diprioritaskan PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour). Jemaah yang telah menaruh kepercayaan mesti dibuat happy. Puas jiwa dan raga.
Banyak cara dilakukan Tazkiyah Tour untuk senantiasa bisa mewujudkan itu. Saat ini perusahaan sedang gencar-gencarnya menaikkan layanan mutu. Manajemen semakin rapi dan humanis. Bahkan setelah sukses menggengam sertifikat ISO 9001:2015.
Hal lain adalah peningkatan kapasitas karyawan. Satu per satu sumber daya manusia Tazkiyah Tour dikirim ke ruang-ruang latihan. Di Makassar maupun kota lain di Indonesia. Itu belum termasuk pelatihan rutin di kantor Ruko Diamond No 11, Jalan AP Pettarani, Makassar.
Rabu (10/4/2019), kru Tazkiyah Tour kembali diikutkan dalam "Leadership Transformation Workshop" di Vasa Hotel, Surabaya. Pelatihan bergengsi yang diinisiasi Top Coach Indonesia (TCI).
Founder TCI, Tom MC Ifle membeberkan rahasia transformasi kepemimpinan di era yang serba teknologi ini.
Salah satu hal yang dititikberatkan Tom adalah seorang leader harus mampu membangun tim yang militan. Tetapi sekaligus tim yang bisa bekerja dalam suasana yang nyaman.
"Bikin secret handshake atau tos rahasia yang Anda dan tim praktikkan di kantor. Menjadi ciri kedekatan dan harmonisasi," ucapnya.
Muh Anwar, salah satu kru Tazkiyah Tour yang ikut kelas Tom mengaku sangat termotivasi. "Cocok diterapkan di perusahaan kami. Tim bisa semakin kompak. Baik dalam hubungan dengan jemaah maupun kerja sama dengan para mitra," tutur dia.
Anwar menambahkan, kru Tazkiyah Tour telah mendapat cukup banyak bekal untuk berkinerja maksimal. Pengetahuan terus ditambah lewat berbagai pelatihan. Medical check up rutin membuat karyawan bisa lebih tenang soal kesehatan.
"Kami juga dijadikan member gym. Setiap hari, baik sebelum maupun pulang kerja, kami latihan. Berkeringat dan bergembira," bebernya.
Antusiasme dan kebugaran yang semakin terbangun dalam keluarga besar Tazkiyah Tour disebutnya menjadi energi untuk mempersembahkan pelayanan terbaik untuk jemaah. (luzd)
Dua lembar surat tiba di kantor PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour), Selasa (9/4/2019). Surat berkop Badan Standardisasi Nasional (BSN) itu berisi informasi penting nan membahagiakan.
Tazkiyah Tour, perusahaan perjalanan umrah dan haji khusus kesayangan Anda, dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti SNI Award 2019.
Jelas ini sangat menggembirakan. Sebab SNI Award adalah ajang bergengsi. Tazkiyah Tour menyiapkan diri selama dua tahun berturut-turut untuk memenuhi standar sangat tinggi yang ditetapkan BSN, lembaga negara non kementerian.
Untuk menjadi peserta saja memang sudah harus menjalani serangkaian seleksi ketat. Juga harus memenuhi berbagai persyaratan. Di antaranya telah beroperasi minimal tiga tahun, telah menerapkan SNI (semisal sistem manajemen mutu ISO).
SNI Award 2019 melibatkan juri-juri independen. Orang-orang terkenal pakar dalam bidang masing-masing dan sering kita lihat wajahnya di televisi. Pakar manajemen, ekonomi, standardisasi, dan lainnya.
Prof Rhenald Kasali, Ph.D, didapuk sebagai ketua dewan juri. Didampingi masih banyak tokoh penting, misalnya Jusman Syafii Jamal (Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia), Kemal E Gani (Pemred Majalah Swa), hingga Joni Hermana (Rektor Institut Teknologi Sepuluh November).
Kepala Kantor Layanan Teknis BSN Makassar, Taufiq Hidayat menuturkan, SNI Award merupakan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia bagi perusahaan/industri/organisasi penerap SNI yang juga berkinerja baik dan berkelanjutan.
Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin menargetkan award kategori Gold pada SNI Award. Pihaknya pun sudah sangat mengikuti tahapan demi tahapan penilaian.
Tazkiyah Tour adalah perusahaan layanan umrah dan haji khusus pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO. Piagam ISO 9001:2008 dari Mutu Certification International diterima pada 2016 lalu.
Sejak saat itu, standar tinggi terus diterapkan korporasi yang telah berkiprah 18 tahun ini. Keharusan menjalani audit setiap tahun membuat Tazkiyah Tour semakin rapi soal manajemen mutu.
Efeknya adalah tingkat kepuasan pelanggan yang terus meningkat. Versi terbaru ISO 9001:2015 pun digenggam Tazkiyah Tour pada 2018. (*)
PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour) menjadi perusahaan layanan umrah dan haji khusus pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO. Piagam ISO 9001:2008 dari Mutu Certification International diterima pada 2016 lalu.
Sejak saat itu, standar tinggi terus diterapkan korporasi yang telah berkiprah 18 tahun ini. Keharusan menjalani audit setiap tahun membuat Tazkiyah Tour semakin rapi soal manajemen mutu.
Efeknya adalah tingkat kepuasan pelanggan yang terus meningkat. Versi terbaru ISO 9001:2015 pun digenggam Tazkiyah Tour pada 2018.
Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin menuturkan, ISO tak hanya tentang brand awareness. Lebih dari itu, ISO adalah standar yang mesti selalu dicapai oleh manajemen perusahaan dalam seluruh aspek.
"Output utamanya adalah kepuasaan pelanggan," ujarnya di sela audit ISO di kantor Tazkiyah Tour, Ruko Diamond No 11, Jalan AP Pettarani, Senin (8/4/2019).
Audit tersebut dilakukan hingga Selasa (9/4/2019). Menghadirkan Isyana Dewi, auditor Mutu Certification International dari Jakarta. Seluruh struktur manajemen Tazkiyah Tour menjalani serangkaian audit, terkait kinerja divisi masing-masing.
"Hasil audit sangat terkait dengan perpanjangan sertifikat ISO," ucap Isyana.
Audit menitikberatkan pada pemeriksaan kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan. "Verifikasi bahwa semua yang direncanakan telah dituliskan. Dan semua yang dituliskan telah dilaksanakan. Makanya berbasis dokumen," tutur Ahmad Yani lagi.
Sejak menerapkan standar ISO, imbuh Ahmad Yani, jumlah jemaah umrah Tazkiyah Tour malah menurun. Tetapi secara kualitas, meningkat. Laba perusahaan naik, jumlah karyawan bertambah signifikan, kantor baru nan modern berlantai empat pun mampu dibangun.
"Sebelumnya jemaah banyak namun banyak juga kerugian. Kita disibukkan komplain jemaah," tambahnya.
Nah, setelah ISO, tingkat kepuasaan jemaah terus menanjak. Imbasnya adalah kebahagiaan jemaah. Berbanding lurus dengan performa perusahaan yang semakin baik.
Kini, Tazkiyah Tour juga berkompetisi pada SNI Award 2019. Event yang jurinya diketuai Rhenald Kasali, pakar manajemen dan juga guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI). Tazkiyah Tour sudah berada di seleksi tahap kedua dan manargetkan award kategori Gold.
SNI Award adalah ajang bergengsi. Untuk menjadi peserta saja sudah harus menjalani serangkaian seleksi ketat. Juga harus memenuhi berbagai persyaratan. Di antaranya telah beroperasi minimal tiga tahun, telah menerapkan SNI (semisal sistem manajemen mutu ISO).
Selain Rhenald, masih banyak tokoh penting yang menjadi juri. Misalnya Jusman Syafii Jamal (Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia), Kemal E Gani (Pemred Majalah Swa), hingga Joni Hermana (Rektor Institut Teknologi Sepuluh November). (luzd)
MAKASSAR - Sint Travel, anak perusahaan Tazkiyah Tour, terus mengepakkan sayap. Sint tiada henti memberangkatkan tamu Allah. Terbaru, Kamis (28/3/2019).
Saat berita ini diturunkan, 40 jemaah umrah sedang di pesawat SilkAir (Singapore Airlines Group) yang menerbangkan mereka ke Singapura, tempat transit sebelum lanjut ke Jeddah, Arab Saudi.
Jemaah berasal dari berbagai daerah. Ada yang dari Bone, Malino, Wajo, hingga Unaaha-Sulawesi Tenggara. Ada juga rombongan PT Menara Angkasa Makassar.
Sitti Hadijah asal Bone menjadi jemaah tertua dalam grup pemberangkatan ini, usianya 75 tahun. Sedangkan jemaah termuda adalah Akifa Naila Putri dari Unaaha (5 tahun).
Tour leader Grup 28 Maret-7 April 2019, Ahmad Faisal Fachruddin mengaku sangat antusias mendampingi jemaah. "Semuanya semangat. Seperti telah lama memendam rindu. Padahal ada yang belum lama ini juga berangkat umrah, baik dengan Sint maupun Tazkiyah," ujarnya.
Kamis malam waktu Arab Saudi, grup Sint ini dijadwalkan tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sebelum melanjutkan perjalanan ke Madinah. (suri)
MAKASSAR - Dalam suatu grup umrah, jemaah selalu datang dari daerah dan latar belakang berbeda. Termasuk pada grup umrah Tazkiyah Tour, 28 Februari-10 Maret 2019.
Ada jemaah dari Makassar, Unaha, Palu, Parigi Moutong, Maros, bahkan Serui-Papua.
Hari pertama di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin belum saling kenal. Tiba di Jeddah pun baru sebatas tahu muka.
Tetapi begitu menjalani rangkaian ibadah di Masjid Nabawi, Madinah, kemudian di Masjidilharam, Mekah, kekeluargaan langsung terbangun.
Jemaah saling bantu dalam banyak hal. Saling menopang dalam perjuangan menembus Raudah. Saling jaga ketika tawaf. Menolong jemaah lain membawa kantongan belanjaan di Jaafariah. Hingga bergantian membantu memencetkan kamera ponsel.
Makanya begitu jadwal pulang sudah dekat, pertautan itu semakin kuat. Dalam sesi foto di Masjid Jin, Mekah, bahkan ada jemaah yang mengaku ingin besanan. Setengah bercanda tetapi menurut Aguslam N Hampeng, tour leader, hal itu mungkin terjadi.
"Makanya fotonya jangan dihapus. Nanti ada yang benar-benar menjadi besan, ini akan jadi kenangan indah," ujarnya, lalu tertawa.
Kekeluargaan antarjemaah dan juga manajemen Tazkiyah Tour pun terjalin baik, bahkan setelah sudah di kampung masing-masing.
Mereka yang sama-sama di Palu kompak datang ke acara nikahan keluarga salah seorang jemaah. Juga ke acara syukuran yang dihelat jemaah lainnya.
Saat salah seorang jemaah di Takalar, St Aisyah Karim Daeng Utta berpulang, keluarga besar Tazkiyah Tour turut hadir dalam acara takziah. Jemaah lain mengirim doa dan rasa duka mendalam. (luzd)
Sabtu (9/3/2019), 77 jemaah umrah Tazkiyah Tour dan Sint Travel (anak usaha Tazkiyah) meninggalkan Kota Mekah. Air mata lagi-lagi tak terbendung, terutama saat tawaf wada. Mereka berurai tangis saat mengucap salam perpisahan kepada Kakbah.
"Berat rasanya pergi. Sebab selama di sini saya benar-benar merasakan nikmatnya ibadah," tutur Aswad Multi Syam, jemaah asal Takalar.
Di sela doa tawaf, jemaah pun menyelipkan permohonan agar bisa diundang lagi oleh Allah Swt.
"Umrah benar-benar panggilan istimewa. Bukan soal uang. Banyak orang kaya belum pernah ke tanah suci. Makanya saya berdoa mudah-mudahan mendapat kesempatan lagi untuk ke sini," timpal Nurbaeti Lanti, jemaah asal Maros.
Tour leader rombongan Tazkiyah grup 28 Februari-10 Maret 2019, Aguslam N Hampeng bilang, memang ada keunikan ibadah umrah dibanding perjalanan wisata biasa.
"Mereka yang tidak terlalu banyak uang tetapi punya kemauan kuat untuk bertamu ke rumah Allah, biasanya akan mendapat kemudahan. Ada-ada saja caranya," tuturnya.
Dan bukan cuma umrah. Para jemaah juga menyatakan hasrat untuk beribadah haji. Bahkan doa untuk itu sudah dipanjatkan saat ziarah Kota Mekah, Kamis (7/3/2019) lalu.
Rombongan melakukan napak tilas ritual haji. Mengunjungi Padang Arafah, Mina, dan Musdalifah.
Burhanuddin Darwis, ustaz pembimbing bercerita pengalamannya pada 2009. Saat itu dia sangat ingin berangkat haji. Tetapi kuota petugas di Kemenag sudah cukup.
Kloter demi kloter berangkat. Ustaz Bur tetap menyimpan harapan.
Dan benar saja, ada penambahan kloter. Pria kelahiran Bone itu masuk daftar. Dia pun terbang ke Saudi dan ada di lautan manusia saat wukuf di Arafah kala itu.
"Jadi bapak-ibu kalau memiliki harapan, serahkan sepenuhnya kepada Allah. Bukan kepada manusia atau lembaga. Itulah esensi kalimat talbiah, mengakui keesaan dan kekuatan Allah," pekiknya melalui pengeras suara.
Para jemaah pun diminta selalu memelihara optimisme. Itu tidak salah, selama tempat bergantungnya cuma kepada Allah. Lakukan ikhtiar sekuat tenaga. Sisanya tawakal; berserah.
Seperti umrah, haji murni soal panggilan Allah. Tak ada kaitan dengan harta dan jabatan.
Begitu juga, lanjut Ustaz Bur, dalam memandang daftar tunggu haji reguler yang semakin panjang. Puluhan tahun.
Itu hanya prediksi. Jika Allah berkehendak, bisa saja seseorang berangkat jauh lebih cepat dari jadwalnya. Apalagi sekarang ada berbagai jalur untuk haji. Misalnya menjadi petugas haji, undangan Kerajaan Arab Saudi, hingga haji khusus atau yang dahulu dikenal sebagai haji plus.
Rombongan jemaah Tazkiyah akan terbang dari Jeddah, Sabtu malam waktu Saudi. Menuju Singapura. Dari Singapura lanjut ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros.
"Insyaallah rombongan tiba Minggu, 10 Maret 2019, kira-kira pukul 18.00 Wita," timpal Ahmad Dion, pendamping jemaah umrah Tazkiyah. (luzd)