Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Blog

November 20, 2024

Wakaf adalah salah satu bentuk amal jariyah yang memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan keagamaan umat Islam.

Selain memberikan manfaat bagi penerima manfaat, wakaf juga memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah SWT.

Namun, meskipun konsep wakaf sudah dikenal luas, banyak di antara kita yang masih belum sepenuhnya memahami apa itu wakaf dan jenis-jenisnya

Apa Itu Wakaf

Wakaf adalah bentuk ibadah dalam Islam yang melibatkan penyerahan sebagian harta yang dimiliki oleh seorang muslim untuk digunakan bagi kepentingan umum, tanpa dapat diambil kembali.

Harta yang diwakafkan biasanya berupa tanah, bangunan, atau uang yang manfaatnya diperuntukkan untuk hal-hal yang bermanfaat.

Pengertian Wakaf

Wakaf berasal dari bahasa Arab waqafa yang berarti “menahan” atau “berhenti”.

apa itu wakaf
source image: ibadah

Dalam istilah syariat Islam, wakaf adalah tindakan seseorang untuk menahan harta benda agar manfaatnya dapat dimanfaatkan oleh pihak lain demi kepentingan umum, tanpa dapat diperjualbelikan atau diwariskan.

Contoh umum harta wakaf adalah tanah, bangunan, atau benda bergerak lainnya yang manfaatnya digunakan untuk kepentingan umat, seperti masjid, sekolah, atau rumah sakit

Apa Itu Wakaf Dalam Islam

Dalam Islam, wakaf merupakan amal jariah yang sangat dianjurkan. Hukum wakaf adalah sunnah muakkadah, yaitu ibadah yang pahalanya terus mengalir bahkan setelah pemberi wakaf meninggal dunia.

Dalil tentang keutamaan wakaf tercantum dalam Surah Ali Imran ayat 261 yang menyebutkan pentingnya berinfak dengan harta yang dicintai untuk memperoleh kebajikan.

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji.”

Jenis-jenis Wakaf

Wakaf dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan waktu, tujuan, peruntukan, dan bentuk harta. Berikut adalah sembilan jenis wakaf beserta penjelasannya:

wakaf khairi adalah
source image: sinergifoundation

1. Wakaf Khairi

Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan untuk kepentingan umum dan berjangka panjang.

Harta yang diwakafkan dapat berupa tanah, bangunan, atau properti lainnya yang digunakan untuk mendirikan fasilitas seperti masjid, sekolah, atau rumah sakit. Manfaat dari wakaf ini dapat dirasakan oleh banyak orang dalam jangka waktu yang sangat lama.

2. Wakaf Ahli

Wakaf ahli ditujukan untuk kepentingan keturunan atau keluarga dari orang yang mewakafkan hartanya.

Misalnya, wakaf untuk biaya pendidikan anak atau memberi nafkah bagi anggota keluarga yang membutuhkan. Jenis wakaf ini lebih bersifat pribadi dan terbatas pada keluarga si pemberi wakaf.

3. Wakaf Musytarak

Wakaf musytarak adalah jenis wakaf yang manfaatnya ditujukan kepada masyarakat umum dan juga keluarga dari pemberi wakaf.

Ini merupakan gabungan antara wakaf khairi dan wakaf ahli. Sebagai contoh, wakaf untuk pembangunan fasilitas publik yang juga memberikan manfaat kepada keturunan wakif.

4. Wakaf Muabbad

Wakaf muabbad adalah wakaf yang diberikan untuk selama-lamanya tanpa batas waktu. Harta yang diwakafkan akan tetap ada dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum, seperti masjid yang terus digunakan untuk ibadah.

5. Wakaf Mu’aqqot

Wakaf mu’aqqot memiliki batasan waktu tertentu. Harta yang diwakafkan hanya dapat digunakan dalam jangka waktu yang disepakati antara pemberi wakaf dan penerima manfaatnya.

Setelah waktu yang ditentukan selesai, harta tersebut dapat digunakan kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Wakaf Mubasyir (Dzati)

Wakaf mubasyir adalah wakaf yang manfaatnya langsung bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat luas, seperti pembangunan masjid atau rumah sakit.

Harta yang diwakafkan bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh penerima wakaf.

7. Wakaf Istitsmary

Jenis wakaf ini melibatkan penanaman modal dalam bentuk barang atau layanan yang kemudian menghasilkan keuntungan.

Keuntungan tersebut kemudian diwakafkan untuk digunakan bagi kepentingan sosial atau keagamaan. Misalnya, wakaf untuk usaha yang menguntungkan dan hasilnya disalurkan untuk pendidikan atau rumah sakit.

8. Wakaf Ahli (Keluarga)

Wakaf ahli atau keluarga adalah wakaf yang ditujukan untuk kepentingan keluarga dekat dari orang yang mewakafkan hartanya.

Meskipun demikian, jenis wakaf ini tidak diperbolehkan di beberapa negara karena dianggap kurang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

9. Wakaf Khairi (Umum)

Wakaf khairi adalah wakaf yang manfaatnya ditujukan untuk kepentingan umum tanpa ada hubungan kekeluargaan antara pemberi wakaf dan penerima manfaatnya.

Contoh dari wakaf ini adalah pembangunan masjid, rumah sakit, atau sekolah yang bisa digunakan oleh banyak orang.

Syarat Wakaf

Untuk melaksanakan wakaf, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi:

wakaf ahli adalah
source image: cloudfront
  1. Wakif
    Orang yang memberikan wakaf harus berakal sehat, dewasa, dan atas kehendak sendiri.
  2. Mauquf
    Harta yang diwakafkan harus halal dan bermanfaat.
  3. Mauquf ‘alaih
    Penerima manfaat wakaf harus jelas dan sesuai syariat.
  4. Shighah
    Ikrar wakaf yang menunjukkan kesungguhan wakif.

Keutamaan dan Manfaat Wakaf

Wakaf memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang menjadikannya salah satu amalan unggulan dalam Islam. Salah satu keutamaannya adalah pahala yang terus mengalir meskipun pewakaf telah meninggal dunia.

Keutamaan Wakaf

  1. Sedekah Jariyah
    Pahala wakaf terus mengalir meskipun wakif telah meninggal dunia.
  2. Meningkatkan Keberkahan Harta
    Harta yang diwakafkan akan terus memberikan manfaat tanpa mengurangi nilai aslinya.
  3. Investasi Akhirat
    Wakaf adalah amalan mulia yang memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.

Manfaat Wakaf

  1. Mendukung Kesejahteraan Umat
    Wakaf dapat digunakan untuk membangun fasilitas sosial seperti sekolah dan rumah sakit.
  2. Pemberdayaan Ekonomi
    Wakaf istitsmary membantu masyarakat melalui investasi syariah.
  3. Peningkatan Kualitas Hidup
    Dengan adanya wakaf, masyarakat dapat menikmati manfaat yang berkelanjutan.

Penutup

Rasulullah SAW menyebutkan dalam sebuah hadits bahwa ada tiga amalan yang tidak akan terputus pahalanya meskipun seseorang telah meninggal, salah satunya adalah sedekah jariyah, yang termasuk dalam kategori wakaf

Begitu pula dengan ibadah haji dan umroh, yang menjadi momen transformasi spiritual bagi umat Islam.

Saat menjalankan ibadah di Tanah Suci, Anda memiliki kesempatan untuk memperdalam hubungan dengan Allah SWT, sekaligus merenungkan amal-amal jariyah yang dapat Anda tinggalkan, seperti melalui wakaf. Mari wujudkan impian Anda untuk beribadah ke Tanah Suci bersama travel haji umroh terpercaya!.

November 19, 2024

Kisah Utsman Bin Affan

Kisah Utsman bin Affan merupakan salah satu cerita yang sangat penting dalam sejarah Islam. Sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling terkemuka, Utsman memiliki banyak prestasi dan kontribusi yang mengukir namanya dalam sejarah umat Islam.

Lahir di keluarga yang kaya raya dan terhormat, Utsman tumbuh menjadi pribadi yang saleh, dermawan, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa.

kisah utsman bin affan
source image: pict.sindonews

Sejak memeluk Islam, ia langsung menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap agama dan umat, menjadi salah satu sahabat yang paling setia.

Dalam perjalanan hidupnya, Utsman dikenal sebagai sosok yang tidak hanya kaya dalam materi, tetapi juga dalam keimanan dan kebaikan hati.

Kisah Utsman bin Affan adalah bukti nyata tentang pentingnya pengorbanan, ketulusan, dan pengabdian terhadap agama, serta bagaimana seorang pemimpin dapat membawa perubahan yang besar bagi umatnya.

Biografi Utsman Bin Affan Sahabat Nabi Yang Dijamin Masuk Surga

Utsman bin Affan adalah sosok yang sangat istimewa dalam sejarah Islam. Lahir pada tahun 579 Masehi di Tha’if, ia tumbuh dalam keluarga yang terhormat dan kaya.

Ayahnya, Affan bin Abi al-As, adalah seorang pedagang sukses, dan ibunya, Arwa binti Kurayz, berasal dari keluarga terpandang.

Sejak kecil, Utsman dikenal sebagai orang yang cerdas dan berbakat, sehingga ia dapat membaca dan menulis meskipun pada masa itu tidak banyak orang yang memiliki kemampuan tersebut.

Utsman adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Beliau adalah bagian dari As-Sabiqun al-Awwalun, kelompok orang pertama yang memeluk Islam.

Salah satu kisah Utsman bin Affan yang mengesankan adalah saat beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar. Utsman segera memutuskan untuk mengikuti Nabi Muhammad setelah mendengar dakwah Islam dan langsung menjadi salah satu pengikut setia.

biografi utsman bin affan
source image: islami

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Utsman mendapat julukan Dzun Nurain, karena beliau menikahi dua putri Nabi Muhammad, Ruqayyah dan Ummu Kulthum.

Utsman dikenal karena sifatnya yang sangat dermawan dan rendah hati. Selama hidupnya, ia banyak menyumbangkan hartanya untuk kepentingan umat Islam, terutama dalam hal ekonomi dan sosial.

Salah satu kontribusi besar Utsman adalah saat ia membeli sumur yang sebelumnya milik seorang Yahudi di Madinah, kemudian mewakafkannya untuk kepentingan umat.

Kedermawanan ini menunjukkan betapa besarnya semangat Utsman dalam membantu umat Islam.

Utsman Bin Affan Masuk Islam Atas Ajakan Siapa?

Utsman bin Affan memeluk Islam atas ajakan sahabat Nabi, Abu Bakar As-Siddiq. Ketika mendengar kabar tentang datangnya wahyu Allah kepada Nabi Muhammad SAW, Utsman merasa tertarik dan menemui Abu Bakar untuk lebih memahami Islam. S

Setelah mendengar penjelasan dari Abu Bakar, Utsman memutuskan untuk masuk Islam, menjadi salah satu dari As-Sabiqun Al-Awwalun.

Keputusan Utsman untuk menerima Islam dengan tulus menunjukkan kesungguhannya dalam mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Utsman Bin Affan Menjadi Khalifah Selama

Utsman bin Affan menjabat sebagai khalifah ketiga dalam sejarah Islam selama 12 tahun (644–656 M). Masa kekhalifahan beliau terbagi menjadi dua periode:

  1. Enam tahun pertama: Periode ini ditandai dengan stabilitas, kemakmuran, dan keberhasilan administratif. Utsman melanjutkan kebijakan ekspansi yang dimulai oleh khalifah sebelumnya dan menyebarkan Islam ke wilayah baru.
  2. Enam tahun kedua: Periode ini menghadapi tantangan besar berupa ketidakpuasan politik, yang dipicu oleh berbagai fitnah dan konflik internal yang akhirnya memuncak pada pembunuhan beliau.

Kekhalifahan Utsman sangat signifikan karena beliau juga dikenal atas usahanya menyatukan seluruh ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf standar, yang kemudian menjadi rujukan umat Islam hingga saat ini.

Utsman Bin Affan Diberi Gelar

Utsman bin Affan mendapat julukan “Dzun Nurain” yang berarti “Pemilik Dua Cahaya.” Julukan ini diberikan karena ia menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kulthum.

Ini menunjukkan kedekatannya dengan Nabi Muhammad dan betapa besar penghargaannya terhadap keluarganya. Gelar ini tidak hanya menunjukkan status sosialnya, tetapi juga keutamaannya dalam hal kesetiaan dan pengabdian kepada keluarga Nabi.

Selain gelar tersebut, Utsman juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Di bawah pemerintahannya, ekonomi umat Islam berkembang pesat, dan banyak wilayah baru yang berhasil ditaklukkan.

Pembangunan infrastruktur seperti masjid, sumur, dan rumah sakit juga menjadi prioritas dalam pemerintahannya.

Utsman Bin Affan Meninggal Karena

Utsman bin Affan meninggal pada tahun 656 M dalam sebuah tragedi yang sangat memilukan. Pada masa pemerintahan beliau, terjadi ketidakpuasan di kalangan sebagian umat Islam yang merasa kebijakan yang diambilnya tidak adil.

Salah satunya adalah penunjukan pejabat-pejabat yang berasal dari keluarga Umayyah yang membuat sebagian besar umat Islam merasa terpinggirkan.

utsman bin affan meninggal karena
source image: asset.kompas.

Pemberontakan pun pecah, dan Utsman dikepung di rumahnya di Madinah. Meskipun ia dikepung dan dalam kondisi yang sangat buruk, Utsman tetap bersikap tenang dan tidak berusaha melawan.

Dalam situasi yang penuh ketegangan itu, Utsman memilih untuk membuka Al-Qur’an dan membacanya. Ia menghabiskan waktu terakhirnya membaca kitab suci tersebut.

Namun, akhirnya pemberontak berhasil memasuki rumah Utsman, dan beliau wafat setelah menerima pukulan di kepalanya.

Peninggalan Wakaf Utsman Bin Affan Sampai Sekarang

Salah satu peninggalan terbesar Utsman bin Affan yang masih bermanfaat hingga saat ini adalah sumur yang ia beli dan di wakafkan untuk umat Islam.

Sumur tersebut dikenal sebagai Sumur Utsman dan menjadi sumber air yang vital bagi penduduk Madinah. Bahkan, sumur ini masih beroperasi hingga sekarang, dengan hasilnya digunakan untuk membantu umat Islam yang membutuhkan.

Peninggalan ini menjadi simbol dari kedermawanan Utsman dan dedikasinya untuk kesejahteraan umat Islam, yang dapat kita lihat manfaatnya hingga sekarang.

Penutup 

Begitu banyak inspirasi serta pelajaran dari kisah Utsman bin Affan, sahabat Nabi yang penuh teladan dalam kedermawanan dan kesederhanaan.

Ingin melihat langsung jejak perjuangan sahabat Nabi di Tanah Suci? Percayakan perjalanan haji dan umrah Anda kepada Tazkiyah Tour.

Bersama travel umroh terbaik Makassar untuk membawa Anda lebih dekat dengan sejarah Islam, dalam perjalanan Ibadah Umroh dengan fasilitas lengkap yang aman dan nyaman. Segera bergabung dan wujudkan perjalanan ibadah Umroh impian Anda!

November 19, 2024

Pengertian dan Pentingnya Mabit dalam Haji

Mabit adalah salah satu rangkaian penting dalam ibadah haji. Ibadah ini dilaksanakan di dua tempat utama, yaitu Muzdalifah dan Mina, yang memiliki keutamaan dan hikmah tersendiri.

Mabit di Muzdalifah, khususnya, bukan sekadar aktivitas bermalam, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam, yakni sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT setelah menjalani wukuf di Arafah

Mabit Itu Apa?

Mabit dalam konteks ibadah haji adalah kegiatan bermalam atau menginap di dua lokasi yang sangat penting, yaitu Muzdalifah dan Mina.

Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rangkaian kegiatan wajib dalam ibadah haji yang harus dilaksanakan oleh setiap jamaah haji setelah menyelesaikan wukuf di Arafah.

Kegiatan ini memiliki makna yang sangat dalam, karena selain sebagai kesempatan untuk beristirahat, juga sebagai bentuk ketaatan dan ketundukan terhadap Allah SWT.

Lokasi dan Pelaksanaan Mabit

Lokasi dan pelaksanaan mabit merupakan aspek penting dalam ibadah haji yang harus dipahami oleh setiap jamaah.

mabit di muzdalifah
source image: atlasislamica

Kegiatan yang dilaksanakan di Muzdalifah dan Mina, memiliki aturan dan ketentuan khusus yang perlu diperhatikan agar ibadah ini dapat dilaksanakan dengan sah dan sesuai tuntunan.

Dalam bagian ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai kedua lokasi tersebut, serta bagaimana pelaksanaan mabit di masing-masing tempat untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil dapat membawa keberkahan dan manfaat maksimal dalam ibadah haji.

Mabit di Muzdalifah

Mabit yang dilaksankan di Muzdalifah adalah bagian integral dari ibadah haji yang wajib dilakukan setelah berakhirnya wukuf di Arafah.

Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina, dan menjadi tempat beristirahat bagi para jamaah haji. Di sini, para jamaah melaksanakan salat Maghrib dan Isya secara jamak ta’khir (tertunda) serta mengumpulkan kerikil untuk lemparan jumrah pada hari-hari berikutnya.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelaksanaan mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, dengan ketentuan tertentu, seperti harus berada di sana setidaknya hingga tengah malam.

Mabit di Muzdalifah Merupakan Rangkaian dari Haji

Mabit di Muzdalifah bukan hanya sekadar kegiatan bermalam, tetapi merupakan bagian dari rangkaian besar ibadah haji yang membawa hikmah dan pelajaran spiritual.

mabit singkatan dari
source image: madaninews

Setelah berwukuf di Arafah, jemaah haji melanjutkan perjalanan menuju Muzdalifah untuk melaksanakan amalan yang telah ditentukan.

Mabit di Muzdalifah memberikan kesempatan untuk memperbanyak dzikir, doa, dan istighfar, serta merenung tentang seraangkaian perjalanan ibadah haji yang telah dilakukan. Adapun amalan yang dilakukan, seperti:

Mabit di Mina

Mabit di Mina adalah bagian lain dari kegiatan lain dalam ibadah haji.

Setelah menyelesaikan mabit di Muzdalifah, jemaah haji melanjutkan perjalanan menuju Mina untuk melakukan pelaksanaan jumrah pada hari-hari tasyrik, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.

Hukum Mabit di Mina

Hukum mabit di Mina pada malam-malam tasyrik adalah wajib bagi sebagian besar jemaah haji.

Namun, bagi jemaah yang memiliki udzur tertentu seperti sakit atau usia lanjut, diperbolehkan untuk tidak melaksanakan mabit di Mina.

Hal ini mengacu pada hadits-hadits yang menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaan ibadah, dengan tetap mengutamakan keselamatan dan kemudahan bagi setiap jamaah.

Tata Cara Kegiatan Mabit

Pelaksanaan ibadah mabit baik di Muzdalifah maupun Mina, memiliki tata cara dan aturan yang perlu dipahami dengan baik oleh setiap jamaah haji.

kegiatan mabit
source image: i.pinimg

Kegiatan ini bukan hanya sekadar bermalam, tetapi merupakan bagian penting dari rangkaian ibadah haji yang memiliki banyak hikmah dan keutamaan.

Aktivitas yang Dianjurkan Saat Mabit

Selama kegiatan, ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilaksanakan, di antaranya adalah:

  • Menjama’ salat Maghrib dan Isya secara berjamaah.
  • Memperbanyak dzikir dan berdoa kepada Allah SWT.
  • Mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melempar jumrah pada hari-hari berikutnya.
  • Beristirahat dengan cukup untuk mempersiapkan diri menghadapi ibadah yang lebih berat keesokan harinya.

Durasi dan Ketentuan Waktu Mabit

Mabit di Muzdalifah harus dilakukan minimal hingga pertengahan malam. Bagi jemaah haji yang memiliki udzur, mereka bisa meninggalkan Muzdalifah setelah melewati tengah malam, tetapi harus memastikan bahwa mereka sudah melaksanakan amalan yang diwajibkan.

Selain itu, durasi mabit di Mina berlangsung selama tiga malam berturut-turut, yakni pada tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah, dengan ketentuan tertentu sesuai dengan kondisi jemaah.

Doa yang Dianjurkan Saat Mabit

Selama pelaksanaannya mabit, ada beberapa doa yang sangat dianjurkan untuk dibaca. Salah satunya adalah doa untuk memohon ampunan, keselamatan, dan kemudahan dalam menjalankan ibadah haji.

Selain itu, memperbanyak dzikir, membaca talbiyah, dan berdoa kepada Allah SWT juga dianjurkan untuk meningkatkan kualitas ibadah.

Hikmah dan Keutamaan Mabit

Kegitatan Mabit di Muzdalifah dan Mina mengandung banyak hikmah dan keutamaan bagi setiap jamaah haji. Di antaranya adalah:

  1. Meningkatkan Ketaatan
    Mabit di dua tempat ini mengajarkan setiap jamaah untuk meningkatkan ketaatan dan ketundukan terhadap Allah SWT.
  2. Kesempatan untuk Beristirahat
    Memberikan waktu bagi jamaah untuk beristirahat sejenak setelah melakukan ibadah yang berat, seperti wukuf di Arafah.
  3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
    Kesempatan untuk memperbanyak dzikir dan doa, yang merupakan salah satu amalan utama dalam ibadah haji.
  4. Persiapan untuk Ibadah Lanjutan
    Melakukan persiapan fisik dan mental jamaah haji untuk melaksanakan ibadah yang lebih berat, seperti melempar jumrah dan melaksanakan salat di Mina.

Penutup

Dengan melaksanakan mabit di Muzdalifah dan Mina, jamaah haji dapat meraih keutamaan dan pahala yang sangat besar sebagai bagian dari ibadah haji yang sah dan diterima oleh Allah SWT.

Persiapkan perjalanan ibadah haji Anda dengan sempurna bersama tazkiyah tour travel haji khusus terpercaya! Dapatkan panduan lengkap, materi bimbingan, dan layanan yang akan memudahkan setiap langkah ibadah Anda.

Kami siap membantu Anda memahami setiap tahapan haji, termasuk pelaksanaan mabit di Muzdalifah dan Mina, agar ibadah Anda berjalan lancar dan penuh berkah.

Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan pastikan perjalanan haji Anda menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan!

November 18, 2024

Ka’bah adalah bangunan suci yang terletak di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, yang memiliki peranan sangat penting dalam agama Islam.

Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia melakukan ibadah haji dan menghadap Ka’bah saat melaksanakan salat.

Namun, tahukah Anda bagaimana sejarah Ka’bah terbentuk? Berikut adalah lima momen bersejarah yang mengubah dunia melalui perjalanan sejarah Ka’bah.

Sejarah Kabah Awal Berdirinya

Sejarah Kabah adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan agama Islam yang dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim AS hingga masa Nabi Muhammad SAW.

sejarah kabah
source image: islamicfinder

Sebagai tempat yang paling suci bagi umat Islam, Ka’bah tidak hanya memiliki makna religius, tetapi juga sejarah panjang yang mencakup pembangunannya, perubahannya, dan pengaruhnya terhadap umat manusia.

Sejarah Kabah di Bawah Kaum Quraisy

Sejarah Ka’bah dimulai jauh sebelum Islam hadir. Menurut kitab suci Al-Qur’an, Ka’bah pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, atas perintah Allah SWT.

Ka’bah menjadi rumah ibadah pertama bagi umat manusia. Seiring berjalannya waktu, Ka’bah sempat terabaikan dan berubah fungsi.

Ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail wafat, para pengikutnya perlahan-lahan meninggalkan monoteisme dan mulai menyembah berhala.

Akhirnya, Ka’bah yang awalnya menjadi tempat ibadah kepada Allah, berubah menjadi tempat penyembahan berbagai berhala.

Di masa tersebut, Ka’bah dikelilingi oleh berhala-berhala, salah satunya adalah berhala Hubal yang terkenal.

Pembebasan Kabah di Zaman Rasulullah

Pada masa Nabi Muhammad SAW, Ka’bah kembali menjadi tempat suci yang murni. Setelah melakukan hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW bersama pasukan Muslim melakukan penaklukan Mekkah yang dikenal sebagai Fath Mekkah.

renovasi kabah
source image: almuhtada

Ketika pasukan Islam berhasil menguasai Mekkah, salah satu perintah yang diberikan Nabi Muhammad SAW adalah untuk menghancurkan semua berhala yang ada di sekitar Ka’bah. Dengan demikian, Ka’bah kembali menjadi rumah ibadah yang hanya mentauhidkan dan menyembah Allah SWT.

Sejarah Kabah Menjadi Kiblat Ummat Islam

Sejarah Kabah sebagai kiblat umat Islam memiliki makna yang sangat mendalam bagi seluruh umat Muslim di dunia.

Sebagai pusat ibadah yang dipenuhi dengan keberkahan, Ka’bah bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol persatuan dan kesatuan umat Islam dalam menjalankan ibadah.

Pelaksanaan Ibadah Haji Pertama di Ka’bah

Setelah pembebasan Mekkah, umat Islam mulai melakukan ibadah haji, yang telah menjadi salah satu rukun Islam. Pada masa Nabi Muhammad SAW, ibadah haji pertama kali dilaksanakan setelah kemenangan Islam.

Setiap tahun, umat Islam dari berbagai penjuru dunia datang ke Mekkah untuk melaksanakan haji, dan Ka’bah menjadi pusat kegiatan ibadah ini.

Ka’bah juga menjadi kiblat, arah yang dihadapkan oleh umat Muslim ketika melaksanakan salat lima waktu.

Proses Pembangunan dan Renovasi Kabah

Ka’bah, sebagai pusat ibadah umat Islam, telah mengalami berbagai tahap pembangunan dan renovasi sepanjang sejarahnya.

Dari pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS hingga berbagai kali perbaikan yang dilakukan oleh para khalifah, Ka’bah tidak hanya menjadi simbol kesucian, tetapi juga menunjukkan keberlanjutan dan upaya pemeliharaan terhadap warisan spiritual umat Islam.

Proses pembangunan dan renovasi Ka’bah mencerminkan perjalanan panjang yang penuh makna, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga dari dimensi keagamaan dan budaya.

Renovasi Sejarah Kabah dari Masa ke Masa

Seiring berjalannya waktu, Ka’bah mengalami beberapa kali renovasi. Salah satunya terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW, di mana Ka’bah diperbaiki oleh Kaum Quraisy. Renovasi ini disebabkan oleh kerusakan akibat banjir besar yang terjadi beberapa tahun sebelumnya.

sejarah kabah mekah
source image: statik.tempo

Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW turut membantu dalam proses pembangunan, meskipun beliau tidak setuju dengan beberapa perubahan yang dilakukan oleh Kaum Quraisy, seperti mengubah posisi Ka’bah.

Namun, beliau memilih untuk mendahulukan kepentingan umat Islam yang baru saja memeluk agama Islam. Renovasi besar lainnya terjadi setelah masa Nabi Muhammad, seperti pada abad ke-7 M dan pada masa Khalifah Yazid bin Muawiyah.

Ketika Ka’bah mengalami kerusakan akibat serangan, Abdullah bin Zubair mengambil inisiatif untuk meratakan Ka’bah dengan tanah dan membangun ulang berdasarkan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Renovasi demi renovasi berlangsung seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah jamaah haji.

Kondisi dan Keadaan Kabah Sekarang

Kabah, yang saat ini terletak di tengah Masjidil Haram, telah mengalami berbagai renovasi untuk mengakomodasi jumlah jamaah yang semakin meningkat.

Renovasi terakhir dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi pada masa Raja Abdul Aziz pada tahun 1932 dan terus berlanjut dengan perluasan Masjidil Haram.

Kini, Ka’bah berdiri kokoh dengan struktur marmer yang indah, dan setiap tahun ribuan umat Muslim dari seluruh dunia berkunjung untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Meskipun mengalami banyak perubahan, Ka’bah tetap menjadi simbol persatuan umat Islam dan tempat yang sangat dihormati oleh seluruh umat Muslim di dunia.

Dengan sejarah panjang dan penuh makna, Ka’bah tetap menjadi pusat spiritual bagi umat Islam hingga saat ini. Setiap momen penting yang telah dilalui oleh Ka’bah membuktikan betapa besarnya peranannya dalam perkembangan agama Islam dan persatuan umat Muslim di seluruh dunia.

November 16, 2024

Sa’i merupakan salah satu rukun dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah yang memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Islam.

Rukun ini dilakukan dengan berjalan atau berlari kecil sebanyak tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yang terletak di dalam Masjidil Haram, Makkah.

Dalam sejarahnya, sa’i mengenang perjuangan Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim, dalam mencari air untuk putranya, Ismail.

Ritual ini tidak hanya menjadi simbol dari kesabaran dan kepercayaan kepada Allah, tetapi juga sebagai manifestasi dari ketangguhan dan semangat dalam menghadapi cobaan hidup.

Dalam artikel ini, kita akan mendalami lebih lanjut mengenai aspek-aspek sa’i yang mungkin belum banyak diketahui oleh sebagian besar umat Islam.

Pembahasan akan difokuskan pada empat hal utama: sejarah dan asal-usul sa’i, syarat sa’i, tata cara pelaksanaannya, dan bacaan yang dibaca saat melaksanakan sa’i.

Dengan memahami keempat aspek ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang sa’i, tidak hanya sebagai rukun ibadah tetapi juga sebagai perjalanan spiritual yang sarat akan hikmah dan pelajaran hidup.

Sejarah Ibadah Sa’i

Sejarah sa’i di antara Bukit Shafa dan Marwah berawal ketika Siti Hajar berusaha mencari air untuk putranya Ismail, yang tengah kehausan.

sa'i
hajiumrahnews.com

Pada saat itu, Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan istri dan anaknya di sebuah gurun yang sangat tandus.

Merasa bingung dan sedih atas rencana kepergian suaminya, Siti Hajar pun bertanya, “Hendak pergi kemanakah engkau Ibrahim?”

Nabi Ibrahim tidak menjawab dan tetap diam, membuat Siti Hajar semakin gelisah. Ia kemudian menambahkan, “Sampai hatikah engkau Ibrahim meninggalkan kami berdua di tempat sunyi dan tandus seperti ini?” Ibrahim masih tidak menjawab dan tidak menoleh.

Akhirnya, Siti Hajar bertanya lagi, “Adakah ini perintah dari Allah SWT?” Saat itu, Nabi Ibrahim menjawab, “Ya.” Mendengar jawaban tersebut, hati Siti Hajar menjadi lebih tenang.

Ia berkata, “Jika memang demikian, pastilah Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan nasib kita.”

Setelah meninggalkan Siti Hajar dan Ismail dengan bekal makanan dan minuman, persediaan tersebut lama-kelamaan habis. Siti Hajar kemudian berusaha mencari air untuk anaknya.

Dari tempat ia berada, Siti Hajar melihat Bukit Shafa dan segera bergegas menuju puncaknya, tetapi tidak menemukan apapun. Ia kemudian turun dan menuju Bukit Marwah, namun hasilnya tetap sama.

Ia berlari bolak-balik antara Bukit Shafa dan Marwah hingga tujuh kali.

Setelah tujuh kali berlari, Siti Hajar mendengar suara gemericik air dari Bukit Marwah. Ia segera menghampiri arah suara tersebut dan terkejut menemukan pancaran air deras yang keluar dari dalam tanah di bawah telapak kaki Nabi Ismail.

Air tersebut kini dikenal sebagai air zamzam, yang hingga kini tidak pernah surut atau kering. Orang-orang Arab yang melintasi kawasan tersebut kemudian memutuskan untuk tinggal, dan kawasan itu berkembang menjadi Kota Mekkah.

Peristiwa Siti Hajar tersebut menjadi dasar dari ibadah sa’i yang dilakukan oleh umat Muslim saat melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Syarat Sa’i

Menurut Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama, ada 4 syarat sa’i. Keempat syarat itu adalah:

sa'i
hajiumrahnews.com

1. Didahului dengan tawaf
2. Sa’i dilakukan dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Marwa
3. Melakukan 7 kali perjalanan dari Bukit Safa ke Bukit Marwa dan sebaliknya dihitung 1 kali perjalanan
4. Harus dilakukan di tempat sa’i

Tata Cara Ibadah Sa’i

Berikut adalah tata cara sa’i yang perlu kamu ikuti ketika melaksanakan ibadah umrah.

sa'i
hajiumrahnews.com
  1. Untuk memulai amalan sa’i, kamu harus berjalan menuju Bukit Safa terlebih dahulu. Aktivitas ini dimulai setelah kamu menunaikan tawaf.
  2. Dalam pendakian, kamu diwajibkan berzikir dan merapalkan doa sesuai tuntunan.
  3. Setibanya di atas Bukit Safa, kamu harus menghadap ke arah kiblat dan mulai berzikir serta berdoa.
  4. Setelah itu, kamu dapat melanjutkan dengan melakukan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara Bukit Safa dan Bukit Marwah. Bagi jemaah yang sedang sakit atau sudah berusia lanjut, diperbolehkan menggunakan skuter matik atau kursi roda.
  5. Saat berjalan bolak-balik tujuh kali, kamu harus tetap berzikir dan berdoa. Kamu juga boleh menyelingi sa’i dengan melakukan salat fardhu jika waktu salat tiba.
  6. Perjalanan dari Bukit Safa ke Bukit Marwah dihitung satu kali, sehingga perjalanan dianggap selesai ketika kamu sudah sampai di Bukit Marwah untuk ketujuh kalinya.
  7. Sepanjang perjalanan, ketika mendaki, dan saat selesai melakukan sa’i, kamu wajib terus berzikir dan memanjatkan doa.

Bacaan Sa’i

Terdapat beberapa doa yang wajib dibaca dan dihafal selama melaksanakan sa’i dari awal sampai akhir. Berikut niat dan doa yang dibaca saat sa’i ibadah haji.

sa'i
tribunnewswiki.com

1. Niat melaksanakan sa’i

أَبْدَأُ بِمَا بَعْدَ اللَّهِ بِهِ وَرَسُولُهُ. إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ. فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا. وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Abda ubimaa ba’da Allahu bihi Warasuulluh. Innasshafaa wa marwata min sya’aairillaah faman hajjal baita awi’tamara fallaa junaaha ‘alaihi ansyathawwa fabi himaa wamantathawwa ‘akhairan fa innallaha syaakirun ‘aliim.

Artinya: “Aku memulai apa yang sudah dimulai oleh Allah dan oleh Rasul. Sesungguhnya bukit Shafa dan bukit Marwah sebagian dari tanda kebesaran Allah.”

“Barang siapa yang pergi haji ke rumah Allah atau umrah maka tidak ada dosa bagi yang mengerjakan sa’i di antara keduanya.”

2. Doa saat mendaki bukit Shafa Marwah

اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ

Innas-safa wal-marwata min sya’a’irillah.

Artinya: “Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar agama Allah.”

Lihat Juga :

3. Doa setelah tiba di atas bukit Shafa berbatu sambil menghadap Ka’bah

هُ اَكْبَرْ ٣× لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَ اللهُ اَكْبَرْ، اللهُ اَكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اللهُ اَكْبَرْ عَلَى مَا هَدَانَا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى مَااَوْلَانَا لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرِ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Allohu-akbar 3x La-ilaha ilallohu wa llahu akbar, Allahu akbar walilahil-hamd, Allohu-akbar ‘ala mahadana wal-hamdulillahi ‘ala ma aulana.

La-ilaha ilalloh wahdahu lasyarikalahu lahul-mulku walahul hamdu yuhyi wayumitu biyadihil-khoiri wahuwa ‘ala kuli syai-ingqodir.

Artinya : “Allah Maha Besar 3x, Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Allah maha besar, segala puji bagi Allah, Allah Maha besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Allah atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami.”

“Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan yang mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.”

4. Doa di antara dua pilar hijau

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَالاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الاَعَزُ الاَكْرَمُ.

Rabbighfir warham wa’fu wa takarram, wa tajaawaz ammaa ta’lam innaka ta’lamu maa laa na’lamu, innaka antallahul-a’azzul-akram.

Artinya: “Tuhanku, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui.”

“Sesungguh Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya Engkaulah Allah Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah”.

5. Doa ketika sampai di bukit Marwah sesudah sa’i

اللّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَعَافِنَا وَاعْفُ عَنَّا وَعَلَى طَاعَتِكَ وَشُكْرِكَ أَعِنَّا وَعَلَى غَيْرِكَ لاَتَكِلْنَا وَعَلَى اْلإِيْمَانِ واْلإِسْلاَمِ الَكَامِلِ جَمِيْعًا تَوَفَّنَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنَّا اللّهُمَّ ارْحَمْنِيْ أَنْ أَتَكَلَّفَ مَالاَ يَعْنِيْنِيْ وَارْزُقْنِيْ حُسْنَ النَّظَرِ فِيْمَا يُرْضِيْكَ عَنِّيْ يَاأَرْحَمَ الرَّا حِمِيْنَ.

Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa wa ‘aafinaa wa ‘fu ‘annaa wa ‘alaa tha ‘atika wa syukrika a’innaa wa ‘alaa ghairika laa takilnaa wa alal limaani wal islaamil kaamili jamilan tawaffanaa wa anta raadhin.

Allaahumma rhamnii bitarkil ma’aashii abadan maa abgaitanii wa ‘rhamnii an atakallafa laa ya’niinii wa ‘rzuqnii husnan nazhari fii maa yurdhiika ‘annil yaa Arhamar raahimiin.

Artinya: “Ya Allah, terimalah amalan kami, sehatkanlah kami, maafkanlah kesalahan kami dan tolonglah kami untuk taat dan bersyukur kepada-Mu.”

“Jangan Engkau jadikan kami bergantung selain kepada-Mu. Matikanlah kami dalam iman dan Islam secara sempurna dan Engkau rida.

“Ya Allah rahmatilah kami sehingga mampu meninggalkan segala maksiat selama hidup kami, dan rahmatilah kami sehingga tidak berbuat hal yang tidak berguna.”

“Karuniakanlah kami pandang yang baik terhadap apa-apa yang membuat-Mu rida terhadap kami, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.”