Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Tag Archives: Tazkiyah Tour

Mei 21, 2019

COBA periksa mushaf Alquran di lemari atau meja rumah Anda. Kira-kira butuh berapa lama percetakan menyelesaikannya? Satu hari mungkin terlalu lama.

Tetapi Alquran yang satu ini berbeda. Nazeem Akhtar, sang pembuat mushaf masih berusia 30 tahun saat mulai menoreh ayat pertama tahun 1987. Proyek pribadi yang tak didasari apapun kecuali kecintaan kepada kitab suci itu baru selesai pada Januari 2018, saat Nazeem sudah berumur 62 tahun.

Mushaf itu kini mendapat kedudukan istimewa di The Holy Quran Exhibition atau Museum Alquran, Kota Madinah. Dari Masjid Nabawi, Anda hanya harus berjalan kaki sedikit ke arah barat. Tempat yang modern nan canggih yang berisi banyak Alquran, dari versi cetak hingga digital.

Lalu mengapa mushaf Nazeem mesti menghabiskan waktu lebih dari tiga dekade? Sebab dia menulisnya tidak menggunakan pulpen. Melainkan benang.

Huruf demi huruf dia jahit sambil tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Dia menyisihkan waktu untuk melanjutkan sulaman, rata-rata setiap dini hari sampai menjelang salat Subuh.

Ketika tetangganya mungkin masih terlelap, dia sudah harus dalam konsentrasi tinggi. Itu lantaran karya yang dibuatnya bukanlah buku, tetapi kalimat-kalimat Allah. Tidak boleh ada satu bagian pun yang salah.

Dia selalu dalam keadaan wudu saat menyulam. Jarum dan benang baru akan digunakannya setiap selesai melakukan salat sunat dua rakaat. Ketika mulai menjahit pun dia basahi bibirnya dengan zikir. Apalagi, tentu saja, dia memang sedang tidak menjahit saja, tetapi sekalian mengaji pula. Merapal setiap huruf, kata, kalimat suci.

Nazeem melakukan itu di rumahnya, Gujarat, Pakistan. Dia membutuhkan 300 meter kain untuk mengakomodasi total 77.439 kata dalam Alquran.

Syadam Husein Abdullah, pemuda Indonesia yang menjadi salah satu petugas di The Holy Quran Exhibition bilang, mushaf Nazeem tidak satu. Semuanya ada sepuluh. Satu mushaf terdiri atas tiga juz.

“Berat keseluruhan 54 kilogram,” ujar Syadam kepada jemaah umrah Tazkiyah Tour dan Sint Travel (anak grup Tazkiyah Tour), beberapa waktu lalu.

Lelaki asal Banjarmasin itu mengisahkan, Nazeem datang ke Madinah pada musim haji tahun lalu. Sebuah perjalanan yang juga dimaksudkannya untuk mengakhiri berbagai tawaran yang datang.

Nazeem mengaku buah tangannya itu telah diminta banyak orang di banyak tempat. Namun dia hanya mau mushaf yang setiap eksamplar memiliki panjang 22 inci dan lebar 15 inci itu disimpan di Madinah. Tepatnya di The Holy Quran Exhibition, bangunan yang sebenarnya juga belum berdiri cukup lama. Namun yang jelas jaraknya hanya beberapa meter dari makam manusia mulia, Nabi Muhammad saw.

Ketika kali pertama datang itu, Nazeem hanya membawa satu mushaf. Sembilan lainnya tetap di Pakistan. Mungkin jaga-jaga andai pengelola museum tidak berminat.

Namun karyanya itu terlalu monumental untuk ditolak. Sebuah ruangan bahkan dibuatkan khusus untuk menampung mushaf yang total memiliki 724 halaman tersebut.

Nazeem lalu datang tiga bulan kemudian. Membawa niat baik dan sembilan mushaf yang tak dia sertakan dalam perjalanan sebelumnya menjalankan rukun Islam kelima. Dan dia menolak imbalan.

Memang bukan uang yang Nazeem harapkan. Tetapi keberkahan. Kalaupun ada cita-cita manusiawinya, dia hanya ingin Alquran sulamannya itu terdaftar di Guinness Book of World Record. Agar kelak, bahkan ketika dirinya sudah tidak di dunia, namanya tetap tercatat sebagai orang yang melakukan hal semacam itu. Menjahitnya; menghabiskan seperdua hidupnya untuk itu.

Dalam sebuah wawancara yang bisa kita tonton di Youtube, perempuan dengan tindik kecil di hidung itu menceritakan saat dia membawa mushaf itu ke Madinah. Imam Masjid Nabawi hadir saat kitab dalam ukuran besar itu dimasukkan ke kotak kaca, di salah satu ruangan museum yang dingin dan harum.

“Itu hari terbaik dalam hidup saya,” kata Nazeem. Basah pipinya mengatakan itu.

Jika Anda pernah mendengar kata “mahakarya”, Alquran yang dikerjakan seorang diri oleh Nazeem, menghabiskan 84 kotak benang dan separuh dari usianya itu adalah sesungguh-sungguhnya mahakarya.

Berumrah atau berhajilah, sebab Anda bisa sekalian melihat langsung mushaf limited edition itu. Jangan lupa mengirim doa untuk sehat dan berkahnya hidup Nazeem. Dia terlalu baik untuk tidak kita jadikan inspirasi. (*)

Ditulis oleh Imam Dzulkifli
untuk tazkiyahtour.co.id

Mei 20, 2019

Bulan Ramadan sudah separuh, namun semangat harus tetap penuh. Ibu-ibu majelis taklim se-Kecamatan Panakkukang, Makassar, menunjukkan itu, Senin (20/5/2019).

Sejak pagi, emak-emak berbusana muslimah meramaikan kantor Tazkiyah Tour, Ruko Diamond No 11, Jalan AP Pettarani, Makassar. Mereka bertilawah dan berselawat.

Bukan sekadar untuk menyemarakkan, tetapi juga berkompetisi. Lomba tilawah dan selawat ini digelar Tazkiyah Tour menggandeng Badan Koordinasi Majelis Taklim (BKMT) Kecamatan Panakkukang.

Sebelum pengumuman pemenang, dewan juri Hj Sitti Umrah Saleh mengomentari penampilan semua kelompok majelis taklim. Ada beberapa koreksi.

Sitti Umrah menyampaikannya diselingi senda gurau sehingga tetap memancing semangat peserta. Tawa santai sebelum mendengarkan hasil rembuk para juri.

Akhirnya nama-nama pemenang disebut. Majelis Taklim Ulul Albab menjadi juara. Disusul Majelis Taklim Permata Tamamaung sebagai juara II dan Majelis Taklim Miftahul Jannah sebagai juara III.

Sementara itu, juara harapan I diraih Majelis Taklim Sajaratul Yakin. Juara Harapan II Majelis Taklim Babul Jannah. Juara Harapan III
Majelis Taklim Salsabilah.

Para pemenang mendapatkan hadiah uang tunai. Hadiah diserahkan Komisaris Utama Tazkiyah Tour, Hj Syamsidar.

Istimewanya, di tengah acara, Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin mengumumkan ada hadiah tambahan. Tidak tanggung-tanggung, hadiahnya adalah umrah gratis untuk satu orang pemenang.

Pengundian pemenang umrah akan dilakukan 30 Mei mendatang, di sela buka puasa bersama di kantor Tazkiyah Tour.

Sepanjang Ramadan 1440 Hijriah ini, Tazkiyah Tour menghelat banyak kegiatan. Kru semakin sibuk. Ada seminar ekonomi (SOP untuk UMKM), seminar kesehatan menggandeng Prodia, bagi-bagi takjil, dan beberapa acara lagi.

Managing Director Tazkiyah Tour, Adnan Syahruddin menuturkan, corporate social responsibility (CSR) dari pihaknya memang banyak dilaksanakan pada bulan suci.

“Tetapi sebenarnya hampir setiap saat kami menggeber CSR. Ini wujud kontribusi Tazkiyah Tour kepada agama, lingkungan, nusa dan bangsa,” tuturnya. (*)

Mei 11, 2019

Era kolaborasi bukan lagi di depan mata. Tetapi memang sudah dipijak. PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour) memaknai era itu dengan menjembatani usaha mikro kecil menengah (UMKM) mendapat mentoring.

Belasan owner UMKM berkumpul di lantai 3 kantor Tazkiyah Tour, Sabtu (10/5/2019). Akh Alim Mahdi, founder Master SOP datang khusus dari Bali untuk membagi ilmu manajemen usaha; bagaimana membangun bisnis menggunakan sistem.

“Agar bisnis jalan, orangnya jalan-jalan,” tutur Alim. Kalimat yang juga dia tempel sebagai stiker di cover laptopnya.

Dari pagi hingga sore, Alim membagi trik-trik membangun usaha dengan segala struktur dan penjabarannya.

Menurut pria Mojokerto yang sejak 1994 tinggal di Denpasar itu, belum sempurna owner jika justru tidak punya banyak waktu luang.

“Tanda bisnis yang belum punya sistem yang baik itu adalah bos lebih sibuk dari karyawannya,” tambah Alim.

Makanya, dia mengajak para pemilik UMKM itu untuk membuat SOP, standar operasional dan prosedur. Usaha berjalan di atas aturan main. Tak peduli siapa karyawan yang mengisi. Atau bahkan karyawan silih berganti.

Keistimewaan sistem menurut Alim adalah sistem tidak jatuh cinta. Artinya, tak bermain di wilayah perasaan. Karyawan yang sedang tidak berkinerja baik akan langsung ketahuan dan “dihukum” sendiri oleh sistem.

“Kalau ada karyawan yang sakit, ada yang gantikan dengan cara kerja yang sama. Kerja yang berpedoman SOP,” tutur Alim lagi.

Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin, menuturkan, salah satu program corporate social responsibility (CSR) pihaknya memang mengajak UMKM tumbuh bersama.

“Insyaallah ke depan semakin banyak kegiatan pelatihan untuk teman-teman UMKM,” ucapnya.

Bahkan tidak menutup kemungkinan, imbuh Ahmad Yani, Tazkiyah Tour yang bergerak di jasa layanan umrah dan haji khusus itu akan memfasilitasi UMKM untuk berhubungan dengan perbankan. (*)

April 12, 2019

BAGI PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour), semua jemaah umrahnya adalah keluarga. Makanya, suka maupun duka jemaah juga turut dirasakan.

Maret lalu misalnya. Manajemen Tazkiyah Tour turut dalam duka keluarga besar Hj Sitti Aisyah Karim Pasau, jemaah asal Takalar yang wafat empat hari setelah tiba di tanah air. Almarhumah bersama suami H Djamaluddin Lantara Nappu dan empat putri mereka berangkat umrah untuk Grup 28 Februari-10 Maret 2019.

Hj Sitti Aisyah tutup usia, beberapa saat setelah tiba di IGD RS Stella Maris, Makassar, Kamis malam, 14 Maret 2019. Keesokan harinya dimakamkan usai disalati oleh ratusan jemaah salat Jumat. Kepergian yang bagi keluarga besar almarhumah sungguh menjadi sebuah kehilangan besar, namun juga indah karena sosok orang tua yang penyabar itu menghadap Rabb-nya usai prosesi “membersihkan diri” di Tanah Suci. Menjalani umrah bersama orang-orang yang dikasihi.

Selain ungkapan duka yang dalam, pihak Tazkiyah Tour juga berupaya maksimal untuk menjalankan detail akad yang sebelumnya disepakati dengan jemaah. Yakni semua jemaah di-cover asuransi jiwa terhitung 30 hari. Jadi walau sudah tiba di kampung halaman, bila durasinya masih belum cukup 30 hari, asuransi jiwa tetap menjadi hak ahli waris.

Nah, hampir sebulan setelah meninggalnya Hj Sitti Aisyah, Tazkiyah Tour bersama salah satu mitra, Mandiri InHealth menyerahkan asuransi jiwa kepada perwakilan keluarga, Jumat, 12 Maret 2019.

H Djamaluddin, suami almarhumah sedianya hadir langsung di kantor Tazkiyah Tour, Ruko Diamond No 11, Jalan AP Pettarani. Namun karena harus menjenguk cucu yang sedang kurang sehat, dia digantikan oleh Brigpol Bahramsyah, salah satu menantunya.

Penyerahan secara simbolis dilakukan oleh Regional Head Mandiri InHealth, Gatut Nugroho dan Presiden Direktur Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin. Nilai asuransinya Rp50 juta.

“Terima kasih Tazkiyah Tour pengurusan dan pelayanan umrah, serta bantuan asuransi almarhumah ibu kami,” tutur Bahramsyah.

Managing Director Tazkiyah Tour, Adnan Syahruddin menjelaskan, selain asuransi jiwa, semua jemaah Tazkiyah Tour juga dilindungi asuransi perjalanan dan asuransi jiwa. Semua tertera jelas di lembaran akad yang diteken setiap jemaah.

Asuransi perjalanan misalnya, mencakup banyak item. Mulai dari perlindungan kecelakaan diri, biaya medis darurat, evakuasi medis darurat, dan lainnya.

“Bahkan untuk keperluan yang mengharuskan keluarga jemaah diterbangkan ke Arab Saudi, juga ditanggung,” ujar Adnan.

Asuransi perjalanan juga meliputi ganti rugi kehilangan uang hingga keterlambatan bagasi.

Sedangkan asuransi jiwa menjamin klaim meninggal karena sebab apapun. Misalnya sakit atau kecelakaan. Asuransi ini berlaku sebulan, bahkan hingga jemaah pulang kembali ke tanah air. (luzd)

April 11, 2019

PRODUK masih menjadi salah satu alasan utama orang rela datang ke sebuah tempat. Bahkan kini, harga cenderung semakin tak menjadi faktor. Asal kualitas bagus dan memuaskan, bungkus!

Tetapi, jangan lupa, pesan Tom MC Ifle, seorang master coach bisnis berpengaruh di Indonesia, tidak gampang membuat orang datang untuk kedua kali. Mereka membutuhkan alasan besar untuk melakukan order berikutnya.

“Itu tugas para leader di perusahaan. Membuat tim yang hebat yang kemudian menghasilkan produk dan pelayanan yang humanis,” ujar Tom pada Leadership Transformation Workshop di Vasa Hotel, Surabaya, Rabu (10/4/2019).

PT Tazkiyah Global Mandiri (Tazkiyah Tour), salah satu perusahaan yang mengirim tim ke training bersama Tom itu sudah mempraktikkan itu, beberapa tahun belakangan.

Pelan tetapi pasti manajemen membuat target bahwa layanan umrah atau haji yang menjadi produk, haruslah menjadi sesuatu yang selain menggetarkan hati, juga menyenangkan. Meninggalkan kesan mendalam. Kenangan-kenangan indah.

Pelayanan yang mengedepankan hubungan yang dalam pun diterapkan. Seseorang yang baru pertamakali ke kantor Tazkiyah Tour di Ruko Diamond No 11, Jalan AP Pettarani, Makassar, pun akan disambut sangat ramah. Dalam ruangan yang dingin namun dipenuhi customer service yang hangat.

Mereka bisa duduk di sofa empuk sambil mendapat penjelasan mengenai paket-paket yang tersedia. Perbincangan yang akan berlangsung di antara bunyi instrumen musik yang pelan namun syahdu.

Segala kelengkapan berkas kemudian menjadi urusan karyawan Tazkiyah Tour. Begitu berangkat ke tanah suci, jemaah dijamin segala kebutuhannya. Makanan tersedia dalam jumlah dan sesi yang cukup. Prinsipnya, umrah itu perjalanan panjang yang membutuhkan energi. Makanya, jemaah “dilarang” lapar.

Saat jemaah khusyuk menjalankan ibadah, ada dua jenis asuransi yang mengiringi; jiwa dan perjalanan.

Begitulah Tazkiyah Tour melayani. Berdasar standar manajemen mutu ISO 9001:2015 serta nilai-nilai luhur perusahaan. Para karyawan pun bisa menjalankannya dengan baik. Sebab sebelum mereka melayani jemaah, sudah terlebih dahulu disentuh perasaannya oleh perusahaan.

Di antara beberapa ritual yang rutin dilakukan karyawan dan direksi Tazkiyah Tour adalah sarapan dan makan siang bersama. Persis seperti yang dipesankan Tom di Surabaya; “Orang-orang dahulu kala yang hidup di gua, bila sudah mengajak seseorang ikut makan di dalam tempat tinggal, berarti sudah dianggap keluarga,” ucap mentor bisnis dari Merry Riana itu. (luzd)