Tim Media TazkiyahTour
Artikel Berita
MEKAH - Asman Siregar Hamzah dan Herman Pelani Mappiasse sudah biasa berwisata. Tetapi kunjungan kali ini sungguh berbeda. Mereka berdiri di atas bangunan yang tingginya 601 meter; Makkah Royal Clock Tower.
Mereka sangat bersyukur, sehari sebelum kembali ke tanah air, bisa berada persis di bawah jarum jam raksasa itu. Penunjuk waktu yang jamak menjadi latar berfoto orang-orang yang ke Mekah, dipotret dari bawah, di pelataran masjid.
Sesaat setelah tiba di puncak, mereka sempat terpaku menatap keindahan Kota Mekah. "Subhanallah," tutur Herman.
Dari situ pula, dari jarak yang sangat jauh, mereka leluasa melihat putaran orang-orang berpakaian putih mengitari Kakbah. Beberapa hari sebelumnya, mereka juga melakukan ritual suci di situ. Berumrah.
Ditemani mutawif Ahmad Made Ali, dua jemaah Tazkiyah Global Mandiri itu juga mengitari museum di dalam jam yang 25 kali lebih besar dari Big Ben (jam di London, Inggris) itu.
Mereka kembali takjub. Serasa berada di luar angkasa, kata Asman. Museum Menara Jam memang dipenuhi dengan model dan struktur astronomi dan galaksi.
Di lantai pertama museum, mereka diperkenalkan ke alam semesta, langit, dan galaksi dengan ilustrasi audio. Lantai kedua dikhususkan untuk matahari, bulan, dan bumi.
Naik ke lantai berikutnya, mereka mempelajari instrumen dan metode yang digunakan untuk menentukan waktu, hingga tiba saatnya masuk ke balkon yang menghadap ke Masjidilharam.
Biaya masuk SR150 atau berkisar Rp600 ribu mereka anggap tak sepadan dengan pengalaman yang mereka dapatkan. "Canggih sekali di sini," tutur Asman.
Hari ini, Sabtu, 18 Januari 2020, rombongan jemaah Tazkiyah Global Mandiri bakal memulai perjalanan pulang. Mereka akan menuju Jeddah untuk terbang ke Singapura, kemudian lanjut ke Makassar.
Semua kembali dengan pengalamannya masing-masing. Namun yang terpenting tetaplah sama, pengalaman beribadah umrah. Tidak ada jemaah yang mengaku tak ingin datang lagi. Niat dan doa untuk mengulang perjalanan ini sudah mereka bulatkan dan sebutkan di titik-titik mustajab di seputaran Kakbah. (ama)
LIMA puluh jemaah umrah Tazkiyah Global Mandiri pemberangkatan 9 Januari 2020 sudah di Mekah. Namun momen selama empat hari di Madinah pun masih terngiang-ngiang. Selain kerinduan pada Nabi Muhammad saw, berbagai pengalaman religius juga tersimpan di ingatan.
Dan beberapa foto di bawah ini juga bisa mewakili betapa nikmatnya ke tanah suci, terutama jika datang bersama keluarga. Ayah, ibu, kakek, nenek, anak, saudara.
Bersama buah hati.
Pagi bahagia.
Saling jaga.
Simbol janji.
Lepas beban.
Senyum semringah.
Bunda.
MEKAH - Secara matematis 50 jemaah Tazkiyah Global Mandiri harusnya cukup letih, kemarin. Sejak pagi sudah di bus, melakoni perjalanan darat dari Madinah menuju ke Mekah. Durasinya empat jam, lebih.
Tiba di Mekah sore menjelang petang, istirahatnya pun tidak begitu lama. Sebab, mereka harus langsung turun ke pelataran Kakbah, menjalankan rangkaian ibadah umrah.
Tawaf tujuh kali kemudian dilanjut sai tentu cukup menguras energi. Tetapi lihatlah foto-foto dan video mereka seusai tahalul (rangkaian terakhir umrah), semua berseri-seri.
Bahkan dalam perjalanan pulang ke hotel, mereka terus bersenda gurau. Riang sekali. Di eskalator Masjidilharam sempat-sempatnya pula saling memotret dan merekam.
Kegembiraan berlanjut hingga restoran hotel. Makan malam penuh dengan obrolan, saling berbagi pengalaman religius ketika di depan Kakbah.
Rasanya memang tak ada yang bisa membuat penat jika yang baru saja terwujud adalah impian paling utama dalam hidup; menjejak tanah suci. Sebagian besar jemaah memang baru pertama kalinya umrah. Mereka pun mengaku sangat lega.
Dan, umrah pertama telah selesai. "Insyaallah Kamis, 16 Januari 2020, ada kesempatan untuk umrah kedua. Kita akan melakukan ziarah ke beberapa tempat, termasuk Ji'rana sekalian mengambil miqat di situ," ujar Ahmad Made Ali, mutawif Tazkiyah Global Mandiri.
Selasa, 14 Januari 2020 hari ini, agenda jemaah adalah memperbanyak ibadah di Masjidilharam. Mensyukuri kesempatan berada di masjid paling agung di seluruh muka bumi. Menurut hadis Nabi, salat di masjid ini pahalanya setara dengan 100 ribu kali salat di masjid lain. (sal)
MADINAH - Jika kita di Makassar terus diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, di Madinah malah cerah. Tetapi, suhu di kota Rasulullah saw itu sedang sangat dingin.
Jemaah umrah Tazkiyah Global Mandiri pemberangkatan 9 Januari 2020 merasakannya. Ke mana-mana harus memakai jaket tebal. Bahkan saat siang hari sekalipun.
Suhu bisa mencapai 5 derajat celcius di malam hingga pagi hari. Jika hendak menuju Masjid Nabawi untuk salat Subuh, jemaah "wajib" memakai baju berlapis-lapis. Juga penutup kepala.
Di siang hari, suhu rata-rata di angka 10 derajat celcius. Itu pun masih sangat dingin.
"Matahari tetap terang tetapi kita dengan gampang berpapasan dengan orang-orang yang memakai kostum tebal," ujar Ahmad Faisal Fachruddin, tour leader jemaah, Minggu, 11 Januari 2020.
Hari ini jemaah menjalani tur kota Madinah. Mulai dari mengunjungi Masjid Quba hingga berbelanja di kebun kurma. Besok, Senin, 12 Januari 2020, rombongan akan menuju Mekah. Bersiap melakoni rangkaian ibadah umrah. (ama)
JAKARTA - Tidak ada ampun bagi perusahaan travel umrah yang tak menuruti regulasi. Kementerian Agama pun mencabut izin operasional 11 Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Penyebabnya, beber, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, M Arfi Hatim, sampai batas waktu yang ditentukan, ke-11 PPIU tersebut tidak melakukan sertifikasi sebagai Biro Perjalanan Wisata (BPW).
Kemenag tegas menjalankan PMA Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. Menurut Arfi, Pasal 48 ayat (4) PMA 8/2018 mengatur, paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya, PPIU wajib memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan wisata dengan kategori biro perjalanan wisata. Jika tidak bisa dipenuhi, maka pada ayat (5) diatur sanksi izin operasionalnya sebagai PPIU dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
“Sampai batas akhir yang telah ditentukan di tahun 2019, mereka tidak menyerahkan sertifikat BPW. Bahkan, mereka juga tidak menyampaikan laporan progres sertifikasinya. Oleh karena itu, sesuai ketentuan, izin operasionalnya dicabut,” tegas Arfi di situs resmi Kemenag, kemarin.
PPIU yang tidak lagi mendapatkan izin adalah PT Madani Mitra Mulia, PT Kayangan Mandiri Utama, PT Witami Prabuana Cipta, PT Arhas Bugis Tour & Travel, PT Arthayu Jeanan Lintasbuana, PT Alharam Wisata Illah.
Kemudian PT Hijau Tumbuh Kembang, PT Fahmul Fauzy, PT Kalam Imran Farok Tours, PT Praba Arta Buana Utama, dan PT Fatuha Amanah Wisata Insani. (*/fit-sur)
MADINAH - Ada Tazqiyah dalam rombongan jemaah umrah Tazkiyah Global Mandiri pemberangkatan 9 Januari 2020. Nurtazqiyah Amrullah Rabby nama lengkapnya. Remaja putri kelahiran Palopo, 25 Februari 2003.
Karena namanya yang nyaris sama dengan nama travel yang memberangkatkannya, Tazqiyah pun jadi pusat perhatian sejak rombongan mulai kumpul di Dalton Holten, Makassar, Rabu, 8 Januari 2020.
Namanya berulang kali disebut-sebut di sela acara manasik dan pemeriksaan kesehatan. Bahkan hingga keesokan harinya, pagi, jelang berangkat ke bandara, Tazqiyah terus jadi "bintang". Tambah riuh lagi saat Tazqiyah memegang memegang mini banner bertuliskan "I Love Tazkiyah".
Tazqiyah berangkat bersama 49 jemaah lainnya. Termasuk kedua orang tuanya; Amrullah Rabby Latangke dan Yanti Gustina Syukur.
Sang ayah juga sempat bergurau saat jemaah bergiliran mengisi paket pulsa data di booth Telkomsel. "Harusnya ada diskon paket data, karena namanya sama dengan travel," ucapnya, tertawa.
Saat berita ini diturunkan, rombongan sudah tiba di Madinah, Arab Saudi. Bersiap untuk langsung salat Subuh di Masjid Nabawi, kemudian kembali ke hotel untuk sarapan.
Grup ini mengambil paket gold dan platinum dengan durasi 11 hari. Dijadwalkan tiba kembali di Makassar, Minggu, 19 Januari 2020. (fit-sur)