MADINAH – Pada hari ke-7 perjalanan haji tazkiyah tour, Kamis, 30 Mei 2024, 208 jemaah haji khusus Tazkiyah masih berada di Madinah.
Mereka sedang menjalankan serangkaian ibadah, terutama salat Arbain di Masjid Nabawi, yakni salat Rawatib selama 40 waktu berturut-turut atau selama 8 hari.
Hari ini, pagi waktu Saudi atau siang waktu Indonesia, para jemaah melakukan ziarah di sekitar Masjid Nabawi.
Sebelumnya, mereka telah mengunjungi Raudhah, bagian di Masjid Nabawi yang dianggap sebagai taman-taman surga oleh Nabi Muhammad, tempat yang sangat dianjurkan untuk berdoa.
Kondisi Kesehatan Jemaah Haji
Dr. Wachyudi Muchsin, salah satu dokter Tazkiyah, mengonfirmasi bahwa para jemaah dalam keadaan sehat dan prima.
Selama 24 jam, tim dokter telah memberikan layanan medis seperti obat-obatan, vitamin, dan konsultasi kepada para jemaah.
Dokter Koboi, panggilan akrab dr. Wachyudi, menganjurkan para jemaah untuk banyak minum air putih dan beristirahat.
Penerapan Konsep Holistic Spiritual Journey
Ahmad Yani Fachruddin, CEO Tazkiyah Tour, mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan angkatan ke-22 Tazkiyah mengirimkan jemaah haji.
“Setiap tahun kami mengirimkan jemaah haji, namun dua tahun terakhir, yaitu 2020-2021, kami terpaksa menghentikan kegiatan ini karena pandemi Covid,” katanya.
Pada musim haji tahun ini, Tazkiyah menerapkan konsep perjalanan yang disebut Holistic Spiritual Journey, dengan fokus utama pada kesehatan, kebahagiaan, dan harmoni.
Ahmad Yani menjelaskan bahwa Tazkiyah berkomitmen untuk membantu jemaah dalam merawat aspek pikiran, tubuh, dan jiwa selama perjalanan ibadah. “Kami menyadari bahwa perjalanan haji melibatkan dimensi spiritual, fisik, dan mental,” tambahnya.
Dengan bimbingan spiritual, kegiatan kebugaran, dan perawatan kesehatan, Ahmad Yani Fachruddin selalu CEO Tazkiyah Tour yakin bahwa ini akan meningkatkan kekuatan spiritual dan ketenangan sejati bagi semua jemaah selama perjalanan.
“Ketenangan ini diharapkan juga akan membawa manfaat saat kembali ke tanah air, menjadi sumber energi dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan,” lanjutnya.
Ahmad Yani juga merasa sangat bersyukur dapat mendampingi jemaah haji tahun ini setelah beberapa tahun absen. “Saya sangat bahagia bisa menemani angkatan ke-22 ini, terutama setelah 14 tahun absen dari perjalanan haji.
Ada kerinduan yang mendalam untuk kembali berada di Padang Arafah, bersama jutaan umat muslim dari seluruh dunia,” tandas Ahmad Yani.
Sebanyak 24 calon jemaah haji asal Indonesia ditangkap oleh aparat kepolisian Arab Saudi karena kedapatan tidak memiliki visa haji saat berada di Miqat Bir Ali, Madinah.
Insiden ini terjadi ketika para calon jemaah sedang berada di tempat miqat, yaitu lokasi yang menjadi batas dimulainya niat ihram dalam rangkaian ibadah haji.
Miqat Bir Ali sendiri merupakan salah satu tempat miqat yang sering digunakan oleh jemaah haji dan umrah dari Indonesia yang datang dari Madinah.
Di tempat ini, jemaah biasanya mengambil niat ihram dan mengenakan pakaian ihram sebelum melanjutkan perjalanan ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.
Namun, dalam kasus ini, 24 orang tersebut terpaksa harus berurusan dengan pihak berwenang karena tidak memiliki dokumen yang diperlukan, yaitu visa haji, yang merupakan syarat mutlak untuk dapat melaksanakan ibadah haji secara sah dan legal di Arab Saudi.
“Kami belum tahu apakah mereka masih ditahan atau sudah dilepas. Informasi lebih lanjut belum kami terima,” ujar Kepala Seksi PPIH Bir Ali Aziz Hegemur di Madinah, Rabu (29/5/2024).
Kronologi Penangkapan 24 WNI Tanpa Visa Haji di Madinah
Source Image: inilah.com/
Aziz menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada 28 Mei 2024 sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Sebuah bus yang membawa 24 orang tiba di Bir Ali.
Petugas haji yang baru selesai melaksanakan Salat Zuhur melihat ada yang mencurigakan, karena pada waktu tersebut tidak ada jadwal kedatangan jemaah haji Indonesia di Bir Ali untuk mengambil Miqat.
Petugas kemudian memeriksa bus tersebut. Saat ditanya, para penumpang mengaku sebagai jemaah haji furada. “Kami tanya, mereka jawab jemaah furada, sehingga kami tidak menanyakan lebih lanjut tentang dokumen-dokumen mereka,” ujar Aziz.
Pemeriksaan oleh Pihak Masyariq
Menurut Hegemur, setelah diperiksa oleh petugas di Bir Ali, para jemaah tersebut segera kembali ke bus. Namun, sebelum sempat meninggalkan Bir Ali, mereka harus melewati pemeriksaan awal saat menuju Makkah di Bir Ali, yang dilakukan oleh pihak Masyariq.
Source Image: himpuh.or.id
Pemeriksaan ini bertujuan memastikan bahwa jemaah yang melakukan perjalanan ke Makkah telah memenuhi syarat untuk melaksanakan ibadah haji.
Proses pengecekan meliputi pemeriksaan dokumen seperti visa haji dan paspor. Jika dinyatakan aman, mereka akan mendapat stempel dari pihak Masyariq.
Hasil Pemeriksaan
Setelah diperiksa, ternyata 24 jemaah tersebut tidak dapat menunjukkan kelengkapan dokumen yang diminta dan hanya memiliki visa umrah. Pihak Masyariq kemudian melaporkan hal ini ke kepolisian setempat.
Source Image: inikata.co.id
“Kami masih belum tahu apakah mereka masih ditahan atau sudah dilepas. Informasi lebih lanjut belum kami terima,” ujar Aziz.
Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi, menambahkan bahwa Pemerintah Arab Saudi sedang melakukan pemeriksaan ketat terkait masalah visa haji ke jemaah yang akan menuju ke Makkah.
“Sekali lagi, kami mengimbau warga Indonesia untuk tidak mencoba berhaji tanpa visa haji, karena risikonya sangat besar,” kata Ali.
Menunaikan ibadah haji merupakan impian setiap Muslim. Sebagai rukun Islam yang kelima, haji menjadi kewajiban bagi mereka yang mampu secara finansial dan fisik untuk melaksanakannya.
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia, terdapat kebijakan khusus terkait cuti haji yang perlu dipahami agar pelaksanaan ibadah berjalan lancar tanpa kendala administratif.
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci mengenai aturan cuti haji bagi PNS, durasi cuti yang diberikan, serta perbedaan dengan cuti haji bagi karyawan swasta.
Melalui pemahaman yang tepat mengenai kebijakan cuti ini, diharapkan para PNS dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menunaikan ibadah haji.
Apa Itu Cuti Haji?
Pegawai Negeri Sipil dapat mengajukan cuti keluar negeri dengan 3 alasan yaitu melaksanakan ibadah agama, menjalani pengobatan dan kepentingan lainnya.
Salah satu ibadah agama yang dimaksudkan dalam poin tersebut adalah ibadah haji. Cuti ibadah haji adalah salah satu hak keagamaan yang diberikan kepada karyawan beragama Islam.
Hak ini telah diakui dan disahkan oleh pemerintah sebagai salah satu hak dasar bagi karyawan, baik yang bekerja di perusahaan swasta maupun sebagai ASN.
Source: https://reportasee.com/
Karyawan Muslim yang berencana menunaikan ibadah haji dapat mengajukan cuti ibadah haji kepada atasan mereka.
Peraturan pemerintah mewajibkan setiap perusahaan untuk menyediakan jatah cuti ibadah haji bagi karyawannya.
Berapa Lama Cuti Ibadah Haji?
Haji reguler yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama membutuhkan waktu sekitar 50 hari untuk menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah.
Di sisi lain, paket haji plus yang ditawarkan oleh biro umrah dan haji berizin resmi dari Kementerian Agama biasanya memakan waktu lebih singkat, berkisar antara 15 hingga 30 hari.
Paket haji plus sering kali menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menunaikan ibadah haji dengan waktu yang lebih fleksibel dan kenyamanan yang lebih tinggi.
Selain itu, efektivitas dalam menjalankan ibadah haji lebih baik, dan dengan program ini, pejabat negara tidak meninggalkan tugas negara terlalu lama.
Program haji plus ini menawarkan berbagai fasilitas yang lebih nyaman dan pelayanan yang lebih cepat dibandingkan dengan haji reguler.
Fasilitas yang disediakan meliputi akomodasi yang lebih dekat dengan lokasi-lokasi penting ibadah dan layanan bimbingan yang intensif.
Dengan demikian, para pejabat negara dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih khusyuk dan efisien, tanpa harus khawatir meninggalkan tanggung jawab mereka dalam jangka waktu yang lama
Cuti Haji Bagi PNS 2025
PNS, atau Pegawai Negeri Sipil, adalah pegawai yang terikat dengan aturan pemerintah. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan PNS, termasuk izin cuti ibadah haji, diatur secara resmi.
Source image: https://www.pontianaknews.com/
Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 Pasal 7 Ayat 1, yang menyatakan bahwa “izin cuti keluar negeri dengan alasan penting untuk menjalankan ibadah haji diberikan paling lama 50 (lima puluh) hari kalender, dan untuk menjalankan ibadah agama selain haji diberikan paling lama 15 (lima belas) hari kalender.”
Ketentuan ini memastikan bahwa PNS dapat melaksanakan kewajiban keagamaannya tanpa khawatir kehilangan hak cuti mereka.
Dengan demikian, PNS yang beragama Islam memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji dengan jaminan cuti yang memadai, sementara PNS yang menjalankan ibadah agama lain juga mendapatkan hak cuti yang sesuai.
Cuti Haji Karyawan Swasta
Karyawan swasta juga memiliki hak untuk mengajukan cuti ibadah haji, meskipun durasinya mungkin berbeda dengan PNS.
Biasanya, durasi cuti ibadah haji bagi karyawan swasta tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan.
Banyak perusahaan memberikan cuti selama 30 hingga 40 hari. Namun, durasi ini bisa dinegosiasikan antara karyawan dan pemberi kerja, tergantung pada kebijakan internal dan kebutuhan operasional perusahaan.
Untuk memastikan hak ini terpenuhi, karyawan perlu berkomunikasi dengan departemen HR atau manajemen perusahaan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.
Dalam beberapa kasus, perusahaan mungkin meminta karyawan untuk menyerahkan dokumen pendukung, seperti bukti pendaftaran haji dan jadwal keberangkatan.
Source: https://www.sementonasa.co.id/
Dengan persiapan yang matang dan komunikasi yang baik, karyawan dapat menjalankan ibadah haji tanpa mengganggu operasional perusahaan.
Penutup
Menunaikan ibadah haji adalah hak dan kewajiban setiap Muslim yang mampu. Bagi PNS di Indonesia, pemerintah telah menetapkan kebijakan khusus yang memungkinkan mereka untuk mengambil cuti ibadah haji hingga 50 hari.
Karyawan swasta juga memiliki hak serupa, meskipun durasinya lebih bervariasi dan bergantung pada kebijakan perusahaan.
Penting bagi semua karyawan, baik PNS maupun swasta, untuk memahami prosedur dan persyaratan yang berlaku agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar tanpa mengganggu tanggung jawab pekerjaan mereka.
Dengan mengetahui hak dan kewajiban terkait cuti ibadah haji, serta prosedur yang harus ditempuh, karyawan dapat merencanakan ibadah haji mereka dengan lebih baik.
Hal ini tidak hanya membantu mereka dalam memenuhi kewajiban keagamaan tetapi juga memastikan operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik selama mereka menjalankan ibadah haji.
Keberangkatan Haji kloter pertama pada tahun 2024 tidak hanya sekadar sebuah peristiwa biasa, melainkan sebuah momen yang sarat makna bagi umat Muslim Indonesia.
Ribuan jemaah haji memulai perjalanan suci mereka menuju Tanah Suci dengan hati penuh haru dan harapan. Bagi mereka, ini bukan hanya sekadar sebuah perjalanan fisik, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam.
Di tengah suasana khidmat yang menyelimuti momen keberangkatan ini, setiap langkah yang diambil oleh jemaah haji kloter pertama menjadi representasi dari kesungguhan dan ketulusan mereka dalam menunaikan ibadah yang paling agung dalam agama Islam.
Mereka meninggalkan keluarga, kerabat, dan segala kenyamanan dunia untuk memenuhi panggilan suci menuju Baitullah.
Source Image: Duniasosial.com
Keberangkatan haji kloter pertama bukan hanya tentang perjalanan fisik menuju Makkah, tetapi juga tentang perjalanan yang membawa mereka lebih dekat kepada Allah SWT.
Ini adalah awal dari sebuah perjalanan yang akan menguji fisik, mental, dan spiritual mereka, serta membuka peluang untuk mendapatkan keberkahan dan pengampunan.
Bagi umat Muslim Indonesia, momen keberangkatan haji kloter pertama merupakan puncak dari persiapan panjang dan doa-doa yang mereka panjatkan untuk keselamatan dan kelancaran ibadah jemaah haji.
Pesan untuk Jamaah Haji Kloter Pertama 2024
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas secara resmi meluncurkan keberangkatan Haji kloter pertama pada tahun 2024 di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam momen yang sarat makna tersebut, beliau menyampaikan pesan-pesan yang menggugah hati kepada para jamaah.
“Jangan menyelipkan niat-niat lain, selain niat untuk menjalankan ibadah Haji di Tanah Suci,” kata beliau dengan lembut namun penuh kearifan.
Pesan ini menggarisbawahi pentingnya kesungguhan dan keikhlasan dalam menjalani setiap langkah ibadah haji.
Dalam sambutannya,Menteri Agama menekankan pentingnya kembali menata ulang niat untuk menjalani ibadah haji dengan penuh kesungguhan.
Dia berpesan agar jemaah benar-benar fokus untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan hati yang tulus.
Selain itu, Menteri Agama juga memberikan peringatan terkait kondisi cuaca yang sangat panas di Tanah Suci. Dia mengingatkan para jamaah untuk selalu menjaga kondisi fisik mereka dengan baik.
Hal ini termasuk menjaga asupan makanan dan minuman yang cukup serta rutin mengkonsumsi vitamin agar tubuh tetap bugar selama menjalani ibadah haji.
Protokol kesehatan yang ketat juga diterapkan untuk melindungi para jamaah dari risiko penularan penyakit.
Kementerian Agama bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa setiap jemaah mendapatkan perlindungan yang memadai selama perjalanan dan selama berada di Tanah Suci.
Tak hanya itu, dalam upaya memastikan kesejahteraan para jemaah, Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan telah menyiapkan tim petugas yang siap membantu dan melayani segala kebutuhan serta keperluan jemaah haji.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa para jemaah mendapatkan pelayanan yang optimal selama menjalani ibadah di Tanah Suci.
Selain itu, peran pendamping dari rombongan haji juga sangat penting.
Pendamping haji memiliki tanggung jawab besar dalam membantu para jemaah mengatasi berbagai tantangan dan menjaga semangat serta kebersamaan di antara mereka.
Sementara itu, di tanah air, doa terus mengalir dari keluarga dan masyarakat untuk keselamatan dan kesuksesan para jemaah haji kloter pertama.
Mereka berharap agar setiap langkah yang dijalani oleh para jamaah di Tanah Suci menjadi langkah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Doa-doa tersebut juga mengiringi harapan agar setiap jemaah mendapatkan predikat haji mabrur, yang merupakan impian setiap muslim yang menjalani ibadah haji.
Sebagai tambahan, penting untuk mencatat bahwa perjalanan haji bukanlah sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam.
Menteri Agama menegaskan bahwa haji merupakan momen untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, serta memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT.
Selama proses persiapan dan pelaksanaan haji, para jamaah diharapkan untuk memperkuat ibadah, meningkatkan ketakwaan, dan memperdalam pemahaman akan ajaran Islam.
Selain menjaga kondisi fisik, penting juga bagi para jamaah untuk menjaga sikap dan perilaku yang baik.
Keramahan, kesantunan, dan toleransi menjadi nilai-nilai penting yang harus dijunjung tinggi dalam berinteraksi dengan sesama jamaah dan masyarakat setempat.
Momen ibadah haji merupakan waktu yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki hubungan dengan sesama manusia.
Dalam konteks ini, peran pendamping dan petugas dari Kementerian Agama dan instansi terkait sangatlah penting.
Source Image: Timesindonesia.co.id
Mereka tidak hanya bertugas untuk memberikan bantuan teknis dan logistik, tetapi juga sebagai fasilitator dalam memperkuat aspek dan moral bagi para jamaah haji kloter pertama.
Keberangkatan Haji kloter pertama pada tahun 2024 tidak hanya menjadi awal perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga awal dari sebuah perjalanan spiritual yang mendalam.
Dengan segala persiapan dan doa yang telah dilakukan, keberangkatan Haji kloter pertama tahun 2024 menjadi bukti nyata kesungguhan dan keinginan para jamaah untuk memperoleh predikat haji mabrur.
Semoga perjalanan mereka diberkahi dan dipermudah, serta setiap ibadah yang dilaksanakan menjadi tanda keikhlasan dan keberkahan dalam mengabdi kepada Sang Pencipta.
Rangkaian Kegiatan Jemaah Haji 2024
Haji kloter pertama memulai perjalanan suci mereka menuju Tanah Suci pada 12 Mei 2024, menandai awal dari serangkaian kegiatan yang menggetarkan jiwa.
Di dalam asrama haji, jemaah haji memperkuat ikatan kebersamaan dan kebersihan mereka sebelum berangkat.
Selama dua minggu berikutnya, dari 12 hingga 23 Mei 2024, gelombang pertama jemaah haji meninggalkan Indonesia untuk perjalanan pertama mereka ke Madinah.
Di kota yang penuh berkah ini, mereka memperdalam spiritualitas dan mempersiapkan diri untuk langkah berikutnya menuju kota suci Makkah.
Dari 21 Mei hingga 1 Juni 2024, mereka melanjutkan perjalanan ke Makkah, menyiapkan hati dan pikiran untuk memasuki tempat-tempat suci yang menggetarkan jiwa.
Sementara itu, pada tanggal 24 Mei hingga 10 Juni 2024, kloter kedua jemaah haji memulai perjalanan mereka dari Indonesia ke Jeddah.
Dalam suasana doa dan refleksi, mereka mengikuti jejak para jemaah sebelumnya dalam menempuh ibadah yang suci.
Seiring dengan itu, protokol kesehatan yang ketat dijalankan untuk melindungi kesejahteraan para jemaah dari potensi risiko penyakit.
Pada 10 Juni 2024, rangkaian kegiatan ibadah haji untuk tahun ini ditutup. Namun, perjalanan spiritual jemaah haji terus berlanjut.
Pada 14 Juni 2024, mereka meninggalkan Makkah menuju Arafah, di mana mereka berada di bawah naungan Allah SWT dalam wukuf yang khusyuk pada 15 Juni 2024, diikuti dengan merayakan Idul Adha pada 16 Juni 2024.
Hari-hari berikutnya hingga 19 Juni 2024 dipenuhi dengan ibadah dan penghayatan makna Tasyrik. Setelah selesai, pada tanggal 22 Juni hingga 3 Juli 2024, jemaah kembali ke tanah air dengan hati yang penuh kebersyukuran.
Kehadiran mereka disambut dengan antusiasme oleh keluarga dan masyarakat di Indonesia.
Tidak lama setelah itu, pada 26 Juni hingga 13 Juli 2024, kloter kedua jemaah haji kloter pertama memulai perjalanan mereka dari Makkah ke Madinah, menutup sebuah lingkaran yang mendalam.
Dan pada tanggal 4 hingga 21 Juli 2024, mereka kembali ke tanah air dengan hati yang dipenuhi dengan kedamaian dan keberkahan.
Di tengah perjalanan ini, pada 7 Juli 2024, umat Islam juga merayakan Tahun Baru Hijriah dengan doa dan harapan baru.
Akhirnya, pada 22 Juli 2024, kloter kedua jemaah haji tiba di Indonesia, menutup perjalanan haji kloter pertama mereka dengan keselamatan dan kebahagiaan.
Source Image: Jabar.nu.co.id
Biaya Haji 2024 (Bipih) per Embarkasi
Rincian besaran Bipih per embarkasi tahun 1445 H/2024 M telah diatur secara resmi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 tahun 2024.
Ketentuan ini berlaku untuk jemaah haji, Petugas Haji Daerah (PHD), dan Pembimbing Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
Dalam konteks kuota haji Indonesia 1445 H/2024 M, jumlahnya telah ditetapkan sebanyak 241.000, dengan tambahan kuota 20.000.
Kuota tersebut terbagi atas 221.720 kuota jemaah haji regular dan 19.280 kuota jemaah haji khusus.
Berikut adalah besaran Bipih untuk jemaah haji:
Embarkasi Aceh: Rp49.995.870
Embarkasi Medan: Rp51.145.139
Embarkasi Batam: Rp53.833.934
Embarkasi Padang: Rp51.739.357
Embarkasi Palembang: Rp53.943.134
Embarkasi Jakarta (Pondok Gede dan Bekasi): Rp58.498.334
Embarkasi Solo: Rp58.562.008
Embarkasi Surabaya: Rp60.526.334
Embarkasi Balikpapan: Rp56.510.444
Embarkasi Banjarmasin: Rp56.471.105
Embarkasi Makassar: Rp60.245.355
Embarkasi Lombok: Rp58.630.888
Embarkasi Kertajati: Rp58.498.334
Sementara itu, besaran Bipih untuk PHD dan Pembimbing KBIHU adalah sebagai berikut:
Embarkasi Aceh: Rp87.359.984
Embarkasi Medan: Rp88.509.253
Embarkasi Batam: Rp91.198.048
Embarkasi Padang: Rp89.103.471
Embarkasi Palembang: Rp91.307.248
Embarkasi Jakarta (Pondok Gede dan Bekasi): Rp95.862.448
Embarkasi Solo: Rp95.926.122
Embarkasi Surabaya: Rp97.890.448
Embarkasi Balikpapan: Rp93.874.558
Embarkasi Banjarmasin: Rp93.835.219
Embarkasi Makassar: Rp97.609.469
Embarkasi Lombok: Rp95.995.002
Embarkasi Kertajati: Rp95.862.448
Dengan segala persiapan yang matang dan doa yang tulus, keberangkatan Haji kloter pertama tahun 2024 menjadi cerminan dari komitmen dan keikhlasan para jemaah dalam menjalankan ibadah yang mulia ini.
Semoga perjalanan mereka dipermudah, setiap langkah diberkahi, dan mereka kembali ke tanah air dengan predikat haji mabrur.
Momen ini tidak hanya menjadi awal dari perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam, yang akan memperkuat ikatan mereka dengan Allah SWT serta meningkatkan ketakwaan dan kesucian hati.
Barang bawaan jamaah haji tidak sekadar merupakan kumpulan barang-barang fisik, tetapi juga menjadi cerminan dari persiapan yang matang dan harapan yang mendalam dalam menapaki perjalanan suci menuju tanah suci.
Setiap pakaian dan peralatan praktis yang mereka bawa melambangkan kebutuhan yang tak terelakkan, membimbing setiap langkah dalam perjalanan ibadah yang penuh makna dan kekhusyukan.
Persiapan barang bawaan jamaah haji bukan hanya berkaitan dengan kelengkapan fisik, melainkan juga merupakan persiapan hati dan jiwa untuk menyambut keberkahan yang menanti di tanah suci.
Source Image: Seva.id
Daftar Barang Bawaan Jamaah Haji
Untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan selama perjalanan ke tanah suci, jemaah haji perlu mempersiapkan sejumlah barang penting sebagai barang bawaan jamaah haji sebelum berangkat.
Berikut adalah daftar lengkap barang bawaan jamaah haji yang harus disiapkan:
1. Pakaian
Pakaian adalah kebutuhan dasar yang harus dipersiapkan dengan cermat.
Selain Ihram, pakaian sehari-hari yang nyaman, sepatu sandal yang cocok untuk perjalanan panjang, dan topi untuk melindungi dari sinar matahari adalah hal yang perlu diperhatikan.
2. Obat-obatan
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting selama perjalanan haji. Jemaah haji disarankan untuk membawa obat-obatan pribadi yang mungkin diperlukan, seperti obat penyakit kronis atau obat penangkal alergi.
Selain itu, obat-obatan umum seperti paracetamol dan vitamin, serta obat-obatan penangkal penyakit seperti diare dan sakit kepala, juga harus dibawa.
3. Perlengkapan Mandi
Menjaga kebersihan tubuh adalah aspek penting dalam ibadah haji. Persiapkan sikat gigi, pasta gigi, sabun, sampo, dan handuk untuk memenuhi kebutuhan mandi sehari-hari.
4. Elektronik
Meskipun tidak terlalu penting, membawa kamera dan ponsel bisa menjadi sarana untuk merekam momen-momen berharga selama perjalanan.
Jangan lupa untuk membawa adaptor dan kabel pengisian agar bisa mengisi daya perangkat elektronik secara mudah.
5. Dokumen Penting
Persiapkan dokumen-dokumen penting seperti paspor, visa, dan tiket pesawat dengan cermat. Selain itu, bawa juga buku imunisasi dan dokumen-dokumen identitas dari Indonesia seperti KTP, KK, dan surat keterangan nikah (jika berlaku).
6. Barang-Barang Lainnya
Selain barang-barang di atas, pastikan untuk membawa dompet dan uang tunai dalam jumlah yang cukup, botol minum untuk menjaga kecukupan cairan tubuh, serta payung untuk perlindungan dari hujan atau terik matahari.
Tas ransel atau koper yang kuat dan nyaman juga penting untuk membawa semua barang dengan aman dan tertata rapi.
Dengan mempersiapkan semua barang bawaan jamaah haji ini sebelum berangkat, jemaah haji dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi setiap kebutuhan fisik dan keamanan selama perjalanan mereka ke tanah suci.
Source Image: Hajiumroh.co.id
Aturan Barang Bawaan Jamaah Haji
Sebelum memulai perjalanan suci mereka ke tanah suci, jemaah haji Indonesia perlu memahami dengan baik aturan-aturan yang mengatur barang bawaan jamaah haji yang mereka boleh dan tidak boleh bawa.
Hal ini penting untuk memastikan kepatuhan selama perjalanan ibadah yang sakral ini.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, terdapat beberapa barang bawaan jamaah haji yang tidak diperbolehkan dibawa oleh jemaah haji, di antaranya mencakup berbagai aspek yang perlu diperhatikan:
Pertama, terdapat larangan membawa peninggalan sejarah atau purbakala.
Barang-barang bersejarah atau purbakala tidak diizinkan untuk dibawa ke tanah suci, mengingat pentingnya menjaga keaslian dan keberlangsungan warisan budaya.
Kedua, jemaah haji juga tidak diperbolehkan membawa tanaman atau hewan langka. Hal ini bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mempertahankan ekosistem alam di sekitar tanah suci.
Selain itu, ada ketentuan terkait dengan pembawaan uang tunai. Jemaah haji dilarang membawa uang tunai dalam jumlah besar melebihi Rp100 juta.
Jika terdapat keperluan membawa jumlah uang tunai di atas batas tersebut, jemaah harus melaporkannya dan mengisi formulir pembawaan uang tunai yang telah ditetapkan.
Batasan juga diberlakukan untuk produk tembakau yang dibawa oleh jemaah haji.
Mereka diperbolehkan membawa paling banyak 200 batang rokok, 24 batang cigar, atau produk tembakau lainnya dengan maksimal 500 gram.
Selain itu, terdapat larangan membawa senjata tajam, barang-barang yang mudah terbakar, serta peralatan yang mengandung gas.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan selama perjalanan ibadah.
Tidak hanya itu, jemaah haji juga dilarang membawa obat-obatan terlarang atau narkotika, serta barang-barang berharga seperti emas dan perak, baik dalam bentuk bijih maupun barang murni.
Perlu dicatat bahwa jemaah haji pada dasarnya tidak diizinkan membawa air zamzam, karena air suci ini akan disediakan dalam kemasan 5 liter ketika mereka tiba di embarkasi.
Selain itu, jemaah haji juga harus memperhatikan berat maksimal tas bagasi yang dapat mereka bawa, yang biasanya telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan memahami aturan-aturan ini, jemaah haji dapat mempersiapkan barang bawaan jamaah haji dengan tepat dan memastikan kepatuhan selama perjalanan mereka menuju tanah suci.
Source Image: Radarcirebon.id
Checklist Barang Bawaan Haji
Berikut beberapa checklist barang bawaan jamaah haji:
Mini telekung / telekung pendek – 4 buah
Jubah – 3 pasang. Jubah dari kain katun adalah yang paling nyaman, terutama saat berada di tenda di Arafah dan Mina. Walaupun tenda dilengkapi dengan AC, cuaca panas di siang hari membuat kita tidak merasakan dinginnya AC.
Jubah seluar / blouse panjang bersama celana panjang – 3 pasang (Saya biasanya mengenakan blouse panjang bersama celana panjang saat melontar)
Baju tidur – 2 pasang (Saya membawa baju tidur, biasanya baju kelawar)
T-shirt – 2 buah (Untuk digunakan di dalam kamar)
Kain batik – 1 atau 2 helai
Handuk – 2 helai (1 untuk digunakan di hotel dan 2 helai handuk tipis cepat kering untuk digunakan di Masyair. 1 besar, 1 kecil)
Tudung sarung – 2 atau 3 helai
Kaos kaki & sarung tangan – 4 pasang. (Disarankan agar pria juga membawa kaos kaki untuk menghindari tumit pecah)
Sendal – 1 pasang (Saya menggunakan sendal untuk pergi ke masjid karena mudah dibuka dan dipakai kembali. Saya menggunakan sendal plastik di Masyair / Arafah & Mina. Pilihlah sendal yang tidak membuat kaki sakit. Suami saya juga menggunakan sepatu jenis loafers bersama kaos kaki untuk pergi ke masjid)
Sepatu olahraga / sepatu jalan / sepatu lari – 1 pasang (Untuk berjalan saat melontar jamrah. Perjalanan dari tenda di Mina ke jamrah untuk melontar sekitar 3.5 km searah. Perlu melontar selama 4 hari. Jadi, butuh sepatu olahraga yang nyaman)
Sepatu tawaf (wanita) – 1 pasang
Pantyliner secukupnya
Pisau kecil untuk memotong buah.
Plastik zip lock – Bisa digunakan untuk menyimpan makanan di masjid. Selain itu, bisa juga digunakan untuk membawa buah sebagai bekal ke masjid.
Gantungan baju – Minimal 10
Gantungan pakaian – 3 buah (Sangat berguna di Arafah dan Mina karena toilet di sana tidak dilengkapi tempat gantung barang)
Sambal ikan bilis dan lain-lain – Untuk menambah selera makan.
Strepsil dan gula-gula HACKS – Untuk meredakan sakit tenggorokan.
Alat jahit – Sangat berguna. Bisa digunakan untuk memperbaiki pakaian yang sobek.
Sabun cuci pakaian – Bisa digunakan untuk mencuci pakaian. Lebih baik membawa lebih banyak untuk berbagi dengan teman sekamar.
Tali untuk menggantung pakaian.
Obat-obatan seperti parasetamol, obat flu, obat batuk, obat diare – Walaupun Tabung Haji menyediakan klinik yang lengkap, membawa obat dari Malaysia lebih baik untuk penanganan awal.
Charger universal dan perpanjangan kabel.
Minuman instan / sereal untuk sarapan.
Tabir surya, lip balm
Petrojelly vaseline – Untuk mencegah tumit pecah.
Krim penghilang rasa sakit otot dan kaki (cramp).
Kacamata hitam – Untuk melindungi mata dari sinar matahari.
Gantungan baju dan perekat dinding – Digunakan untuk menggantung handuk dan telekung di kamar.
Pakaian untuk pria:
– Kain ihram – 2 pasang
– Jubah – 3 pasang
– Baju melayu/kurta – 2 helai
– Celana panjang – 2 helai
– T-shirt – 2 atau 3 buah
Source Image: Jurnalborneo.com
Dengan mempersiapkan barang bawaan jamaah haji sebelum berangkat, kita tidak hanya menyiapkan kumpulan barang-barang fisik, tetapi juga menunjukkan kesiapan dan harapan yang mendalam dalam menyambut perjalanan suci ini.
Setiap barang yang kita bawa bukan hanya sekadar alat praktis, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang penuh makna, membimbing setiap langkah dalam ibadah yang khusyuk dan mendalam.
Oleh karena itu, mari kita persiapkan barang bawaan jamaah haji dengan hati yang lapang dan semangat yang teguh, sehingga kita siap menghadapi setiap detik berharga dalam perjalanan menuju tanah suci.