Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Category Archives: Peristiwa

Maret 26, 2024

Pentingnya sahur dalam tradisi puasa Ramadhan tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan umat Islam.

Keutamaan sahur, sebagai waktu yang diberkahi oleh Allah SWT, menjadikan momen ini sebagai kesempatan emas bagi umat Islam untuk memohon ampun, memperbanyak dzikir, dan berdoa kepada-Nya.

Rasulullah SAW sendiri telah menekankan pentingnya sahur dengan mengatakan bahwa dalam sahur terdapat keberkahan, sehingga menunaikan sunah ini merupakan bagian integral dari ibadah puasa yang dijalankan umat Islam.

Memahami keutamaan sahur dalam konteks ini, membuka wawasan kita tentang betapa pentingnya momen tersebut tidak hanya dari sisi rohani tetapi juga fisik.

Namun, keutamaan sahur juga dapat dirasakan dalam konteks kesehatan dan kesejahteraan raga. Melakukan sahur memastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan tenaga dan nutrisi yang cukup untuk menjalani puasa seharian penuh.

keutamaan sahur rumaysho

Ini tidak hanya membantu menjaga kesehatan tubuh secara umum, tetapi juga memastikan bahwa umat Muslim memiliki energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik selama sepanjang bulan Ramadhan.

Tidak cuma itu, sahur pula memiliki nilai sosial yang berarti. Banyak keluarga Muslim yang menjadikan waktu sahur sebagai momen buat berkumpul bersama dan berbagi santapan.

Ini tidak hanya mempererat jalinan keluarga, tetapi pula menciptakan jalinan sosial yang kuat di antara anggota komunitas Muslim.

Di samping itu, aktivitas sahur bersama yang diselenggarakan oleh masjid maupun komunitas Muslim pula jadi sarana buat tingkatkan ukhuwah Islamiyah dan solidaritas di antara umat Muslim.

Keutamaan Sahur di Bulan Ramadhan

Sahur memiliki beberapa keutamaan yang berarti bagi umat Muslim, yang memberikan berkah dan terlebih mendapatkan doa dari para malaikat.

Berikut ialah 5 keutamaan sahur pada bulan ramadhan

1. Kebajikan dalam Melakukan Sunnah Rasulullah SAW

Salah satu keutamaan utama dari makan sahur ialah mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Ia sendiri telah menganjurkan umat Muslim buat makan sahur dikala saat sebelum memulai puasa.

Diriwayatkan jika Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sahurlah kalian karena sesungguhnya dalam sahur terdapat berkah.” Dengan melakukan sahur, umat Muslim dapat menjajaki contoh terbaik dari Nabi Muhammad SAW dan memperoleh keberkahan dalam melakukan ibadah puasa.

keutamaan sahur

2. Waktu Diberkahi buat Memohon Ampunan

Waktu sahur pula dikira sebagai waktu yang diberkahi oleh Allah SWT, di mana doa-doa umat Muslim hendak dikabulkan.

Diriwayatkan jika Allah SWT turun ke langit dunia pada waktu sepertiga malam terakhir dan bertanya, “Siapa yang berdoa kepada-Ku biar Aku memperkenankan permintaannya? Siapa yang meminta biar Aku memberinya? Siapa yang meminta ampunan biar Aku mengampuninya?” Oleh karena itu, waktu sahur yakni yakni kesempatan yang baik buat umat Muslim buat memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

3. Dapat Membawa Keberkahan dalam Aktivitas Sehari-hari

Makan sahur tidak hanya memberika tenaga yang cukup buat melakukan puasa seharian penuh, tetapi pula membawa keberkahan dalam aktivitas sehari-hari.

Dengan memulai hari dengan santapan yang bergizi dan minuman yang menyegarkan, umat Muslim dapat melindungi kesehatan tubuh dan melakukan tugas-tugas mereka dengan baik selama sejauh bulan Ramadhan.

Keberkahan ini pula dapat membawa berkah dalam segala aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun jalinan sosial

4. Mendapatkan Doa dari Para Malaikat

Salah satu keistimewaan besar dari makan sahur yakni yakni memperoleh doa dari para malaikat. Diriwayatkan bila Allah SWT serta para malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.

keutamaan sahur dan dalilnya

Dengan demikian, makan sahur bukan cuma semata-mata aksi raga namun pula ialah ialah amalan yang mendatangkan rahmat serta berkah dari Allah SWT. Doa dari para malaikat ini jadi bonus keberkahan dalam menempuh ibadah puasa sepanjang sepanjang bulan Ramadhan.

5. Melindungi Tradisi Kebudayaan dan Solidaritas Sosial

Tidak cuma keutamaan spiritual dan keagamaan, makan sahur pula memiliki nilai-nilai budaya dan sosial yang berarti menjadi momen buat keluarga maupun komunitas buat berkumpul bersama, berbagi santapan dan mempererat jalinan antaranggota keluarga maupun antaranggota komunitas.

Tidak hanya keutamaan dan manfaat yang telah disebutkan, keutamaan sahur juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan dan tidak boleh diabaikan. Meskipun terdengar sederhana, sahur mampu memengaruhi aktivitas ekonomi di berbagai sektor.

Sebagai contoh, peningkatan permintaan makanan dan minuman saat sahur dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis di sektor kuliner, baik pada tingkat lokal maupun nasional.

Hal ini memberikan peluang ekonomi bagi pedagang kecil dan pelaku usaha di bidang makanan dan minuman untuk meningkatkan pendapatan mereka selama bulan Ramadhan.

Dengan demikian, keutamaan sahur di bulan Ramadhan tidak hanya sekedar kewajiban, tetapi juga memiliki makna yang mendalam terhadap kehidupan umat Muslim.

Maret 19, 2024

Malam Lailatul Qadar adalah salah satu malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Dalam tradisi Islam, Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang memiliki keutamaan yang luar biasa.

Malam ini dipercaya sebagai malam ketika Al-Qur’an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dari surga sebagai pedoman bagi umat manusia.

Lailatul Qadar adalah pertemuan cahaya langit dari para malaikat dan cahaya hati para mukmin yang mempersiapkan diri di Ramadan.

Cahaya ini tidak hanya bersinar hingga keesokan harinya, tetapi sinar dan kedamaian itu akan terus bersinar hingga terbitnya fajar dalam kehidupan kita, bahkan hingga ke akhirat kelak.

Lailatul Qadar bukan hanya tentang momen yang singkat dalam waktu, tetapi juga tentang efeknya yang berkelanjutan dalam kehidupan kita.

Ini adalah malam di mana kedamaian dan rahmat Allah turun dengan kuasa penuh, membawa harapan dan berkah bagi semua yang merenungkannya dengan penuh keimanan dan ketakwaan.

Lailatul Qadar juga sering disebut sebagai “Malam Kebajikan” atau “Malam Keberkahan”. Nama “Lailatul Qadar” sendiri berarti “Malam Takdir” atau “Malam Kemuliaan”.

Malam ini dikenal karena keutamaannya yang sangat besar, di mana ibadah yang dilakukan pada malam tersebut bernilai lebih dari seribu bulan ibadah.

Oleh karena itu, umat Islam sangat memuliakan malam Lailatul Qadar dan berusaha memperbanyak ibadah dan amal baik pada malam tersebut.

Malam Lailatul Qadar Tanggal Berapa

Meskipun malam Lailatul Qadar secara pasti tidak diungkapkan dalam Al-Qur’an, Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk bahwa malam itu terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Banyak ahli meyakini bahwa kemungkinan terbesar adalah malam ke-27 Ramadhan, tetapi tidak ada kepastian mutlak tentang tanggalnya.

Umat Islam diimbau untuk memperbanyak ibadah pada malam-malam tersebut untuk meningkatkan kesempatan mendapatkan malam yang mulia ini.

lailatul qadar
Source Image: sukabumi update

Tanda Tanda Malam Lailatul Qadar

Meskipun tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan Lailatul Qadr terjadi, Rasulullah SAW memberikan beberapa tanda-tandanya, yaitu:

  • Ketenangan dan Kedamaian: Malam Lailatul Qadar biasanya terasa sangat tenang dan penuh dengan rasa kedamaian yang mendalam. Orang-orang yang menghabiskan malam ini dengan beribadah sering merasakan kehadiran spiritual yang kuat dan ketenangan batin yang luar biasa.
  • Pengampunan dan Kemaafan: Salah satu tanda Lailatul Qadar adalah pengampunan dosa dan kemaafan dari Allah SWT. Banyak umat Islam yang merasakan perasaan lega dan damai di hati mereka, karena mereka yakin bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa mereka dan memberikan rahmat-Nya.
  • Keberkahan dalam Doa: Doa-doa yang dipanjatkan pada malam Lailatul Qadar diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa. Banyak orang yang merasakan bahwa doa-doa mereka akan dikabulkan oleh Allah SWT jika dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan ketulusan hati.
  • Pemahaman yang Mendalam: Banyak umat Islam yang merasakan pemahaman yang mendalam tentang ajaran agama dan nilai-nilai spiritual selama malam Lailatul Qadar. Mereka merasa bahwa Allah SWT membuka hati dan pikiran mereka untuk memahami hikmah-hikmah yang terkandung dalam Al-Quran dan ajaran Islam.

Keutamaan Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadr memiliki keutamaan yang luar biasa, di antaranya:

  1. Penurunan Al-Qur’an: Lailatul Qadar adalah malam ketika Al-Qur’an pertama kali diturunkan dari surga. Malam ini menjadi momen bersejarah bagi umat Islam karena penurunan kitab suci tersebut memuat petunjuk bagi umat manusia.
  2.  Lebih Baik dari Seribu Bulan: Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an bahwa malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. Artinya, ibadah pada malam ini memiliki keutamaan yang sangat besar dan pahalanya lebih tinggi daripada ibadah selama seribu bulan.
  3. Mengampuni Dosa: Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan tulus dan mengharapkan pahala dari Allah, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.

Amalan Malam Lailatul Qadar

Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah pada malam Lailatul Qadr, seperti:

  • Membaca Al-Qur’an: Tadarus Al-Qur’an dan merenungkan ayat-ayat suci.
  • Berdoa dan berdzikir: Memohon ampunan, rahmat, dan karunia Allah SWT.
  • Membaca hadis dan tafsir Al-Qur’an: Memperdalam ilmu agama dengan mempelajari hadis dan tafsir Al-Qur’an.
  • Melakukan amal kebaikan: Memberikan sedekah, membantu sesama, dan menyebarkan kebaikan.
  • Shalat Tahajud: Shalat tahajud merupakan salah satu shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah beristirahat.Melaksanakan shalat tahajud pada malam Lailatul Qadar menjadi lebih istimewa karena pahalanya yang besar di sisi Allah SWT.
  • Membaca Al-Quran: Membaca Al-Quran pada malam Lailatul Qadar merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Banyak umat Muslim menghabiskan malam ini dengan membaca Al-Quran dari awal hingga akhir, memperoleh keberkahan dan pencerahan dari firman Allah SWT.
  • Berinfak dan Bersedekah: Berinfak dan bersedekah pada malam Lailatul Qadar juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Melalui berinfak dan bersedekah, umat Muslim dapat membantu sesama yang membutuhkan dan memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
  • Mengikuti Kegiatan Keagamaan:Mengikuti kegiatan keagamaan pada malam Lailatul Qadar sangat dianjurkan. Banyak masjid dan lembaga keagamaan yang mengadakan kegiatan khusus pada malam ini, seperti ceramah dan kajian agama, yang dapat memperdalam pengetahuan dan keimanan umat Islam.

Doa Menjelang Lailatul Qadar

Berikut doa yang dapat dipanjatkan menjelang malam Lailatul Qadar:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan Maha Pemurah, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku.”

tanda tanda malam lailatul qadar
Source Image : carapandang

Doa di Malam Lailatul Qadar

Pada malam Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Berikut salah satu doa yang dapat dipanjatkan:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَلَّمْتَنَا أَنَّ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرٌمِنْ أَلْفِ شَهْرٍ فَجَعَلْنَا مِنْ أَهْلِهَا وَاجْعَلْهَا لَنَا خَيْرًا مِنْأَلْفِ شَهْرٍ

Artinya: “Ya Allah, Engkau telah mengajari kami bahwa malam Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan, maka jadikanlah kami termasuk orang-orang yang mendapatkannya dan jadikanlah malam itu lebih baik bagi kami dari seribu bulan.”

Dengan memanjatkan doa ini, umat Islam menyatakan harapan akan keberkahan, ampunan, dan rahmat Allah SWT.

Mereka berdoa agar diberi kesempatan untuk meraih malam yang penuh keberkahan ini dan mendapatkan keutamaan serta ampunan-Nya.

Dengan memperbanyak doa dan amalan baik di malam Lailatul Qadar,umat Islam berharap dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, meraih keberkahan-Nya, dan memperoleh ampunan serta rahmat-Nya.

Semoga dengan kesungguhan hati dan keikhlasan dalam beribadah, umat Islam dapat merasakan kehadiran dan kasih sayang Allah SWT dalam setiap langkah hidup mereka.

Siapakah yang Beruntung Meraih Lailatul Qadar?

Tidak terdapat indikasi pasti, baik dari Al-Qur’an maupun hadis, yang menunjukkan siapa yang secara spesifik mendapatkan Lailatul Qadar melalui ciri khas tertentu.

Oleh karena itu, sulit bagi kita untuk menetapkan siapa yang beruntung dan siapa yang tidak.

Intinya, siapapun yang mendedikasikan dirinya untuk beribadah dan melakukan amal saleh di setiap malam selama 10 hari terakhir bulan Ramadan, dipastikan akan mendapatkan keberkahan Lailatul Qadr.

Jika kita merujuk pada hadis Rasulullah, kita dapat melihat tanda-tanda bahwa malam Lailatul Qadar terjadi di pagi hari keesokan harinya.

Dan bagi siapa yang menyadari dan mengenali tanda-tanda Lailatul Qadr di pagi harinya, serta menghabiskan harinya dengan beribadah, hendaklah bergembira karena telah mendapatkan kesempatan besar.

Namun, penting untuk diingat bahwa kita tidak seharusnya memamerkan kepada orang lain bahwa kita telah mendapatkan Lailatul Qadr.

Seperti yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily, “Siapa pun yang menyaksikan terjadinya Lailatul Qadr, hendaklah dia merahasiakannya.

Kemudian, dia berdoa dengan penuh ikhlas, niat baik, dan keyakinan untuk kepentingan agama dan dunianya.”

lailatul qadar
Sourc Image: detikcom

Hikmah dari Penyembunyian Tanggal Lailatul Qadar

Hikmah dari penyembunyian tanggal Lailatul Qadr membawa berbagai pelajaran penting bagi umat Islam. Pertama-tama, penyembunyian tersebut mengajarkan tentang pentingnya ketekunan dan kesungguhan dalam beribadah.

Umat Islam diajak untuk aktif mencari Lailatul Qadr dengan melakukan ibadah dan amal saleh selama 10 hari terakhir Ramadan, sebagai bentuk keseriusan dalam mencapai keberkahan malam yang mulia tersebut.

Selain itu, penyembunyian tanggal Lailatul Qadr juga menjadi ujian bagi hati dan kesabaran umat Islam.

Dengan tidak diketahui secara pasti kapan malam tersebut terjadi, umat Islam diuji untuk tetap konsisten dalam menjalankan ibadah dan berdoa sepanjang 10 hari terakhir Ramadan.

Hal ini mengajarkan kesabaran, keteguhan hati, dan keikhlasan dalam beribadah, karena keberkahan malam Lailatul Qadr tidak ditentukan oleh kesempatan yang terlihat secara jelas.

Lebih lanjut, penyembunyian tanggal Lailatul Qadr mengingatkan umat Islam akan pentingnya keimanan dan keyakinan tanpa harus bergantung pada bukti yang nyata.

Meskipun tanggalnya disembunyikan, umat Islam percaya bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk kepada hamba-Nya yang tulus dalam mencari dan beribadah dengan sungguh-sungguh.

Hal ini memperkuat keimanan umat Islam bahwa Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana dalam memberikan ujian dan keberkahan kepada hamba-Nya.

Dengan demikian, hikmah dari penyembunyian tanggal Lailatul Qadr bukan hanya tentang mencari malam yang mulia, tetapi juga tentang proses dan perjalanan spiritual umat Islam dalam mencapai keberkahan tersebut.

Semoga dengan kesungguhan dan ketulusan hati dalam beribadah, kita semua diberi petunjuk untuk mendapatkan Lailatul Qadr dan memperoleh keberkahannya.

Maret 15, 2024

Abdul Muthalib merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Tidak hanya dikenal sebagai kakek dari Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib juga dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana.

Ada banyak sekali kisah yang terjadi selama masa kepemimpinan beliau, salah satunya sejarah penghancuran Ka’bah oleh pasukan Abrahah.

Bagi umat islam, penting untuk mengetahui sejarah islam termasuk kisah Abdul Muthalib. Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai Abdul Muthalib mulai dari silsilah keluarga hingga masa kepemimpinannya.

Kisah Hidup Abdul Muthalib

Siapa Abdul Muthalib?, Syaibah bin Hasyim atau yang lebih dikenal dengan Abdul Muthalib, merupakan seorang pemimpin keempat dari suku Quraisy. Beliau adalah kakek dari Nabi Muhammad SAW.

Saat usianya mencapai 8 tahun, pamannya yang bernama Muthalib bin Abdu Manaf datang menemui dan memintanya untuk ikut bersamanya.

Awalnya, Salmah (ibu Abdul Muthalib) tidak menyetujui putranya pergi, begitupun Abdul Muthalib yang tidak ingin meninggalkan ibunya.

Muthalib pun menjelaskan kepada Salmah bahwa kehidupan di Mekah lebih baik daripada di Yatsrib. Setelah mendengarkan penjelasan dari Muthalib, akhirnya Salmah setuju untuk membiarkan Abdul Muthalib pergi.

Sejak saat itu, beliau diajak pergi ke Mekah dan dirawat oleh pamannya di sana.

1. Nama Asli Abdul Muthalib

Abdul Muthalib bernama asli Syaibah bin Hasyim. Nama “Syaibah” memiliki arti “kuno” atau “yang berambut putih”. Hal ini karena di rambut hitamnya terdapat garis putih. Beliau juga disebut Syaibah al-Hamd yang berarti “pemilik garis putih yang terpuji”.

Saat usia Syaibah menginjak 8 tahun, ia diajak oleh pamannya yang bernama Muthalib untuk tinggal bersama di Mekah. Saat itu, banyak orang yang menganggap Syaibah adalah budak (pelayan) dari Muthalib, sehingga orang-orang mulai memanggilnya Abdul Muthalib (pelayan Muthalib)

2. Silsilah Abdul Muthalib

abdul muthalib
source image: facebook kangen rasulullah saw

Silsilah keluarga Muthalib memang panjang. Ayah Abdul Muthalib bernama Hasyim bin Abdu Manaf yang merupakan nenek moyang dari Bani Hasyim, salah satu keturunan Quraisy di Mekah. Sedangkan ibunya bernama Salma binti Amr yang berasal dari Bani Najjr, klan suku  hazraj di Madinah.

Ayah beliau wafat sebelum beliau lahir. Saat itu, ayahnya sedang berbisnis di Syam. Setelah ditinggal ayahnya, beliau dibesarkan di Yastrib bersama dengan ibu dan keluarganya.

Beliau memiliki 5 orang istri. Dari istri-istrinya tersebut melahirkan 10 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan.

Berikut nama istri-istri Abdul Muthalib beserta dengan anaknya.

  • Nutailah binti Janab, melahirkan 2 orang putra bernama Al-Abbas dan Dhirar.
  • Halah binti Wuhaib bin Abdu Manat bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay, melahirkan 3 orang putra bernama Hamzah, Hajl, Al-Muqawwim, dan seorang putri bernama Syafiah.
  • Fathimah binti Amr bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqadhah bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nahdr, melahirkan 3 orang putra bernama Abdullah, Abu Thalib (nama aslinya Abdu Manaf), Zubair, dan 5 orang putri bernama Ummu Hakim Al-Baidha, Atikah, Umaimah, Arwa, dan Barrah.
  • Samra binti Jundub, melahirkan seorang putra bernama Al-Harits.
  • Lubna binti Hajar bin Abdu Manaf bin Dhathir bin Hubsyiyyah bin Salul bin Ka’ab bin Amr Al-Khuza’i, melahirkan seorang putra bernama Abu Lahab (nama aslinya Abdul Uzza)

Muthalib kemudian memiliki seorang cucu bernama Muhammad, yang merupakan anak dari Aminah dan Abdullah. Aminah itu sendiri merupakan anak dari Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddaar bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nahdr

3. Agama Abdul Muthalib

Berdasarkan sejarah, agama yang beliau anut adalah Abrahamic atau Agama Ibrahim. Hal ini dikarenakan tidak pernah terdengar kisah sejarah di dalam Al-Quran ataupun hadits yang mengungkapkan bahwa Abdul Muthalib menyembah berhala seperti kabilah lain.

Selain itu, beliau hidup hanya sampai Nabi Muhammad berusia 8 tahun dan belum menjadi rasul. Sehingga, beliau belum memeluk agama islam.

4. Anak Abdul Muthalib

anak2 abdul muthalib
Source image: Hops id

Beliau memiliki 10 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan yang dilahirkan dari ibu yang berbeda.

Berikut 10 anak laki-laki Abdul Muthalib.

  • Al-Abbas
  • Hamzah
  • Abdullah
  • Abu Thalib (nama aslinya Abdu Manaf)
  • Zubair
  • Al-Harits
  • Hajl
  • Al-Muqawwim
  • Dhirar
  • Abu Lahab (nama aslinya Abdul Uzza)

Berikut 6 anak perempuan Abdul Muthalib.

  • Shafiyyah
  • Ummu Hakim Al-Baidha
  • Atikah
  • Umaimah
  • Arwa
  • Barrah

3 Peristiwa Penuh Hikmah Abdul Muthalib

1. Abdul Muthalib Sebagai Penjaga Ka’bah

Pada tahun gajah atau tahun kelahiran Nabi Muhammad, beliau dipercaya untuk menjadi pemimpin Mekah dan menjaga Ka’bah. Pada masa kepemimpinannya, beliau menghadapi situasi dimana ia harus melindungi Ka’bah dari Raja Abrahah yang ingin menghancurkannya.

Saat itu, ada seorang raja besar dari Yaman bernama Abrahah yang merasa iri kepada Mekah dan Ka’bah, karena sering dikunjungi orang dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan haji atau umrah.

Abrahah pun berusaha menandingi Mekah dengan membuat gereja megah di Yaman. Tujuannya agar orang-orang tidak berziarah ke Mekah dan beralih datang ke gerejanya. Orang Arab yang mendengar hal tersebut langsung marah dan merusak bangunan gereja milik Abrahah.

Abrahah yang mendengar gerejanya dirusak pun marah dan langsung mengumpulkan pasukannya untuk menghancurkan Ka’bah. Dia datang bersama dengan pasukannya dan dipimpin seekor gajah putih bernama “Mahmud”.

Beberapa suku di Arab berusaha untuk melawan Abrahah, namun tidak bisa karena kekuatannya yang besar. Bahkan Abrahan sempat merampok harta serta hewan ternak penduduk Mekah.

Ketika Abrahah ingin memasuki Mekah, ia mengirim seseorang dari Himyar untuk memberitahu Abdul Muthalib tentang keinginannya untuk menghancurkan Ka’bah.

Abdul Muthalib pemimpin Mekkah meminta semua orang untuk berlindung di bukit. Sedangkan Abdul Muthalib dan beberapa anggota kaum Quraisy tetap berada di lingkungan Ka’bah.

Abrahah kemudian mengirim seseorang untuk mengundang Abdul Muthalib mendiskusikan beberapa hal. Abdul Muthalib pun datang menemui Abrahah.

Abrahah mengatakan bahwa ia hanya ingin menghancurkan Ka’bah dan tidak berniat perang. Abdul Muthalib pun tidak menjawab dan hanya meminta Abrahah untuk mengembalikan 200 unta yang telah dia rampas.

Abdul Muthalib pada saat itu sudah pasrah. Ia berdiri di depan pintu Ka’bah sambil berdo’a kepada Allah SWT karena terlalu lemah untuk melindungi rumah Tuhan.

Saat itu, Abrahah dan pasukannya langsung bersiap untuk memasuki Mekah. Tidak disangka, pasukan gajah Abrahah tiba-tiba berlutut dan menghadap ke Mekah.

abdul muthalib bertugas sebagai penjaga
Source image: Alif id

Saat Abrahah dan pasukannya kebingungan, munculah segerombol burung yang membawa batu kecil dan menghujani pasukan Abrahah.

Setelah kejadian tersebut, hampir seluruh pasukan Abrahah tewas termasuk Abrahah. Dengan begitu, pasukan Abrahah pun gagal menghancurkan Ka’bah.

2. Abdul Muthalib Meninggal Pada Usia

Beliau lahir pada tahun 497 dan meninggal pada tahun 578. Menurut sejarawan, ada yang mengatakan beliau wafat di usia 80 tahun, ada juga yang mengatakan lebih dari 100 tahun. Hal ini disebutkan dalam kitab Al-Sirah Al-Halbiyah berikut:

توفي عبد المطلب وله من العمرخمس وتسعون سنة، وقيل مائة وعشرون، وقيل وأربعون

Artinya : Abdul Muththalib meninggal pada usia 95 tahun, sebagian mengatakan 110 tahun, sebagian mengatakan 140 tahun.

Beliau menjadi pengasuh Nabi Muhammad sejak ia berusia 6 tahun, tepatnya setelah ibu Nabi Muhammad meninggal.

Setelah 2 tahun mengasuh Nabi Muhammad, beliau pun wafat pada saat Nabi Muhammad berusia 8 tahun. Setelah ditinggal kakeknya, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya bernama Abu Thalib.

Makam Abdul Muthalib

Menurut para ulama’, beliau dimakamkan di Gunung Hujan yang ada di Kota Mekah. Makamnya bersebelahan dengan makam kakeknya, yaitu Qushay bin Kilab. Saat ini, Gunung  Hujan dikenal sebagai tempat pemakaman Jannatul Mualla di Mekkah, Arab Saudi.

3. Abdul Muthalib Masuk Surga atau Neraka

Abdul Muthalib, kakek dari Nabi Muhammad SAW masuk surga. Hal tersebut berdasarikan pada firman Allah yang mengatakan bahwa tidak ada azab kepada hambanya sebelum diutus rasul untuk datang.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al Isra ayat 15 yang berbunyi:

وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبْعَثَ رَسُولًا…

Artinya : “Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.” (Q.S Al-Isra Ayat 15)

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah tidak akan memberi azab kepada seseorang sebelum diutus rasul untuk datang. Diketahui Muthalib hidup sebelum Nabi Muhammad lahir hingga usia Nabi Muhammad SAW 8 tahun.

Begitupun dengan ayahnya yang meninggal saat Nabi Muhammad di usia 2 bulan di dalam kandungan dan ibunya meninggal saat Nabi Muhammad SAW berusia 6 tahun.

abdul muthalib meninggal pada usia
Source Image: Arina id

Pada masa hidup Abdul Muthalib, Nabi Muhammad masih belum diutus menjadi rasul. Pada zaman tersebut masih belum masuk ajaran agama islam. Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, maka beliau masuk surga.

Meski belum memeluk ajaran agama islam, beliau tidak melakukan hal musyrik. Beliau tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan nenek moyangnya.

Penutup

Selain itu, beliau juga berperan penting dalam sejarah islam yaitu memimpin Mekah dan menjaga Ka’bah selaku rumah Allah SWT.

Meskipun beliau meninggal sebelum Nabi Muhammad menjadi rasul, namun kisah perjuangannya angat penting bagi sejarah islam.

Kepemimpinannya yang bijaksana serta rasa sayangnya kepada Nabi Muhammad menjadi sosok yang menginspirasi bagi umat islam. Tidak hanya di dalam sejarah agama islam, beliau juga menjadi tokoh penting bagi bangsa Arab pada zamannya.

Maret 15, 2024

Ada banyak sekali kisah inspiratif dalam sejarah islam yang memotivasi dan mengajarkan pelajaran berharga bagi umat muslim. Salah satunya kisah inspiratif tersebut datang dari Siti Hajar.

Seorang wanita yang memiliki ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Kisah Siti Hajar memberikan inspirasi dan motivasi bagi umat Muslim untuk memperkuat iman, tawakkal, dan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup.

Pada artikel ini, kami akan membahas mengenai kisah inspiratif Siti Hajar dan perjuangannya menjadi seorang ibu.

Kisah Siti Hajar Dalam Al Quran

Siti Hajar merupakan sosok perempuan yang terkenal tangguh dan sabar. Ia merupakan istri Nabi Ibrahim AS. Sosok perempuan tersebut melahirkan seorang nabi yang meneruskan dakwah Nabi Ismail.

Meskipun tidak disebutkan secara jelas nama Siti Hajar dalam Al-Quran, namun terdapat sebuah ayat yang dikutip dalam Surat Ibrahim ayat 37 yang berbunyi:

َبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

Artinya : Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.”

Ayat tersebut sangat menggambarkan kisah Siti Hajar, Nabi Ismail, dan Nabi Ibrahim.

siti hajar
Source Image: alif.id

Hal tersebut menggambarkan perjuangan Hajar yang ditinggal Nabi Ibrahim di sebuah lembah yang gersang tanpa ditumbuhi tanaman.

Dalam kisah tersebut diceritakan Siti Hajar yang berusaha mencari air untuk anaknya, Nabi Ismail hingga berlari dari Bukit Safa ke Bukit Marwah yang kini menjadi ritual Sa’i dalam rukun haji.

Siti Hajar Istri Nabi Ibrahim

Setelah menikah lama dengan Nabi Ibrahim, Sarah (istri Nabi Ibrahim AS) masih belum memiliki keturunan.Kemudian, Sarah menyarankan Nabi Ibrahim AS untuk menikah lagi dengan Siti Hajar.

Sarah melihat bahwa Siti Hajar merupakan perempuan yang sholeh, baik, dan bijaksana, sehingga ia merasa Hajar cocok untuk Nabi Ibrahim AS.

Kemudian, Nabi Ibrahim merenungi saran dari Sarah dan meminta petunjuk kepada Allah SWT. Hingga akhirnya, Allah SWT memberikan petunjuk kepada Nabi Ibrahim AS untuk menikahi Hajar.

Setelah Siti Hajar dan Nabi Ibrahim AS menikah, mereka dikaruniai seorang anak bernama Ismail.Nabi Ibrahim AS pun sangat senang memiliki seorang anak. Semua orang tahu bahwa beliau sangat sayang kepada anaknya. Tetangga Nabi Ibrahim pun banyak yang memuji Siti Hajar.

Sarah yang mulanya biasa saja mendengar pujian tetangga kepada Hajar dan berniat baik lama kelamaan pun cemburu.

Hingga akhirnya, Sarah mengusulkan kepada Nabi Ibrahim AS agar Hajar dan Sarah tidak satu rumah lagi. Kemudian, Nabi Ibrahim AS pun meminta petunjuk kepada Allah SWT.

Akhirnya, Allah SWT memberi perintah kepada Nabi Ibrahim AS untuk membawa Siti Hajar pindah dari Palestina ke Mekah.

Kisah Siti Hajar Ditinggal Nabi Ibrahim

Setelah mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk pindah, Nabi Ibrahim AS pun membawa Siti Hajar  dan Nabi Ismail yang masih bayi untuk menuju ke tempat yang  diperintahkan oleh Allah.

Mereka bertiga menempuh perjalanan dengan berjalan kaki selama 1 bulan. Hajar pun tidak pernah bertanya kepada Nabi Ibrahim mengenai tujuan mereka. Ia hanya taat dan percaya sepenuhnya kepada Nabi Ibrahim AS.

Setelah sampai di sebuah lembah Bekkah (dekat dengan Baitullah), Nabi Ibrahim mengatakan bahwa tujuan mereka telah sampai.

Kisah Siti Hajar Ditinggal Nabi Ibrahim
Source Image: kumparan

Di tempat yang tandus, kering, dan tidak ada satupun tumbuhan itu, Nabi Ibrahim AS berkata “Disinilah rumah kedua kita”. Nabi Ibrahim AS, Hajar, dan Ismail pun tinggal di sebuah rumah tua dari dahan kayu yang mengering.

Setelah tiga hari tinggal di tempat tersebut dengan persedian makanan dan minuman seadanya, Nabi Ibrahim AS mengatakan bahwa beliau harus kembali ke Palestina.

Hajar pun bertanya kepada Nabi Ibrahim AS, “Ya Ibrahim, mengapa engkau meninggalkan kami disini?”. Tanpa sepatah kata apapun, Nabi Ibrahim AS berjalan dan pergi meninggalkan Siti Hajar dan Ismail.

Setelah berjalan cukup jauh, Hajar bertanya lagi kepada Nabi Ibrahim AS, “Apakah Allah yang memerintahkanmu wahai suamiku?”. Nabi Ibrahim AS pun berhenti dan menjawab “Benar”.

Setelah itu, Siti Hajar pun menjawab dengan kata-kata yang menyentuh, “Kalau begitu, pergilah engkau wahai suamiku, Allah tidak akan mengecewakan kami”.

Setelah itu, Nabi Ibrahim AS pun pergi meninggalkan Siti Hajar bersama dengan Ismail.

Kisah Siti Hajar dan Anaknya Ismail

Setelah kepergian Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar berusaha bertahan hidup di tempat yang tandus tersebut. Dia menggendong Ismail dan bertahan melawan panasnya cuaca di siang hari dan dinginnya malam.

Siti Hajar melihat seluruh wilayah tersebut. Tidak ada satupun sumber kehidupan di sana, yang ada hanyalah gurun yang panas dan gersang.

Kisah Siti Hajar dan Anaknya Ismail
Source Image: indozone life

Namun, Siti Hajar percaya bahwa Allah tidak akan meninggalkannya sendiri dan pertolongan Allah pasti akan datang kepada hambanya. Hajar dan Ismail ditinggal oleh Nabi Ibrahim AS selama 13 tahun lamanya. Setelah itu, Nabi Ibrahim mendatangi Ismail dan Siti Hajar.

Meskipun sudah lama tidak bertemu, Nabi Ibrahim dan Ismail tetap akrab dan memiliki hubungan yang baik. Hal ini tidak lain karena ajaran Hajar yang tidak pernah menjelekkan Nabi Ibrahim AS di depan anaknya meskipun dia tidak pernah muncul di kehidupannya.

Kisah Siti Hajar Mencari Air

Hari pertama Hajar ditinggal oleh Nabi Ibrahim AS, ia masih bisa bertahan dengan ketersediaan air serta makanan yang dimiliki. Hingga akhirnya ia pun kehabisan air dan Ismail menangis karena kehausan. Siti Hajar panik dan berusaha untuk mencari air.

Ia pun berlari menaiki bukit dan menuruni lembah demi mendapatkan air untuk Ismail. Hajar tidak tega mendengar tangisan dari Ismail yang kehausan.

Siti Hajar Berlari Dari Bukit Shafa ke Marwah

siti hajar
Source Image: indoxone life

Demi mendapatkan air, Hajar kemudian meninggalkan Ismail dan berlari-lari kecil menuju ke Bukit Shafa hingga ke Bukit Marwah. Di tengah kegelisahannya, Hajar pun terus berdoa kepada Allah SWT dengan hati yang luruh agar memberikan pertolongan kepadanya.

Permintaan Hajar kepada Allah SWT ia lakukan sebanyak 7 kali sambil ia terus bolak balik di tempat yang sama. Namun, ia masih tidak menemukan air untuk diberikan kepada Ismail.

Siti Hajar Air Zam Zam

Ketika Hajar sampai di Bukit Marwah untuk mencari air, tiba-tiba suara tangisan Ismail sudah tidak terdengar lagi. Ia takut bahwa telah terjadi sesuatu yang buruk kepada Ismail.

Akhirnya, Hajar langsung berlari ke arah Ismail. Saat itu, ia melihat ada seorang laki-laki bertubuh gagah dengan memakai jubah dan sorban putih yang sedang memberikan minuman kepada Ismail.

Ternyata, seseorang tersebut adalah malaikat Jibril utusan Allah SWT. Saat itu, Siti Hajar tidak mengetahui bahwa orang tersebut adalah malaikat. Ketika ia berlari mendekati Ismail, malaikat tersebut langsung menghilang.

Siti Hajar pun melihat Ismail menghentakkan kakinya di tanah yang gersang. Tanpa di duga, muncul air yang deras dari hentakan kaki Ismail.

Tanpa pikir panjang Siti Hajar langsung memberikan air tersebut kepada Ismail. Sumber mata air dari kaki Ismail tersebut kini disebut dengan Air Zamzam.

Sejak saat itu, air zam-zam menjadi sumber mata air hingga muncul peradaban di tempat tersebut. Sumber mata air tersebut sangatlah bersih dan tidak pernah kering. Air Zamzam kini menjadi sumber air minum bagi para jamaah haji yang datang ke Mekah.

Hikmah Kisah Siti Hajar

Hajar dikenal karena sosoknya yang cantik, baik, bijaksana, dan penuh kesabaran. Ia juga taat beribadah kepada Allah SWT dan pantang menyerah.

Dari kisah perjuangan Hajar mengajarkan bahwa seorang perempuan harus kuat, sabar, dan tidak putus asa dalam menjalani segala rintangan di kehidupan.

siti hajar
Source Image: alamtara istitute

Meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian, Hajar mengajarkan pada kita untuk tetap tegar dan selalu tawakkal kepada Allah SWT.

Kisah Siti Hajar menjadi sejarah ritual Sa’i saat pelaksanaan haji. Sa’i menjadi rukun haji yang wajib dilaksanakan oleh para jamaah haji dengan cara berlari-lari kecil dari Safa ke Marwah sebanyak 7 kali.

Hal ini menggambarkan perjuangan Hajar yang berusaha untuk mempertahankan hidupnya serta hidup anaknya. Kisah Hajar adalah contoh nyata tentang seorang ibu yang penuh kasih sayang kepada anaknya, hingga ia rela berlari-lari di gurun pasir demi mencari sumber air.

Bahkan, hasil perjuangan Hajar kini bermanfaat bagi miliaran orang di dunia. Ia juga berhasil mendidik anaknya hingga menjadikan Nabi Ismail dengan sifat yang lembut dan taat kepada Allah SWT.

 

Maret 12, 2024

Uwais Al Qarni merupakan seorang pemuda yang hidup pada zaman Nabi Muhammad SAW. Dia terkenal akan ketaatannya kepada Allah SWT dan ibunya.

Perilaku Uwais Al Qarni menjadi salah satu contoh teladan bagi seluruh umat islam dan menjadikannya sebagai tokoh inspirasi.

Bagi Anda yang ingin mengetahui kisah Uwais Al Qarni dengan lengkap, silahkan baca pembahasannya di bawah ini.

Biografi Uwais Al Qarni

Uwais Al Qarni merupakan seorang pemuda miskin yang tinggal di Yaman.

Uwais adalah anak yatim yang sudah lama ditinggal wafat oleh ayahnya.Ia tinggal di sebuah rumah sederhana bersama dengan ibunya. Kesehariannya, Uwais Al Qarni merawat ibunya yang sudah tua dan sering sakit-sakitan.

Ibu Uwais sudah lumpuh dan pandangannya sudah mulai kabur.Uwais bekerja sebagai seorang penggembala kambing untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi ibunya.

Meskipun sibuk, ia tetap taat beribadah kepada Allah SWT. Ia rajin melakukan puasa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Sebenarnya, Uwais adalah pemuda  yang tampan. Matanya biru, rambutnya merah, dadanya bidang, dan kulitnya kemerah-merahan. Namun, ia memiliki penyakit sopak yang membuat warna kulitnya tidak merata.

Selain itu, ia hanya memiliki dua lembar pakaian saja yang membuat tampilannya sangat kumal.

Penduduk di sekitarnya tidak ada yang peduli dan tidak pernah menghiraukannya. Bahkan karena miskin dan hidupnya tidak jelas, ia sering menjadi bahan olokan dan tertawaan orang-orang.

Siapa Uwais Al Qarni

Uwais Al Qarni sebenarnya merupakan seorang wali Allah. Ia sangatlah sholeh. Setiap kali dia mengangkat tangan untuk berdo’a kepada Allah SWT, pasti semua do’anya akan dikabulkan.

Namun, tidak ada seorang pun yang mengenal dia sebagai wali Allah sampai di hari wafatnya.

Semua perkataannya mungkin tidak didengar oleh manusia di bumi. Tapi setiap zikir dan do’a dari Uwais Al Qarni selalu didengarkan oleh para penghuni langit.

Karena itulah, Rasulullah SAW menjuluki Uwais Al Qarni sebagai pemuda yang tidak dikenal oleh penduduk bumi tetapi sangat dikenal oleh para penduduk langit.

uwais al qarni
Source Image: hayatun tour

Menurut Rasulullah SAW, kelak pada hari kiamat dimana orang-orang yang ahli ibadah sudah dipanggil satu-persatu untuk masuk surga, justru Uwais disuruh untuk menunggu di depan pintu surga.

Bukan karena tidak ada tempat baginya, melainkan ia diminta untuk memberikan syafaat bagi orang lain agar mereka bisa masuk surga.

Uwais Al Qarni Hidup Pada Masa

Uwais Al Qarni hidup satu zaman dengan Rasulullah SAW. Namun ia belum pernah bertemu dengan Rasulullah SAW.

Uwais tinggal di Yaman, sementara Rasulullah SAW tinggal di Madinah. Jarak antara Yaman dan Madinah kurang lebih 400 km.

Kisah Uwais Al Qarni

Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul, ajaran islam mulai menyebar ke seluruh jazirah Arab hingga sampai ke Yaman. Ajaran islam sangat menarik bagi Uwais Al Qarni hingga membuatnya masuk islam.

Saat itu, seluruh orang yang masuk islam pergi ke Madinah untuk mendengarkan nasehat langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Nasehat nabi itu pun disebar luaskan ke Yaman, sehingga penduduknya bisa memperbarui kehidupannya sesuai dengan ajaran islam.

Pada saat itu, Uwais Al Qarni merasa sedih. Di lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Ia juga belum pernah melaksanakan ibadah haji. Hal tersebut dikarenakan ia tidak punya biaya untuk pergi ke Madinah. Selain itu, ia tidak mungkin meninggalkan ibunya seorang diri di rumah.

Suatu hari, Uwais memberanikan diri untuk berbicara kepada ibunya mengenai keinginannya untuk bertemu Rasulullah SAW. Sang ibu pun mengizinkan Uwais untuk pergi ke Madinah untuk menemui Rasulullah SAW.

Uwais pun mulai mengumpulkan bekal yang cukup dan menyiapkan semua keperluan ibunya. Setelah semuanya terpenuhi, ia meminta tolong kepada tetangganya untuk menjagakan ibunya.

uwais al qarni
Source Image: idn times

Singkat cerita, sampailah Uwais Al Qarni di Madinah. Ia pun mendatangi rumah Rasulullah SAW dan mengetuk pintunya.

Namun, yang membuka pintu bukanlah Rasulullah SAW, melainkan Aisyah Radhiyallahu Anha.

Uwais pun menyampaikan maksudnya untuk bertemu dengan nabi. Namun, saat itu nabi sedang pergi untuk mempimpin kaum muslimin berjihad di jalan Allah SWT.

Mendengar hal tersebut, Uwais Al Qarni sangat kecewa. Ia jauh-jauh datang dari Yaman demi bertemu dengan Rasulullah SAW yang ternyata gagal.

Sebenarnya, ia ingin menunggu kedatangan nabi. Namun ia teringat pesan ibunya untuk segera kembali ke Yaman setelah sampai di Madinah.

Karena Uwais mengkhawatirkan kondisi ibunya, ia pun kembali ke Yaman dengan perasaan dilema.

Hadist Tentang Uwais Al Qarni

Berikut ini hadits tentang Uwais Al Qarni.

  1. Berbuat baik kepada ibu

Ada sebuah hadits yang menyuruh kita untuk berbuat baik kepada ibu, berikut bunyinya:

نَّ اللَّهَ يوصيكم بأمَّهاتِكُم ثلاثًا، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بآبائِكُم، إنَّ اللَّهَ يوصيكم بالأقرَبِ فالأقرَبِ

Artinya : “Sesungguhnya Allah berwasiat sebanyak 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat.” (HR. Ibnu Majah, shahih dengan sawahid-nya).

  1. Dikenal penduduk langit karena ketaatannya kepada ibu

إن خيرَ التابعين رجلٌ يقالُ له أويسٌ . وله والدةٌ . وكان به بياضٌ . فمروه فليستغفرْ لكم

Artinya : Sesungguhnya tabiin yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian” (HR. Muslim).

  1. Ibu adalah orang yang paling layak mendapatkan perlakuan baik

الأم أحق الناس بحسن الصحبة

Artinya : Ibu adalah orang yang paling layak untuk mendapatkan perlakuan yang baik.

Cerita Uwais Al Qarni Tentang Berbakti Kepada Orang Tua

Suatu hari, ibunya mengatakan sebuah permintaan kepada Uwais bahwa ibunya ingin berangkat haji. Uwais pun langsung termenung mendengarkan permintaan ibunya.

Perjalanan dari Yaman ke Madinah sangatlah jauh. Dibutuhkan bekal yang cukup serta kendaraan. Sedangkan Uwais hanya pemuda miskin yang tidak punya apa-apa.

Akhirnya, Uwais memiliki jalan keluar. Ia membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit.

Setiap pagi, Uwais bolak-balik menggendong lembu tersebut dari bawah ke puncak bukit. Bahkan orang-orang yang melihat tingkahnya sampai mengatainya gila.

Semakin hari, anak lembu Uwais semakin besar. Setelah 8 bulan berlalu, lembu Uwais sudah mencapai bobot 100 kg.Begitupun dengan otot Uwais yang semakin kuat.

Ternyata, Uwais membeli lembu tersebut untuk melatih ototnya agar kuat menggendong ibunya berangkat haji.

Uwais Al qarni Menggendong Ibunya Naik Haji

Setelah sampai di musim haji, Uwais pun berniat untuk memberangkatkan haji ibunya dengan cara menggendongnya. Selama ini, ia sudah melatih ototnya dengan cara menggendong lembu miliknya setiap pagi.

Uwais pun menggendong ibunya dan berjalan kaki dari Yaman ke Mekah untuk memberangkatkan haji ibunya.

Sungguh besar rasa cinta Uwais kepada ibunya. Ia rela menempuh perjalanan jauh dengan medan yang sulit demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais pun menggendong ibunya untuk wukuf di Ka’bah. Sambil bercucuran air mata, Uwais dan ibunya berdo’a di depan Ka’bah.

uwais al qarni
Source Image: jala pantura

Ya Allah, ampunilah dosa ibu”, do’a Uwais di depan Ka’bah.

Ibunya pun bertanya, “Bagaimana dengan dosamu?”

Uwais pun menjawab pertanyaan ibunya dengan mengatakan bahwa dengan terampuni dosa ibunya, maka ibunya akan masuk surga. Uwais berkata bahwa ridha dari ibunya sudah cukup untuk membawanya ke surga.

Seketika itu, penyakit sopak yang diderita Uwais langsung sembuh. Hanya menyisakan bulatan putih di tengkuknya.Bulatan putih tersebut ternyata sebagai tanda untuk Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib mengenali Uwais.

Sebelumnya, Rasulullah SAW sudah berpesan bahwa ada seorang manusia dari Yaman yang do’anya sangat makbul.

Rasulullah SAW pun memerintahkan Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari Uwais dan meminta do’a kepadanya.

Uwais Al Qarni Meninggal

Setelah nabi Muhammad SAW wafat, Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib pun pergi mencari Uwais sesuai dengan perintah nabi.

Setelah bertemu Uwais, kedua sahabat itupun bersalaman dan membalik tangan Uwais untuk memastikan adanya tanda putih seperti yang dikatakan Rasulullah SAW. Dan ternyata orang tersebut memang Uwais yang mereka cari.

Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib pun senang melihat Uwais yang pernah dibicarakan oleh Rasulullah SAW. Kedua sahabat itupun meminta Uwais untuk berdo’a dan membacakan istighfar.

Kemudian, Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib berniat memberikan uang untuk Uwais. Namun ia menolaknya.

Uwais pun berkata bahwa cukup hari ini saja ia diketahui oleh orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah dia tidak diketahui oleh orang-orang lagi.

Setelah nama Uwais lama tidak terdengar, tiba-tiba muncul kabar bahwa Uwais Al Qarni telah wafat. Namun ada kejadian aneh saat wafatnya Uwais.

uwais al qarni
Source Image: ramadhan-republika

Meskipun ia tidak dikenali oleh orang-orang, tiba-tiba banyak orang yang berebutan ingin memandikan jenazahnya.Ketika Uwais dibawa untuk dipakaikan kain kafan, disana sudah ada orang-orang yang menunggunya.

Ketika jenazah Uwais akan disholatkan, sudah banyak orang yang akan mensholatkannya. Begitupun ketika jenazah Uwais akan dikubur, sudah ada orang yang menggali kuburnya hingga selesai.

Meninggalnya Uwais Al Qarni sangat menggemparkan masyarakat Yaman. Begitu banyak orang yang mengurus jenazah Uwais, padahal ia bukanlah siapa-siapa.

Bagaimana bisa seorang fakir miskin dan penggembala kambing yang tidak pernah dihiraukan masyarakat tiba-tiba didatangi oleh banyak orang dan mengurus pemakamannya hingga selesai.

Ternyata, orang-orang yang membantu pemakaman jenazah Uwais adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi oleh Allah SWT.

Dengan ketaatannya kepada Allah dan ibunya, Uwais Al Qarni tidak terkenal di bumi melainkan terkenal di kalangan penduduk langit.

Hikmah Cerita Uwais Al Qarni

Melalui cerita Uwais Al Qarni, terdapat beberapa hikmah yang bisa diambil. Berikut hikmah cerita Uwais Al Qarni.

  • Uwais sangat menunjukkan ketaatan kepada ibunya. Ia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang dan selalu berusaha memenuhi seluruh keinginan ibunya.
  • Ketulusan dan kesederhanaan Uwais menunjukkan bahwa ukuran keberhasilan seseorang tidak selalu dilihat dari materi. Meskipun ia seorang yang miskin dan sederhana, hatinya sangat tulus dan penuh kasih hingga membuatnya dikenal oleh penduduk langit.
  • Do’a dan pengampunan dari Allah SWT dan ridha dari orang tua dapat membawa berkah besar bagi kehidupan.

Kisah Uwais Al Qarni  menjadi teladan bagi seluruh umat manusia terutama dalam hal  berbakti kepada orang tua, hidup sederhana, serta ikhlas dan taat dalam beribadah kepada Allah SWT.

Semoga kita semua bisa mencontoh sifat teladan dari Uwais Al Qarni.