Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Category Archives: Peristiwa

April 5, 2022

Dr. Abdulrahman Al-Sudais telah menjadi Direktur, dengan pangkat menteri, dari Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci sejak Mei 2012.

Pada konferensi pers baru-baru ini, ia mengumumkan peluncuran salah satu operasi Ramadhan terbesar yang pernah ada di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, menunjukkan bahwa meskipun langkah-langkah pencegahan COVID-19 dilonggarkan secara bertahap, praktik kesehatan dan keselamatan akan tetap ada dan terus diterapkan pada tingkat yang sama seperti selama puncak pandemi coronavirus. Baca Selengkapnya

Maret 11, 2022

Masjid Al Jum’ah salah satu masjid bersejarah di Kota Madinah. Masjid ini menjadi salah satu saksi perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah.

Biasanya Jemaah haji atau Jemaah umroh akan diajak oleh pihak travel untuk berkunjung ke Masjid ini. Kalaupun tidak ada program kunjungan ke masjid ini.

Jemaah umroh atau Jemaah haji tetap dapat melihat masjid ini karena rute masjid ini akan dilalui pada saat menuju Masjid Quba dari Masjid Nabawi. Pemandu wisata atau pembimbing akan menjelaskan secara singkat hal – hal yang terkait dengan Masjid Al Jum’ah.

Bagi anda yang belum sempat berkunjung atau ingin menambah pengetahuan tentang Masjid Al Jum’ah simak ulasan lengkap berikut ini yang akan membahas mulai lokasi Masjid Al Jum’ah, sejarah penamaan, sejarah pembangunan, proses renovasi masjid, dan kondisi masjid saat ini.

Lokasi Masjid Al Jum’ah Madinah

masjid al Jum'ah madinah
Image Source: okezone.com

Masjid Al Jum’ah, terletak di tempat yang kaya akan sejarah dan keindahan alam, yaitu di Lembah Ranauna’. Lembah ini terletak di tengah-tengah kebun kurma milik suku Bani Salim bin ‘Auf, sebuah lokasi yang tidak hanya penting secara historis tapi juga memukau secara visual dengan hamparan kebun kurma yang luas.

Dari aspek geografis, masjid ini berada sangat strategis. Jaraknya hanya sekitar 900 meter dari Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setibanya di Madinah.

Sementara itu, Masjid Al Jum’ah berjarak sekitar 6 kilometer dari Masjid Nabawi, pusat kegiatan keagamaan di Madinah dan lokasi di mana Nabi Muhammad SAW dimakamkan.

2 Sejarah Masjid Jum’ah Madinah

Jarak yang tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi membuat Masjid Al Jum’ah mudah diakses oleh para peziarah dan penduduk lokal.

Selain itu, masjid ini hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari pusat kota Madinah. Keberadaannya yang tidak terlalu jauh dari pusat kota namun tetap tersembunyi di dalam kebun kurma memberikan suasana yang tenang dan damai, cocok untuk refleksi dan ibadah. Keindahan alam sekitarnya menambah ketenangan dan kenyamanan bagi para jamaah dan pengunjung.

1. Sejarah Penamaan Masjid Al Jum’ah

Sebagaimana dikisahkan dalam perjalanan hijrahnya Rasulullah SAW bersama dengan para sahabat, pada hari senin 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah Nabi Muhammad SAW bersama dengan para muhajirin tiba dan singgah di Quba selama 4 (empat) hari.

Selanjutnya pada hari juma’at Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya melanjutkan perjalanan menuju kota suci Madinah. Ketika sampai di kawasan Ranauna’, beliau berhenti dan menunaikan shalat jum’at di tengah – tengah kawasan tersebut.

Inilah shalat jum’at pertama yang ditunaikan oleh Rasulullah SAW setelah meninggalkan kota Makkah, dan Shalat Jumat pertama yang dilaksanakan secara terang – terangan.

Hal ini berbeda ketika Rasulullah SAW masih tinggal di Kota Suci Mekkah, karena tekanan dari kaum kafir quraisy Nabi Muhammad SAW dan umat Islam pada saat itu melaksanakan shalat Jum’at secara sembunyi – sembunyi.

Ditempat tersebut kemudian dibangunlah sebuah Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Al Jum’ah. Sampai sekarang aktifitas di dalam masjid tersebut masih berlansung dan kondisi masjid sudah semakin cantik.

2. Sejarah Pembangunan Masjid Jum’ah

sejarah masjid al jumu'ah
Image Source: atlasislamica.com

Tidak didapatkan sumber yang cukup tentang siapa yang pertama kali membangun Masjid ini. Namun masjid ini pertama kali dibangun dari batu dengan bentuk yang sangat sederhana dan sudah beberapa kali direnovasi.

Sejarah renovasi masjid ini dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Umar bin Abdul Azis adalah yang melaksanakan renovasi kedua masjid ini
  • Selanjutnya masjid direnovasi lagi pada masa ke Khalifaan Abbasiyah antara tahun 155 – 159 Hijriyah.
  • Pada abad ke 9 Hijriah, Masjid ini kembali direnovasi oleh Syamsudin Qawan pada masa kekhalifaan Utsmaniyah yang dimpimpin oleh Sultan Bayazid.
  • Pada abad ke 14 Hijriah Masjid Al Jum’ah kembali direnovasi oleh Sayyid Hasan Asy Syarbatli
  • Pada abad 1409 Hijriah atas perintah Pelayan Dua Tanah Suci Raja Fahd bin Abdul Azis, Masjid ini kembali direnovasi oleh Kementerian Wakaf Arab Saudi dengan menghancurkan bangunan lama. Sebelum direnovasi, Masjid Al-Jumuah memiliki panjang 8 meter, lebar 4,5 meter, tinggi 5,5 meter dan 1 kubah yang terbuat dari bata merah, dan terdapat halaman dengan panjang 8 meter dan lebar 6 meter di sebelah timur masjid,
  • Selanjutnya pada tahun 1412 Hijriah, Masjid ini dibuka untuk umum.

Kondisi dan Fasilitas Masjid Al Jum’ah Saat Ini

masjid jum'ah
source image: tribun

Setelah dilakukan renovasi Masjid ini semakin besar dan semakin cantik. Masjid Al Jum’ah mampu menampung sekitar 650 jemaah, serta memiliki 1 kubah utama dan 4 kubah kecil. Terdapat 1 menara tinggi yang semakin menambah daya pikat masjid ini.

Masjid ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti tempat tinggal untuk Imam, Muadzin, Perpustakaan, Madrasah Tahfidz al-Qur’an, Tempat salat untuk perempuan dan kamar mandi.

Penutup

Demikianlah beberapa hal penting yang sebaiknya diketahui oleh umat islam dan Jemaah umrah atau Jemaah haji yang ingin mengunjungi Masjid ini. 

Mari terus panjatkan doa agar kita dapat berkunjung ke kota Madinah dan mengunjungi masjid – masjid bersejarah seperti Masjid Nabawi, Masjid Quba, Masjid Bir ‘ali, Masjid Alijabah dan lain – lain.

Mari segera daftarkan diri anda bersama dengan Jemaah yang lain dalam program umrah normal bersama dengan PT. Tazkiyah Global Mandiri. Jangan sampai terlambat!!!

Maret 9, 2022

Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang dimuliakan oleh Rasulullah SAW. Bulan sya’ban ini merupakan bulan ke 8 (delapan) dalam penanggalan hijriyah.

Bulan Sya’ban terletak di antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan. Pada bulan Rajab, terdapat banyak keutamaan dan termasuk salah satu bulan mulia yang disebutkan dalam Al-Quran. Pada bulan Rajab juga kita mengenang persitiwa monumental yang dialami oleh Rasulullah SAW yaitu Isra Mi’raj. Baca Selengkapnya

Maret 6, 2022

Peristiwa isra miraj nabi muhammad merupakan salah satu mukjizat besar dalam sejarah Islam. Perjalanan agung ini terjadi dalam satu malam, membawa Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid Al-Aqsha di Yerusalem (Isra) dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (Miraj).

Kisah isra miraj nabi muhammad ini tidak hanya memperlihatkan kekuasaan Allah SWT, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang iman, ketaatan, dan pentingnya salat bagi umat Islam.

Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad

Menurut Dr. KH. Salahuddin Ayyub Fachruddin, Lc., MA, Isra dapat dibuktikan secara logis dan empiris. Ketika Nabi Muhammad SAW menceritakan peristiwa ini kepada kaum Quraisy, mereka tidak percaya dan menuduh beliau telah berbohong.

Untuk membuktikannya, Nabi memberikan penjelasan rinci tentang kondisi Masjid Al-Aqsha, bangunan-bangunan di sekitarnya, serta lokasi-lokasi lain yang dilalui dalam perjalanan tersebut. Penjelasan tersebut sesuai dengan realitas yang ada, meskipun Nabi belum pernah secara fisik mengunjungi tempat tersebut sebelumnya.

Nabi Muhammad SAW juga memberikan informasi tentang kafilah dagang yang akan tiba di Makkah. Beliau menggambarkan jumlah unta, kondisi rombongan, serta waktu kedatangan mereka dengan sangat akurat. Ketika kafilah tersebut tiba sesuai dengan prediksi Nabi, kaum Quraisy pun tidak bisa lagi membantah kebenaran peristiwa Isra.

Hikmah di Balik Kekuatan Allah SWT

Untuk memahami isra miraj nabi muhammad, Dr. Salahuddin menjelaskan bahwa umat Islam harus mengesampingkan kekuatan manusiawi Nabi Muhammad SAW dan melihatnya sebagai bukti kekuasaan Allah SWT. Allah-lah yang memperjalankan Nabi-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam Surah Al-Isra ayat 1:

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha.”

Penjelasan ini mengilustrasikan bahwa peristiwa ini adalah bentuk nyata dari kekuatan Allah, yang tidak bisa diukur dengan logika manusia.

Miraj: Perjalanan Spiritual Menuju Sidratul Muntaha

Jika Isra dapat dijelaskan secara logis, Miraj merupakan perjalanan spiritual yang tidak bisa dibuktikan secara empiris. Dalam peristiwa Miraj, Nabi Muhammad SAW naik ke langit, bertemu dengan para nabi, dan mencapai Sidratul Muntaha.

Di tempat inilah Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan salat lima waktu. Berbeda dengan Isra, Miraj banyak dijelaskan melalui hadis-hadis mutawatir dan tidak diuraikan secara rinci dalam Al-Qur’an.

Dr. Salahuddin menyebutkan bahwa ulama sepakat: siapa yang mengingkari peristiwa Isra dianggap kafir, sementara yang tidak mempercayai Miraj tidak otomatis menjadi kafir. Namun, keduanya tetap merupakan peristiwa penting yang menjadi dasar keimanan umat Islam.

Hikmah Isra Miraj Nabi Muhammad: Pentingnya Salat

Salah satu hikmah utama dari Isra miraj nabi muhammad adalah kewajiban salat lima waktu. Dr. Salahuddin menjelaskan beberapa poin penting terkait salat berdasarkan peristiwa Isra miraj nabi muhammad:

isra miraj nabi muhammad
source image: Hidayatullah
  1. Salat sebagai Penghubung dengan Allah SWT
    Salat adalah cara seorang hamba berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Jika seseorang meninggalkan salat, maka ia kehilangan hubungan paling penting dengan Sang Pencipta.
  2. Salat sebagai Penentu Amal Ibadah
    Nabi Muhammad SAW bersabda, “Amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya.” Ini menunjukkan betapa salat memiliki peran kunci dalam kehidupan seorang Muslim.
  3. Salat sebagai Inti Akhlak
    Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” Dengan melaksanakan salat, seorang Muslim diajarkan untuk menjaga akhlak dan perilaku yang mulia.
  4. Salat sebagai Penghormatan Tertinggi
    Tidak ada ibadah lain yang setara dengan salat. Bahkan, zakat, sedekah, dan haji tidak berarti jika seseorang meninggalkan salat. Salat adalah bukti nyata penghormatan kepada Allah SWT.

Mengapa Isra Dijelaskan Detail, tetapi Miraj Tidak?

Menurut Dr. Salahuddin, Al-Qur’an menjelaskan Isra secara detail untuk memberikan bukti empiris kepada kaum Quraisy dan umat manusia.

Sedangkan Miraj, yang sifatnya lebih spiritual, lebih banyak dijelaskan melalui hadis. Hal ini menunjukkan bahwa iman kepada Miraj adalah bentuk keyakinan terhadap hal-hal gaib yang tidak selalu dapat dibuktikan dengan logika manusia.

Penutup

Peristiwa isra miraj nabi muhammad dan sejarah isra miraj tidak hanya menjadi mukjizat besar, tetapi juga memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya iman, ketaatan, dan ibadah.

Kisah ini mengingatkan umat Islam untuk terus meningkatkan kualitas salat sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT. Selain itu, peristiwa ini juga menjadi pengingat bahwa kekuasaan Allah SWT tidak terbatas oleh logika manusia.

Apa itu isra miraj sebagai umat Muslim dalam memperingati isra miraj nabi muhammad adalah kesempatan untuk merenungkan kembali makna ibadah dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

Yayasan Pesantren Haji Indonesia, melalui kajian tematiknya, telah memberikan edukasi mendalam tentang Isra Miraj. Untuk menyimak lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi platform resmi mereka di Facebook dan YouTube.

Bagi Anda yang ingin melakukan ibadah haji ataupu umroh dan berniat ke tanah suci, Anda bsa menggunakan travel haji dan umroh terbaik makassar dari tazkiyah tour, yang telah memiliki izin resmi kemenag dan berpengalaman lebih dari 23 tahun, pesan sekarang dan hubungi cs kami.

Maret 4, 2022

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang diimpikan oleh setiap umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang memiliki jumlah jemaah haji terbesar.

Namun, terdapat situasi tertentu di mana calon jemaah mungkin harus membatalkan keberangkatannya.

Dalam rangka mengakomodir kondisi-kondisi seperti kematian, sakit atau cacat permanen, dan kendala ekonomi, Kementerian Agama menyediakan opsi pembatalan haji khusus.

Kebijakan ini dirancang untuk menangani kasus-kasus yang tidak terduga dengan cara yang adil dan efisien, memastikan bahwa setiap kuota haji dimanfaatkan sebaik mungkin demi kepentingan umat.

Pembatalan haji khusus ini berlaku untuk jemaah haji khusus yang sudah melakukan pelunasan atau yang belum melakukan pelunasan.

Pengajuan pembatalan haji khusus dapat dilakukan oleh Jemaah sendiri. Apabila pemilik porsi sudah meninggal dunia, maka pengajuan pembatalan haji khusus diwakili oleh ahli waris atau kuasa waris yang ditunjuk.

alasan pembatalan haji
Image Source: CNN Indonesia

Alasan Pembatalan Haji Khusus oleh Kemenag RI

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi-kondisi yang memungkinkan pembatalan haji khusus dilakukan:

1. Jemaah Meninggal Dunia

Pembatalan haji khusus diperbolehkan apabila jemaah yang terdaftar meninggal dunia sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Dalam kondisi ini, jika Nomor Porsi haji yang dimiliki oleh jemaah tidak dimanfaatkan oleh ahli waris, maka pembatalan dapat dilakukan.

Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan administrasi terhadap kuota haji yang telah diberikan.

Ahli waris yang berhak dapat memutuskan untuk tidak menggunakan kesempatan tersebut dengan alasan tertentu, dan pihak Kementerian Agama akan mengelola kembali nomor porsi tersebut untuk calon jemaah lain yang membutuhkan.

2. Ketidakmampuan Berangkat karena Sakit atau Cacat Permanen

Apabila calon jemaah haji didiagnosa mengalami sakit serius atau cacat permanen yang secara medis dinyatakan tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah haji, maka pembatalan juga dapat dilakukan.

Keputusan ini harus didukung dengan bukti medis yang sah dan dapat diverifikasi.

Mirip dengan kasus kematian, jika Nomor Porsi tidak digunakan oleh ahli waris, maka proses pembatalan akan dilakukan oleh Kemenag untuk memungkinkan redistribusi kuota kepada calon jemaah lain.

3. Kendala Ekonomi

Dalam situasi dimana calon jemaah haji mengalami kesulitan ekonomi yang membuatnya tidak mampu melakukan pelunasan biaya haji, Kementerian Agama menyediakan opsi pembatalan.

Hal ini bertujuan untuk meringankan beban calon jemaah yang mungkin menghadapi perubahan kondisi finansial yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau bencana alam yang mempengaruhi keuangan.

Pembatalan ini memperbolehkan redistribusi kuota haji kepada mereka yang dalam posisi lebih siap dari segi finansial.

Syarat – syarat & Tata Cara Pembatalan Haji Khusus

cara pembatalan haji
Image Source: klikdokter.com
  1. Pembatalan pendaftaran dilakukan dikantor Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dengan membawa:
    • Surat permohonan pembatalan dari jemaah haji, yang harus mencakup nomor rekening tabungan yang aktif atas nama jemaah, alasan pembatalan, nomor telepon yang bisa dihubungi, dilengkapi dengan tanda tangan resmi dan materai yang cukup.
    • Surat pengantar dari PIHK, ditandatangani oleh pimpinan PIHK, ditujukan kepada kepala Kanwil, khususnya Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
    • Bukti asli aplikasi transfer setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Khusus.
    • Bukti asli setoran awal BPIH Khusus, termasuk lembar peruntukan untuk jemaah dan PIHK.
    • Surat Perjanjian Pemberangkatan Haji (SPPH).
    • Daftar nominatif jemaah haji yang membatalkan pendaftaran.
    • Surat pernyataan tanggung jawab mutlak dari jemaah haji.
    • Fotokopi KTP jemaah haji dan petugas PIHK.
    • Fotokopi dan asli buku tabungan jemaah haji yang masih aktif.
  1. Untuk Jemaah haji khusus yang meninggal dunia, pembatalan haji khusus dilakukan oleh ahli waris atau kuasa waris ke PIHK dengan membawa persyaratan sebagai berikut:
    • Surat permohonan pembatalan dari ahli waris atau kuasa waris
    • Surat keterangan kematian
    • Surat keterangan ahli waris atau kuasa waris
    • KTP ahli waris atau kuasa waris (asli dan fotocopy)
  1. Apabila bukti setoran awal dan setoran lunas BPIH Khusus dan asli aplikasi transfer setoran awal dan setoran lunas BPIH Khusus hilang, Jemaah haji / ahli waris / kuasa waris harus melampirka surat keterangan kehilangan dari kantor kepolisian dan fotokopi bukti setoran awal dan setora lunas BPIH Khusus dan aplikasi transfer setoran awal dan setoran lunas BPIH khusus yang dilegalisir oleh Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH)
  2. Pihak PIHK kemudian membuat surat permohonan pembatalan ke Dirjen PHU CQ Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri.
  3. Uang pengembalian setoran awal dan pelunasan BPIH khusus akan ditransfer ke rekening Jemaah haji khusus atau rekening ahli waris/kuasa waris.
  4. Uang pengembalian setoran awal dan pelunasan BPIH khusus juga dapat ditransfer ke rekening PIHK dengan bukti persetujuan dari Jemaah haji atau dari ahli waris / kuasa waris.
  5. Proses pembatalan dilakukan dalam waktu 17 hari kerja apabila semua persyaratan terpenuhi. Namun apabila ada persyaratan yang belum terpenuhi pihak kementerian agama akan menginformasikan kepada PIHK melengkapi kekurangan yang ada
  6. Kementerian Agama tidak memungut atau tidak melakukan pemotogan biaya apapun
surat pembatalan haji
Image Source: alinea.id

Demikianlah syarat – syarat dan prosedur pembatalan haji khusus yang sangat mudah dan transparan. Ini wajib diketahui oleh setiap Jemaah atau ahli waris agar terhindar dari kesalah pahaman dan tidak dimanfaatkan oleh oknum – oknum tertentu demi kepentingan pribadi

Namun sebelum melakukan pembatalan, sebaiknya dipertimbangkan baik – baik terlebih dahulu mengingat daftar antrian haji khusus yang semakin lama dan panjang.

Apabila ada Jemaah yang tidak bisa ke tanah suci karena sakit atau cacat permanen atau karena Jemaah meninggal dunia, sebaiknya nomor porsinya tidak dibatalkan melainkan dilimpahkan kepada ahli warisnya.