Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: tazkiyahmandiri@gmail.com

Category Archives: Peristiwa

Februari 27, 2022

Gunung Uhud atau Jabal Uhud bukanlah gunung biasa. Gunung ini merupakan gunung yang paling besar di kawasan Madinah.

Tak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud merupakan gunung yang tunggal dan tidak berdampingan dengan gunung lain disekitarnya.

Sehingga, penduduk menamakan gunung tersebut dengan Jabal Uhud yang artinya ‘gunung atau bukit menyendiri.

Gunung ini sarat akan nilai dan makna spiritual. Selain itu Gunung ini juga merupakan saksi sejarah akan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan dan mempertahankan agama Islam di Kota Suci Madinah.

Simak ulasan lengkap tentang Gunung ini yang menjadi saksi sejarah dalam islam berikut ini.

Jabal Uhud Berada di Kota Apa?

Gunung atau jabal Uhud terletak di sebelah utara Kota Madinah. Jarak antara uhud dan kota Madinah sekitar 5 Kilometer. Setiap Jemaah haji atau umrah sudah bisa melihat gunung ini disekitar Masjid Nabawi.

Gunung ini memiliki tinggi sekitar 1.050 meter, panjangnya sekitar sekitar 7 kilometer dan terdiri batu-batuan granit, marmer merah dan batu-batu mulia lainnya.

Kisah Gunung Uhud yang Mencintai Nabi Muhammad SAW

Dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik dinyatakan bahwa suatu waktu Rasulullah SAW menaiki gunung ini bersama dengan sahabatnya Abu Bakar As-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Ketika sudah sampai di atas, tiba-tiba gunung ini bergetar dan bergoyang.

Rasulullah SAW kemudian menghenttakkan kakinya sambil berkata “Diamlah wahai Uhud, bukanlah siapa – siapa kecuali seorang Nabi dan bergelar dapat dipercaya serta kedua pejuang Syuhada”.

Dalam Riwayat yang lain diceritakan bahwa Rasulullah SAW memandang gunung Uhud kemudian bersabda: “Sesungguhnya Uhud adalah bukit yang mencintai kita dan kita pun mencintainya.”

gunung uhud
Foto : jemaah umrah tazkiyah

2 Keistimewaan Gunung Uhud

Jabal Uhud ini memiliki keistimewaan tersendiri. Gunung ini merupakan salah satu gunung yang kelak akan ada di syurga.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Jika kita hendak melihat gunung yang terdapat di surga, maka ziarahlah ke Gunung Uhud serta melihat salah satu bukit yang terdapat di syurga”.

1. Perang Uhud

Salah satu peristiwa atau sejarah yang paling monumental di Madinah adalah perang uhud yang terjadi lembah uhud.

Perang uhud terjadi pada bulan Syawal tepatnya 15 Syawal tahun ke 3 Hijriyah. Perang uhud dilatar belakangi oleh keinginan kaum kafir untuk balas dendam atas kekalahan mereka di Perang Badar.

Jumlah kaum muslim pada saat itu sekitar 700 orang sementara jumlah pasukan kaum musyrik sebanyak 3.000 orang.

Dikutip dari Buku Ensiklopedia Islam, dikisahkan bahwa setelah mendengarkan kabar bahwa kaum kafir akan menyerbu balas Kota Madinah sebagai aksi balas dendam atas kekalahan mereka di perang badar, Rasulullah SAW mengadakan rapat dengan para sahabatnya membahas strategi perang.

Akhirnya disepakatilah untuk menyambut pasukan musyrik diluar Madinah, dan dipilihalah Uhud sebagai benteng pertahanan pasukan muslim.

Sebagai ahli strategi, Rasulullah SAW menempatkan 50 orang pasukan pemanah di Jabal Rumat (gunung pemanah) yang dipimpin oleh ‘Abdullah bin Zubair Al- Anshari’.

Rasulullah SAW memberikan perintah khusus kepada pasukan pemanah dengan bersabda “Jika kamu melihat kami memperoleh kemenangan jangan sekali-kali turun dan jika kamu melihat kami dibunuh, jangan turun untuk menolong kami. Jangan tinggalkan posisi kalian meski kalian melihat tentara Islam dipatuk oleh burung – burung”.

Rasulullah SAW juga memerintahkan mereka untuk membidikkan anak panahnya ke arah pasukan kuda kaum Musyrik.

Karena strategi ini pasukan muslim berhasil memukul mundur pasukan berkuda kaum kafir Quraisy yang dipimpin oleh ‘Khalid bin Walid’ dan ‘Ikrimah bin Abu Jahal.

Melihat kaum musyrik mundur, pasukan pemanah turun meninggalkan tempat mereka karena tergoda untuk mengumpulkan harta rampasan perang.

Yang tetap tinggal diposisinya karena mengingat pesan Rasulullah SAW hanya sekitar 10 orang salah satunya adalah ‘Abdullah Bin Zubair’.

Melihat hal ini, Khalid bin Walid (yang saat itu belum memeluk agama Islam) memerintahkan kembali pasukan musyrik untuk menyerbu pasukan pemanah dan berhasil membunuh semua pasukan pemanah.

Pasukan musyrik berhasil mendesak pasukan Islam sehingga sebagian pasukan Islam ada yang memilih menyerah dan ada yang memilih lari meninggalkan Rasulullah SAW.

Hal tersebut tidak menurunkan semangat Rasulullah SAW, beliau dengan gigih terus berteriak dan mengarahkan pasukan Islam yang masih bertahan.

Pasukan Quraisy berhasil melukai Rasulullah SAW. Rasulullah terkena anak panah, gigi depan dan bibir beliau terluka.

Darah bercucuran di muka Rasulullah SAW yang menyebabkan padangangan beliau kabur dan terjatuh dan menyebabkan luka di bagian lutut.

Sekitar 11 sahabat anshar melindungi Rasulullah dari kepungan pasukan musyrik dengan mengorbankan nyawa mereka. Pasukan muslim semakin banyak yang gugur. Namun hal tersebut tidak membuat Rasulullah SAW menyerah.

Rasulullah SAW terus berjuang dan mengumpulkan sahabat dan pasukan yang tersisa. Rasulullah memberi arahan untuk mencari tempat perlindungan yang tinggi di atas Gunung ini. Tempat perlindungan ini disebut dengan sebutan ‘Al-Maharis’ oleh Penduduk Madinah.

Tempat perlindungan ini memberikan perlindungan tentara Islam dari tiga arah. Pasukan Islam pun mampu melindungi Rasulullah SAW dan mempertahankan diri dari musuh. Dan akhinrya mampu memukul mundur pasukan musyrik.

2. Makam Syuhada Uhud

Gunung uhud adalah tempat makam syuhada uhud, sebanyak 70 pasukan muslim gugur sebagai syuhada. Salah satunya adalah ‘Hamzah bin Abdul Muttalib’ paman Nabi Muhammad SAW.

Hamzah bin Abdul Muttalib dibunuh oleh ‘Wahsyi Alhabsyi’ yang dibayar oleh ‘Hindun binti Utbah’. Hindun sangat dendam kepada Hamzah bin Abdul Muttalib karena Hamzah membunuh ayahnya di Perang badar.

Para syuhada yang gugur termasuk paman Nabi Muhammad SAW dimakamkan di dekat lokasi perang di Uhud yang dikenal dengan ‘Makam Syuhada Uhud’.

Sebelum dimakamkan para syuhada ini dishalatkan satu persatu. Adapun Hamzah bin Abdul Muttalib dishalatkan sebanyak 70 kali (dikutip dari republika).

Lokasi pemakaman syuhada perang uhud sangat sederahana dan dikelilingi pagar setinggi 1.75 meter. Tidak terdapat batu nisan atau tanda – tanda khusus dalam areal pemakaman. Hanya ada tanda berupa batu – batu disekeliling areal pemakaman.

Rasulullah SAW selalu setiap tahun mengunjungi dan mendoakan para syuhada perang uhud. Dan sampai sekarang makam syuhada uhud ini sangat ramai oleh pengunjung khususnya jamaah haji atau jamaah umrah.

Demikianlah sejarah dan keistimewaan gunung ini, serta kisah pilu peperangan uhud. Semoga hal ini dapat menambah cinta kita kepada Rasulullah SAW.

Februari 26, 2022

Makam baqi’ dan makam Ma’la merupakan dua tempat suci yang selalu dikunjungi oleh para jamaah haji atau jamaah umrah.

Pemakaman Ma’la yang terletak di Kota Suci Mekkah adalah tempat dikuburkannya keluarga Nabi Muhammad SAW termasuk Siti Khadijah istri pertama Rasulullah SAW. Sementara di makam baqi’, yang terletak di Kota Suci Medinah, dimakamkan para keturunan nabi, sahbat nabi, dan para syuhada.

Makam baqi’ ramai dikunjungi pada waktu pagi setelah shalat subuh dan pada waktu sore setelah shalat ashar.

Biasanya jamaah yang berziarah ke pemakaman juga ikut berebutan membawa keranda mayat yang akan dikuburkan di Baqi.

Sahabat Tazkiyah, apakah anda sudah berkunjung ke Baqi atau belum? Apakah anda tahu sejarah dan siapa – siapa yang dimakamkan di Baqi? Seperti apa kemuliaan di makamkan di Baqi?

Untuk mengetahui jawabannya simak tulisan ini yang akan mengulas 7 (tujuh) hal yang sebaiknya diketahui sebelum menziarahi makam baqi’.

Sejarah Makam Baqi Sebelum Dihancurkan

makam baqi sebelum dihancurkan
Image Source: zawiyahjakarta.or.id

Makam Baqi’, atau lengkapnya Jannat al-Baqi’, adalah salah satu kuburan suci dan bersejarah dalam Islam yang terletak di Madinah, Arab Saudi, berdekatan dengan Masjid Nabawi.

Baqi’ berarti “pohon”, dan nama lengkapnya, Jannat al-Baqi’, berarti “Taman Pohon Surgawi”.

Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi banyak sahabat, anggota keluarga, dan pengikut dekat Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Jannat al-Baqi’ dimulai sejak masa hidup Nabi Muhammad SAW. Lokasi ini dipilih oleh Rasulullah sebagai tempat pemakaman bagi umat Islam pertama yang meninggal di Madinah.

Sejak saat itu, Baqi’ menjadi pemakaman utama bagi Muslim di kota tersebut.

Berbagai tokoh penting Islam, termasuk sejumlah sahabat Nabi, isteri-isteri Nabi (Ummahatul Mu’minin), dan keturunan-keturunan beliau dari keluarga Ahlul Bait dimakamkan di sini.

Kuburan-kuburan di Baqi’ dihiasi dengan bangunan-bangunan dan makam-makam yang menunjukkan penghormatan kepada figur-figur Islam yang bersemayam di dalamnya.

Struktur yang paling menonjol adalah kubah-kubah dan mausoleum yang dibangun untuk mengenang tokoh-tokoh seperti Hasan bin Ali, Imam Zainul Abidin, Imam Muhammad Baqir, dan Imam Ja’far Sadiq.

Namun, sejarah Baqi’ mengalami perubahan drastis pada tahun 1925 ketika pihak berwenang Wahabi mengambil alih kontrol atas Hijaz.

Dalam sebuah aksi yang kontroversial, semua bangunan, kubah, dan mausoleum di dalam Baqi’ dihancurkan.

Penghancuran ini meninggalkan dampak mendalam dan kontroversi yang berkepanjangan di kalangan umat Islam. Untuk banyak orang, pemakaman Baqi’ bukan hanya tempat bersejarah tetapi juga simbol warisan dan kebudayaan Islam yang kaya.

Meskipun telah mengalami banyak perubahan, Jannat al-Baqi’ tetap menjadi tempat yang dihormati dan dikunjungi oleh ribuan peziarah, dan mengingatkan kita pada kedalaman sejarah dan spiritualitas yang terkandung di dalamnya.

Lokasi Makam Baqi Dimana?

Al-Baqi adalah perkuburan yang terletak di Madinah, dekat dengan Masjid Nabawi.

Tempat ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena di sini banyak sahabat, kerabat, dan pengikut setia Nabi Muhammad SAW yang dikuburkan.

Menziarahi Baqi tidak hanya merupakan tradisi Nabi, tetapi juga menjadi kegiatan yang sering dilakukan oleh umat Muslim untuk mengenang dan mendoakan para leluhur berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam.

Makam baqi’ terletak di sebelah Barat Daya Masjid Nabawi, jarak dari Masjid ke makam Baqi’ hanya sekitar 500 meter.

Lahan makam Baqi’ cukup luas yaitu sekitar 174.962 meter persegi dan dikelilingi pagar yang cukup tinggi.

Perkuburan yang ada di Baqi tidak seperti perkuburan yang sering kita saksikan. Di Baqi, makam hanya di tandai dengan sebuah batu nisan serta gundukan pasir, dan tidak ada nama yang tertera di batu nisan.

Sebelum memasuki dan berziarah ke dalam makam baqi’, para jamaah disambut dengan baliho berisi ketentuan dan tata cara ziarah kubur yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Rasulullah SAW Berziarah pada Malam Hari

Rasulullah SAW memiliki kebiasaan yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual yang mendalam, salah satunya adalah berziarah ke perkuburan Baqi di malam hari.

Kegiatan ini tidak hanya menunjukkan sisi belas kasih beliau, tapi juga mengajarkan umatnya tentang pentingnya mengingat dan mendoakan mereka yang telah meninggal dunia.

Dalam salah satu hadis yang tercatat dalam Shahih Muslim, diceritakan oleh Sayyidatina ‘Aisyah RA, bahwa pada suatu malam Rasulullah SAW keluar rumah menuju perkuburan Baqi.

Hadis ini memberikan kita gambaran tentang betapa Rasulullah SAW meluangkan waktu untuk secara khusus mendoakan para penghuni kubur.

Beliau memohonkan ampunan serta istighfar untuk mereka, sebuah tindakan yang sangat mulia dan penuh empati.

Keutamaan Makam Baqi’

makam baqi madinah
Image Source: liputan6.com

Kegiatan ziarah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini mengajarkan beberapa hal penting:

  1. Empati dan Perhatian: Mengunjungi kuburan pada malam hari, menunjukkan kedalaman empati dan kepekaan Rasulullah terhadap umatnya, termasuk mereka yang sudah meninggal.
  2. Doa dan Ampunan: Melalui doa dan istighfar yang Rasulullah ucapkan, beliau mengajarkan umatnya tentang pentingnya memohon ampunan untuk sesama, dan mengingatkan kita bahwa semua manusia membutuhkan rahmat dan ampunan dari Allah SWT.
  3. Kesadaran akan Kematian: Berziarah ke kuburan juga mengingatkan tentang kematian dan menanamkan kesadaran untuk selalu siap menghadapi akhirat dengan amalan yang baik.

Dalam konteks modern, mengunjungi kuburan dan mendoakan para penghuni kubur tetap relevan sebagai sarana untuk menghubungkan diri dengan sejarah, menghormati mereka yang telah pergi, dan mengingatkan diri sendiri tentang realitas kehidupan setelah kematian.

Orang Pertama yang Dimakamkan di Baqi

Dikutip dari berbagai sumber, orang pertama yang dimakamkan di Baqi adalah sahabat Rasulullah SAW yang beranama ‘Utsman Bin Mazh’un’ yang wafat pada tanggal 3 Sya’ban tahun 3 hijriyah.

Rasulullah SAW memerintah sahabatnya untuk menanam pepohonan di sekitar pusaranya, dan Rasulullah meletakkan batu di atas pusaranya tepat di atas kepala.

Pada tahun berikutnya, putra Rasulullah SAW yang bernama Ibrahim wafat saat masih bayi. Rasulullah SAW memakamkan putra tercintanya dengan penuh derai air mata di Baqi.

Selanjutnya apabila ada sahabat atau penduduk kota madinah meninggal Rasulullah memerintahkan untuk memakamkannya di Baqi.

Kemuliaan Dimakamkan di Makam Baqi Madinah

makam baqi madinah
Image Source: hmetro.com.my

Sekitar 10 ribu sahabat temasuk para syuhada Perang Badar dan Uhud dan keluarga Nabi Muhammad SAW yang dikuburkan di Baqi.

Jutaan umat Islam telah dikuburkan di Baqi termasuk jamaah haji dan jamaah umrah yang meninggal di Madinah.

Bahkan, banyak jamaah haji dan jamaah umrah berharap meninggal dan dishalatkan di Masjid Nabawi kemudian dimakamkan di Baqi.

Karena di kota suci Madinah dijamin tidak ada siksa kubur. Apalagi Rasulullah SAW khusus mendoakan dan memintakan ampunan bagi orang – orang yang dimakamkan di baqi.

Makam Terkenal yang Ada di Baqi’

Dikutip dari Buku Ensiklopedia Peradaban Islam beberapa makam yang ada di baqi dan telah dikenal pasti adalah :

  1. Makam dari ahlul bait atau keluarga Rasululah SAW, yang terletak di sebelah kanan pintu masuk utama yaitu:
    – Fatimah binti Rasululah SAW
    – Hasan bin Ali bin Abi Thalib
    – Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib
    – Abbas bin Abdul Muthali
    – Muhammad Al-Baqir bin Zainal Abidi
    – Ja’far As-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir
  2. Makam putri putri Rasulullah SAW yang terletak di sebelah kanan makam istri Rasulullah SAW yaitu:
    – Ruqayyah
    – Ummu Kaltsum
    – Zainab
  3. Makam istri Rasulullah SAW kecuali Khadijah binti Khuwailid yang dimakamkan di pemakaman Ma’la dan Maimunah binti Al Haris yang dikebumikan di sarif Makkah
    – Aisyah binti Abu Bakar As-Siddiq
    – Saudah binti Zamaah Al-Amiriah
    – Hafsah binti Umar binti Al-Khathab
    – Zainab binti Khuzaimah Al-Hilaliyyah
    – Ummu Salamah binti Abu Umayyah Al-Makhzumiyah
    – Juwairiyah binti Al-Haris Al-Mustaliqiyah
    – Ummu Habibah, Ramlah binti Abu Sufyan
    – Safiyah binti Huyai bin Akhtab
  4. Makam Sayyidina ‘Utsman bin ‘Affan RA’ yang terletak di tengah – tengah pekuburan Baqi
  5. Makam Imam ‘Malik bin Anas’ (penggagas Madzhab Maliki) yang terletak di bagian belakang.
  6. Dan beberapa makam lainnya yang tidak sempat disebutkan.

Demikianlah penjelasan seputar makam baqi’, semoga informasi ini berguna bagi yang akan menziarahi makam baqi’.

Februari 23, 2022
Februari 23, 2022

BPJS kesehatan menjadi syarat wajib bagi setiap umat islam yang ingin menunaikan ibadah umroh atau ibadah haji di tanah suci. Hal ini sebagaimana tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 tahun 2022 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang di tanda. Inpres ini telah disahkan dan diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 6 Februari 2022.

Dalam Inpres tersebut Presiden Jokowi menginstruksikan kepada para menteri (30 kementerian), Lembaga Negara,  hingga Kepala Daerah untuk mengambil langkah – langkah sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing – masing guna mengoptimalkan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Baca Selengkapnya

Februari 17, 2022

Pada awalnya, mimbar Rasulullah SAW sangatlah sederhana. Tempat ini merupakan lokasi di mana Rasulullah SAW menyampaikan khutbah kepada para sahabat dan umat Islam pada zaman itu.

Artikel ini akan membahas sejarah mimbar Rasulullah SAW, bentuk awalnya, serta kondisi mimbar Masjid Nabawi saat ini.

Sejarah Mimbar Rasulullah

mimbar rasulullah
Source image: apakabar.news

Mimbar Rasulullah SAW bermula dari sebuah gundukan tanah sederhana yang dijadikan tempat duduk oleh Rasulullah SAW.

Gundukan ini memungkinkan beliau untuk melihat dan mengenali semua sahabat yang hadir serta mengetahui kehadiran orang asing ketika beliau sedang menyampaikan khutbah.

Kisah ini berawal ketika suatu hari, saat Rasulullah SAW sedang duduk bersama sahabat di Masjid Nabawi, datang seorang asing yang tidak dikenal.

Para sahabat meminta izin untuk membuatkan tempat duduk yang lebih tinggi agar Rasulullah SAW dapat melihat orang tersebut dengan lebih jelas.

Gundukan tanah tersebut akhirnya menjadi tempat di mana Rasulullah SAW berdiri dan menyampaikan khutbah.

Para sahabat kemudian membuatkan Rasulullah SAW sebuah mimbar sederhana dari batang pohon kurma. Mimbar ini berfungsi sebagai sandaran ketika Rasulullah SAW merasa lelah berdiri.

Beliau menggunakan mimbar tersebut selama sekitar delapan tahun sebelum akhirnya menggunakan mimbar yang lebih permanen.

Cerita Sedih tentang Batang Kurma

Ada sebuah kisah sedih yang mengharukan mengenai batang kurma yang digunakan Rasulullah SAW sebagai sandaran.

Ketika Rasulullah SAW pertama kali menggunakan mimbar baru, terdengar suara rintihan mirip tangisan anak kecil dari batang kurma tersebut. Suara ini tidak hanya terdengar di dalam Masjid Nabawi, tetapi juga di luar masjid.

Mimbar Rasulullah
Foto : Mimbar Rasulullah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah ditelusuri, ternyata suara tersebut berasal dari batang kurma yang merasa kehilangan karena tidak lagi digunakan oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW kemudian turun dan memeluk batang kurma tersebut, menenangkannya hingga suara tangisan berhenti. Beliau bersabda, “Ia menangis karena kehilangan dzikir-dzikir yang biasa disebut di atasnya” (Hadis Riwayat Bukhari).

Kisah ini menggambarkan betapa dalamnya cinta pohon kurma terhadap Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW tidak hanya dirasakan oleh para sahabat, keluarga, atau umat Islam pada masa itu, tetapi juga oleh alam sekitar.

Bentuk Mimbar Rasulullah SAW

Pada masa itu, mimbar Rasulullah SAW memiliki dimensi sebagai berikut:

  • Tinggi mimbar: 125 cm (dua hasta, satu jengkal, tiga jari).
  • Tinggi anak tangga: 18-25 cm (satu jengkal, atau sepertiga hasta).
  • Lebar anak tangga: 18-25 cm (satu jengkal).
  • Lebar mimbar: 50 cm (satu hasta).
  • Panjang mimbar: 50 cm (satu hasta).
  • Tinggi bulatan bagian depan mimbar: 25 cm (satu jengkal lebih).
  • Sandaran mimbar: Terdiri dari tiga tiang.

Mimbar Rasulullah di Masjid Nabawi

Saat ini, mimbar Masjid Nabawi terletak di Raudhah, sebuah area suci dalam masjid yang memiliki keutamaan tertentu. Jarak antara mimbar dan rumah Nabi SAW sekitar 53 hasta, atau sekitar 26,5 meter. Raudhah ditandai dengan karpet hijau.

Mimbar yang ada saat ini bukanlah mimbar yang digunakan oleh Rasulullah SAW, melainkan mimbar yang dibangun oleh Sultan Murad Bin Saleem dari Kekhalifaan Utsmani pada tahun 997 H.

Mimbar Rasulullah di Raudhah

Mimbar ini terbuat dari marmer mahal dengan dekorasi emas dan dilengkapi dengan sebuah kubah di atasnya. Total anak tangga berjumlah 12, sembilan di dalam pintu dan tiga di luar pintu.

Mimbar Rasulullah
source image: kompas

Fasad mimbar ini memiliki dua prasasti kaligrafi: yang paling atas adalah Syahadat (الشهادة) dan yang kedua adalah prasasti peresmian mimbar oleh Sultan Murad.

Penutup

Semoga artikel ini menambah pemahaman kita tentang sejarah mimbar Rasulullah SAW dan memperdalam kecintaan kita kepada beliau. Semoga Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah.

Bagi Anda calon jemaah haji dan umroh yang ingin melihat langsung mimbar yang penuh sejarah ini bisa langsung berkunjung ke mekkah dan madinah, dengan menggunakan tour and travel umroh Tazkiyah Tour, hubungi kami sekarang dan booking tempat Anda untuk pengalaman ibadah yang lengkap dengan fasilitas premium dan terjamin.

 

Februari 17, 2022

Masjid Al Ijabah merupakan salah satu Masjid yang sering dikunjungi oleh Jemaah Umrah atau Jemaah Haji. Masjid ini salah satu saksi bisu perjuangan Nabi Muhammad SAW di Kota Madinah, dan menjadi saksi kecintaan Nabi Muhammad SAW terhadap umatnya.

Masjid Al Ijabah terletak di Jalan Malik Faisal, atau disebelah utara pemakaman Baqi. Jarak dari Masjid Nabawi setelah perluasan hanya sekitar 580 meter.

Apabila dibandingkan dengan Masjid Nabawi yang begitu megah dan besar, masjid ini sangatlah bersahaja dan tidak sebesar Masjid Nabawi. Luas Masjid Ijabah hanya sekitar 1.000 meter persegi. Masjid ini terbagi dua, yakni untuk jamaah wanita dan laki-laki. Untuk jamaah wanita, area yang disediakan seluas 100 meter persegi. Sisanya dipergunakan untuk jamaah laki-laki. Pada bagian depan masjid terdapat kubah setinggi 11,7 meter dan berdiameter 9,5 meter, dilengkapi menara setinggi 33,75 meter.

Baca Selengkapnya