Hi, How Can We Help You?
  • Makassar 90231, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Email: info@tazkiyahtour.co.id

Arsip Tag: Umrah Makassar

September 23, 2019

MEKAH – Kawanan burung merpati adalah satu dari sekian kekhasan dua kota Haramain; Mekah dan Madinah. Merpati yang terbang rendah atau yang sedang mematuk biji-bijian di aspal adalah teman perjalanan bagi jemaah yang menuju dan dari masjid.

Anda yang sudah pernah ke tanah suci mungkin pernah berinteraksi dengan merpati-merpati itu. Memberi makan misalnya. Atau barangkali malah berfoto di antara merpati yang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor itu.

Jemaah-jemaah yang pernah umrah bersama Tazkiyah Tour pun ada yang mengabadikan kebersamaannya dengan merpati. Diunggah ke media sosial sebagai upaya menyimpan kenangan.

Dilansir dari Dream, burung merpati di Mekah maupun Madinah tidak mempunyai keistimewaan khusus. Tetapi dibanding merpati-merpati di Eropa, ada bedanya. Bulunya lebih unik. Dihiasi dua garis melintang mirip pangkat seorang perwira tentara.

Diriwayatkan, merpati Mekah ada kaitannya dengan sejarah hijrah Nabi Muhammad saw. Saat itu Rasulullah bersama Abubakar ash Shiddiq dikejar kaum Quraisy. Mereka lalu bersembunyi di Gua Hira. Tiba-tiba di pintu gua bersarang laba-laba dan pada saat yang sama ada burung merpati sedang bertelur. Melihat itu, pasukan Quraisy memastikan tidak mungkin sesorang bisa bersembunyi di dalam gua. Loloslah Rasulullah dan Abubakar.

Beberapa penulis sejarah Arab menduga bahwa merpati yang berada di sekitar Baitullah, Mekkah dan Madinah adalah keturunan sepasang merpati yang dulu pernah membangun sarangnya di depan gua tempat Rasulullah dan Abubakar bersembunyi.

Makanya, saat berada di tanah suci Mekah, kita dilarang untuk menangkap apalagi berburu burung merpati tersebut, baik dalam situasi ihram maupun tidak. Baru boleh setelah berada di luar kota Mekah, itu pun hanya berlaku bagi mereka yang tak sedang sedang ihram.

Lagipula, lebih baik kita memberi makan burung-burung itu ketimbang menangkapinya, kan? (fit-sur)

September 8, 2019
September 8, 2019

INI hari Minggu. Bagaimana kalau kita bahas kuliner saja? Agar liburan Anda semakin rileks. Atau jangan-jangan bisa jadi inspirasi untuk Anda mencari restoran. Atau mungkin membuatnya sendiri, bereksperimen di dapur.

Anda yang sudah pernah ke Arab Saudi atau bahkan yang belum sekalipun mungkin pernah mencoba Nasi Mandi. Sajian khas timur tengah dengan ciri bulir beras yang panjang dan pulen. Beras Basmati namanya.

Beras dimasak bersama berbagai bumbu dan rempah khas Arab. Mulai dari jintan, adas, kayu manis, hingga lada hitam. Ada pula tambahan minyak safron yang menghasilkan aroma sangat khas, juga warna yang menggugah selera.

Setelah matang, di atasnya diletakkan potongan besar daging ayam atau daging kambing panggang. Juga potongan timun, buah nanas, bawang merah, serta bawang putih.

Ciri lain, Nasi Mandi disajikan bukan di piring, melainkan dalam nampan besar. Dan jika memakannya seorang diri, Anda berpotensi tidak bisa berdiri karena kekenyangan. Hehehe.

Nasi Mandi identik dengan kebersamaan. Dimakan beramai-ramai.

Jemaah haji maupun umrah bisa mendapatkan Nasi Mandi di restoran-restoran sekitaran masjid. Mereka yang ingin variasi menu di luar yang dihidangkan hotel, bisa menjadikannya pilihan.

Jemaah umrah Tazkiyah Tour pun kerap merasakan Nasi Mandi ini. Terutama bila mampir di rest area dalam perjalanan dari Jeddah ke Madinah.

Rata-rata menjadi sajian makan malam. Pasangannya adalah teh panas. Pereda letih usai melalui perjalanan udara 9 jam lebih dari Makassar, kemudian dilanjut rute darat dari Bandara King Abdul Aziz menuju Madinah.

Rustiah, jemaah yang pernah umrah bersama Tazkiyah Tour mengaku tak bisa melupakan pengalamannya makan Nasi Mandi. Sedang lapar-laparnya lalu dipertemukan dengan menu yang unik.

“Habis seketika. Daging kambingnya itu, aduhhhh,” kenangnya.

Tetapi ini opsional. Hanya salah satu di antara banyak menu khas timur tengah. Dan bahkan ada pula yang tetap menginginkan masakan Indonesia. Bukan soal rindu, namun telanjur terbiasa.

Semua kembali ke selera masing-masing. Tetapi bagi Anda yang senang mencoba hal-hal baru, Nasi Mandi sangat recomended. Bisa dinikmati sebelum atau setelah mandi. Hehehe.

Selamat berakhir pekan. (*/fit-sur)

August 30, 2019

MAKASSAR – Tahun-tahun sebelumnya pemerintah Arab Saudi memberi jeda beberapa bulan antara musim haji dan musim umrah. Tetapi belakangan dipangkas jaraknya.

Jadwal umrah pun dimajukan. Jika biasanya dimulai pada bulan Safar (sekitar Oktober), sejak tahun lalu umrah sudah dibuka pada Muharram (September).

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memang mengambil opsi-opsi praktis untuk mengimplementasikan Visi Kerajaan 2030.

Seperti dilansir Saudi Gazette, Saudi menargetkan angka peziarah umrah mencapai 30 juta orang setiap tahun mulai 2030.

Tahun ini baru di kisaran 7 juta orang. Dan pada 2022 ditargetkan sudah mencapai 15 juta.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashshat, mengatakan, kedatangan para peziarah melalui udara, darat dan laut telah dibuat sangat mudah. Pemrosesan paspor bagi para peziarah sekarang pun hanya akan memakan waktu beberapa menit saja.

“Pada musim haji yang baru saja selesai kami memperkenalkan inisiatif ‘Jalan Mekah’ di mana para peziarah, terutama dari Malaysia dan Indonesia, memproses prosedur paspor mereka di negara asal mereka,” katanya.

Travel umrah pun sudah sangat siap. Tazkiyah Tour yang berkantor pusat di Makassar sudah merilis pemberangkatan perdananya.

Rombongan pertama jemaah umrah musim umrah 1441 H akan dilakukan travel umrah pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi ISO 9001:2015 itu pada 26 September 2019. (fit-sur)

March 21, 2019

MAKASSAR – Dalam suatu grup umrah, jemaah selalu datang dari daerah dan latar belakang berbeda. Termasuk pada grup umrah Tazkiyah Tour, 28 Februari-10 Maret 2019.

Ada jemaah dari Makassar, Unaha, Palu, Parigi Moutong, Maros, bahkan Serui-Papua.

Hari pertama di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin belum saling kenal. Tiba di Jeddah pun baru sebatas tahu muka.

Tetapi begitu menjalani rangkaian ibadah di Masjid Nabawi, Madinah, kemudian di Masjidilharam, Mekah, kekeluargaan langsung terbangun.

Jemaah saling bantu dalam banyak hal. Saling menopang dalam perjuangan menembus Raudah. Saling jaga ketika tawaf. Menolong jemaah lain membawa kantongan belanjaan di Jaafariah. Hingga bergantian membantu memencetkan kamera ponsel.

Makanya begitu jadwal pulang sudah dekat, pertautan itu semakin kuat. Dalam sesi foto di Masjid Jin, Mekah, bahkan ada jemaah yang mengaku ingin besanan. Setengah bercanda tetapi menurut Aguslam N Hampeng, tour leader, hal itu mungkin terjadi.

“Makanya fotonya jangan dihapus. Nanti ada yang benar-benar menjadi besan, ini akan jadi kenangan indah,” ujarnya, lalu tertawa.

Kekeluargaan antarjemaah dan juga manajemen Tazkiyah Tour pun terjalin baik, bahkan setelah sudah di kampung masing-masing.

Mereka yang sama-sama di Palu kompak datang ke acara nikahan keluarga salah seorang jemaah. Juga ke acara syukuran yang dihelat jemaah lainnya.

Saat salah seorang jemaah di Takalar, St Aisyah Karim Daeng Utta berpulang, keluarga besar Tazkiyah Tour turut hadir dalam acara takziah. Jemaah lain mengirim doa dan rasa duka mendalam. (luzd)