Dalam menjalankan ibadah haji dan umrah, setiap Muslim diingatkan untuk menjaga ketakwaan, mengikuti perintah Allah dengan penuh keikhlasan, dan menjauhi segala perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah.
Selain itu, melalui ibadah ini, setiap Muslim diingatkan akan kebesaran Allah dan pentingnya persaudaraan serta persatuan di antara umat Islam di seluruh dunia.
Oleh karena itu, memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas tentang haji dan umrah beserta tafsirnya menjadi sangat penting.
Hal ini tidak hanya membantu kita dalam melaksanakan ibadah dengan benar, tetapi juga dalam meresapi makna yang terkandung di dalamnya.
Artikel ini akan menguraikan 10 ayat tentang haji dan umrah beserta tafsirnya, yang diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman kita tentang ibadah yang satu ini.
10 Ayat Tentang Haji dan Umrah dalam Al Quran
1. Surah Al Hajj ayat 27
10 ayat tentang haji dan umrah yang pertama adalah surah Al Hajj ayat 27:
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ
Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.
Tafsir Wajiz
Dan serulah manusia, wahai Ibrahim, untuk mengerjakan haji mengunjungi Baitullah guna melaksanakan rangkaian manasik haji setelah engkau meninggikan fondasi Kakbah dan membebaskannya dari kemusyrikan.
Niscaya mereka akan datang kepada seruan-mu sesuai kemampuannya, dengan berjalan kaki bagi yang berjarak dekat, atau mengendarai setiap kuda atau unta yang kurus, karena jauhnya perjalanan menuju Kakbah hingga kehabisan bekal.
Mereka datang untuk menunaikan ibadah haji dari segenap penjuru dunia, baik yang dekat maupun yang jauh.
2. Surah Al Hajj ayat 32
Lalu 10 ayat tentang haji dan umrah yang kedua masih di surah yang sama namun di ayat yang berbeda yaitu Al Hajj ayat 32

ذٰلِكَ وَمَنْ يُّعَظِّمْ شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ فَاِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوْبِ
Demikianlah (perintah Allah). Siapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah sesungguhnya hal itu termasuk dalam ketakwaan hati.
Tafsir Wajiz
Demikianlah perintah Allah; agar seorang Muslim menunaikan ibadah haji dengan landasan tauhid yang lurus.
Barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah dengan menyempurnakan manasik haji yang dilakukan pada tempat-tempat mengerjakannya dengan hati yang bersih, semata-mata mengharap keridaan-Nya, maka sesungguhnya hal itu hanya akan terlaksana bila menunaikan ibadah haji timbul dari ketakwaan hati.
3. Surah Al Baqarah Ayat 189
10 ayat tentang haji dan umrah yang ketiga terdapat di surah al baqarah ayat 189
يَسـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْاَهِلَّةِۗ قُلْ هِيَ مَوَاقِيْتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّۗ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِاَنْ تَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ ظُهُوْرِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰىۚ وَأْتُوا الْبُيُوْتَ مِنْ اَبْوَابِهَاۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, “Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji.”
Bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
Tafsir Wajiz
Ayat ini menyoroti pentingnya waktu dalam ibadah manusia. Para sahabat Nabi bertanya tentang bulan sabit, dan Allah menjawab bahwa fenomena perubahan bulan adalah penunjuk waktu bagi manusia untuk mengetahui waktu-waktu yang telah ditetapkan Allah, seperti waktu salat, puasa, dan ibadah haji.
Allah menegaskan bahwa kebajikan bukanlah hanya berihram dalam haji atau umrah dengan memasuki rumah dari atasnya, seperti yang sering dilakukan pada masa jahiliyah.
Sebaliknya, kebajikan terletak pada ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh orang yang bertakwa.
Oleh karena itu, ketika berihram, hendaklah memasuki rumah-rumah dari pintu-pintunya, sebagai bentuk takwa kepada Allah agar mendapatkan keberkahan dunia dan akhirat.
4. Surah Al Baqarah Ayat 197
Lalu 10 ayat tentang haji dan umrah yang berikutnya juga masih didalam surah al baqarah namun ayat ke 197
اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Musim haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji.
Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.
Tafsir Wajiz
Musim haji jatuh pada bulan-bulan yang telah ditetapkan, yaitu Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijjah.
Barang siapa yang melaksanakan ibadah haji pada bulan-bulan tersebut, hendaklah dia menjauhi perkataan atau tindakan yang kotor (rafas), seperti ucapan yang merangsang nafsu, perilaku yang tidak senonoh, atau hubungan seksual.
Juga, hendaklah ia menjauhi dosa dan perselisihan selama melaksanakan ibadah haji, meskipun perselisihan itu tidak begitu hebat.
Segala kebaikan yang kamu lakukan, Allah mengetahuinya, karena Allah mengetahui segala yang tersembunyi. Allah tidak pernah lelah dan tidak pernah tidur, dan segala yang terjadi di langit dan di bumi senantiasa dalam pengawasannya.
Saat melakukan perjalanan ke Tanah Suci, bawalah bekal untuk memenuhi kebutuhan fisik, termasuk makanan, akomodasi, dan transportasi.
Namun, jangan lupakan juga bekal untuk kebutuhan spiritual, seperti keimanan dan ketakwaan, karena sesungguhnya bekal terbaik adalah takwa, yaitu melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Oleh karena itu, bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal, agar kamu menjadi manusia yang utuh, baik secara lahir maupun batin.























